Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
Waktu berlalu bak kilat, dan tanpa terasa, sudah seminggu sejak Veronica meninggalkan tanah air untuk memulai lembaran baru di Austria. Meskipun jasadnya berpindah benua, pikirannya masih terbelenggu oleh bayang-bayang masalah yang sama. Di depan cermin, ia menelisik refleksi yang terpantul. Kulitnya terlihat kusam, seolah menanggung beban pikiran yang berat.
Ia lantas memutuskan untuk pergi ke klinik kecantikan hari ini, untuk melakukan perawatan wajah dan tubuh nya, ia tak mau jika sampai wajah nya menjadi cepat tua lantaran begitu banyak hal yang membebani pikiran nya. Jessie yang tahu jika keponakannya akan pergi ke sebuah klinik kecantikan turut mengantar sekaligus ikut melakukan perawatan wajah nya, agar tetap terlihat cantik dan awet muda.
"Apa kamu sudah siap." Tanya Jessie pada Veronica yang tengah sibuk memasukan ponsel nya ke dalam tas.
"Sudah Tante.”
"Kalau begitu kita berangkat sekarang.” Jawab Jessie kemudian mereka bergegas keluar dari apartemen dan Jessie dengan hati hati membawa mobil nya menuju ke sebuah salon kecantikan. Sepanjang perjalanan kedua nya hanya sibuk mendengarkan musik sambil bernyanyi saling bersahut sahutan. Jessie sendiri merasa bahagia lantaran melihat Veronica yang mulai ceria, tak semurung saat pertama kali datang.
***
Dave baru saja sampai di apartemen, ia merebahkan tubuh nya yang terasa begitu lelah. Matanya menatap langit langit kamar, ia kembali teringat pada Veronica, entah mengapa pesona Gadis itu terus menghantui kehidupannya, satu minggu sudah ia mencari kesana kemari tentang keberadaan Veronica, namun ia tak juga mendapatkan informasi dimana tepatnya saat ini Veronica berada. Saat tengah asik bergelut dengan bayangan Veronica bel apartemen nya berbunyi, ia kemudian melihat layar kamera kamar dan tampak jika di luar Jenny tengah berdiri di depan pintu menunggu ia membukakan pintu. Dave kemudian bangkit dari tidur nya, dan masuk ke kamar mandi, ia tak peduli dengan kedatangan Jenny. Dave memilih merendam tubuhnya di dalam bathup dengan air hangat. Sedang di luar Jenny begitu geram karena Dave mengabaikan kedatangannya, seperti biasa Jenny pun marah seraya menendang pintu apartemen Dave kemudian pergi dari sana. Jenny sendiri mulai merasa bodoh, lantaran lama lama ia seperti seorang pengemis cinta, jika di pikir pikir, akhir akhir ini ia justru tertarik pada Leon yang jelas jelas adalah sepupunya sendiri, namun tak dipungkiri permainan Leon begitu memabukan dan menjadi candu untuk Jenny. Jenny kemudian memutuskan untuk pergi ke tempat hiburan malam, ia ingin minum dan melampiaskan semua kekesalan nya disana. Jenny mengendarai mobilnya menuju club malam, sesampai nya disana ia pun segera memesan minuman dan duduk di bangku ujung dengan pencahayaan yang temaram, ia kemudian menikmati minuman nya hingga kepala nya mulai terasa berat dan pusing. Jenny bangkit dari duduknya dan keluar menuju mobil dengan langkah gontai. Jenny nekat mengemudi di saat ia tengah mabuk. Sesampai nya di jalan raya, pandangan nya pun mulai kabur.
"Ooohhh...kepala gue.”Ucap nya sambil menjambak rambut nya lantaran begitu pusing. Tanpa ia sadari beberapa pengendara lain pun membunyikan klakson padanya lantaran mobil nya berjalan seperti ular ke kanan dan kiri tak tentu arah.
"Akh berisik!!!” Gerutu nya sambil terus menekan Gas tanpa peduli cemoohan orang orang yang meneriaki nya.
"Heh mereka benar benar berisik, bikin kepala gue tambah pusing.” Ucap Jenny dengan begitu bodoh nya. Salah satu kendaraan pun melaporkan nomor kendaraan Jenny pada pihak berwajib lantaran ia begitu mengkhawatir kan pengendara lain nya. Di persimpangan yang diselimuti lampu merah, bukan berhenti yang Jenny pilih, melainkan dengan nekatnya ia terus melajukan mobilnya. Lautan mobil dari arah berlawanan bagai tsunami yang tak terelakkan. "BRAAAAA KKKKKK!!!!!" Suara benturan keras yang mengerikan memecah kesenyapan, mobil Jenny bertabrakan hebat dengan sebuah kendaraan yang meluncur seperti peluru. "Aaaaaaaaaa!!!!” Jeritan Jenny memekik memecah udara, tangannya refleks menutupi wajah. Kap mobilnya remuk, karena tragedi tersebut. Kepalanya menghantam kemudi dengan ganas, darah mulai mengucur deras mengiringi kesadarannya yang mulai sirna. Paha dan betisnya terjebak dalam cengkeraman besi yang kejam. Jenny tergolek tak berdaya, terperangkap dalam reruntuhan kendaraan pribadinya, sementara jeritan dan kepanikan mengudara menyelimuti scene mengerikan itu. Orang orang segera menolong nya, Terdengar Bunyi sirine, seketika Polisi pun datang menghampiri dan memeriksa kondisi para korban, Jenny di larikan ke rumah sakit lantaran kepala dan kaki nya mengalami luka luka. begitu juga dengan lawan kecelakaan nya Polisi yang memeriksa tentang Jenny segera menghubungi pihak keluarga, Kakek Jenny yang mendapat kabar cucu kesayangannya itu mengalami kecelakaan begitu kaget karena sebelumnya Jenny baru saja menemui nya. Kakek Jenny menghubungi Leon dan meminta Leon menemani nya pergi ke rumah sakit. Leon yang tengah sibuk berkencan dengan wanita nya di atas ranjang pun mengumpat, namun tetap beranjak dari ranjang dan segera pergi ke rumah sang kakek untuk mengantar sang kakek ke rumah sakit. Leon sampai di depan rumah sang kakek dan sang kakek yang telah bersiap dan rapi segera naik ke mobil leon, leon sendiri begitu heran padahal ada banyak mobil dan sopir di rumah tapi mengapa sang kakek musti menghubungi nya.
"Kamu tau jika sepupu mu kecelakaan.”Tanya sang kakek pada Leon.
"Baru tahu.” Balas Leon dengan malas.
"Dia kecelakaan dalam posisi tengah mabuk, bagaimana bisa kamu membiarkannya pergi sendiri ke dalam club malam hingga ia pulang sendiri dalam kondisi tengah mabuk.”
"Okay,... jadi menurut kakek ini semua salah Leon???”
"Tentu, coba saja kalau kamu tidak membiarkan nya pergi ke club malam sendirian.”
"Bagaimana bisa Leon mengerti jika ia akan pergi, sedang rumah kami berjauhan dan si bodoh Jenny juga tidak pamit ia akan pergi kemana, dengan siapa dan akan melakukan kebodohan apa dalam dirinya.” Balas Leon dengan geram, ia tahu jika kakek nya begitu menyayangi Jenny, namun ia juga tak terima jika ia yang di jadikan kambing hitam oleh sang kakek. Seketika pria tua itu terdiam tak menjawab. Benar saja apa yang dikatakan oleh cucu nya, dan yang seharus nya ia salahkan adalah ayah dari Jenny yang membiarkan putri nya pergi ke club malam hingga mabuk dan pulang mengendarai mobil nya sendiri kemudian kecelakaan. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan mereka pun sampai di rumah sakit, di mana di sana sudah ada ayah Jenny yang tengah tersedu sedu menangis di samping tubuh Anak nya yang terbaring lemah dan penuh perban.
"Bagaimana bisa kamu membiarkan putri mu sampai seperti ini bodoh!!!” Omel kakek Leon pada ayah Jenny, leon sendiri hanya diam sambil menatap ke arah Jenny yang sepertinya mengalami luka serius.
"stupid girl." Ucapnya dalam hati.
Sedang ayah Jenny memilih diam sambil meratap di depan Jenny, ia memegangi tangan putri semata wayang itu. Kakek Jenny yang kesal menjitakan tongkat nya ke kepala ayah Jenny yang diam tak menjawab. Memang benar jika sudah berurusan dengan kakek nya, ada baik nya lebih baik diam karena jika menjawab urusan nya akan semakin panjang.
nanti pusing sendiri loe milih yg mana
blm nanti rebutan sama Oliver