Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 35
Hasan mulai sadar dari pingsannya dua hari dua malam dia tidak sadarkan diri. Rina dan Roy setia menanti menunggu Hasan yang sedang pingsan dengan sabar mereka menunggu. betapa gembiranya perasaan Hasan dan Dina ketika melihat Hasan sudah sadar.
setelah pulih kesadarannya kemudian Hasan pun ditanya oleh Rina dan Roy "sebetulnya apa yang telah terjadi sehingga mengakibatkan dirimu pingsan, dan kami temukan di selokan depan rumahmu?" Hasan pun mencoba mengingat-ingatnya kemudian ia menjawab "aku tadinya ingin buang air besar, aku coba berdiri namun sakit kakiku, kemudian aku coba merangkak meraih kursi roda itu, ternyata kursi roda itu menimpa diriku di bagian kepala, sehingga aku merasa pusing dan akhirnya aku pun jatuh ke selokan nggak tahu lagi apa yang selanjutnya terjadi pada diriku". kemudian roy pun berkata" oh pantesan bau eek celanamu pada waktu itu, ternyata itu ya penyebabnya". kemudian Rina pun menyambung ucapannya "kamu udah dua hari dua malam pingsan berarti penyebabnya adalah mungkin kepalamu terkena benturan batu". Hasan hanya diam lalu ia mengakukan kepalanya tanda setuju dengan ucapan Rina.
Tak lama kemudian datanglah dokter yang hendak memeriksa, "tok tok tok tok." pintu pun di ketuk lalu Rina berkata "silakan masuk".
Dokter pun masuk kemudian memeriksa Hasan dengan teliti, lalu berkata"
syukurlah kalau pak Hasan sudah sadar, untuk sekarang apa yang dirasakan pak?" Hasan menjawab"kepalaku agak sedikit pusing kakiku sakit mungkin itu aja untuk sementara".
Setelah dokter selesai memeriksa kemudian Ia pun menyerahkan resep obat untuk ditebus di apotek, karena stok obatnya tidak ada di rumah sakit tersebut. sakit tersebut.
sebelum berangkat menebus obat rina dan Roy pun sempat berdiskusi kecil mereka kebingungan karena tidak membawa uang untuk membayar obat tersebut. lalu akhirnya Roy pun memutuskan untuk pulang dulu ke rumahnya mengambil uang ,karena dikhawatirkan uang yang ada di dompet Roy tidak cukup untuk menebus obat tersebut.
Kini Rina hanya sendiri menunggu Hasan di rumah sakit, ia pun duduk di kursi di samping ranjang tempat tidur pasien. lalu Hasan berkata memecah keheningan "neng maaf ya udah merepotkan dirimu, maafkan semua kesalahanku di masa dulu, dan juga terima kasih atas kebaikanmu menunggui aku disini". mendengar perkataan Hasan Rina pun hanya diam tak berbicara apa-apa namun Ia hanya menganggukkan kepalanya.
tiba-tiba Hasan merasa kesakitan ia ingin pipis lalu berkata " aku ingin pipis gimana ini ya bingung harus ke toilet nggak bisa jalan", kemudian Rina pun memberikan pispot tempat air kencing. kemudian dengan dihalangi oleh kain selimut Hasan pun kencing ke dalam pispot. setelah selesai pispot itu diserahkan kepada Rina untuk dibuang ke toilet. pada mulanya Hasan merasa sungkan namun karena terpaksa mau bagaimana lagi rasa malunya harus ia disembunyikan.
Setelah beberapa saat Roy pun datang dengan membawa obat lalu mereka meminumkannya ke Hasan.
waktu terus berjalan setelah
empat hari Hasan pun sudah sembuh, dokter pun menyuruhnya pulang. sebelum pulang Rina membayar semua administrasi di kasir dengan menggunakan uang Hasan yang diambilnya di rumahnya oleh Roy.
Sebelum pulang terlebih dahulu Roy mencari mobil untuk membawa mereka pulang Roy memesan grab yang ada di depan rumah sakit, setelah semuanya siap Mereka pun berangkat.
Satu jam kemudian mereka pun sampai di rumah, di halaman rumah sudah ada tetangga yang menunggu kedatangan Hasan karena mereka berniat untuk membantu Hasan memindahkan dari mobil masuk ke rumahnya. akhirnya semuanya selesai kini Hasan berbaring di rumahnya namun sayang tidak ada satupun anggota keluarga Hasan yang datang menjenguknya dikarenakan mereka sedang berada di luar kota.
setelah semuanya beres akhirnya Roy dan Rina pun pamit pulang, karena mereka sudah empat hari menemani Hasan. kini Hasan pun tinggal sendiri di rumahnya. tak lama kemudian terdengar "kruk kruk. Kruk" perut Hasan berbunyi menandakan ingin diisi. Hasan hanya diam saja karena ia menyadari ia tidak bisa apa-apa jangankan untuk melangkah ke warung ataupun memasak mau berjalan ke depan rumah saja dia tidak mampu. malam pun tiba tak ada satupun yang datang menjenguk Hasan hingga akhirnya datang tengah malam dan Hasan pun tertidur dalam posisi kelaparan.
keesokan paginya ayam jantan mulai berkokok matahari terbit memancarkan sinarnya suara burung pun saling berkicau menyambut datangnya hari yang silih berganti. tiba-tiba "tok tok tok tok tok" ada suara yang menutup pintu. kemudian Hasan pun berkata "siapa ya silakan masuk!" pintu pun dibuka،ternyata yang datang adalah ibu nur dengan membawa bungkusan plastik yang berisi makanan.
kemudian Bu nur bertanya "apakah nak Hasan sudah salat subuh?" lalu Hasan menjawab "belum Bu saya nggak bisa mengambil airnya untuk wudhu" lalu ibu nur pun menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti dengan posisi Hasan. lalu ia pun berkata lagi "ini ibu bawakan makanan dan minuman untuk sarapan silakan dimakan ya" lalu Hasan pun menjawab "iya Bu terima kasih atas kebaikan ibu yang telah rela ke sini mengantarkan makanannya". kemudian Bu nur mengambilkan air di ember agar Hasan terlebih dulu mencuci muka dan tangannya. dengan rasa malu Hasan pun kemudian membuka bungkus makanan itu lalu ia sarapan dengan lahap karena sudah satu malam perutnya tidak diisi apa-apa. melihat Hasan makannya yang begitu lahar ibu nur pun tersenyum.
Selang beberapa waktu datanglah Roy ke rumah Hasan, ia datang membawa sebuah bungkusan yang berisi makanan. ia bermaksud untuk mengajak Hasan sarapan bersama, karena Roy sengaja belum makan.
setelah masuk ke dalam rumah Roy pun melihat Hasan sedang makan kemudian Ia pun langsung membuka bungkusan di tangannya , kemudian mereka makan bersama. namun ibu Hasan menolak untuk makan karena ia telah makan tadi subuh sebelum berangkat ke rumah hasan.
Siang pun datang. kini Hasan sendirian di rumah, Roy telah kembali ke Jakarta sedangkan ibu nur kembali lagi ke rumahnya untuk mengasuh cucunya. Hasan duduk di bale-bale di depan rumah, kebetulan jalan berada tepat di depan halaman rumahnya.
banyak orang yang berlalu lalang baik itu pedagang maupun pejalan kaki. sekarang Hasan mulai merasa bingung karena uangnya yang buat bekal sehari-hari hampir habis.
ketika Hasan sedang asyik melamun tiba-tiba di belakangnya ada yang menepuk bahunya, ia pun kaget lalu menolehnya, ternyata saudara sepupunya telah datang, ia baru pulang dari Tangerang. saudara sepupunya itu bernama Yadi, Hasan pun bertanya kepadanya " Yad kapan pulang dari Tangerang? yadi pun lalu menjawab "barusan kak ini juga baru nyampe, tadi aku bareng sama mantan suaminya Rina, katanya ia sudah kangen sama Rina ia pengen ketemu sama mantannya" . kemudian Hasan bertanya " sekarang dia ada "di mana?" yadi pun menjawab Dia lagi ada di warung kak lagi ngopi" lalu Hasan pun bertanya kembali " kenapa nggak diajak ke sini kan jauh-jauh dari Tangerang masa nggak diajak ke rumah?" yadi pun diam sejenak sambil menarik nafas, lalu berkata " nggak mau kak, sebab itu kan mantan si Rina, takutnya dia menyalahkan saya mengajaknya ke sini, kata si Rina dia kan dulunya korban KDRT oleh mantan suaminya.