Bagaimana jadinya jika seorang siswa SMA yang hidup sebatang kara mendapatkan anugrah sebuah Sistem Spin Kekayaan dan Kekuatan oleh seorang pengemis yang ternyata adalah seorang Dewa?.
Rendi Murdianto, seorang anak laki-laki yang hidup sebatang kara, orang tuanya meninggalkan dirinya ketika masih kecil bersama neneknya.
Hidup Rendi sangatlah miskin, untung saja biaya sekolah di gratiskan oleh pemerintah, meskipun masih ada kebutuhan lain yang harus dia penuhi, setidaknya dia tidak perlu membayar biaya sekolah.
Seragam sekolah Rendi pemberian tetangganya, sepatu, dan perlengkapan lainnya juga di berikan oleh orang-orang yang kasihan padanya. Bahkan Rendi mau saja mengambil buku bekas yang kertas kosongnya hanya tinggal beberapa lembar.
Kehidupan Rendi jauh dari kata layak, Neneknya mencoba menghidupi dia semampunya. Namun, ketika Rendi duduk di bangku SMP, Neneknya harus di panggil sang pencipta, sehingga Rendi mulai menjalankan hidupnya seorang diri.
Hidup tanpa keluarga tentu mem
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Novi
Bersamaan dengan Harisman membawa gadis yang mau menjual dirinya. Novi juga sedang dalam perjalanan ke kontrakan Rendi.
Novi kebetulan melihat Harisman yang membawa gadis tersebut saat memasuki gang ke arah kontrakan Rendi. Novi mengerutkan keningnya, ia memiliki prasangka buruk saat itu juga.
Harisman sudah sampai di kontrakan Rendi, terlihat Rendi yang sedang menonton TV di dalam, mereka berdua pun masuk ke dalam kontrakan Rendi.
"Bos, ada yang mau bertemu denganmu." tegur Harisman yang baru melongok di depan pintu.
Rendi menoleh ke arah Harisman, menjawab, "siapa?"
"Ayo masuk Mbak, tuh bos sudah mau." ajak Harisman pada gadis itu.
Gadis itu dengan ragu masuk ke dalam kontrakan Rendi, ia memantapkan tekadnya terlebih dahulu, baru kemudian masuk ke dalam.
Tanpa banyak bertanya, gadis itu yang sudah memantapkan tekadnya langsung duduk di samping Rendi, sehingga membuat Rendi terkejut.
Rendi sedikit menjauh dari gadis itu, tapi dengan polosnya gadis itu mendekat lagi ke arah Rendi, kejadian itu berlangsung hingga Rendi terpepet di dinding kontrakan.
"Harisman! Dia ini siapa sih?!" bentak Rendi pada bawahannya itu.
"Ituloh bos, gadis yang aku bicarakan di telepon." jawab Harisman pongah.
Rendi melebarkan rahangnya, sudah jelas-jelas ia tidak mau membeli wanita penghibur, tapi bawahannya itu malah membawanya ke kontrakan.
Ingin rasanya Rendi menjitak kepala Harisman menggunakan martil, agar amarahnya bisa tersalurkan.
"Mas, aku sudah siap kok." ucap gadis itu malu-malu.
"Siap apanya?" tanya Rendi kesal.
"Anu ... kata Mas Haris, Masnya mau sama aku, lima ratus ribu gak papa deh mas." jawab gadis itu memelas.
"Gila kamu!" bentak Rendi.
"Kemahalan yah Mas, padahal aku masih perawan Mas, sumpah!" gadis itu membentuk huruf 'V' dengan kedua jarinya.
Tiba-tiba Novi berlari dari luar kontrakan dan masuk ke dalam, terlihat Rendi yang sedikit di himpit posisi duduknya oleh gadis tersebut.
Wajah Novi menggelap ia langsung mendekati gadis itu dan menariknya menjauh dari Rendi.
Gadis itu dan Rendi tentu saja terkejut dengan kedatangan Novi, mereka berdua sama-sama ketakutan tapi dari sudut pandang yang berbeda.
"Dasar wanita ******! Apa kamu tidak punya cara lain untuk mencari uang?!" bentak Novi sambil menghempaskan gadis itu. Ia kemudian menoleh ke arah Rendi. "kamu juga Ren! Kalau mau kaya gitu tinggal bilang ke aku kenapa sih?! Kamu sudah memiliki aku masih saja nyari ***** kaya dia!"
Novi begitu marah, ia terus-menerus mencaci maki Rendi dan gadis itu tanpa berhenti, kata-kata kasar keluar dari mulut Novi yang biasanya sangat manis.
Gadis itu terlihat sangat ketakutan, ia menundukkan kepala sambil menitihkan air mata, sementara Rendi hanya bisa diam dan menunggu Novi agar ia tidak marah lagi.
Setelah puluhan menit Novi marah-marah, ia pun kelelahan dan berhenti marah-marah sambil duduk cemberut menatap Rendi dengan mata berkaca-kaca.
Rendi menghela napas, ia mendekat ke arah Novi dan mau meraih tangannya, tapi Novi menampik tangan Rendi sambil memelototinya.
"Apa kamu tidak ingin mendengar penjelasan ku?" tanya Rendi lembut.
"Penjelasan apa?! Nyatanya kalian sudah dekat-dekat seperti itu! Kalau aku tidak datang mungkin kalian sudah melakukan hal tersebut! Kamu jahat Ren!" kali ini air mata Novi mengalir deras.
Rendi mengepalkan tangannya, ia sangat marah dengan Harisman, ia bersumpah akan memberikan hukuman padanya setelah menyelesaikan masalah tersebut.
Rendi langsung memeluk Novi, walaupun Novi mencoba mendorong Rendi, tapi bocah SMA itu tidak mau kalah, hingga akhirnya Novi tidak menolak dan menangis di pelukan Rendi.
"Kamu jahat Ren, padahal aku sudah sebisa mungkin selalu ada buat kamu, aku juga tidak menolak jika kamu serius ingin bersamaku, aku rela melakukan apapun untukmu Ren." ucap Novi lagi sambil menangis tersedu-sedu.
Rendi mengusap-usap rambut Novi, ia kemudian buka suara. "Nov, ini tidak seperti yang kamu lihat, dia tiba-tiba saja datang bersama Harisman, aku berani bersumpah kalau aku tidak pernah meminta dia datang kemari."
"Tapi tadi kamu sudah dekat-dekat dia." Novi masih menangis di pelukan Rendi.
"Aku juga tidak tahu, dia yang memaksa tadi, aku juga menolaknya, tanya saja sama dia, aku tidak tahu dia itu siapa." jawab Rendi sambil melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Novi dengan kedua jempol tangannya.
"Kamu tidak berbohongkan, Ren?" tanya Novi memastikan.
Rendi mengangguk mantap." aku tidak berbohong sama sekali Nov."
Novi menoleh ke arah gadis yang tadi mendekati Rendi, ia juga menatap Harisman yang masih berdiri di ambang pintu sambil pura-pura bodoh.
"Gorila! Kamu harus jelaskan semua ini!" bentak Novi pada Harisman.
😅😅😅