Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Menyesal itulah yang Aldo rasakan sekarang,lengan Leta cedera karena wanita ia mencoba melepas jeratan pelukan suaminya di pinggang.

Berhasil terlepas namun Leta terpelanting karena tenaga yang terlalu kuat dan Aldo tiba tiba mengendur hingga Leta terhuyung ke belakang hampir saja melewati pembatas,namun menahan dengan lengan nya yang masuk di sela lubang.

Menggunakan gip dan tak bisa bergerak bebas,sepanjang malam pun Leta menangis merasakan luka di pergelangan tangan nya.

Beberapa kali Aldo mencoba mendekati Leta bahkan membuang muka,bukan hanya itu wanita nya diam tak berucap sepatah kata pun.Sesekali mencoba meniupi luka tanpa menyentuh,karena Leta akan menjerit keras jika Aldo mencoba nya.

"Mba Sari.. Mbaaa!"

Seru Leta,dan sari mendekat.Wanita itu tidak tidur dan terus menunggu di sebalik pintu kamar hingga subuh.

"Tolong bantu aku ke kamar mandi!" ucap Leta,Aldo mengerjap mendengar seruan Leta.

Kedua nya tidak tidur di ranjang melainkan di sofa,Leta bahkan tidur di sofa panjang yang di gabungkan menjadi satu.

"Biar saya saja Mba..." ucap Aldo,dan Sari mengangguk mundur.

"Mba Sari saja!!.." ucap Leta,ia masih menahan marah,belum lagi mata nya yang mengembun saat rasa perih mendera.

"Sayang..."

"Gak,aku mau mba Sari!"

Bahkan Leta tak menoleh sedikit pun pada Aldo.Lelaki itu pun menghela nafas.Akhirnya Sari lah yang membantu Leta ke kamar mandi.

.

.

.

"Kapan aku sembuh mba? Nanti bantu aku kabur dari sini ya Mba kalau aku sudah sembuh?!"

Aldo yang selalu berada tak jauh dari Leta pun menatap tajam.

"Aku tidak suka disini mba,terlalu banyak aturan.Menonton televisi harus Chanel internasional,membaca majalah tidak boleh,keluar rumah apalagi! lebih parah dari pada di penjara!!"

Kali ini bukan hanya Aldo yang menatap tajam Leta,Gandi pun juga menatap wanita itu namun Aldo buru buru menyadarkan lelaki di depan nya karena tidak suka wanita nya di tatap orang lain.

"Sampaikan pada nya jangan membuat ku marah mba sari!" ucap Aldo.

"Tidak usah,aku sudah mendengar nya!" jawab Leta.

Ia mengedipkan mata melanjutkan makan apel yang mba sari potongkan.

"Mba,bereskan kamar tamu aku akan tidur di sana!"

Aldo menoleh lagi pada istrinya.

"Arleta..." Aldo menegur dengan lembut.

Leta meneguk saliva nya sendiri,dan membuang muka.

Sari hanya bisa menggeleng melihat kedua majikan nya,bertengkar berbisik.Lebih tepat nya perang dingin dan ini baru sehari.Padahal saat Leta tertidur setelah minum obat,Tuan nya memandangi dan tak beranjak sedikit pun dari sisi Nona nya.

Bahkan Aldo mencuri cium di kening ataupun bibir Leta saat nona nya tidur.

"Punggung ku sakit,sandaran nya terlalu keras!"

Aldo langsung beranjak meraih bantal dan meletakkan di punggung Leta.

"Bilang pada nya Mba, terimakasih..."

Belum juga Sari bersuara Aldo sudah menjawab dengan deheman.

.

.

.

Lima menit

Sepuluh menit

Hingga sepuluh menit berikut nya Leta tertidur.Melirik pada istrinya Aldo melihat jam dinding.

Sembilan belas empat lima,dan ia akan pergi pukul tiga dini hari.Ucapan nya kemarin pada Leta kini tiba saatnya.

"Tugas kalian menjaga nya, apapun yang ia minta turuti sebatas itu wajar dan normal.Nona kalian galak dan pintar jadi aku mohon kerja sama lah!" ucap Aldo pada kedua asisten.

Gandi pun mengangguk malas begitu pula dengan Sari yang seolah dia tahu semua nya.

Menggendong Leta ala bridal Aldo membawanya ke kamar mereka di lantai dua,di ikuti sari dari belakang.

"Biarkan aku yang menjaga Mba,kau tidurlah saja di kamar mu!"

"Tapi tuan nanti nona teriak teriak memanggil saya!"

"Tidak akan!" Aldo meyakinkan Sari.

Sari mengangguk lalu pergi dari sana seiring Aldo yang menutup pintu dan menguncinya lagi.

.

.

.

Sulit untuk berjauhan sebenarnya namun itulah janji pada Mamah Kinanti,ia berjanji akan kembali jika masalah kerjaan sudah selesai nyatanya hanyalah alasan belaka.Akan menjadi seperti ini tanpa henti sepanjang ia tak jujur dengan hubungan nya bersama Leta.

Memandangi Leta yang tertidur di sebelahnya,bahkan Aldo menjaga pergerakan tangan yang Leta gerakan tanpa sadar.

"Maaf kan aku,jika nanti kamu bangun aku sudah tidak di sini.Tenang saja,aku akan selalu menjaga mu meski jauh Arleta" ucap Aldo,ia pun memeluk Leta.Tanpa sadar Leta mengusak diatas bahu Aldo,itu membuat empunya tersenyum.

"Sebenarnya aku menginginkan mu sebelum pergi tapi kamu sedang sakit Leta!"

Hanya sentuhan tak berarti dan itu dilakukan Aldo sangat pelan karena bisa saja istrinya terbangun dan meneriaki nya untuk keluar.

Beranjak dari ranjang Aldo mengemasi beberapa pakaian nya sendiri,hanya beberapa potong dan itu tidak mempengaruhi apapun.Sekalipun tidak membawa nya pakaian Aldo bahkan lebih banyak di rumah mamah nya.

Tak sengaja kaki nya menginjak sesuatu,memunguti dari lantai.Sebuah benda seperti pembungkus obat.

"Obat apa sekecil ini?" gumam Aldo.Ia pun tidak mempermasalahkan nya dan langsung melempar ke tong sampah kecil.

Beberapa jam kemudian sudah siap,mobil di bawah pun sudah di panaskan.Aldo mencoba mendekati Leta yang masih terpejam.

"Aku pergi dulu,jangan bandel,jangan pergi jauh jauh,makan makanan yang bergizi.Nanti pasti kita akan bertemu lagi aku janji!" Aldo mencium kening lalu mencium bibir Leta,pertahanan nya runtuh hingga Aldo memperdalam.

"Emmpftt .... Ahh,minggir!" ucap Leta,ia mencoba mendorong Aldo dengan tangan satunya namun sia sia.

"Al... Hmmpft!"

Hingga decapan terdengar Aldo melepaskan bibir Leta.

"Ak..."

"Aku akan pergi,mobil sudah menunggu di bawah!"

"Hehhh? "

Terkejut? Pasti,Leta bahkan membola mata nya mendengar itu.

"Jam berapa sekarang?" tanya Leta.

"Jam satu lewat.."

Leta kaget,ia langsung mencoba bangun namun ia meringis menahan sakit di lengan nya.Tak sadar jika sedang terluka.

"Kenapa tidak membangunkan ku sampai siang begini?! Tanya Leta acuh.

"Ini masih gelap.."

Leta menoleh menatap suaminya.

"Kenapa sepagi ini pergi,bukan kah kemaren kamu bilang lusa?"

"Aku bilang kan dua hari lalu" jawab Aldo,ia masih duduk di pinggiran ranjang.

"Pagi sekali,seperti akan ke pasar buka lapak!"

"Ya sudah aku pergi,jaga diri baik-baik,jangan lupa diminum obat nya!" beranjak dari ranjang,mengecup kening Leta Aldo berbalik.

"Nanti!!..." jemari suaminya ia genggam erat.Tidak ingat jika lelaki di depan nya sudah membuat nya cedera kemarin.

Aldo menoleh,ia melihat wajah Leta yang seakan memohon.

"Apa tetap saja pergi,aku bahkan sedang sakit.Di rumah ini hanya kamu yang aku kenal lama"

Tergelak dengan ucapan Leta yang mendadak lembut,Aldo tahu jika wanita di depan nya ini tidak pernah membalas ucapan cinta,namun Leta terkadang penurut dan manja.Entah lah Leta juga mencintai Aldo atau tidak.

.

.

.

To be continue