NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8th : Something Doesn't Know

Alya melenggang masuk melewati pintu utama rumahnya. Untung saja, kedua orang tuanya sudah tidur sehingga dirinya terbebas dari pertanyaan - pertanyaan sang ayah. Ditambah dengan keadaannya yang cukup acak - acakan dan kedua tangan dibaluti perban.

Sesaat setelah ia berhasil masuk ke kamarnya, Alya menjatuhkan tasnya ke lantai. Kemudian, gadis itu merebahkan tubuhnya di ranjang. Alya menghembuskan napasnya kasar bersamaan dengan matanya yang mulai terpejam.

"Aku sangat lelah.." gumamnya lalu mulai tertidur.

🔫🔫🔫

Seorang gadis baru saja tiba ditemani dengan ketiga anak buahnya. Gadis itu dibopong oleh kedua anak buahnya. Saat di berada di ruang tamu dan hendak menuju lift, tiba - tiba saja sebuah suara menginterupsi pergerakan mereka.

"Berhenti!!!" titah seorang pria yang berdiri di belakang mereka dengan menatap bingung.

"Daddy?!" pekik gadis itu lalu mencoba membalikkan tubuhnya menghadap pria itu. Masih dengan kedua anak buahnya di sisi kanan dan kiri.

"Darimana saja kau? Dan apa yang terjadi? Kenapa dengan wajahmu?" tanya pria itu dengan raut khawatir yang tercetak jelas di wajahnya sembari menghampiri dan melihat putrinya dari dekat.

"Ada sesuatu yang terjadi, tapi aku baik - baik saja. Don't worry, daddy.." jawabnya santai sambil menunjukkan deretan giginya yang putih.

"Apanya yang baik - baik saja? Wajahmu biru dan ini.. bibirmu juga berdarah" ujar pria itu sembari memegang dagu putrinya dengan salah satu tangannya. "Apa yang terjadi? Beritahu daddy!" sambung lalu beralih pada kedua anak buah putrinya yang berada di sisinya.

"Kalo kau tidak ingin menceritakannya.. Kalian yang harus ceritakan semuanya padaku! Apa yang telah terjadi?!" titah pria itu dan membuat kedua anak buah putrinya tak bisa berkutik.

"Tuan, maafkan kami.." ucap salah satu dari kedua orang itu.

"Aku tidak menyuruhmu meminta maaf. Ceritakan apa yang terjadi?!" titah pria yang disapa tuan itu.

"Nona Vivian, meminta kami menyerang putri sulung dari keluarga Armstrong, tuan.." jelas pria yang berada di sisi kiri putrinya.

"Vivian?! Apa benar yang dikatakannya?" tanya pria itu pada putrinya dengan nada suara yang terdengar menyudutkan. Perempuan yang dipanggil Vivian itu pun menundukkan kepalanya tak berani menatap sang ayah.

"Maafkan kami, tuan.. Kami sudah gagal menjaga nona Vivian" kata kedua anak buah Vivian bersamaan.

"Vivian?! Jawab pertanyaan daddy!" tegas pria itu pada putrinya.

"Iya benar.. Akulah yang merencanakan semuanya" jawab Vivian dengan suara yang bergetar.

"Sudah berapa kali daddy bilang.. Jangan menyerang tanpa rencana yang matang.. Kau bisa saja terluka lebih dari ini jika kau terus saja gegabah seperti ini. Daddy sudah memperingatkanmu untuk tidak bermain - main dengan keluarga mereka!!! Terutama pada gadis itu, dia bukan tandinganmu!" ketus pria itu lalu beranjak dari tempatnya meninggalkan putrinya yang menatapnya dengan tatapan tak percaya dan mata yang mulai berkaca - kaca.

Akan ku tunjukkan pada daddy jika aku bisa mengalahkannya. Dan... aku sendiri lah yang akan membunuhnya. Ucapnya dalam hati dengan kedua tangan yang mengepal di kedua di sisi tubuhnya.

🔫🔫🔫

"ASTAGA!!! ALYA APA TERJADI PADAMU?!!" Teriak seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam kamar Alya dan melihatnya dalam keadaan yang kurang baik. Ditambah dengan kedua tangan yang diperban.

Alya pun menggeliat kasar saat sebuah suara nyaring nan cempreng menusuk masuk ke gendang telinganya. Alya sontak menutup kedua telinganya dengan bantalnya dan merubah posisinya menjadi duduk.

"Audrey?! Ada apa? Kenapa kau berteriak seperti itu? Kau hampir saja merusak pendengaranku.. Kau tahu?!" ketus Alya lalu beranjak dari ranjangnya.

"Aku minta maaf, jika aku sudah mengganggumu. Tapi?! Apa yang sudah terjadi padamu? Kenapa kedua tanganmu diperban seperti itu?" tanya Audrey dengan menyentakkan dagunya ke arah sang kakak.

Alya tertegun sejenak lalu mengangkat kedua tangannya yang terbalut perban sejajar dengan wajahnya.

"Ck... Ini..." katanya. "Semalam ada yang ingin merampok aku dan temanku. Ya tentu saja aku melawan mereka hingga tanganku jadi terluka seperti ini" bohongnya namun dapat membuat Audrey percaya padanya terlihat dari anggukan kepala yang sang adik tunjukkan.

"Tapi, kau benar tidak apa - apa kan? Tidak ada luka lagi kan?" tanya Audrey khawatir sembari meraba tubuh Alya untuk menemukan luka yang mungkin tersembunyi.

"Hei! Hentikan! Tidak ada luka di manapun.. Hanya tanganku saja yang terluka.. Jadi tenang saja!" ujar Alya sembari menggenggam kedua tangan Audrey berusaha meyakinkan sang adik.

"Ya sudah... Bersihkan tubuhmu sana!!! Kau terlihat sangat jelek tahu!" ejek Audrey kemudian berlari kecil meninggalkan kamar Alya.

Mendengar itu, Alya pun menghadap ke cermin dan melihat keadaannya yang sangat tak terkendali. Rambutnya acak - acakkan seperti rambut singa. Begitu pun wajahnya yang terlihat sangat kusam. Ditambah dengan pakaiannya yang terlihat kotor. Tanpa sadar ia bergumam tak jelas.

"Astaga!!! Mengapa aku lebih terlihat seperti orang yang tidak waras?!"

🔫🔫🔫

Seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan sarapannya bergegas menuju ruang kerja sang ayah untuk menanyakan sesuatu yang sejak semalam mengganggu pikirannya. Saat berada di depan pintu ruang kerja sang ayah, ada dua orang penjaga di sana.

"Tuan Mark, maaf untuk saat ini anda tidak boleh masuk.." ucap salah satu penjaga.

"Kenapa tidak boleh?! Dia ayahku kapanpun aku bisa menemuinya" ketus pemuda yang bernama Mark itu.

"Tapi, maaf tuan. Tuan Dario sudah memberi perintah, dan kami harus mematuhinya" bujuk salah seorang dari penjaga itu.

"Aku tak peduli.. Aku hanya ingin bertemu dengan ayahku.. Sekarang!!!" timpal Mark dan berusaha menerobos masuk. Namun, kedua penjaga itu tak membiarkannya dan membuatnya terdorong hingga bokongnya mendarat di lantai.

"DADDY?! KELUARLAH!!! ADA YANG INGIN AKU BICARAKAN!!!" Teriak Mark sembari bangkit berdiri.

"Tuan Mark, maaf. Tapi, anda tetap tidak bisa menemui tuan Dario"

"Bisa - bisanya kau melarangku bertemu dengan ayahku sendiri? Hah?!" Tandas Mark tak terima lalu mencengkram kerah baju salah satu penjaga dan mengambil posisi untuk melancarkan pukulan ke arah penjaga itu. Namun, belum sempat tangannya menyentuh penjaga itu, terdengar suara bariton yang berhasil menghentikan pergerakannya.

"Mark?! Hentikan!!" seru seorang pria yang saat ini berdiri di depan pintu.

"Daddy?!"

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Dario pada putranya.

"Black Hawk? Siapa mereka?" ucap Mark to the point dengan tatapan serius mengarah pada sang ayah yang saat ini memalingkan wajahnya dari Mark.

Dario berdeham pelan lalu kembali menatap putranya yang tak memalingkan tatapan darinya barang sedetik.

"Itu tidak ada urusannya denganmu.. Dan sebaiknya kau tak perlu memikirkan tentang itu" tukas sang ayah berusaha memutus obrolannya dengan Mark. Kemudian, Dario beranjak dari tempatnya. Mark yang merasa belum puas pun menerobos masuk ke dalam ruang kerja Dario yang kebetulan terbuka.

"Daddy?!" panggilnya. Langkahnya terhenti saat sang ayah berbalik menghadapnya.

"Mengapa kau begitu ingin mengetahuinya?" tandas Dario dengan tatapan curiga pada kedua manik putranya.

"Aku ingin tahu siapa mereka.." jawab Mark berusaha sesantai mungkin.

"Daddy tidak bisa memberitahumu, karena daddy tidak ingin kau terlibat" tolak Dario sebisa mungkin untuk membujuk putranya.

"Daddy?! Please! Beritahu Mark!" seru Mark memohon jawaban tentang pertanyaannya.

"Maaf, Mark. Dad---"

"Aku hanya ingin melindungi wanita yang ku cintai, karena saat ini mereka sedang mengincarnya.." ceplos Mark dengan wajah yang terlihat tegang sekaligus kesal. "Jadi, tolong daddy beritahu padaku! Siapa mereka? Dan seberapa bahayanya mereka?"

"Mark?!"

"Daddy, please! Untuk kali ini saja bantu Mark!"

"Baiklah.." jawab Dario akhirnya menyetujui apa yang putranya inginkan.

🔫🔫🔫

Audrey sudah rapi dengan pakaiannya, dan bergegas meninggalkan kamarnya lalu menuju kamar sang kakak. 

Audrey menekan kenop pintu kamar Alya, saat panggilannya tidak dijawab oleh sang pemilik kamar.

"Alya?!" panggilnya saat tak melihat keberadaan sang kakak di kamarnya.

"Alya?!" panggilnya lagi.

"Alya?! Where are you?" serunya lagi. Dan selang beberapa detik, pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Alya yang masih mengenakan handuk.

"Audrey?! Ada apa sih? Kenapa kau berisik sekali?" ketus Alya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Alya?! Temani aku pergi ke toko buku yah" ceplosnya dengan tatapan penuh harap.

"Tidak bisa. Aku ingin istirahat. Hari ini aku sudah berencana untuk tidak pergi kemanapun" jawab Alya gamblang.

"Yak, Alya. Please! Temani aku pergi ke toko buku. Ada buku yang harus aku beli untuk kuliahku minggu depan. Aku mohon!" pinta Audrey dengan wajah memelas dan kepala yang dimiringkan serta kedua tangan yang menyatu di depan dada.

Melihat itu Alya merasa tak tega jika harus menolaknya. Mau tak mau, Alya pun mengganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuannya.

"Yes! Thank you Alya.. I love you"

"Hm.. Pergilah! Aku ingin berpakaian" usir Alya sembari menarik Audrey keluar dari kamarnya.

💢💢💢

1
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
Nanaia
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!