Cassandra Yohana gadis berusia 17 tahun yang masih memakai seragam abu-abu. Hobinya suka bolos dan tidur ketika jam pelajaran. Tapi nilai raport nya selalu memuaskan sehingga membuat Casandra besar kepala.
"Untuk apa punya otak kalau ngak digunain, percuma kutu buku kalau otak lu aja masih lemah." Ucapan Casandra begitu pedas ketika melihat siswi kutu buku.
Hingga suatu saat kelasnya kedatangan seorang guru baru yang langsung membuat kebiasaan dan kehidupannya Casandra jungkir balik.
Arsenio Xalendra, pria matang yang memilki karisma, tapi tatapan matanya begitu tajam dan dingin membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa terintimidasi. Tapi bagi Casandra, Arsenio Xalendra adalah pria jahat dan kejam yang sudah membuat kehidupannya tidak lagi tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertamu
Sore hari Arsen pulang kantor lebih cepat, langkah lebarnya membawanya masuk kedalam rumah besar kelurganya. Sepi, hanya ada beberapa pelayan yang sedang melakukan tugasnya. Karena baru tiba Arsen berjalan menuju kamarnya, pria itu akan membersihkan diri.
"Den." Saat ingin masuk ke kamar Arsen berpapasan dengan Mbak Anis.
"Tumben sudah pulang?" Tanya mbak Anis yang memang art paling ramah di antara yang lain.
"Hm." Jawab Arsen bergumam.
Arsen langsung masuk kedalam dan memeriahkan diri, hari ini pekerjaannya banyak di kantor jadi tidak begitu sibuk.
Setelah beberapa saat Arsen keluar dengan tubuh yang lebih segar dengan handuk putih melilit di pinggangnya.
Arsen mengusap rambutnya yang basah dengan handuk, pria itu mengecek ponselnya.
"Mama dan papa sedang ada undangan rekan di luar kota, jadi kami tidak akan pulang dua hari kedepan."
Arsen membaca pesan yang dikirim Mamanya, pria itu tidak berniat membalas dan menaruhnya kembali.
Setelah selesai Arsen memilih keluar dari kamar, dirinya ingin mencari Cassandra.
"Mbak di mana Cassandra?" tanya Arsen pada mbak Anis.
"Eh, si Aden teh kangen nyari neng Sandra." Jawab Anis meledek.
Arsen memutar kedua bola matanya malas. "Jadi dimana dia." Tanya Arsen lagi, kali ini dengan nada tegas dan tatapan tajam, membuat mbak Anis menjadi gugup.
"Em si eneng udah pulang." Jawab mbak Anis sambil senyum-senyum tidak jelas.
Arsen mengerutkan keningnya. "Pulang?"
Art itu mengangguk lagi. "Pulang kerumahnya tadi siang."
Arsen mengehela napas, tanpa berkata lagi Arsen keluar dari rumah.
Pria itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Pak tolong kirimkan alamat gadis yang bapak antar tadi siang."
Ting
Pesan masuk di ponsel Arsen, dan pria itu membaca alamat yang dikirim supir orang tuanya.
Ya, Arsen mengirim pesan pada supir keluarganya hanya untuk menanyakan alamat rumah Casandra.
Entah kenapa dirinya merasa takut terjadi sesuatu kepada gadis itu, mungkin karena Casandra baru saja keluar dari rumah sakit.
Tidak lama mobil Arsen masuk ke perumahan kalangan menengah atas, untuk pertama kali pria itu memasuki perumahan tempat tinggal Casandra.
Arsen membuka kaca mobil saat satpam mengetuk kaca mobilnya.
"Cari siapa Mas?" Tanya satpam penjaga.
"Saya ingin bertemu Casandra, ini rumahnya bukan?" Jawab Arsen.
Satpam itu mengangguk. "Silahkan." Satpam membukakan pintu gerbang.
Dilihat pria tampan dan juga kaya, tidak mungkinkan penjahat, pikir satpam itu. Padahal pria itu adalah musuh paling di benci Casandra.
Arsen keluar dari dalam mobil setelah mobilnya terparkir, pria itu menuju pintu untuk bertamu.
Setelah menekan bel, akhirnya pintunya terbuka.
"Casandra ada?" Tanya Arsen langsung pada wanita yang membuka pintu.
Bik Imah menatap pria didepanya dengan seksama. "Aden siapa?" Tanya bik Imah.
Karena selama bekerja, tidak ada seorang laki-laki datang untuk mencari Nona nya itu, dan sekarang berdiri laki-laki dewasa tampan dan juga gagah mencari anak majikanya.
"Katakan saja, ada tamu penting padanya."
Bik Imah hanya mengaguk, dan menyuruh tamu Nona nya masuk.
Arsen menatap sekeliling kediaman Casandra, rumah besar seperti ini, hanya dirinya yang tinggal. Pikir Arsen.
Pasti gadis itu sangat kesepian. Hari ini Arsen menyuruh Louis asistennya untuk mencari tahu latar belakang Casandra, dan Arsen cukup prihatin dengan gadis itu yang menjalani hidup sendiri.
Casandra menuruni tangga, dengan wajah malas dan kesal, karena sudah menganggu waktunya. Casandra melihat seorang pria yang duduk disofa membelakangi dirinya.
"Sepenting apa diri anda, sehingga saya harus menemui anda."
Arsen menoleh kebelakang, dan berdiri setelah melihat Casandra yang berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada.
Casandra tersenyum sinis melihat pria menyebalkan yang tiba-tiba datang kerumahnya.
"Kenapa pulang?" Ucap Arsen tanpa menggubris ucapan Casandra.
"Saya punya rumah." Jawab Cassandra cuek.
Arsen mengehela napas. "Kamu masih dalam pemulihan, sebaiknya kembali kerumah-"
"Berhenti mengatur hidup ku!" Pekik Casandra kesal. "Anda bukan orang tua saya, jadi anda tidak berhak mengatur kehidupan saya." Casandra menatap Arsen jengah.
Pria itu selalu melakukan apa yang dia inginkan, dan Casandra muak dengan perlakuannya yang pemaksa.
"Kenapa? kenapa tidak boleh." Arsen masih bicara dengan santai, bahkan dengan tatapan datarnya.
Mendengar itu Casandra semakin geram, apakah guru killer itu tiba-tiba menjadi bodo dan tidak mengerti dengan ucapanya.
"Sebaiknya anda pulang, saya tidak menerima tamu malam-malam." Usir Casandra terang-terangan.
Arsen hanya terkekeh, pria itu maju beberapa langkah untuk mendekat pada Casandra yang perlahan mundur menjaga jarak aman.
"Kalau aku tidak mau." Ucap Arsen dengan seringai kecil di bibirnya. "Lagi pula kamu di rumah sendiri jadi-"
"Jangan coba macam-macam." Casandra menujuk Arsen dengan jari telunjuknya.
Melihat itu Arsen tersenyum simpul, Arsen malah menarik jari Casandra kuat, membuat gadis itu tersentak hingga tubuhnya menabrak tubuh Arsen.
"Belum macam-macam saja kamu sudah panik seperti ini." Ucap Arsen tepat di depan wajah Cassandra.
"Kau!"
Cup
.
.
Maafkan otor yang terlalu lama libur 😩😩😩😩
qp
,
,
,