NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Bad Boy
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Tampak sama

Nevan mengantar Nazma ke kelasnya, lelaki itu samasekali tidak memiliki niat tersembunyi. Nevan hanya ingin menjaga Nazma, dan memastikan agar istrinya baik-baik saja. Sepanjang perjalanan masih saja ada murid yang berbisik-bisik, hal itu tentu saja berhasil membuat telinga Nevan panas.

"Gila ya, ternyata tuh cewek istrinya Nevan."

"Nggak nyangka, kok bisa? Mau-maunya Nevan sama tuh cewek."

"Dibilangin, tuh cewek emang modelan gopek ... murah banget."

"Pasti Nevan udah dikasih apa-apa sama tuh cewek."

"Bener banget, jangan-jangan tuh cewek---"

Nevan menendang tempat sampah yang ada di dekatnya membuat para siswi itu langsung terdiam, mereka benar-benar berhasil menguji kesabaran Nevan.

"Lo pada bisik-bisik apa nyindir?!" Suara Nevan terdengar penuh penekanan.

"Nevan, aku baik-baik aja." Nazma berucap pelan sambil memegang pergelangan tangan Nevan.

"Kuping gue yang nggak baik-baik aja Nanaz." Aura galak telah mendominasi wajah tampan Nevan. "Kalau mau jelek-jelekin istri gue, bilang depan wajah gue! Biar gue sumpel mulut lo pada pakek paku!"

Para siswi itu hanya diam membuat Nevan kesal setengah mati. "Ayo ngomong, kenapa diem?!"

"Nevan, ayo pergi dari sini." Nazma menarik pelan tangan Nevan.

"Kalau gue nggak salah denger tadi ada yang ngomong apa? Kok mau gue nikah sama Nanaz?" Nevan merangkul Nazma. "Jelas lah gue mau, dia nggak biadab kayak lo pada."

Bukannya menjawab, para siswi itu malah bubar satu persatu. Hal itu membuat Nevan berdecak pelan, para netizen itu selalu saja kabur. Entah harus memakai cara apa lagi agar mulut mereka yang kotor itu tidak mengeluarkan kata-kata sampah.

"Di gertak dikit langsung kabur, kesel gue. Kalau bisa, udah gue sumpel mulut mereka satu-satu pakek kaos kaki nya Calvin," gerutu Nevan.

"Gapapa, lagian yang di omongin mereka bener." Nazma mencoba untuk terbiasa dengan semua ini.

"Bener dari mana nya?" Nevan berusaha untuk tidak ngegas.

"Aku emang murah." Dibalik cadar itu raut wajah Nazma hanya datar. "Kalau nggak murah, aku nggak mungkin di jual."

"Lo mahal, karena lo istri gue. Gue cuma mau punya istri cewek yang mahal, makannya lo sekarang jadi istri gue."

"Kamu nggak perlu ngomong kayak gitu kalau cuma pengen buat aku seneng"

"Gue serius, lo nggak percaya?!" Nevan menatap galak Nazma.

"Percaya," balas Nazma cepat.

Kedua mata Nevan memicing curiga, tapi tidak lama kemudian lelaki itu tersenyum membuat lesung pipi sebelah kanannya nampak.

"Bagus." Nevan menepuk pelan kepala Nazma. "Kalau lo nurut kayak gini, gue turunin aura galak gue 1%."

"Dikit amat." Terdengar suara laki-laki.

Nevan reflek menoleh, ternyata celetukan itu berasal dari mulut Calvin. Entah darimana lelaki itu datang, dia datang dengan tiba-tiba seperti jelangkung. Calvin menaik turunkan alisnya, tatapannya tertuju pada tangan Nevan yang bertengger di kepala Nazma.

"Hayo lagi ngapain? Itu tangan juga ngapain?" Calvin dengan sengaja menunjuk tangan Nevan.

Nazma reflek menurunkan tangan Nevan. "Kamu salah paham, kita nggak ngelakuin apa-apa."

"Ngelakuin apa-apa juga gapapa." Calvin tersenyum lebar. "Kan udah halal, iya nggak Bos?"

"Ngapain lo di sini?!" Nevan menatap galak Calvin.

"Lewat doang Bos, galak amat." Calvin menjawab sambil cengengesan.

"Balik sana! Jangan sampek gue kepikiran buat jadiin lo sasaran panah gue, tangan gue kayaknya juga udah rindu main panahan," ujar Nevan.

"Punten nih ya, nggak usah repot-repot." Calvin menyatukan kedua telapak tangannya. "Lagian lo mau kemana sih?"

"Nganterin Bu Bos ... ke kelasnya." Ucapan Nevan berhasil membuat kedua pipi Nazma bersemu merah.

***

Setelah Calvin pergi, Nevan juga ikut pergi dan mengantar Nazma ke kelas. Untuk berjaga-jaga Nevan bahkan sampai menitipkan Nazma pada Alif, walaupun rasanya tidak rela namun Nevan harus tetap melakukan hal itu.

"Titip bini gue, jagain. Jangan sampek dia kenapa-napa." Nevan mewanti-wanti Alif.

"Iya," hanya itu jawaban dari Alif.

"Kalau bini gue lecet dikit aja, gue anggep lo bukan cowok." Bicara Nevan memang selalu saja sembarangan.

"Harusnya saya yang bilang seperti itu, kalau kamu menyakiti hati Azma saya anggap kamu wanita." Alif membalas tak kalah tajamnya.

Nevan berusaha untuk tidak melotot, sebisa mungkin lelaki itu tersenyum. Ya walaupun kelihatannya, senyuman itu mengandung kesan terpaksa.

"Alip." Nevan membersihkan bahu Alif yang samasekali tidak kotor. "Lo suka sama Nanaz?"

"Tidak." Alif menjawab tanpa ragu.

"Boong, lo suka sama Nanaz. Ngaku nggak lo?" desak Nevan.

Alif kembali menjawab tidak, hal itu masih belum berhasil membuat Nevan merasa puas. Nevan menatap lekat Alif, hingga tatapannya jatuh pada mata Alif. Seketika jantung Nevan rasanya tiba-tiba berhenti untuk sesaat.

'Matanya si Alip kenapa mirip sama ... nggak mungkin.' Nevan melihat jika mata Alif tampak sama dengan mata seseorang.

'Kenapa kelihatan kayak sama? Apa cuma perasaan gue aja?' Nevan kembali memastikan dan menatap mata Alif.

***

Jevister sudah berada di kelas, bel masuk sudah berbunyi namun guru yang mengajar masih belum datang. Nevan sibuk dengan pikirannya, tingkah bobrok Jeno dan Calvin tidak mampu mengalihkan perhatian Nevan. Yang lebih tidak jelas lagi, Nevan sedang memikirkan Alif.

'Matanya Alip, mirip ... mustahil, itu pasti cuma perasaan gue aja.'

"Gue mikir apa sih?" Nevan mengacak rambutnya pelan, ia benci dengan pikirannya sendiri.

"Hayo mikir apa hayo?!" seru Calvin.

Nevan tersadar, raut wajahnya langsung berubah galak. "Bukan apa-apa!"

"Mikir yang nggak-nggak nih pasti." Tentu saja Jeno hanya bercanda.

"Btw ..." Sebenernya Nevan ragu mengatakan hal ini. "Alip tinggal dimana?"

"Hah?" Iqbal bahkan sampai berhenti memakan nabati.

Tantangan Iqbal memang belum usai, masih ada dua hari. Iqbal harus bisa menahan untuk tidak makan malkist, dan pelariannya adalah nabati.

"Kenapa tiba-tiba bahas Alif?" Sean akhirnya mengeluarkan suara.

"Cuma nanya, udah lupain." Nevan sudah menduga jika reaksi mereka akan seperti ini.

"Lo nggak suka Alip kan Bos?" Calvin menatap Nevan dengan pandangan curiga.

"Gila, ya nggak lah!" sewot Nevan.

"Tertarik gue sama pembahasan ini, ada apa gerangan sama si Alif?" Jeno menaik turunkan alisnya.

"Nggak ada!" Nevan mencoba mengalihkan pembicaraan. "Gurunya mana ya? Sejarah kan ya? Nggak sabar pengen pelajaran."

"Peres, ngalihin pembicaraan kan lo. Gaya lo nggak sabar, orang gurunya baru salam aja lo udah tidur." Iqbal tahu jika Nevan paling tidak suka belajar sejarah.

Apalagi alasannya jika bukan mengantuk, namanya juga sejarah. Tentu saja isinya bacaan yang sangat panjang dan lebar.

***

Nevan dan Nazma sudah berada dalam mobil, mereka dalam perjalanan pulang. Tidak ada angin dan hujan, Nevan tiba-tiba saja teringat pada ibu Nazma. Nevan samasekali tidak tahu apa yang terjadi, Nazma seakan menyembunyikan banyak hal darinya.

'Tadi kepikiran Alip, sekarang kepikiran nyokapnya Nanaz. Lama-lama kalau kebanyakan pikiran bisa cepet mati gue,' batin Nevan.

"Kita bahas yang tadi." Nevan memulai pembicaraan.

Nazma menoleh. "Bahas apa?"

"Nyokap lo." Nevan berharap Nazma akan memberitahunya sesuatu. "Kenapa waktu di rooftop lo diem aja? sebenernya dimana nyokap lo?"

Lagi-lagi Nazma hanya mampu bungkam, ia tidak bisa memberitahukan tentang ibunya pada Nevan.

"Lihat, lo diem lagi." Nevan mulai lelah.

"Maaf, aku cuma nggak pengen jadi beban buat kamu."

"Nggak ada yang bilang lo beban, berhenti anggep diri lo rendah. Hargai diri lo, bikin seneng diri sendiri sekali aja bisa kan?"

Nazma langsung mengangguk patuh, walaupun Nevan galak tapi lelaki itu baik.  Nazma salah, jika dulu ia berpikir bahwa Nevan menikahinya hanya untuk menyuruhnya bersih-bersih, atau mungkin menjadikannya sebagai pembantu.

"Kenapa kamu nggak nikah aja sama orang yang kamu cintai?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Nazma.

Nevan mendengus geli. "Lo percaya kalau cinta di luaran sana itu tulus? Nggak ada yang lebih tulus kecuali cinta dari keluarga."

"Tapi kamu butuh pasangan, ada kalanya kamu harus ngasih kesempatan sama orang yang pengen deket sama kamu."

Sorot mata Nevan langsung berubah menjadi dingin, namun tatapannya lurus ke depan karena harus fokus menyetir.

"Kalau dia nyia-nyiain kesempatan itu?" Suara Nevan terdengar kecewa.

"Kamu bisa tanya dulu ke dia, alasan dia nyia-nyiain kesempatan yang kamu kasih."

Nevan tertawa, rasanya sungguh memuakkan. Semua manusia harus tahu, yang datang bisa kapan saja pergi. Dan yang dekat, bisa saja tiba-tiba berubah menjadi asing. Semua tentang keadaan, tentang waktu yang menjadi saksi adanya suatu perubahan.

"Kalau lo mau nggak?" Nevan menatap Nazma sekilas.

Nazma tampak bingung. "Mau apa?"

"Gue kasih kesempatan biar lebih deket sama gue, bikin gue suka sama lo. Mau nggak?"

"Nggak tahu." Nazma mendadak merasa gugup.

"Boleh gue minta doain?" Nevan menjeda ucapannya. "Doain biar gue bener-bener suka sama lo, kalau misal suatu saat nanti gue ada salah ... bilang ya, biar gue bisa memperbaiki diri."

Bersambung...

1
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!