Zahra harus di ceraikan oleh sang suami di kala pernikahan mereka hanya se umur jagung di karnakan sang suami menghamili temannya sendiri di perantauan
Zahra memutuskan berangkat kejakarta demi mencari orang tua kandungnya dan tanpa sengaja dia bertemu dengan Aldi bagaskara, dia adalah pria yang tak pernah percaya dengan cinta menganggap wanita hanya pemuas nafsu semata.
kehidupan Aldi berubah setelah bertemu dengan Zahra, karna dia jatuh cinta pada pandangan pertama.
ikuti kisah cinta mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 kematian
pak Tohir terus saja memegangi dadanya yang terasa semakin sakit, tanpa terasa ia sudah terkulai lemas di dekat Zahra
Zahra baru sadar bahwa bapaknya seperti menahan sakit sampai dia tidak sadarkan diri
"pak..." bapak kenapa"? tanya Zahra panik sambil bersimpuh di dekat bapaknya, Zahra semakin histeris melihat pak Tohir sudah tak sadarkan diri, dia terus menggoyang-goyangkan tubuk pak Tohir
"pak.." sadar pak,! jangan tinggalkan Zahra pak,! ucap Zahra sambil terisak , beberapa tetangga datang tergopoh-gopoh karna mendengar Zahra yang menangis histeris
"Ra...,ada apa"Ra,? tanya warga sambil mengetuk pintu rumah Zahra, Zahra yang mendengar warga mengetuk pintu segera ia keluar sambil menangis untuk membuka pintu
"tolong pak...! ucap Zahra setelah membuka pintu
"apa yang terjadi Ra"? tanya warga panik
"bapak pingsan, jawab Zahra sambil berlari ke arah kamarnya, tetangga yang mendengar pak Tohir pingsan, mereka semua berlari mengikuti Zahra kedalam kamar
"astaghfiruallah hal adzim, apa yang terjadi sama bapak kamu Ra" tanya salah satu dari mereka.
lalu mereka mengangkat tubuh pak Tohir membaringkannya di atas tempat tidur salah satu dari mereka memeriksa denyut nadi pak Tohir
"innalillahiwainnailaihirojiun,
ucap salah satu tetangga, membuat Zahra semaki histeris ahirnya Zahra terkulai lemas tak sadarkan diri di dekat tubuh pak Tohir yang terbujur kaku, Zahra di ankat oleh beberapa warga dan di bawa keluar dari kamar
suasana semakin memprihatinkan saat Zahra mulai tersadar
dia kembali histeris saat mengingat bapaknya sudah tiada
pak Tohir memang mempunyai riwayat penyakit jantung,tapi penyakitnya tak pernah kambuh karna Zahra selalu menjanga kesehatan bapaknya dengan menjaga perasaat dan pikiran bapaknya
Zahra begitu terpukul dengan kata talak yang Adam ucapkan sehingga dia lupa akan kesehatan bapaknya
Zahra semakin tergugu di samping pak Tohir hatinya begitu hancur ketika melihat bapaknya terbujur kaku
"Zahra mau ikut pak....' tangis Zahra pilu," Zahra sudah tidak punya siapa-siapa lagi pak....! ucap Zahra, membuat warga yang mendengar ikut menitikan air mata
"kamu yang sabar Ra" kasihan bapakmu kalau dia melihatmu seperti ini dia tidak akan tenang di alam sana, ucap salah satu dari mereka mencoba menenangkan Zahra
para tetangga bergotong royong untuk memandikan dan mengubur pak Tohir
"maaf kan Zahra pak" karna Zahra belum sempat membahagiakan bapak, ucap Zahra sambil mengusap nisan pak Tohir
"Zahra sendirian pak, pada siapa lagi Zahra akan bercerita pak" hanya bapak yang Zahra miliki, ucap Zahra di sela tangis pilunya
semua tetangga iba melihat Zahra menangis sambil memeluk nisan bapaknya
"kamu yang sabar ya Ra, ucap salah satu tetangga sambil mengusap pundak Zahra, tangisan Zahra begitu memilukan membuat para tetangga yang mendengar juga menitikan air mata
"ayo nak kita pulang, ucap paman Zahra yaitu pak Lukman adik kandung pak Tohir yang tak lain adalah bapaknya Anton beberapa tetangga ikut membujuk Zahra ahirnya Zahra mau pulang bersama pamannya.
begitu cepat waktu berlalu kini sudah hari ke tujuh tahlilan yang di gelar di rumah Zahra
saat Zahra duduk di teras rumah, tiba-tiba ada sebuah mobil masuk ke pekarangan rumahnya, ia tidak tau siapa yang datang
tiga orang keluar dari dalam mobil, hati Zahra mulai bergemuruh saat tau siapa yang datang
" assalamualaikum, ucap salah satu dari mereka, yang tak lain adalah Adam suami Zahra, lebih tepatnya mantan suami.
Zahra tak mampu menjawab salam dari Adam, dia hanya tertengung di tempatnya bahkan matanya mulai berkaca-kaca
" waalaikumsalam, ucap Zahra setelah begitu lama terdiam di tempatnya.
"bagaimana kabar kamu Ra,? tanya Adam lembut
"aku baik mas, bahkan lebih baik, ucap Zahra begitu tenang
bahkan Zahra tidak mempersilahkan mereka masuk ataupun duduk, pak lukman yang melihat ada tamu segera ia keluar dan menyapa Adam dan keluarganya
"wah..! ternyata ada tamu, ucap pak lukman ramah, mari silahkan masuk pak, ucap pak lukman mempersilahkan.
"maaf pak, saya turut berduka atas meninggalnya bapak Tohir, ucap ayah Adam hati-hati.
"kakak saya meninggal karna mendengar nak Adam telah menalak Zahra, jantungya tiba-tiba kumat dan dia telah tida, ucap pak lukman begitu tenang.
"tapi masih ada yang mengganjal dalam hati saya, kenapa tiba-tiba nak Adam menalak Zahra,? tanya pak lukman sambil menatap Adam penuh kekecewaan
Zahra hanya menundukkan kepalanya, ia tak sanggup bertanya apapun pada Adam
"maafkan saya pak, jawab Adam sambil menunduk
"saya melakukan ini karna terpaksa, saya telah melakukan kesalahan yang sangat besar dan saya harus bertanggung jawab atas kesalahan itu.
Zahra semakin menunduk, air mata yang sejak tadi dia tahan kini tumpah sudah membasahi hijab yang ia kenakan tubuhnya bergetar menahan agar tidak terisak di hadapan Adam, dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Adam dan keluarganya
"dan saya menerima perceraian ini, ucap Zahra menyela pembicaraan Adam dan pamannya.
Adam yang sejak tadi menunduk langsung mendongakkan kepalanya terkejut dengan perkataan Zahra, dia tidak menyangka Zahra akan setegar itu
"aku menerima perceraian ini karna aku bukanlah wanita yang sempurna, aku menikah denganmu untuk melengkapi hidup mencari ridho dari sang ilahi.
"tapi bukan disi bukan pula bersamamu, cinta ini sudah mati mas, ucap Zahra di sela tangisnya
sungguh hati Adam bagai di remas mendengar perkataan Zahra yang sudah tidak mencintainya lagi
"maksud kedatangan kami ke sini hanya untuk mengantarkan surat cerai ini supaya di tanda tangani oleh Zahra, ucap ayah Adam tanpa merasa bersalah
segera dia menyodorkan surat itu pada Zahra, Zahra segera mengambil dan menandatangani tanpa berpikir lagi, bagi Zahra cintanya sudah mati terkubur bersama kepergian bapaknya yang sangat ia cintai
dari tadi pak lukman hanya diam mendengarkan setiap keputusan Zahra
"jika nak Adam dan keluarga sudah tidak ada lagi yang mau di bicarakan, bisakah tinggalkan rumah ini karna kami mau istirahat, ucap pak lukman mengusir secara tidak langsung
Adam dan keluarga mulai beranjak dari duduknya dengan perasaan bersalah tapi Adam tak bisa beruat apa-apa,
betapa Adam merindukan istri yang selama ini ia tinggalkan. kini dia menghampiri Zahra untuk berpamitan
"aku pulang Ra, ucap Adam sambil menyodorkan tangannya pada Zahra, tapi Zahra tidak menerima uluran tangan Adam dia lebih memilih melipat kedua tangannya di depan dada, tanda perpisahan dengan mantan suaminya
"maaf mas kita bukan muhrim, ucap Zahra yang mampu membuat hati Adam bagai di tusuk sebuah belati.
Adam hanya mampu memandang wajah Zahra sebelum dia keluar , ada rasa rindu yang begitu dalam yang Adam rasakan tapi dia tak mampu untuk mengutarakannya.