NovelToon NovelToon
Istri Barbar Tuan Muda

Istri Barbar Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arsy Humaira

Gadis cantik bernama Alina Humaira, dinikahi Tuan muda tampan, bernama Jonathan Arya untuk memberikan seorang keturunan anak laki-laki dari keluarga konglomerat itu. Dia rela menjadi istri ketiga demi menyelamatkan ayahnya yang sedang sekarat.

Meski berat, gadis itu harus berani menghadapi segala resiko yang akan ia hadapi setelah terjadi pernikahan itu, termasuk meninggalkan calon suaminya yang sedang bekerja di luar negri.

Mampukan ia menjalani takdir, yang tak pernah terbayang sebelumnya? Apakah ia akan menjalani kehidupan seperti surga? Ataukah kehidupan seperti di neraka setelah kakinya menginjak rumah mewah bak istana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 28

Pagi hari, Boneng sedang di halaman depan rumah mewah yang ia tinggali sekarang. Gadis itu habis telponan dengan babeh dan enyak nya.

"Hai, cantik!" goda salah satu penjaga di rumah itu yang bernama Topan. Karena Topan adalah salah satu pegawai yang masih single sama seperti Joni, beda hal nya dengan yang lain, yang sudah berkeluarga.

"Eh, kenapa itu mata lo kedap kedip? Kemasukan apaan?" jawab Boneng dengan mode datar.

"Ya elaaaah, galak amat sih? Nyapa dikit napa!" ucap Topan terkekeh.

Boneng, langsung masuk  ke dalam rumah, dengan bibir yang komat-kamit. "Mpok gue, menikah dengan polisi, jadi gue harus mendapatkan calon laki, minimal satu level dari suami mpok gue, kalau dia mah lewat, jadi gue harus tetap jaga image, gak boleh tuh sembarangan mau di godain ma cowok, apalagi macam cowok ciprut kayak, gitu!"

"Mbak Mei!" sapa seseorang mengagetkan Boneng saat ini.

Gadis itu menengok ke arah suara yang memanggil namanya. "Eh, Pak Gilang, selamat pagi Pak!" jawabnya kali ini Boneng tersenyum.

"Pagi juga, oh iya, bagaimana kerja disini betah?" tanya Gilang saat ini.

"Hehe… untuk sekarang, lumayan betah sih Pak, dan semoga saja seterusnya!" jawab Boneng terkekeh.

"Syukurlah. Mbak, kalau bisa jangan panggil saya Pak, panggil saya nama saja! Saya merasa sudah tua, kalau dipanggil Pak!" ucap Gilang terkekeh.

"Aduh, aku harus panggil apa, ya? Mas aja bagaimana? Masa aku panggil nama, kan gak sopan!" jawab Boneng, sama ikut terkekeh.

"Wah, boleh tuh!"

Topan tak sengaja melihat Boneng dan Gilang mengobrol itu, hanya memanyunkan bibirnya.

"Tadi, sok jual mahal, sok jaim, eh sekarang giliran diajak ngobrol oleh mas Gilang, kayak kesenengan tuh! Awas aja gue pelet, lo kelepek-kelepek sama gue!" umpat Topan kesal.

"Heh… ngapain lo lihat-lihat si Mei? Lo cemburu?" Joni tiba-tiba menepuk bahunya Topan.

"Lo ngagetin gue aja Jon. nggak, siapa yang cemburu, gue hanya sedang menetralisir rasa,"

"Rasa?"

"Ya. Rasa karena sempat, dicuekin!"

"Hahaha… ada-ada aja lo, nih lihat ntar gue, si Mei bakal menyambut gue, tidak ada seorang cewek yang bisa menolak pesona seorang Joni Saepudin, yang ganteng tujuh turunan ini!" ucap Joni jumawa.

"Halaaah pret… paling-paling itu si Mei, lari terbirit-birit melihat lo!"

"Lihat saja nanti," jawab Joni santai.

Kemudian Joni berjalan mendekati Boneng dan Gilang yang sedang mengobrol.

"Hai Mei," sapanya.

"Eh Jon, kebetulan lo disini, antar gue keluar yuk! Gue harus belanja kebutuhan bulanan, Sifa dan Naya. Tadinya non Sukma yang belanja, di temani pak Salim dan si Topan dan pak Udin, tapi saat ini non Sukma sedang sakit, jadi lo temenin gue ya!" pinta Boneng.

"Wah, serius lo, boleh. Kapan?"

"Sekarang! Tapi sebentar gue mau menemui non Sukma dulu. Dan minta rincian apa saja yang harus gue beli,!" jawab Boneng.

Sedangkan raut wajah Gilang yang mendengar Sukma sakit, mendadak seperti cemas.

"Mas Gilang, kamu kenapa?" tanya Boneng.

"Ah enggak, boleh saya ikut kamu? Saya ingin menemui Sifa dan Naya, kebetulan saya dekat dengan mereka!" jawab Gilang.

"Boleh, mari Mas!"

Gilang dan Boneng pergi menuju kamar Sukma, sedangkan Joni tampak kesal saat melihatnya. Lalu dia melirik ke arah Topan yang sedang menertawakannya.

"Mampus! Hahaha….," Topan menertawakannya.

"Diam! Ntar mulut lo gue sumpal pake tahu bulat," umpat Joni kesal.

Sampai di dalam kamar Sukma, Gilang langsung di peluk Sifa dan Naya.

"Om Gilang!" peluk keduanya begitu erat.

"Hai, boneka-boneka nya Om, kalian sedang apa?" tanya Gilang sembari mengelus rambut dua gadis kecil itu.

"Sedang belajar menulis Om, Ante Mei yang mengajarkan. Sekarang kami sudah bisa menulis dan menggambar, Om." jawab Sifa sambil menunjukan hasil gambarnya.

"Wah, pinter kalian," Gilang tampak begitu sayang terhadap dua gadis kecil itu, yaitu putri Arya bos nya.

"Non Sukma, bagaimana keadaanmu?" Gilang menanyakan kabar Sukma.

"Aku udah agak mendingan Lang, hanya saja masih pusing. Kemarin maag ku kumat kayaknya!" jawab Sukma mengulas senyum.

Gilang hanya membalasnya dengan senyuman, pria itu tidak terlalu intens bertanya, karena dia sadar siapa Sukma.

"Semoga kamu cepat sembuh, Sukma!" Gilang hanya membatin.

Sedangkan Sukma sedang memberikan rincian daftar belanja, yang harus Boneng beli.

"Mas Gilang, aku sudah selesai. Dan aku harus otw sekarang, si Joni pasti sudah menunggu. Mas Gilang masih mau disini?" tanya Boneng hendak pergi.

"Saya juga mau menemui tuan muda, pasti dia sudah menunggu. Dan kami akan ke kantor bareng!"

"Om, nanti kapan-kapan main lagi ya!" ucap Sifa dan Naya.

"Insyaallah ya! Nanti Om bawakan boneka besar ya! Kalian mau?"

"Mau Om, mau!"

"Yaudah, sekarang kalian main dulu, temani Mama, dulu ya! Nanti Om kesini lagi, oke!" ucap Gilang seraya mengelus rambut Sifa dan Naya.

"Iya Om,!" jawab Keduanya. Kemudian Gilang dan Boneng keluar dari kamar Sukma.

***

"Jon, mana pak Salim?" tanya Boneng setelah dia berada di depan rumah dan siap-siap berangkat.

"Pak Salim sudah otw, bareng mengantar tuan muda dan mas Gilang, pak Salim kan sopir tuan muda!" jawab Joni agak terkekeh.

"Cengar-cengir, gak lucu. Lalu kita berangkat pakai apa? Di sini ada tiga sopir, cepat panggilkan yang lain!" suruh Boneng, agak mengerucutkan bibirnya.

"Udah, para sopir yang lain, standby di rumah, takut-takut nanti nyonya besar atau para istri tuan muda, akan keluar!" jawab Joni mencari alasan.

"Masa kita harus pesan taksi online, gak etis banget!"

"Udah, jangan di bikin pusing. Pake itu saja!"

"Apa?"

"Lihat, noh!" Joni menunjukan motor yang terparkir di dekat garasi.

"Hah… naik motor?" Boneng lumayan kaget.

"Iya, udah percaya sama gue, gini-gini, gue mantan pembalap, jadi lo pasti aman jalan sama, gue!" Joni mesem.

"Ini bukan modus lo, kan?"

"Bukan, ayo lets go! Gue ambil motornya dulu!" ajak Joni lalu berjalan mengambil motor Honda CB 100 jaman dulu.

Boneng hanya menelan ludahnya berkali-kali, saat melihat Joni menaiki motor itu.

"Jon, gak ada motor yang lebih beken gitu?"

"Wis… ini motor antik, di jaman sekarang jarang-jarang orang masih punya!" jawab Joni seraya memakai helmnya.

"Ya udah deh, mana sini helmnya!" pinta gadis itu lalu menaiki motornya Joni, setelah memakai helmnya.

"Sudah siap cantik!" tanya Joni, begitu senang akan membawa Boneng jalan dengan motornya.

"Sudah, cepetan jalan!" jawab Boneng, sambil menepuk pundaknya Joni.

Joni melajukan motornya setelah sebelumnya satpam jaga di depan gerbang rumah membukakan jalan untuknya.

"Semoga berhasil Jon!" ucap satpam itu mengacungkan jempol tangan.

"Siap Mang!" jawab Joni yang sama mengacungkan jempol tangannya.

"Apa sih lo? Hasil apa? Wah, jangan-jangan bener ya? Ini modus lo pengen jalan naik motor bareng gue?" ucap Boneng setengah berteriak karena Joni menjalankan motornya lumayan kencang.

Joni tak menggubris ucapan Boneng, dia anteng saja mengendarai sepeda motornya.

"Jon, jangan ngebut-ngebut! Gue mau jatuh nih!" teriak Boneng sembari memegang helmnya agar tidak sampai lepas dari kepalanya.

"Makanya, pegagan dong! Sini, pinggang gue masih, kosong!" modus Joni terkekeh.

"Ogah!"

"Daripada lo, jatuh!"

Jawab Joni, dan malah menambah kecepatan motornya. Boneng tak ada pilihan akhirnya dia pegangan dengan memegang pinggang Joni. Joni pun mesem. Karena ada sesuatu yang empuk menyentuh punggungnya.

"Lo kenapa? Kayak senyum-senyum?" tanya Boneng saat melihat wajah Joni dari balik kaca spion.

"Mei, semoga lo betahnya, naik motor gue!"

"Iya, makasih udah mau antar gue. Tapi ngomong-ngomong, kita mau belanja kemana? Kok lewat sini?" tanya Boneng, karena jalan yang mereka lalui bukan jalan, yang akan menjadi tujuan dirinya belanja.

"Muter Mei, sekalian cari angin!"

"Jon, awas ya lo, jangan sampai kita kelamaan di luar, nanti nyonya besar, atau non Sukma marah!"

"Tenang, kita tidak akan terlalu lama, kok!" jawab Joni sembari anteng mengendarai sepeda motornya.

Belebeb belebeb

Motor yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti.

"Jon, Jon. Motor lo kenapa?"

"Sorry Mei, motor gue kayaknya mogok." jawab Joni sembari garuk-garuk kepala.

"Mogok? Lalu kita bagaimana?" Boneng terkejut.

"Sudah, jangan terlalu cemas, mending bantuin gue dorong motor ini, sampai kita menemukan bengkel," jawab Joni lesu.

"Ini semua gara-gara lo, bawa motor kaya maling di kejar warga," cetus Boneng kesal.

"Loh, kok nyalahin gue?"

"Iya, ingat motor lo udah tua, di bawa ngebut kayak tadi, motor lo jadi overdosis,"

"Kayak, orang aja overdosis!" kekeh Joni. Semetara Boneng, hanya bisa menggerutu. Sambil membantu mendorong motornya Joni.

***

Alina saat ini, sedang menyisir rambutnya di dalam kamar. Sembari anteng dengan ponselnya.

"Al, boleh saya masuk?" ucap Arya di ambang pintu kamar sang istri.

"Tuan Muda, silahkan! Kenapa mesti minta izin? jawab Alina mempersilahkan masuk.

"Iya, saya akan masuk sesuka hati, jika nanti sudah saatnya!"

"Oh,"

"Kok, cuma oh doang?" Arya mengangkat alisnya sebelah.

"Terus maunya Tuan Muda, aku jawab apa?" tanya Alina.

"Al, kamu ikut saya tidak hari ini ke luar?" ajak Arya, sembari duduk di sofa di dalam kamar istrinya.

"Ke luar? Untuk apa?"

"Ya. Biar kamu gak jenuh di rumah!"

"Lalu, mama bagaimana? Apa akan mengizinkan?" tanya Alina agak senang, hari ini mau diajak keluar.

"Itu, nanti urusan saya!"

"Tuan, boleh tidak aku menemui orang tuaku?" tanya Alina dengan menggigit bibir bawahnya.

Arya sejenak terdiam, kemudian dia menjawab. "Oke, sekarang kamu siap-siap! Dan bisa tidak, bibirnya biasa aja?" kata Arya mendadak merasa gemas.

"Memangnya kenapa?" gadis itu memegangi bibir ranumnya.

Arya tak menjawab dia malah mendekati sang istri.

"Kebiasaan, selalu begini!"

"Apa memangnya?"

"Ini nih, selalu  dekat-dekat, jaga dan kondisikan nanti ular sawah tidak bisa dikendalikan!" jawab Alina dengan wajah serius.

Namun tiba-tiba pandangan Arya tertuju pada ponsel sang istri yang tergeletak di atas meja rias.

Deg!

Arya darah Arya tiba-tiba memanas. Saat dia membaca isi percakapan sang istri dengan seorang laki-laki, yang dinamai Dimas, dalam salah satu akun media sosialnya.

"Al, kamu sedang komunikasi dengan siapa?" tanyanya dengan nada yang mendadak berbeda.

"Apa sih?" Alina agak heran, namun ujung matanya melihat layar ponselnya masih menyala. Gadis itu pun kaget. "Ya Allah, aku lupa mematikan layar ponselku. tuan muda pasti marah besar, aku harus bagaimana?" batin Alina bingung.

"Jawab!!" Arya agak berteriak.

"Non Alina, Tuan Muda!" Sari dan Mita tampak terengah-engah.

"Kalian kenapa?" tanya Alina kaget.

"Tuan, Non, i-itu, nyonya besar dan tuan besar bertengkar hebat! Semua orang sekarang sedang kebingungan karena, kami tidak berani masuk ke dalam kamar mereka. Kami dengar nyonya besar berteriak-teriak.

"Apa?" Arya begitupun Alina sama terkejutnya. Keduanya turun ke lantai bawah, untuk melihat Utami dan Alek yang bertengkar. Begitu mereka sampai di lantai dua. Tampak Alek keluar dari dalam kamar, dengan wajah penuh amarah.

"Pa, ini ada apa? Kenapa kalian bertengkar?" tanya Arya menghampiri Alek.

"Arya, maaf sepertinya Papa dan Mama sudah tidak bisa bersama lagi, kami dari dulu selalu beda dalam segala hal, mungkin kita tidak cocok!" jawab Alek dan hendak pergi.

"Tunggu dulu Pa! Sebenarnya ada apa antara kalian berdua?"

"Papamu, punya istri baru Arya, dan itu sudah tujuh tahun lamanya. Mereka sudah memiliki anak laki-laki, selama ini Mama di bohongi!" Utami menjawab pertanyaan putranya sembari menangis.

Alina yang melihat itu, langsung menghampiri Mama mertuanya, dan mencoba menenangkannya. Begitupun Sandra dan Sukma.

"Pa, apa itu semua benar?"

"Ya. Memangnya salah? Kamu sendiri mempunyai tiga istri di rumah ini sah-sah saja! Lalu kenapa Papa tidak bisa? Seharusnya Utami Mama mu itu memberikan pengertian yang sama, kepada Papa, seperti apa yang Sandra dan Sukma lakukan!" jawab Alek jujur.

Arya hanya mengeratkan giginya. "Pa,saya dan Papa beda, mempunyai tiga istri, itu bukan kemauan saya!"

"Iya, kemauan Mamamu kan? Sekarang Papa balikan kepada Mamamu, kenapa dia tidak bisa seperti Sandra dan Sukma? Kenapa dia protes? Papa menikah lagi? Bukankah dia sendiri yang meminta Sandra dan Sukma menerima dimadu? Egois kalau begitu!" tempas Alek menyindir Utami.

"Cukup! Oke kita cerai, tapi Papa jangan harap bisa kembali lagi ke rumah ini!" teriak Utami.

"Apa? Utami sadar, ini rumah siapa? Yang seharusnya pergi dari sini itu, kamu bukan saya! Kamu hanya numpang disni!" potong Alek, yang sama emosi.

"Oke Pa, sekarang saya tahu, bagaimana piciknya  Papa, selama 31 tahun, Mama menemani Papa, sampai Papa bisa mengembangkan perusahaan yang kakek berikan, itu berkat ide-ide dari Mama, lalu semudah itu Papa mengusirnya! Jika Mama pergi dari rumah ini, saya pun akan ikut pergi bersama Mama. Ayo Ma, kemasi barang-barang Mama! Dan kalian Sandra, Sukma, Alina, jika kalian mau ikut saya, kemasi juga barang-barang kalian!" ucap Arya lalu pergi ke atas untuk mengemasi barang-barangnya.

1
Siti Khoyimah
😂😂😂 hnya demi ank laki" punya istri 3 menyakitkn
Nuraeny
lanjut
strawberry milk
ini yg bikin ketawa trs pasangan gesrek si Joni sama Boneng 🤣🤣
Nuraeny
lanjut
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
harwanti unyil
manis sekali kata" mu menantu mama
Nuraeny
lanjut thor 💪🏼💪🏼
strawberry milk
hadeuh gak anaknya ga emaknya egois bukannya sadar diri.
jiee💚
heran dah kenapa Arya gak tegas sama mamanya padahal kan laki"harusnya jgn mau di perbudak meskipun dalih orang tua
Giselle Bustamante
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
Yue Sid
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Arasyi: Maaciw kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!