Antie Nicole adalah jomblo sedari lahir yang berusia 27 tahun. Kesehariannya adalah berlatih karena dia adalah seorang atlet wingchun.
Ketika dia sedang melakukan hobinya yakni panjat tebing, Antie terjatuh dan dia bangun sebagai Estrella De Agler. Seorang wanita berusia 20 tahun yang sudah menikah.
" Waah, aku sudah bersuami, tapi dimana ini?"
Bagaimana Antie menjalani hidupnya sebagai seorang Estrella De Agler yang merupakan istri dari seorang tyrant kejam?
Apakah di bisa tetap hidup dengan baik di dunia yang sama sekali tidak ia kenal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VWTH 24: Tamu Tak Diundang
Buk buk buk
Trang Trang Trang
Dua buah pedang saling beradu. Biasanya untuk latihan awal, hanya akan dipergunakan pedang kayu. Tapi kali ini Ella langsung menginginkan pedang asli. Bahkan bisa dibilang ini bukanlah latihan awal, melainkan lebih ke sparing pedang tahap lanjutan. Dexter juga terlihat menikmati setiap gerakan demi gerakan yang ia lakukan bersama Ella. Baru kali ini dia merasa senang saat sparing.
" Hosh ... hosh ... hosh ... Bagaimana Tuan Duke tampak biasa dan tidak kehabisan nafas. Padahal kita sudah melakukannya sejak pagi, dan matahari sekarang mulai merangkak naik," keluh Ella dengan nafas yang terengah-engah. Saat ini ia tengah istirahat sambil duduk di tanah. Tangannya masih memegang pedang dan pandangan matanya tertuju kepada Dexter yang sedang mengusap keringat dengan handuk kecil yang disiapkan oleh Erza.
" Stamina dan jam terbang, aku sudah sejak usia 10 tahun memegang pedang, bahkan sebelum usia itu aku sudah terbiasa memegang pedang. Mungkin kamu punya ilmu bela diri, namun penekanan mu lebih ke tangan kosong, sehingga adanya benda di tangan mu membuat tenaga mu terbagi. Jadi, kamu harus lebih sering menggunakan senjata dalam berlatih. Baik itu pedang ataupun tongkat. Bukannya kamu menguasai kedua benda itu, nah tinggal dimaksimalkan saja."
Penjelasan Dexter bisa diterima oleh Ella. Dia cukup paham, dan memang apa yang dikatakan Dexter itu benar. Wing Chun yang ia tekuni memang lebih menitik beratkan pertarungan tangan kosong. Maka dari itu mulai sekarang Ella akan rajin menggunakan senjata saat ia berlatih.
" Maaf Yang Mulia Duke dan Duchess, ada tamu yang ingin menemui Yang Mulia Duchess."
Kepala Pelayan Rober datang dengan wajah sedikit kusut saat menyampaikan kedatangan seorang tamu. Ella dan Dexter saling pandang, ini kali kedua Ella mendapatkan tamu setelah tamu pertama Count Osmund yang merupakan ayahnya.
" Siapa Rober?" tanya Dexter.
" Itu Yang Mulia, Tuan Meyer Osmund," jawab Rober singkat.
" Aaah kakak lelaki ku tercinta, baiklah bawa dia ke rumah kaca. Aku akan menemuinya di sana," kata Ella sambil tersenyum lebar.
Rober mengangguk mengerti dan Dexter langsung memandang Ella dengan tatapan penuh tanya. Sedangkan Ella hanya tersenyum simpul sambil mengedipkan sebelah matanya. Melihat reaksi Ella, Dexter punya sebuah keyakinan bahwa wanita di depannya itu pasti memiliki sesuatu yang akan di lakukan. Dexter pun pasrah namun setelah Ella melenggang pergi ia langsung memanggil Luz.
" Jaga istriku, aku khawatir Meyer akan melakukan sesuatu." Dexter memberi perintah tegas kepada Luz.
" Baik Yang Mulia Duke."
Luz kemudian bergegas pergi menuju rumah kaca terlebih dulu. Selain mengawal Ella tugas lain yang ia dapatkan adalah mengawasi Meyer. Semenjak Ella masuk ke kastel ini, baru kali ini kakaknya itu datang berkunjung. Ini tentu menjadi sesuatu yang aneh, terlebih Dexter juga sudah membaca buku harian Estrella yang mengatakan bahwa penghuni rumahnya tidak ada yang peduli padanya.
" Tck, ternyata di kastel Duke ada juga tempat seperti ini. Ku pikir seorang tyrant seperti dia tidak suka dengan keindahan." Meyer yang baru saja menginjakkan kaki di rumah kaca itu memandang takjub saat melihat ke seluruh penjuru rumah kaca yang dipenuhi oleh tanaman bunga. Berbagai macam bunga ada di sana, bahkan bunga yang tidak ada di kekaisaran Vervant pun juga ada di sana.
" Penilaian Anda sangat bagus Tuan Count Muda, semua ini adalah Yang Mulia Duke yang memerintahkan untuk dibuat. Semua ditujukan untuk Duchess Estrella. Terlebih Duchess memang sangat menyukai bunga," papar Rober dengan sepenuh hati.
Entah dari mana Rober mempunyai ide untuk mengatakan hal tersebut, tapi satu hal yang pasti Ella mendengar itu semua. Dan sebuah acungan jempol diberikannya kepada sang kepala pelayan.
Dengan penuh hormat, Rober mengangguk dan memberi hormat atas kedatangan Ella. Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh Meyer. Rupanya kesombongan Meyer masih berada di atas awan, dia lupa atau lebih tepatnya tidak menerima fakta bahwa adiknya sekarang merupakan satu-satunya seorang Duchess di kekaisaran ini.
" Lancang, mengapa kau tidak memberi hormat kepada Duchess!" ucap Luz dengan nada tinggi. Meskipun dia belum menyukai Ella, tapi baginya kehormatan seorang Duchess tetaplah yang utama.
" Cih, aku tidak perlu membungkuk di depan adikku sendiri bukan?" kilah Meyer. Terlihat dari sorot matanya, ia sama sekali tidak menyukai Luz.
Luz langsung menarik pedangnya, namun oleh Ella ditahan. Ella lalu mengibaskan tangannya tanda untuk semua orang agar menepi dan membiarkan ia bicara hanya berdua dengan Meyer. Ella sudah bisa menebak bahwa kedatangan Meyer kesini bukanlah hanya sekedar basa-basi atau kunjungan kakak kepada adik. Pasti ada sesuatu yang ingin dituju dari pria yang merupakan kakak dari Estrella itu.
" Jika ada apa-apa harap Yang Mulia memanggil saya," ucap Luz patuh.
" Tenang saja Luz, aku pasti akan memanggilmu nanti," sahut Ella sambil menyunggingkan senyum.
Luz bersama Rober dan juga Nori mundur menjauh dari Ella dan Meyer. Namun mereka tetap berada di rumah kaca itu dengan jarak aman. Mereka tidak mungkin meninggalkan Ella sendirian, meskipun jika itu terjadi pun tidak jadi masalah bagi Ella karena ia yakin bisa menghadapi Meyer sendirian.
" Jadi, ada keperluan apa kakak yang tidak pernah peduli dengan adiknya tiba-tiba datang berkunjung kemari? Bukankah ini adalah 'hal luar biasa' yang belum pernah terjadi selama aku meninggalkan rumah?" Ella memulai pembicaraan, ia terlalu enggan jika harus berlama-lama untuk basa-basi.
" Meminta maafkanlah kepada Ratu Aretha, dan memohon lah agar pembiayaan tambang batu permata tidak dihentikan!"
TBC