Afika Lestari, gadis cantik yang tiba-tiba di nikahi oleh pria yang sama sekali tidak di kenal oleh dirinya..
Menjalani pernikahan dengan pria yang ia tidak kenal yang memiliki sifat yang kejam dan juga dingin, membuat hari-hari Afika menjadi hancur.
Mampukah Afika bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampuka Afika membuat pria yang memiliki sifat dingin dan kejam menjadi baik, dan mencintai dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKD 27
Sri nampak bingung, kepalanya menunduk menatap lantai. Dulu dia sudah berjanji pada Afika untuk tidak mengatakan jika Afika hamil. Tapi, tadi justru Sri keceplosan melupakan janji yang pernah sempat ia ucapkan.
"Katakan yang sebenarnya bi Sri. Aku tidak ingin ada satu pun yang kau sembunyikan dariku." Kata Baby dan terus menatap tajam pada Sri. Sri mencoba memberanikan dirinya mendongakkan kepala melihat Baby, dan lalu melihat Afika. Sungguh Sri merasa bersalah pada Afika. "Apa benar Afika hamil?" Tanya Baby karena Sri hanya diam saja. "Bi Sri, apa benar Afika hamil?" Sri menjawab dengan menganggukkan kepalanya membuat Baby mengusap poninya kebelakang. Sungguh kenapa saat ini Afika bisa mengandung dan anak siapa yang di kandung oleh Afika, siapa ayah dari bayi yang saat ini sedang berada di kandungan Afika. Karena tidak mungkin jika Adrian melakukan hal itu pada Afika mengingat jika Adrian dulunya hanya mencintai Inggrid dan membenci Afika. "Siapa ayah dari bayi yang Afika kandung?? Atau Afika pernah menceritakan padamu tentang pria yang dekat dengannya?" Tanya Baby yang semakin penasaran. Dan Sri pun langsung menggelengkan kepala seraya berkata.
"Maaf non Baby, saya hanya tahu jika Afika hamil. Tapi saya tidak tahu siapa ayah dari bayi yang Afika kandung saat ini."
Mendengar jawaban dari Sri membuat Baby terus berfikir. Dan kini Baby hanya berfikir jika hanya dua pria yang berhubungan dengan Afika saat memasuki mension. Adrian dan Nadi, dan nama Adrian sudah di coret dari daftar ayah dari bayi yang di kandung oleh Afika. Ya, Nadi. Kini pikiran Baby tertuju pada Nadi, yang kemungkinan besar adalah ayah dari bayi yang di kandung oleh Afika.
Selama kurang dari satu jam, Baby masih dengan sangat setia berada di kamar Afika, duduk di kursi sambil membaca majalah dan sesekali melihat Afika yang belum juga sadar. Namun, tetap saja pikiran Baby masih tertuju tentang apakah benar jika Afika dan Nadi memiliki hubungan yang spesial.
Beberapa saat kemudian perlahan Afika membuka matanya. Rasa sakit di kepala dan juga mual membuat nya sulit untuk bangun. Baby yang melihat langsung mendekati Afika.
"Akhirnya kau sadar juga." Kata Baby sambil membantu Afika untuk duduk. "Bagaimana apa kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Baby, sambil memberikan segelas air ke Afika. Hanya sedikit air yang Afika minum lalu selang beberapa saat Sri masuk ke dalam kamar sambil membawa buah jeruk dan juga strowbery. "Makalah." Pinta Baby saat Sri sudah keluar.
Afika menatap Baby, sungguh sangat berbeda dari biasanya. "Kenapa? Tumben?" Ucap Baby debgan penuh tanda tanya.
"Apa kau tidak suka?"
Jujur Afika sangat tidak suka dengan buah yang saat ini ada di hadapannya, tapi tidak akan mungkin Afima mengatakan jika dirinya tidak bisa memakan buah itu. Dan dengan terpaksa Afika memakan satu strowbery agar Baby tidak curiga. Namun, baru sati kali kunyah, Afika langsung turun dari tempat tidur dan berlari masuk ke dalam kamar mandi. Dan Baby kini semakin yakin dengan apa yang Sri katakan. "Kenapa? Apa kau hamil?" Tanga Baby yang kini berdiri di depan pintu kamar mandi. Mendengar pertanyaan Baby sontak Afika kaget dan langsung mengusap mulutnya dan keluar dari kamar mandi, langsung kembalu berbaring di tempat tidur.
"Aku ingin istirahat. Jadi kembali lah ke dalam kamarmu." Kata Afika sambil membelakangai Baby. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka lalu tertupu. Kini Afika yakin jika Baby sudah keluar dari kamar, namun saat Afika membalikkan tubuhnya, betapa kagetnya Afika saat melihat Baby yang masih tetap berada di belakangnya dengan seorang pria yang jelas dari tampilannya Afika yakin jika pria itu adalah dokter.
"Aku sengaja memanggil dokter untuk memeriksa keadaan mu."
"Aku baik-baik saja." Tolak Afika yang tidak ingin di periksa.
"Jangan membantah Afika. Kau harus di periksa." Ucap Baby lalu beralih menatap dokter yang sejak beberapa jam lalu di beri kabar agar berkunjung ke mension memeriksa Afika. Ya, Baby lebih ingin memastikan dengan lebih jelas jika Afika benar hamil atau tidak. "Dok, tolong periksa Afika."
Jantung Afika berdetak tidak karuan. Ingin sekali ia menolak namun di satu sisi ia tidak bisa kabur dan menolak apa yang Baby katakan. Dan Afika pun tidak punya alasan untuk menolak. Sungguh hari ini semua kebenaran tentang kehamilan Afika akan terbongkar. Afika menutup matanya saat dokter memeriksa dirinya.
"Nona Afika hanya butuh istirahat dan makan makanan yang lebih bergizi. Dan juga, meminum vitamin." Kata dokter setelah memeriksa Afika.
Perlahan Afika membuka mata. Sungguh, apakah dokter tidak mengatakan dirinya hamil. Ah, betapa Afika bisa bernafas dengan sangat legah, karena kehamilannya tidak di ketahui oleh siapa pun kecuali Nadi dan Sri. "Kalau begitu saya pamit dulu. Jangan lupa tebus vitamin yang sudah saya berikan" Ucap sang dokter dan keluar dari kamar.
"Ingat Afika kau harus istirahat." Baby keluar mengikuti langkah kaki dokter hingga sampai tepat di mobil.
Baby dan dokter pria itu terus berbicara mengenai kesehatan Afika. Dan dari situ Baby bisa tahu lebih banyak lagi.
"Terima kasih dokter sudah menyempatkan datang meskipun sudah larut."
"Sudah jadi tanggung jawabku. Dan juga Adrian membayarku mahal tiap bulannya untuk jadi dokter keluarga."
"Tolong rahasiakan semua yang dokter ketahui tentang Afika. Jangan sampai kak Adrian tahu yang sebenarnya. Cukup hanya antara aku dan dokter saja yang tahu"
"Baik."
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN 🙏🥰😘🤗