NovelToon NovelToon
TEMANKU

TEMANKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Dunia Lain / Mata Batin / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.

Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.

Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.

Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Si Kunti mana?" Elsya mencari keberadaan mbak Kun, sedetik kemudian mbak Kun langsung menampakkan dirinya.

"Kun gue beliin lu satu kali ini aja ya," ucap Elsya dalam hati.

"Iya iya ini juga yang terakhir kali gue minta."

"Oke bentar." Elsya ke kamar untuk mengambil dompetnya.

"Gue mau keluar beli jus, kalian ada yang mau ikut?" tanya Elsya mencoba mengajak temannya.

"Terima jastip gak?" tanya Hana.

"Tentu tidak," jawab Elsya.

Karena melihat temannya gak ada yang gerak, jadinya Elsya keluar sendirian.

"Dimana yang jual?" tanya Elsya sambil mengedarkan pandangannya.

"Gak jauh dari sini." mbak Kun terlihat senang karena baru kali ini gue beliin apa yang dia mau.

Dan benar saja penjualnya tidak terlalu jauh dari penginapan Elsya, ia pun segera mengantri untuk membeli jus semangka sesuai dengan permintaan mbak Kun.

"Kun ini jangan sekali lu habisin, gue bakalan simpan di kamar."

"Oke terserah lu."

Sesampainya di penginapan Elsya langsung meletakkan jus yang di belinya di meja yang ada di kamar.

Yang lain sedang istirahat, karena perjalanan yang panjang di tambah sinar matahari yang terik membuat energi terkuras banyak.

Elsya mengambil kameranya dan melihat hasil foto di bus tadi, Elsya segera memindahkan hasil fotonya ke hp Elsya agar bisa di kirim di grup kelasnya.

"El?" Elsya melihat siapa yang menyebut namanya ternyata itu Azizah.

"Kenapa?" tanya Elsya.

"Kenapa lu baru mutusin buat ngelawan mereka?"

"Geng M?" Azizah menganggukkan kepalanya, "Udah capek banget, gue sampe masuk rumah sakit gara-gara mereka, jadinya gue ngelawan."

Azizah diam sejenak, "Maafin kita ya El gak bisa bantu lu," ucapnya.

Jika ditanya apakah Elsya kesal dengan teman sekelasnya karena tidak membantunya, tentunya saja ia kesal tapi juga bisa di mengerti. Orang tua geng m adalah orang-orang yang berpengaruh, mereka tentu tidak mau terlibat masalah yang akan menyeret orang tua mereka.

Mendengar ucapan Azizah, Elsya hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, ia bingung harus mengatakan apa.

"Keluar yok, gue mau ke pantai," ajak mbak Kun yang sedari tadi memang berada di dekat Elsya karena meminum jus nya.

"Keluar sendiri aja lah Kun panas banget di luar, kalau mau nanti aja." Sebenarnya Elsya juga mager untuk keluar.

Tapi setelah Elsya ngirim foto yang di pindahkan tadi ke grup, Elsya pun memutuskan keluar untuk jalan-jalan walaupun sendiri.

Elsya berencana untuk membeli baju untuknya dan juga untuk Elzein.

Sembari berjalan melihat-lihat baju, Elsya tak sengaja melihat monyet yang sedang bergelantungan.

"Jangan bilang kalau lu lihat monyet asli Sya?" tanya mbak Kun yang setia di sampingnya.

"Lah bukan emang?" tanya Elsya masih dengan melihat monyet itu.

"Monyet penglaris itu, jangan di lihatin terus," tegur mbak Kun karena Elsya terus-terusan melihat monyet itu.

Karena masih bingung mau beli yang dimana, Elsya terus berjalan untuk melihat penjual yang sepi.

"Beli disitu aja kali ya," Elsya mendekati penjual baju yang berada di bagian paling ujung dan tidak ada pengunjung yang melihat-lihat di tempatnya.

"Lihat-lihat baju nak," ucap penjualnya.

"Iya pak," ucap Elsya sambil melihat baju-baju yang menurutnya bagus.

"Kun lu mau?" tanya Elsya.

"Gak deh," tolaknya.

"Tumben banget lu."

"Lu beli atasan doang kan, terus bawahannya gimana?" Elsya baru menyadari mbak Kun kan hanya punya dress yang di gunakan selama bertahun-tahun.

"Daster mau gak?" tanya Elsya sambil memegang daster.

"Tidak." Mbak Kun menolak dengan tegas.

Elsya pun mengambil 3 baju atasan, ia juga akan membelikan satu untuk kak Kiano.

Elsya cukup terkejut karena harganya yang terbilang lebih murah jika di bandingkan dengan penjual lainnya.

"Terima kasih pak." Elsya segera pergi dan mencari makanan untuk dia makan.

"Sya gue mau ke pantai ya, bye." mbak Kun langsung pergi begitu saja.

"Terserah lu Kun."

Elsya kembali melihat jajanan yang ia bisa bawa pulang, sambil sesekali mengambil foto.

Setelah puas berkeliling dan juga membeli beberapa oleh-oleh, ia pun kembali ke penginapan untuk menyimpan belanjaannya.

"Anjir tuh setan ngapain nangkring di teras sih," celetuk Elsya saat melihat sosok nenek-nenek yang tengah duduk di teras dekat dengan tangga.

Baru saja Elsya mau melanjutkan langkahnya untuk melewati nenek itu, Bian dan Diki keluar dari penginapan bersama dengan anak cowok yang lainnya.

"Widih udah belanja aja lu," ucap Diki.

"Iya dong," ucap Elsya, dengan cepat Elsya melewati sosok nenek itu, untungnya mereka ada jika tidak bisa saja Elsya ngumpat saat lewat.

"Nenek-nenek?" Ingatan Elsya kembali mengingat sosok nenek yang sempat menerornya di rumah lamanya, "Beda sosok."

Elsya cukup lega karena dua sosok nenek itu berbeda, mungkin saja nenek yang di lihat tadi hanya numpang duduk untuk istirahat.

"Dari mana?" tanya Ana.

"Beli baju, murah tau tiga lima aja," ucap Elsya.

"Beli dimana?"

"Penjual paling ujung pokoknya, bapak-bapak yang jual."

"Bahas apa?" tanya Mika.

"Oh ini, Elsya habis beli baju," ucap Ana.

"Gue juga mau beli, ayo kesana Ana," ajak Mika ke Ana.

"Oke bentar," ucap Ana.

Setelah mereka keluar, Elsya merebahkan badannya ke kasur. Ia akan tidur sebentar dan akan keluar saat sore nanti.

"Kunti." Elsya memanggil mbak Kun yang entah dimana.

"Kenapa?" tanya mbak Kun yang langsung muncul.

"Bangunin gue jam 4." Elsya langsung memejamkan matanya.

"Oke."

Sebenarnya Elsya memasang alarm tapi jaga-jaga saja, siapa tau ia tidak terbangun hanya dengan alarm.

1
Leviathan
semangat, mampir juga d chatt story ane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!