Ayna Renata harus menelan pil pahit, tatkala pria yang dicintainya membatalkan pernikahan mereka tepat di hari H, karena calon mempelai pria sudah menikahi wanita lain.
Tidak terima diperlakukan seperti itu, Ayna pun memutuskan harus tetap menikah juga di hari itu.
"Apa kamu mau menikah denganku?" Tunjuk Ayna pada seorang pria.
"Aku?" Pria yang tampak bingung itu menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, benar kamu! Pria yang berkemeja biru. Apa kamu mau menikah denganku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hai_Ayyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Pria Asing
Setelah melewati pergulatan panas yang mengeluarkan keringat bercampur air mata kesedihan. Ayna memiringkan tubuhnya membelakangi Alex.
Ayna menepuk pelan dadanya yang terasa begitu sesak dan sakit. Merasakan sedih melihat dirinya yang begitu menyedihkan.
"Jangan menangis, Ay..." Alex membalikkan tubuh Ayna ke hadapannya. Menatap wajah sedih yang berlinang air mata.
"Maaf." ucap Alex seraya mengusap air mata Ayna. Pria itu menatap istrinya dalam, tapi wanita itu tidak mau melihatnya.
"Maafkan aku, sayang... lain kali aku akan melakukannya dengan lembut." Alex membawa Ayna dalam dekapannya. Memeluk erat tubuhnya.
'Lain kali?'
Air mata yang tadi mengalir dalam diam, perlahan mulai terdengar. Ayna mulai terisak-isak menangis. Ia sudah membayangkan mereka akan melakukan itu untuk kedua, ketiga bahkan seterusnya.
Ayna sangat sedih, seharusnya ia melakukan hal seperti itu dengan pria yang dicintai dan mencintainya. Dengan perasaan kasih dan sayang. Bukan seperti ini, dengan pria asing yang sama sekali tidak dikenalnya.
Alex menghela nafas pelan, ia dapat merasakan perasaan Ayna yang terpaksa. Ia tahu Ayna melakukan hal itu tanpa adanya perasaan sedikit pun.
"Ay... aku tidak menyesal menikah denganmu." Ucap Alex sambil tangannya menepuk-nepuk pelan punggung sang istri.
'Kenapa ia berdebar-debar?' Ayna yang berada di dekapan Alex dapat merasakan suara degupan kencang dari tubuh pria itu.
Pagi itu, Alex terbangun lebih dahulu. Ia tersenyum melihat wajah cantik yang masih tertidur pulas di sampingnya. Air liur Ayna bahkan sampai menetes. Dengan perlahan Alex mengelapnya. Ia tidak mau membuat istri dadakannya terbangun.
Lama Alex memandangi wajah cantik sang istri. Tangannya perlahan terulur untuk mengelus pipi mulus itu, tapi segera ia mengurungkan niatnya melihat Ayna yang mulai menggeliat.
Wanita cantik itu membuka mata dan melihat pria asing yang tersenyum padanya.
'Siapa dia?' Batin Ayna kaget.
Ayna mengkedip-kedipkan mata. Mungkin penglihatannya saat ini salah.
Bagaimana ada pria asing di ranjangnya?
Apa ia melihat penampakan?
Apa pria ini sejenis hantu gentayangan?
Ataukah penunggu rumah ini?
"Si-siapa kau?" Tunjuk Ayna bergegas bangun. Ia kaget melihat tubuh polosnya yang hanya terbalut selimut.
Alex diam menatap aneh Ayna yang tampak shock. Pria itu merasa sedih Ayna melupakannya secepat itu.
"A-apa yang sudah kau lakukan padaku?" Tanya Ayna menahan butiran air mata yang mulai tidak bisa terbendung. Pria itu pasti sudah melakukan tindakan asusila padanya saat ia tidur.
"Menurutmu?" Tanya Alex dengan tampang datar.
"Dasar pria kurang ajar!!!" Ayna yang kesal mengambil bantal dan memukuli tubuh Alex.
"Apa yang sudah kau lakukan padaku? kenapa kau melakukan ini?" Ayna berteriak frustasi.
"Hei, tenanglah!" Alex meraih bantal itu dan membuangnya asal.
"Kita sudah menikah. Apa kamu lupa?" Tanya Alex memegang kedua bahu Ayna.
"Me-me-menikah?"
Ayna mulai mengumpulkan ingatan-ingatannya. Bayangan saat ia memakai kebaya, saat Arga yang menelepon dan membatalkan pernikahan mereka. Saat ia yang berniat tetap ingin menikah agar tidak mempermalukan keluarga. Saat ia menunjuk pria itu untuk minta dinikahi dan saat pria di depannya ini mengatakan bersedia menikah dengannya.
Semua mulai berputar-putar di kepalanya. Ayna menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia benar-benar telah menikah dengan pria ini.
"Apa yang kau lakukan? turunkan aku!" Ayna kaget tatkala Alex yang menggendongnya ala bridal style.
"Kamu harus mandi."
'Mandi?' Bayangan akan terulang kembali adegan ah uh ah uh mulai memenuhi pikiran Ayna.
"A-aku-"
"Diamlah!" Alex tidak mau mendengarkan Ayna. Ia menggendong Ayna menuju kamar mandi.
"Masuklah, aku akan tunggu di luar!" Alex menurunkan Ayna di depan pintu kamar mandi.
Ayna menatap Alex bingung, ia mengira Alex akan memaksanya mandi bersama.
"Kenapa tidak masuk? apa kamu mau kita mandi bersama agar lebih menghemat waktu?" Tanya Alex dengan tersenyum mengejek.
Bugh
Mendengar perkataan Alex, Ayna langsung menutup pintu kamar mandi dengan kuat, hingga menggema di kamar kecil itu. Ia sangat malu, bisa-bisanya ia memikirkan hal seperti itu.
Setelah mandi Ayna membantu Bunda di dapur.
"Mana Alex? panggil sana, Nak. Ajak dia sarapan." Ucap Bunda menatap wajah sang anak.
"Ma-masih mandi Bunda." Jawab Ayna yang jadi gugup dilihati Bunda seperti itu. Pasti Bunda bertanya-tanya dalam hati kenapa rambutnya basah.
###
Alex telah selesai mandi, ia memakai pakaian ayah yang diberikan Ayna. Lalu ia melihat ponselnya sejenak. Ada beberapa panggilan dari Mona.
Alex mencampakkan kembali ponselnya ke ranjang. Ia menyisir rambutnya sambil berkaca. Senyum mengambang dari wajah tampannya.
Tapi tiba-tiba wajahnya langsung berubah tidak senang, tatkala melihat sebuah bingkai foto di meja nakas. Foto Ayna dengan sang mantan. Alex menatap sejenak lalu ia membalikkan bingkai foto itu.
'Biasa saja mantannya. Masih tampanan aku kemana-mana.'
Ponsel Alex kembali berdering, pria itu melihat sekilas lalu mengambilnya.
"Apa, Jo?" Tanya Alex saat benda pipih itu di telinganya.
"Pak Alex, hari ini jam 10 akan ada rapat kerja sama dengan Global Grup." Ucap Jo dari seberang sana.
"Undur saja! Aku masih capek Jo." Jawab Alex ambigu.
"Ta-tapi..." Jo jadi bingung mau berkata apa.
"Semalam aku seharian menyalami para tamu. Jadi tubuhku ini sangat capek." Alex memberi alasan.
"Aku tahu. Tapi ini rapat penting-"
"Aku baru menikah, Jo. Aku akan mengambil cuti saja." Alex menyela perkataan Jo.
"A-apa? cuti?" Tanya Jo kaget. Alex tidak pernah mengambil cuti.
"Iya cuti. Saya akan ambil cuti 30x24 jam. Jadi tolong pak Jo handle semuanya!" Pinta Alex tegas dan serius.
"Baik, Pak." Jawab Jo kembali formal.
"Satu lagi! Tolong rahasiakan kalau aku sudah menikah. Jika orang-orang kantor tahu, berarti kau yang membocorkannya!" Alex kembali berbicara santai.
"Kau kira aku tukang gosip!" Ucap Jo kesal.
Tut Tut...
Jo mendengus, Alex sudah memutuskan panggilan teleponnya. Ia menghembuskan nafas, Alex memerintahkannya untuk menghandle pekerjaan pria itu selama cuti. Bertambah banyak pekerjaannya.
"Saya akan ambil cuti 30x24 jam. Jadi tolong pak Jo handle semuanya."
'Apa maksudnya ia akan cuti selama sebulan?' Batin Jo yang baru menyadari ucapan atasannya yang menyebalkan itu.
"Jo." Panggil seorang wanita.
Jo menoleh sambil tersenyum tipis.
"Mana Alex?" Tanya Mona yang melihat ruangan itu sepi. Sudah jam 9, tumben Alex belum datang.
"Oh, pak Alex mengambil cuti." Jawab Jo.
"Cuti? kenapa?" Mona tampak kaget.
Jo diam, jika ia mengatakan Alex mengambil cuti nikah. Sudah dipastikan Alex akan mengkulitinya hidup-hidup. Ia juga bingung dengan hubungan Alex dan Mona. Dari pada jadi masalah, Jo akan merahasiakannya saja.
"Sepertinya pak Alex ada urusan. Aku akan kembali bekerja, Mon." Jo segera berlalu untuk menghandle rapat penting yang telah dibatalkan Alex.
'Kemana Alex?' Mona pun menghubungi Alex.
.
.
.
sukses untuk karya selanjutnya😘
apalagi tanduknya bukan merah tapi pink kak author 😘