NovelToon NovelToon
Prajurit Perang Di Dunia Sihir

Prajurit Perang Di Dunia Sihir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Anak Genius / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Sapoi arts

Letnan Hiroshi Takeda, seorang prajurit terampil dari Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II, tewas dalam sebuah pertempuran sengit. Dalam kegelapan yang mendalam, dia merasakan akhir dari semua perjuangannya. Namun, ketika dia membuka matanya, Hiroshi tidak lagi berada di medan perang yang penuh darah. Dia terbangun di dalam sebuah gua yang megah di dunia baru yang penuh dengan keajaiban.

Gua tersebut adalah pintu masuk menuju Arcanis, sebuah dunia fantasi yang dipenuhi dengan sihir, makhluk fantastis, dan kerajaan yang bersaing. Hiroshi segera menyadari bahwa keterampilan tempur dan kepemimpinannya masih sangat dibutuhkan di dunia ini. Namun, dia harus berhadapan dengan tantangan yang belum pernah dia alami sebelumnya: sihir yang misterius dan makhluk-makhluk legendaris yang mengisi dunia Arcanis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sapoi arts, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bubuk Mesiu

Malam semakin larut, dan suasana di sekitar gerobak menjadi semakin mencekam. Wanita penyihir yang duduk di dekat pengemudi kini merasakan ancaman nyata.

Dia mengangkat tongkat sihirnya, mengeluarkan mantra untuk melindungi semua orang di dalam gerobak. “Protego Maxima!” Sebuah perisai sihir membentang di antara mereka dan bahaya yang mengintai.

Namun, bandit-bandit itu tidak mundur. Mereka semakin banyak, menyerang dengan brutal, panah mereka melesat menghujani gerobak.

Beberapa panah berhasil menembus perisai, dan seiring dengan itu, perlindungan yang dia ciptakan mulai retak.

“Tidak! Tahan!” teriak wanita penyihir, berusaha untuk memperkuat mantra perisai. Namun, hujan panah yang terus menerus membuat sihirnya semakin melemah. Dalam sekejap, perisai itu akhirnya pecah, memicu kekacauan di dalam gerobak.

“Penumpang! Lindungi diri kalian!” dia berteriak, tetapi panik sudah menyebar di antara penumpang.

Dalam kekacauan, seorang wanita muda di dalam gerobak ditangkap oleh salah satu bandit. Dia teriak ketakutan, dan semua orang di dalam gerobak tertegun.

Pemimpin bandit, yang terlihat percaya diri, melangkah maju, memandang penyihir dengan sinis.

“Kami ingin wanita ini! Bagaimana? Apakah kau akan menyerah? Atau kami akan mengambilnya dengan paksa?” Suaranya menggema, mengisi udara malam yang tegang.

Penyihir itu berjuang menahan ketakutannya. “Kau tidak akan mendapatkan apapun dari kami!” jawabnya, tetapi ada keraguan yang jelas di wajahnya. Dia bisa merasakan kepanikan yang melanda semua orang.

“Lepaskan dia!” teriak seorang penumpang lain, tetapi suaranya tercekat oleh rasa takut.

Penyihir itu tahu bahwa waktu mereka terbatas. “Kami bisa berdiskusi. Apa yang kau inginkan?” Dia berusaha tetap tenang meskipun jantungnya berdegup kencang.

Pemimpin bandit tertawa sinis, mengacungkan pedangnya.

“Sederhana saja. Harta atau wanita ini? Jika tidak, kami tidak segan-segan untuk membunuh!”

Ketegangan semakin memuncak. Wanita muda itu menatap penyihir dengan mata penuh harapan dan ketakutan.

Dalam kekacauan itu, penyihir berusaha memikirkan solusi. Dia berbalik ke arah penumpang lainnya.

“Ada siapa yang bisa membantu menjelaskan situasi ini?”

Semua orang terdiam, tak tahu harus berbuat apa. Suara panah yang berdesing masih menggema di sekitar mereka.

Hiroshi, meskipun tidak bisa berbicara dalam bahasa mereka, merasakan ketegangan yang ada. Dia berusaha mengamati situasi, mencari celah untuk bertindak.

Di saat yang sama, bandit semakin mendesak, dan wanita muda itu terlihat semakin panik. "Tolong! Jangan biarkan mereka membawaku!"

“Jangan khawatir!” sang penyihir mencoba menenangkan, tetapi suaranya semakin hilang di tengah keriuhan.

Saat semua orang tampak putus asa, penyihir itu mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk menggunakan sihirnya lagi.

Dia berbisik, “Aegis Revelare!” Sebuah perisai baru muncul, tetapi ia tahu ini adalah upaya terakhir. Dia harus melindungi mereka, dan waktu hampir habis.

Dalam momen keputusasaan itu, bandit semakin mendekat, dan ketegangan berbalik menjadi ketakutan yang tak terhindarkan.

_____

Hiroshi, yang sejak tadi mengamati dalam diam, merasa ketidakberdayaan semakin menggerogoti hatinya.

Namun, pengalaman di medan perang membuatnya tidak mudah terpengaruh oleh suasana. Dia menilai situasi dengan tenang, merasakan perlunya tindakan.

Dengan gerakan perlahan, dia mengangkat senjata laras panjangnya, Kar 98K. Dia tahu waktunya telah tiba.

Mencengkeram senjatanya dengan tangan yang mantap, Hiroshi mulai mengisi peluru ke dalam magasin, suara peluru yang bergesekan terdengar tenang di tengah kekacauan.

Mata Hiroshi terfokus pada pemimpin bandit yang tersenyum sinis, meremehkan situasi di depannya. Saat bandit itu mengangkat pedangnya, Hiroshi mengokang senjatanya dengan presisi, memastikan setiap detil tepat sebelum menarik pelatuk.

Suasana hening seketika terputus oleh suara letusan yang menggelegar, seakan langit malam tersentak oleh suara yang menggetarkan.

"Dorrr!" Suara tembakan itu menggema, mengisi udara dengan kepanikan yang seketika menyebar di antara para bandit dan penumpang.

Bandit pemimpin itu terjatuh, terkulai tanpa nyawa di tanah. Kekacauan beralih menjadi kebingungan.

Para bandit lainnya terperangah, bingung mencari asal suara yang mengejutkan mereka. Penumpang yang terperangkap dalam ketakutan mulai merasakan harapan kembali.

"Dia—dia tertembak!" seru salah satu penumpang, menatap Hiroshi dengan mata lebar.

Hiroshi tidak bergerak, tetap bersikap tenang, fokus pada bandit yang tersisa. Dalam situasi ini, dia tahu bahwa setiap detik sangat berharga. Dia mengawasi sekeliling, siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

“Sekarang!” teriak penyihir itu, memecah kebingungan. Dia segera melafalkan mantra, mengangkat tongkatnya. “Fulgere Lumen!”

Cahaya terang memancar dari tongkat sihirnya, mengelilingi gerobak dan menyoroti para bandit yang mulai panik. Mereka tersentak, seolah terperangkap dalam cahaya yang memabukkan.

Hiroshi melihat kesempatan itu dan mengangguk kepada penyihir, menyadari bahwa sekarang adalah waktu untuk menyerang.

Para penumpang yang awalnya ketakutan kini mulai bergerak, mendekati penyihir yang masih berusaha menjaga perisainya.

Mereka tahu bahwa jika mereka bersatu, peluang untuk selamat semakin besar. Dengan perlahan, wanita muda yang disandera berdiri, didorong oleh keberanian baru.

Hiroshi merunduk, mengatur ulang posisi. Dia mengarahkan Kar 98K-nya sekali lagi. “Siap-siap,” gumamnya, penuh konsentrasi. Dia menunggu saat yang tepat, bersiap untuk melindungi mereka semua dari bahaya yang tersisa.

Penyihir, melihat ketegangan yang tersisa di antara para bandit, melanjutkan dengan mantra baru. “Fulgere Domum!” Dia menciptakan dinding cahaya, membatasi pergerakan para bandit dan memberikan perlindungan tambahan bagi penumpang.

“Lari!” teriak Hiroshi, memberi sinyal kepada semua orang untuk melanjutkan. Dia tidak ingin melihat ada satu nyawa pun yang hilang. Dalam sekejap, semua penumpang bergerak, berlari menuju arah yang aman.

Bandit-bandit yang tersisa berusaha merangsek maju, tetapi perisai sihir dan serangan mendadak dari Hiroshi membuat mereka terdesak. Mereka mulai mundur, kaget dengan serangan yang tak terduga.

Penyihir itu menambah kekuatan sihirnya, “Ardor Infernus!” Api yang membara meluncur menuju bandit, menciptakan ketakutan di hati mereka. Para bandit berlarian, tidak berani menghadapi kombinasi kekuatan sihir dan senjata mematikan Hiroshi.

Di tengah semua kekacauan ini, Hiroshi tetap tenang dan fokus, memastikan bahwa penumpang aman. Dia tahu, meskipun kegelapan malam menyelimuti mereka, harapan masih ada. Dengan tindakan dan keberanian, mereka bisa mengubah keadaan.

___

Kegelapan malam meliputi sekeliling, hanya diterangi oleh cahaya magis dari tongkat penyihir. Dengan cepat, wanita penyihir itu melangkah maju, mengarahkan tangannya ke arah wanita yang disandera.

“Ayo, cepat! Ikuti saya!” katanya tegas, suaranya bergetar penuh semangat. Dia mengangkat tangan, dan cahaya perlindungannya menyelubungi tubuh wanita itu, membawanya keluar dari jangkauan para bandit.

“Tidak! Kembalikan dia!” teriak pemimpin bandit yang tersisa, marah melihat keduanya berusaha melarikan diri. Dia menggerakkan pedangnya, mengarahkan amarahnya ke arah penyihir yang berhasil menembus garis pertahanan mereka.

Hiroshi mengamati semua yang terjadi, tetap tenang di tengah kekacauan.

“Saatnya menunjukkan sesuatu yang lebih menakjubkan,” gumamnya. Dengan santai, dia mengeluarkan bom dari tasnya.

“Apakah itu sihir lain?” pikir penyihir, melihat Hiroshi dengan rasa ingin tahu. Dia belum sepenuhnya memahami apa yang akan dilakukan pria itu.

Hiroshi mengangkat bomnya tinggi-tinggi, lalu melemparkannya ke arah kerumunan bandit. “Rasakan ini!” teriaknya, suara menantang menggema di udara. Dalam sekejap, bom itu mendarat di antara para bandit, menghasilkan ledakan yang menggelegar.

Suara ledakan itu mengguncang malam, dan asap serta api menyebar ke segala arah. Para bandit, yang awalnya berani, kini terkejut dan ketakutan, berlarian ke segala arah, terbirit-birit menjauh dari sumber kekacauan.

“Luar biasa! Apa ini benar-benar sihir?” seru penyihir itu, matanya melebar penuh kekaguman. Dia tidak pernah melihat kekuatan yang sedemikian rupa sebelumnya. “Tongkat dan bom? Ini benar-benar luar biasa!”

Hiroshi hanya tersenyum, merasa bangga akan tindakan spontan tersebut. Dia melihat penyihir itu terkesima, lalu beralih memusatkan perhatian kembali pada situasi di depan.

“Kita harus cepat pergi sebelum mereka kembali!” serunya dengan nada tenang, meskipun dia tahu mereka masih dalam bahaya.

Penyihir itu, setelah sempat terpesona oleh kekuatan yang ditunjukkan Hiroshi, segera menyadari urgensi situasi.

“Benar! Ayo, cepat!” Dia mengarahkan tongkatnya untuk menciptakan perisai pelindung sambil melindungi penumpang yang lain.

“Fortis Aegis!” Dia melafalkan mantra kuno, menciptakan perisai magis yang bersinar di depan mereka.

Dengan berlari menuju gerobak, penyihir dan Hiroshi berusaha membawa penumpang yang selamat bersamanya. Keduanya tahu bahwa dalam kegelapan malam ini, hanya kerja sama dan keberanian yang bisa membawa mereka ke tempat yang lebih aman.

1
Yurika23
mampir ya thor
Yurika23: siap kak
Sapoi arts: Tentu @Yurika23 , terima kasih atas support-nya! Akan mampir juga 😊
total 2 replies
si Rajin
keren, penulisannya juga rapih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!