NovelToon NovelToon
Trauma, Ex

Trauma, Ex

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

TAMAT 29 Desember.

Jangan tuntut aku untuk sempurna, karena tak ada satupun di dunia ini manusia yang bisa sempurna! Termasuk aku!

Mungkin aku gila, aku wanita tergila yang pernah ada. Di masa lalu, aku menyewa lelaki yang kucintai hanya untuk kesenangan sekerjap mata.

Dan jika kemarin aku bodoh, hari ini aku lebih bodoh lagi... Entah, kapan aku pintar dalam hal memilih pasangan hidup...

Aku, Flory Alexa Miller yang tengah dalam dilema besar. Sebuah hubungan yang aku paksakan utuh, rupanya tidak baik-baik saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA EMPAT

"Maulin betah di sini loh." Anak itu manyun seperti tak rela untuk pergi.

Sebelum Flory datang, Maurin sempat makan bersama kakek neneknya. Dan sempat juga melihat bayi milik Opa Rey yang baru lahir, itu berarti Om bayi milik Maurin.

"Besok kita ke sini lagi, Sayang." Flory ingin menggendong Maurin, tapi bak Elang, Liam pun melakukan hal yang sama, mengambil alih anak itu. "Biar aku yang gendong. Kamu jalan."

"Hey, mau ke mana Flo?" Lelaki tampan paruh baya menyapa Flory. Dia ayah Liam, pemilik nama Rey Bagaskara.

Dulu, saat masih kecil, lelaki itu yang selalu membuatkan Flory makanan. Sekarang, pun Flory masih terlihat kecil di mata lelaki itu.

Dia turut kecewa dengan masa lalu buruk yang terjadi di antara Liam dan Flory, tapi juga merasakan bahagia disaat yang sama setelah tahu Maurin hadir menjadi cucunya.

"Kamu sudah jarang main kemari, dan sekarang, kamu mau pergi tanpa ngobrol dulu sama Om?" tanya Rey.

Flory tertawa ramah. "Sorry Om ganteng. Flo masih ada pekerjaan." Sebutan Flory dari dulu memang selalu Om ganteng.

"Salam buat orang rumah." Rey menepuk pundak Flory. "Besok atau lusa, Om datang menemui Alex."

"Daddy masih sibuk, Om," tampik Flory.

Flory yakin seratus persen jika Rey akan mengusut kepemilikan Maurin. Flory hanya tidak mau ada keributan lagi.

Alex Miller sang ayah yang memiliki watak tidak sabaran, pasti akan menentang siapa pun yang hendak mengklaim cucunya.

"Kapan-kapan saja kalau begitu." Rey manggut dengan kedipan pelan. Dia lekas membiarkan Flory, Liam dan Maurin berlalu.

"Pamit dulu, Maurin."

Tiba di mobil, Flory menyuruh putrinya berpisah dari gendongan Liam, walau rasanya tak tega melihat Maurin masih nyaman bersama Liam.

Inilah jahatnya Flory, dulu Liam yang menghancurkan hidupnya. Tapi, masih saja sanggup memberikan hak kepada pria itu.

Flory ingin marah, tapi entah kenapa dia tidak bisa melakukannya. Satu tetes darah yang pernah Liam sumbangkan pada Maurin, membuat dirinya lupa akan jahatnya pria itu.

Maurin memeluk leher Liam. "Salam buat Oma ya Pap. Siomay buatan Oma enak deh. Maulin nanti datang lagi, ya."

"Iya, Papa tunggu," angguk Liam. Dia cium kening Maurin, lalu beralih ke pipi Flory yang mundur menjauhi. "Liam..."

"Maaf." Liam tersenyum tidak nyaman.

Pernah Liam belajar untuk menjadi pribadi yang lebih berani menunjukkan perasaannya, contohnya kemarin, saat memberikan bunga Flory dan memberikan makanan untuk Flory.

Namun, yang namanya Liam Bagaskara, tabiatnya tetap sama, ingin menjadi agresif tapi ujungnya datar dan tidak asyik. Bahkan, kemarin Flory tampak muak dengannya.

"Kita pulang Sayang." Segera Flory meraih Maurin, mendudukkan gadis mungil itu di jok penumpang bagian depan juga memakaikan sabuk pengaman.

Flory menutup pintu, dia berputar untuk membuka pintu bagian kemudi. Sementara di saat yang sama, Liam mencegahnya.

"Flo..."

Flory urung masuk, "apa lagi?" Liam menunduk sekilas, lalu kembali menatap wajah Flory yang kian penasaran.

"Kamu serius mau cerai dengan Elang?"

"Tentu saja," sergah Flory.

"Aku akan berusaha lebih keras lagi untuk kalian. Boleh kan?" Liam berharap Flory masih mau memberikan kesempatan meski hanya secuil saja.

"Maaf Liam. Aku memang belum berpisah dari Elang. Tapi ... Aku sudah punya calon suami lagi, aku harus bilang, aku dan kamu dipastikan tidak pernah bisa kembali."

Terlalu nyes yang Liam rasakan, belum berpisah tapi sudah ada lagi calon. "Siapa calon mu yang baru?" cecarnya.

"Ada, tapi nanti kamu tahu." Flory menepuk lengan lelaki itu pelan. "Kamu, menikah lah lagi, Liam. Jangan kecewakan, Billy."

"Kamu rela aku menikah lagi?" Liam tak yakin Flory serius sudah melupakannya. Kenapa setiap kali dia mencium, Flory diam saja?

"Ayolah, sebelumnya kau memang sudah mau menikahi Billy. Jangan kira aku tidak tahu, kalian sudah akan menikah bulan depan!"

"Tapi aku mencintaimu!" kata Liam.

"Sudah cukup dramanya. Ini tidak bisa dilanjutkan lagi, Liam. Aku mengharapkan kata cinta darimu, dulu ... Bukan sekarang!"

Liam terdiam termenung, dia harus rela menatap kepergian Flory dan Maurin setelah kata-kata ketus itu. Dia setuju, Flory benar, dia sudah sangat terlambat jika untuk mengakui perasaannya.

Kriiiiiing...

Sambil memandang nanar pintu gerbang miliknya, Liam segera meraih ponsel dari saku celananya, mengangkat panggilan telepon dari tunangannya. "Iya, Billy..."

📞 "Kita perlu bicara, Liam!"

"Aku datang sekarang."

Setelah menutup panggilan teleponnya, Liam melangkah naik ke atas motor gedenya. Liam yakin, dari Chintya, Billy sudah dengar gosip seputar Maurin Gazza.

Ini saatnya, Liam mengatakan kebenaran soal Maurin Gazza putrinya. Juga, dirinya yang dulu pernah sah menikah dengan Flory.

Liam mulai mengebut di jalanan, dia sempat menyalip mobil Flory yang agaknya bingung dengannya. Liam bisa melihat ekspresi wajah Flory yang cukup penasaran dari spionnya.

Tak ada setengah jam, Liam sampai di kediaman keluarga besar Billy. Di teras rumah, seorang wanita bergesture kacau menyatroni.

"Tuan muda!"

"Ada apa Bik?" Liam melepas helm, lalu berlari masuk ke dalam rumah. Dia paham betul, apa yang biasanya dilakukan Billy saat marah dan merasa kesal, yah ancaman bundir.

"Nona muda, ada di atas!" Wanita itu sudah berkali-kali mencoba mencegah, tapi Billy terus saja mendekati pembatas rooftop.

Liam menapaki satu persatu anak tangga, hingga ke lantai empat. Dan berakhir di atap rumah empat lantai ini.

"Billy!" Liam membungkuk mengatur napas, di depan sana, Billy sudah ancang-ancang ingin terjun bersama kursi rodanya. "Mundur Billy."

Billy menangis terisak. "Jadi kamu pernah punya hubungan spesial dengan Flory hah?"

Inilah yang tidak Liam sukai dari seorang Billy, dia selalu ingin mati. Bahkan hanya untuk masalah yang seharusnya sepele.

"Yah, Billy, aku dan Flo pernah menikah." Cukup sudah Liam membohongi dirinya sendiri, dia harus jujur sekarang.

"Kamu jahat, Liam!" Billy berteriak histeris. Air mata mulai mengucur deras di pipi. "Kamu tega khianati aku!" teriaknya lagi.

"Mundur, Billy," bujuk Liam.

"Aku mau mati!" sergah Billy. Tangisannya kian pecah dan tak lagi terbendung. "Aku lebih baik mati dari pada hidup tanpa mu!"

Liam menggeleng. "Please, jangan seperti ini. Tolong lihat aku sebentar. Aku mau bicara."

"Untuk apa?!" Billy memekik. Secara pelan- pelan Liam menarik kursi roda Billy dan mereka saling menghadap.

"Dengar, Billy." Liam menggenggam tangan tunangannya yang gemetar. "Aku sadar aku tidak pernah mengkhianati mu. Aku tidak pernah berkhianat kepada siapa pun kecuali diriku sendiri!"

Billy tercenung, menyimaknya.

"Kamu ingat, aku pernah kalap saat Flory mulai menjauhi ku, aku rasa itu karena aku sudah mencintainya sejak dulu."

Billy paham, kapan tepatnya Liam terlihat kalap. Yah, saat Flory memilih untuk jauh dan tidak lagi memedulikan Liam.

"Aku menolak mengakui aku sudah jatuh cinta, karena sumpah Flory sama sekali bukan tipeku!" jujur Liam.

"Aku terus yakinkan bahwa kamu wanita satu-satunya yang pernah aku cintai! Tapi tidak, kenyataannya saat itu, aku hanya sedang melarikan diri dari kejaran Flory."

Liam takut jujur saja. Sebab, wanita di depannya pasti sedang merasakan kesakitan mendengar pengakuannya. "Seberapa pun aku berusaha, nyatanya aku terjatuh padanya."

"Lalu apa yang kamu rasakan padaku selama ini hah? Kamu bilang sudah cinta sama aku, mau menikahi ku yang lumpuh!" tuntut Billy.

"Aku minta maaf." Liam menunduk.

Billy terkekeh samar. "Jadi kamu mau bilang kalo selama ini kamu cuma kasihan sama aku, Liam?"

Tundukan kepala Liam membuat Billy sadar jika Liam benar-benar hanya mengasihaninya.

1
🌹🪴eiv🪴🌹
terimakasih untuk tulisan indah mu thor
Fay
Alur ceritanya teratur... memang author is the best👍👍👍
🌹🪴eiv🪴🌹
kirain salah kirim pesan ternyata salah duga
🌹🪴eiv🪴🌹
mau kirim pesan ke Glo salah kirim ke Flo
py to Lang 🤣
Yuliani Latif
tak jumpa Thor casanova's stepfather nya...
🌹🪴eiv🪴🌹
cinta gila liam padahal Billy pasti nggak cinta (sok tahu ya aku )
🤣
🌹🪴eiv🪴🌹
bapak e Maurin 🤭
Yuliani Latif
abestu,vanya siapa Thor?
Cici Risna Yulianti
alur ceritanya kerennn
Ririndiyani
Luar biasa
Rose Winn
itu kembarannya si glow
iirmaynt
lah.. bisa ta Liam nungguin si jahat Billy keluar dari penjara? terus dia masih mau gitu nikahin Billy?? matanya udah rabun ketutup cinta ta*knya sama Billy 😏
iirmaynt
lah elu sebenarnya lebih parah dari Flory dong, elu kan ngejar² King terlalu terobsesi sama King, sampai² ngundang King ke vila demi utk ngajakin bercinta, gila kagak? & elu akhirnya lumpuh itu kan karena ulah busuk lu sendiri pengen celakain King dgn merusak motor King.. Billy itu gk punya harga diri banget kan? gitu kok bisa-bisanya ngatain Flo cewek murahan.. 😏
iirmaynt
lah kok ternyata si Liam malah sama Billy bola bale bolo bolo 🙄
iirmaynt
apa nanti Flo akan balik sama Liam ya? 🤔
Aji Priatun
Luar biasa
Aji Priatun
Lumayan
Novie Arizzta
astagaaa nangis aku 😭😭😭😭
Novie Arizzta
Luar biasa
@bimaraZ
cerita novel itu imajinasi penulis,jadi hargailah..komen boleh tapi sewajarnya saja
aq semakin pembaca selalu menikmati karyamu thor,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!