Dyah permata baru saja menyelesaikan sekolahnya dia hanya berdua dengan adiknya yang berusia tujuh tahun. Dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Bagaimana jika dia bertemu dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun memanggilnya bunda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pertama
Setelah menjemput adiknya Dyah langsung mempersiapkan barang bawaan mereka, Fathan sudah mengetahui bahwa sang kakak sudah mendapatkan pekerjaan dan dia dapat ikut bersama.
Sebelum ke tempat kerjanya Dyah menemui ibu kost bahwa dia sudah mendapatkan pekerjaan dan mengatakan kalau mereka hanya tinggal semalam lagi, beruntung ibu kost mengembalikan uang Dyah karena dia hanya ngekost selama tiga hari saja.
Keesokan harinya Dyah meminta izin ke sekolsh adiknya karena mereka akan ke tempat kerjanya.
" Kak rumahnya bagus sekali" kata Fathan, mereka turun dari ojek Dyah tersenyum kemudian meteka di sambut oleh satpam.
" Nak Dyah sudah datang ini adiknya, mari maduk nyonya besar sudah menunggu" kata pak Didi, membuka pintu gerbang.
" Terima kasih pak ya pak ini adik saya Fathan, Fathan ayo salam" kata Dyah. " Salam kenal pak saya Fathan adiknya kak Dyah" kata Fahan, menyalami pak Didi.
" Adikmu sangat pintar Dyah, ayo masuk" ajak pak Didi. Dyah menanggukan kepalanya kemudian maduk kedalam ternyata bi Sumi sudah menunggu dan mengajak ke ruang tengah di mana nyonya dan tuan besar berada.
" Nyonya, tuan Dyah sudah datang" kata bibi. Nyonya besar melihat Dyah dan seorang anak kecil di sampingnya, sedangkan tuan besar hanya mengamatinya.
" Dyah apa ini adikmu?" Nyonya besar. " Benar nyonya" kata Dyah.
" Salam nyonya saya Fathan" Fathan menyalami kedua majikannya. Membuat mereka terkejut karena putranya tak pernah seperti ini.
" Baiklah Dyah tugasmu mengurus cucu kami Aquira putri Alexanders yang usia tiga tahun, besok kamu sudah mulai bekerja, bibi antar mereka ke kamarnya" kata Nyonya besar.
" Terima kasih nyonya" ucap Dyah dan Fathan. Nyonya dan tuan besar hanya tersenyum.
Bibi Sumi mengantar Dyah ke belakang memang nyonya besar menyediakan pavilium tepat di belaksng rumahnya untuk para pelayan, agar mereka merasa nyaman ketika bekerja.
" Dyah ini kamarmu istirahatlah dulu, bibi akan melanjutkan pekerjaan" kata Bibi Sumi, meninggalkan Dyah dan Fathan.
" Kak kamarnya besar dari kost kita" kata Fathan. " Fathan letakan tas dan bukumu di atas meja itu, kakak akan membereskan barang kita ke lemari" kata Dyah, menunjuk meja kecil di depannya.
fathan segera merapikan tas dan bukunya sedangkan Dyah merapikan pakaian mereka ke dalam lemari.
" Fathan karena hari ini kamu izin sebaiknya ulangi pelajaran kemaren dan kakak akan membantu bibi Sumi di dapur" kata Dyah.
Fathan segera mengambil bukunya dan belajar dua harus menjadi sukses agar sang kakak tidak pelu lagi bekerja keras.
" Bibi ada yang Dyah bantu" kata Dyah. Bibi terkejut melihat Dyah di sampingnya.
" Dyah kenapa disini bukannya istirahat besok baru kamu mulai bekerjanya" kata bibi sumi. " Tidak apa bi Dyah tak lelah dan sekarang apa yang bisa Ryah bantu" kata Dyah.
Bibi Sumi tersenyum melihat semangat Dyah akhirnya dia meminta Dyah untuk memotong sayuran, tidak lupa bibi Sumi memperkenalkan Dyah pada pelayan lainnya.
Tanpa mereka sadari nyonya besar melihatnya ketika dia akan ke dapur, tanpa sengaja dia mendengar perkataan Dyah dan lainnya.
" Sepertinya dia anak yang baik meski dia masih muda tapi sikapnya sangat dewasa, semoga saja Aquira dan putraku menyukainya tak seperti sebelumnya" guman nyonya besar.
Nyonya besar sudah sering mencari pengasuh untuk cucunya tapi sikap putranya dan cucunya yang dingin, tak ada yang betah menghadapi mereka para pengasuh itu pasti mengundurkan diri ketika hari pertama mereka bekerja.