Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pingsan
Keira dengan penuh perhatian menyuapi Mia. Wanita cantik itu sangat tulus pada Mia yang notabennya tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.
Logan memperhatikan Keira sejak tadi, dadanya berdesir hebat melihat ketulusan yang terpancar dari tatapan wanita cantik itu. Tapi ada beberapa pertanyaan yang menghantui pikiran Logan, yaitu kenapa wanita itu bisa sedekat ini dengan Mia? Apa maksud dan tujuan Keira? Ataukah dia sengaja mendekati Mia untuk balas dendam padanya?
"Kenapa Daddy tidak makan?" Mia bertanya pada ayahnya yang sejak tadi bengong.
"Iya, ini Daddy akan makan." Logan tersenyum lalu menatap olahan udang dan kerang yang tersaji di hadapannya. Dia menelan ludahnya kasar, lalu dengan ragu mulai memakan makan siangnya.
Makan siang terleh selesai. Logan dan Mia pulang bersama, sedangkan Keira sudah pulang lebih dulu.
"Daddy kenapa? Wajah Daddy merah sekali," ucap Mia seraya memperhatikan wajah ayahnya dengan lekat.
"Daddy tidak apa-apa." Logan menjawab dengan suara serak sembari menyentuh lehernya beberapa kali. Tenggorokannya terasa sakit, panas dan perih. Rasa itu bercampur menjadi satu membuat badannya jadi ikut tidak enak. Bahkan nafasnya mulai terasa sesak. Dia alergi kerang.
Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di halaman rumah. Logan segera turun dari mobil. Ia merasa lega karena bisa mengendarai mobil sampai rumah dengan selamat.
Ketika turun dari mobil Logan langsung ambruk dan tidak sadarkan diri.
"Daddy!!!!" jerit Mia melihat ayahnya pingsan.
Mendengar jeritan Mia para penjaga dan pelayan di rumah itu langsung berhambur keluar rumah. Mereka tak kalah terkejut seperti Mia saat melihat Logan pingsan. Tidak menunggu waktu lama, sopir segera membawa Logan ke rumah sakit.
*
*
Di rumah sakit.
Mia memeluk pelayan erat sembari berdiri di depan ruang UGD, ayahnya sedang mendapatkan pertolongan di sana.
"Nona kecil berdoa semoga Daddy tidak apa-apa," ucap Pelayan menenangkan Mia yang menangis sesegukan di pelukannya.
Tidak berselang lama Lara dan Lio datang tergopoh-gopoh datang ke rumah sakit.
"Mia!" Lara memanggil cucunya dengan perasaan tidak karuan.
"GrandMa, hu hu hu." Mia menangis tersedu-sedu lalu beralih memeluk neneknya erat.
"Apa yang terjadi?" tanya Lara seraya mengusap-usap punggung cucu kesayangannya.
"Aku tidak tahu, GrandMa, tiba-tiba Daddy pingsan setelah pulang makan siang bersama Bu Guru," jawab Mia tersendat-sendat karena isak tangisnya masih mendominasi.
Dokter keluar dari ruangan itu dengan raut tegang dan cemas.
"Anggota keluarga pasien?" tanya Dokter pada Lio dan Lara.
"Iya, kami kedua orang tuanya, Dok." Lio yang menjawab.
"Putra Anda mengalami alergi, dan keadaannya sangat parah karena telat mendapatkan penanganan," jelas dokter kepada keluarga pasien.
"Alergi?" Lara membeo dengan alis mengernyit.
"Logan alergi kerang," ucap Lio.
Mia melepaskan pelukan neneknya, "Daddy tadi makan kerang," ucap Mia terisak dan merasa bersalah.
"Apa? Kenapa bisa? Dan kenapa Daddymu yang sudah tahu alergi kerang tetap memakannya?" Lara menatap cucunya lekat, meminta penjelasan, sedangkan Mia hanya menggeleng berulang kali sambil menangis.
"Aku minta maaf, GrandMa, Andai tahu kalau Daddy alergi kerang aku akan melarangnya," jawab Mia di sela isak tangisnya.
"Ini bukan salahmu, Sayang. Maaf, tadi GrandMa sedikit membentakmu." Lara jadi merasa bersalah pada cucunya, ia langsung memeluk Mia erat sembari mengecup pucuk kepala cucu kesayangannya.