Cinta Dalam Nestapa Season 4
Andara Prameswari Haryawan.
Gadis cantik berniqob harus mengalami pahitnya hidup dalam berumah tangga. Ia dikhianati oleh suaminya ketika usia pernikahan baru seumur jagung.
Andara tidak percaya jika suaminya selingkuh jika belum di lihat dengan mata kepalanya sendiri. Ia berusaha menyelidiki sendiri dengan caranya hingga bukti menunjukkan apa yang ia cari.
Saat ia ingin mengadukan hal itu kepada semua keluarga, nahas dirinya sudah terlebih dahulu di bunuh oleh suami dan selingkuhannya.
Andara antara hidup dan mati saat meregang nyawa ia berdoa,
"Ya Robb, jika memang cukup disini takdirku. Maka aku ikhlas. Tapi aku meminta satu hal. Aku ingin bangkit kembali dengan wujud yang baru agar bisa menghukum orang yang telah tega membunuhku dan juga janinku! Aku akan menuntut balas atas apa yang ia lakukan padaku dan janinku! Aku akan menjadi maut untuknya!"
Yuk, ikuti kisah Andara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan Andara part 4 ( Faris Shock berat )
"T-tapi.. Apa yang saya katakan ini benar adanya! Kamu, Raden Mas! Lelaki yang pernah menolong Andara saat kecelakaan juga ikut meninggal bersamanya! Nggak! Saya nggak percaya jika kamu masih hidup! Kamu pembohong!" tuduh Faris pada Rama yang kini tergelak keras mendengar ucapan saudara tirinya itu.
"Ya, saya pembohong! Karena saya pembohong, makanya saya berdiri di sini untuk menghukum orang-orang yang benar sepertimu dan keluarga busukmu itu!" sindir Rama lagi begitu telak menyudutkan Faris yang kini terdiam membisu.
"Saya pembohong, kamu yang benar! Benar, saya sudah mati! Akan tetapi, saya hidup lagi! Saya hidup lagi dan berdiri di sini melihat sendiri seperti apa rupa dan wujud seorang suami yang teah tega membunuh istrinya sendiri sekaligus putri kecilnya!"
Deg
Deg
Faris terkesiap mendengar ucapan Rama baru saja. Rama berjalan meninggalkan dirinya dan menemui Andara yang kini mematung sembari melihatnya. Rama semakin mendekatkan dirinya pada Andara yang kini sedang berusaha menormalkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja menggila saat Rama berdiri di hadapannya.
"Andara. Seharusnya kamu yang menjadi istriku waktu itu. Akan tetapi, semua itu gagal karena ulah ibunya Faris!" Rama menatap datar pada Ibu Marissa yang kini lagi dan lagi terkesiap mendengar ucapan Rama.
"Maksud kamu?" tanya Andara
Rama tersenyum. "Maksud aku, lelaki yang seharusya menikahimu itu bukan Faris. Melainkan aku! Ayah terpaksa menerima permintaan Ibu Marissa yang mendesaknya untuk menjodohkan kamu dengan Faris, padahal yang seharusnya menikah dengan mu itu aku! Aku calon suamimu! Bukan Faris!" ujar Rama yang membuat semua orang terkejut bukan main.
Terlebih anggota keluarga Andara. "I-ini, maksudnya apa Bang? K-kenapa aku yang di jodohkan denganmu? Kenapa harus Faris yang menggantikannya? Ini ada apa, sih?" tanya Andara semakin gemetaran tubuhnya saat menebak jika sudah terjadi kesalahan di sana.
Rama tersenyum lembut pada Andara. Ia menoleh ke belakang di mana Komandan Farhan dan Tuan Arthajaya tersenyum padanya.
"Rama benar, Nak. Seharusnya yang menikah denganmu itu, Rama. Bukan Faris! Ayah terpaksa menyetujuinya lantaran Marissa, Ibu Faris yang memaksa ayah demi sebuah warisan yang sudah dulu di buat. Ibunya Faris berharap, jika Faris menikahi Andara, maka otomatis harta warisan yang seharusnya menjadi milik Rama dan Andara akan menjadi miliknya. Maafkan ayah, Nak. Ayah tak punya pilihan lain. Saat itu, ibunya Faris mengancam ayah akan membunuh Ibu Nawaning dan juga Rama jika sampai kamu menikah dengan Rama." Ucap Tuan Arthajaya yang membuat semua orang, keluarga Andara yang lagi dan lagi terkejut bukan main akan fakta yang baru saja mereka dengar.
Semua yang mendengar itu menjadi saling berbisik-bisik. Membicarakan kelakuan tiga manusia durjana itu.
"Benar, Dek! Mas sendiri saksinya! Makanya ketika mas tahu jika kamu kecelakaan membuat mas begitu terpukul takut jika Tama tahu yang sebenarnya. Akan tetapi, malah Rama lah yang menolongmu. Mas senang, jika kalian berdua masih hidup. Berarti urusan perjodohan ini masih terus berlanjut! Bukan begitu, Yah?" ucap Komandan Farhan menimpali ucapan tuan Arthajaya.
"Ya, tentu saja. Bukankah sudah seharusnya seperti itu? Lagipula, Andara dan Faris kan sudah selesai? Jadi, kami bisa ke rumah kalian bukan untuk melamar Andara?"
Deg
Deg
Faris terhenyak saat mendengar ucapan ayah tirinya itu. "Nggak! Mana mungkin yang sudah mati bisa hidup lagi! Nggak! Saya tidak percaya!" teriak Faris memecah keheningan di antara semuanya.
Andara tersentak saat namanya di sebut. Dengan amarah yang menguap, ia berjalan mendekati Faris dengan tergesa di ikuti Rama di belakangnya. Kali ini, keluarga tidak menahan Andara seperti tadi. Mereka melepaskan Andara begitu saja.
Andara berdiri menjulang di hadapan Faris yang kini terkekeh sinis melihatnya. "Saya tidak percaya jika kamu adalah Andara! Apa buktinya? Heh? Kamu ingin menipu kami semua? Huh? Itu tidak akan pernah terjadi! Cuih!" Faris meludahi gamis Andara dan tepat mengenai perutnya.
Perut yang dulu pernah mengandung janin, benih hasil perbuatan suami durjananya itu.
Andara menyeringai. Ia mengusap perutnya. Andara membuka niqobnya dan tersenyum mengejek pada Faris.
"Masih belum mengenali saya Tuan Faris durjana?"
Faris yang terus terkekeh sinis di buat terkejut saat mendengar suara yang sama persis seperti orang yang dulu pernah di bunuhnya.
Faris mendongak melihatnya.
Deg.
Deg.
Dduuaarr!!
"Tidaaakk!! Kamu bukan Andara!! Kamu pasti hantu! Siluman! Tidak! Saya tidak percaya!! Kamu bukan Andara!!" teriak Faris begitu syok dengan jantung mencelos melihat wajah yang sama persis satu setengah tahun lalu ia kubur bersama putri kandungnya.
Andara tertawa. "Iyakah? Saya bukan Andara? Lalu, siapa gadis kecil di belakang Anda, tuan Faris? Apakah dia hantu juga? Siluman juga begitu?" ucap Andara sembari tersenyum manis pada putrnya yang kini tersenyum dan berlari pdanya.
"Ummi! Papi!"
Deg
Deg
Lagi, jantung itu seakan copot dari tempatnya melihat gadis kecil yang dulu sering bermain bersamanya.
"I-i-ita!!" pekik Faris dengan tubuh bergetar hebat.
Ita yang merasa terpanggil, menoleh padanya. Senyum yang tadinya mengembang kini mendadak menjadi datar dan sangat dingin hingga membekukan jantung Faris saat melihatnya.
"Aku bukan putrimu! Kamu bukan ayahku! Ayahku sudah mati! Dan aku hanya memiliki satu ayah, yaitu, Papi Raden Mas Bratawijaya!"
Dduuaarr!
"Apa...?"
Typo bertaburan, besok othor revisi 🙏