Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sampaaaiii
Setelah hampir 6 jam perjalanan, mereka pun sampai di tempat tujuan. Karena jalanan, yang cukup padat merayap. Membuat perjalanan yang harus nya sampai dalam waktu 4 jam, jadi sedikit lebih lama.
Rumah kerabat mereka di sini pun, cukup besar. Meski tak sebesar, rumah utama keluarga Zandra.
Tapi walau begitu, rumah tersebut tetap menjadi rumah terbesar di desa tersebut. Keluarga menyambut dengan ramah, semuanya keluar untuk menyapa. Menerima baik keluarga inti, ataupun para bodyguard mereka.
"Assalamualaikum" salam mereka serempak
"Wa'alaikum salam" jawab semua orang
"Alhamdulillah, Akhirnya kalian sampai dengan selamat. Kalian pasti lelah, masuklah ke kamar kalian. Semua sudah di siapkan, biar kalian di antar bi Jum." ucap mbah Darsim, kakek buyut dari anak yang di khitan.
"Iya mbah, kalo gitu kami pamit masuk kamar. Ga papa kan mbah, kalo kita langsung istirahat?" jawab Cia, seraya bertanya. Ia pun melirik ke arah wanita paruh baya, yang sejak awal mereka datang sudah tak menunjukkan rasa suka
Kenapa? Karena ia mendengar, ada yang misuh-misuh. Mengatakan lebay, mentang-mentang kaya. Sampe di sambut, kaya keluarga Presiden. Mana bawa orang luar, Risalah yang dimaksud.
Jiaaaa.... Bukan kita yang minta juga, situ sehat?
Kamar pun sudah di siapkan, tetapi para bodyguard memilih untuk tidur di dalam van. Dan kerabat Zandra, tak bisa memaksa.
'Heran gue ma itu ibu-ibu, perasaan terakhir kita ke sini itu. 6 tahun lalukan?? Pas silaturahmi idul Fitri, masih aja begitu tuh manusia.' ucap Cia
'Susah kalo udah sifat mah' balas Luna
'Ya gitu, penyakit IRI DENGKI MAH. GERAH liat kita di perlakukan baik, ga tau aja siapa yang udah bikin jadi kaya begini itu siapa.' Ghava
'Sudah sudah, jangan sampai pahala buyut kita. Rusak karena kita, biarkan saja selama tidak mengusik.' ucap Ali menyudahi perdebatan tersebut
Ketiga orang tersebut, langsung diam. Luna dan Cia menyeret tangan Risa, agar tetap satu kamar. Meski tuan rumah, sudah menyediakan kamar untuknya. Karena tidak tau, bila Luna dan yang lain akan membawa teman.
Sedangkan Ghava, satu kamar dengan Ali.
Sebenarnya selain wanita tua menyebalkan itu, masih ada dua orang yang membuat mereka risih. Satu orang yang memperhatikan Ali, dan satunya memperhatikan Cia.
Makanya Cia gegas masuk kamar, ia merasa risih saat mendengar bila pria itu ingin berkenalan lebih dekat dengannya. Padahal Cia sendiri bisa tau, bila pria itu bukan orang baik-baik.
.
"GILA EMANG TUH ORANG!!!" maki Cia, begitu ia masuk ke dalam kamar
"Sabar, bener kata Ali. Selama dia ga ngusik lu, ga usah ditanggepin." jawab Luna
"Jijik tapi gue Lun, tatapannya itu loh. Udah kaya laki-laki mesum, kaya om pedofil. Hiii... Itu lagi satu yang cewek, apaan coba senyum-senyum sendiri. Sambil natap Ali penuh minat, bukannya mereka itu udah tunangan dan mau nikah. Mata masih jelalatan, mau gue colok apa itu mata." Cerocos Cia, rasanya ia sangat marah hari ini.
Mood nya benar-benar ambyar, kesel kesel. Kalo udah gini, biasanya dia suka pergi ke gym. Buat luapin emosinya, sama samsak. Tapi disini, mana ada.
'Kenapa kaka Cia marah-marah?' tanya Risa, dengan bahasa isyaratnya
"Ga papa, lagi datang khodam nya." jawab Luna, membuat Risa tersenyum.
Risa pun mendekati Cia, ia duduk di depan Cia yang sedang mengepalkan kedua tangannya. Risa menyentuh tangan Cia, lalu menggenggam nya.
Ajaib
Lambat laun, kekesalan Cia seolah menguap secara perlahan. Cia menoleh dan menatap Risa, ia mengerut dahinya.
"Siapa lu sebenarnya?" tanya Cia, yang sudah kembali normal.
'Aku? Risa kak? Kakak lupa?' tanya Risa tak paham, Cia menyipitkan matanya pada Risa.
"Ck... Yang bilang lu Samsul siapa? Gue juga tau lu Risa, et dah malah stand up komedi lu mah." Risa pun tertawa, tawa yang menular
Sehingga membuat Cia, ikut tersenyum. Ia pun mengusap pelan rambut Risa, mungkin ini adalah kelebihan Risa. Namun Risa tak menyadarinya, karena ia yang tak pernah berinteraksi dengan orang lain.
'Kenapa?' tanya Luna
'Gue juga ga tau, seolah ada energi positif masuk merayap ke diri gue.' jawab Cia
'Pantas, ia begitu mudah membuat gue suka ma dia.' Cia mengangguk
'Jangan lupakan, Ghava yang tergila-gila padanya.' Luna pun terkekeh
"Sudah, Risa sebaiknya kamu ganti baju dan segera istirahat. Nanti sore, kita akan kembali bergabung dengan yang lain." titah Luna
Karena di van mereka sudah membersihkan tubuh, jadi Luna hanya menyuruhnya ganti baju. Begitu juga dengan Cia, gadis itu membuka bajunya.
Dia yang sudah menggunakan baju tengtop dan celana pendek di balik dress nya, langsung merebahkan tubuhnya.
Padahal di van sempat tidur, tapi tetap saja merasa lelah.
.
"Gue ga nyangka, itu cewek masih ngincer lu Al. Padahal calon lakinya ada di samping dia, tambah lagi itu laki juga beraninya liatin Cia kaya gitu. Itu mata minta gue congkel, pake linggis. Br*ngsek emang!!!" ucap Ghava menggebu, ia benar-benar merasa jijik dengan tatapan kedua orang itu.
Seperti orang yang ingin, menarik Ali atau pun Cia naik ke ranjang mereka.
"AAARGGGHHTT... " teriak Ghava kesal
"Biarkan saja, selama mereka tidak melakukan hal-hal yang membuat gue ataupun Cia terusik. Kita jangan berbuat apa-apa, sehingga nantinya akan merugikan kita." jawab Ali
"Tapi... Apa lu ga ngerasa, kalo ada yang aneh sama itu cewek?" tanya Ali
"Gue sadar, ada aura hitam yang mengelilingi tubuhnya. Gue bisa tebak, kalo itu cewek mainnya jauh Al. Dia berani bermain dengan ilmu hitam, dengan mendatangi seorang dukun." jawab Ghava
"Hmm" jawab Ali mengangguk
"Tunggu saja, lambat laun semua akan terbuka dengan sendirinya." ucap Ghava lagi
Baru saja tiba, mereka sudah merasakan akan ada hal besar yang akan terjadi. Meski tidak tau apa, namun hal itu pasti berhubungan dengan perempuan itu.
"Ya, lu bener. Seperti nya tidak sesederhana yang kita kira, karena hal ini berhubungan dengan lenyapnya nyawa seseorang." balas Ali, kini giliran Ghava yang mengangguk.
Tapi, baru saja Ghava merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tiba-tiba, sudah terdengar dengkuran halus. Ali menggelengkan kepalanya, benar-benar keturunan bunda Anin.
Itu yang ia dengar, cerita mengenai ibunda Ghava. Sangat suka diam di rumah, akan langsung tertidur bila sudah mengantuk. Tak peduli sedang ada dimana, selama tempat itu nyaman. Mudah, bagi ibu dan anak itu terlelap.
Begitu juga dengan mulutnya, yang tidak berhenti mengunyah. Asal kalian tau, di tas Ghava hanya ada 1 buku, 1 pena. Sisanya adalah makanan, bahkan ada 2 misting berisi makanan berat buatan mbak.
Terkadang, Ghava akan memasak untuk bekal dirinya sendiri. Maka dari itu, di antara mereka. Ghava paling jago memasak, bahkan Luna dan Cia kalah olehnya. Wkwkwk
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
ada kasus baru kek nya nie🤔
gas makkk..
lanjuttt
asiiiikkk kasus baruuu.. gaskeun mak,,,
nah lho rmh duka,tambah suram dong za.🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
baru nyampe sdh di sambut bayangan putih
mulai berpetualang disini