menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
'ha-halo...."
Hening....
Baik Zaifa atau pun seseorang yang saat ini sedang melakukan panggilan telepon dengan nya sama-sama diam. setelah beberapa saat Zaifa melihat ke layar handphone nya kemudian melirik kertas bertuliskan beberapa angka di depannya. Namun, benar. tidak ada yang salah. tapi mengapa suara ini.....
"ini Boby kan?" tanya Zaifa memastikan agar panggilan telepon nya tidak menyasar ke orang lain. Atau kan dia salah memasukkan nomor atau memang Boby salah memasukkan nomor telpon nya. Atau kah memang suara Boby akan berbeda jika melakukan panggilan telepon. entah lah.
jika memang suara Boby berubah jika di telpon, namun mengapa suara nya mirip.....
'ini siapa?' tanya seseorang di sebrang sana membuyar kan lamunan Zaifa.
Seorang pria yang tak lain dan tidak bukan adalah bos dimana Boby bekerja. Pria itu tengah menyelesaikan sebuah pekerjaan dan tiba-tiba ponsel pribadi nya bergetar. Terlihat nomor asing di layar itu. Namun, entah mengapa suasana malam di kantor sendirian membuat pria itu seperti membutuhkan teman untuk sekedar mengobrol. Dan lagipula hanya segelintir orang yang memilih nomor ponsel nya. Maka pria itu berfikir bahwa mungkin saja ini adalah nomor rekan nya atau mungkin nomor seorang teman yang lupa di simpan nya.
Namun, saat mendengar suara dari sebrang. Tak urung kening nya mengernyit dalam. melihat kembali layar handphone nya dan memastikan apakah pendengaran nya bermasalah. Namun tidak. Suara ini, suara yang sangat di rindukan nya. suara yang sudah sangat lama tak di dengar nya. Suara yang mampu membuat hati dan tubuh nya bergetar. Bergetar hebat karena rasa bahagia yang membuncah. Untuk memastikan dirinya tak salah dengar maka ia pun menyapa kembali. Dan ketika lawan bicara menyebutkan nama 'Boby' entah mengapa nama itu seperti tidak asing.
Pria itu menjentikkan jarinya pelan. Baru ia ingat bahwa Boby adalah karyawan bagian marketing yang tadi pagi menghadap nya untuk meminta izin mencari tim tambahan selama peluncuran produk baru.
'jika ingin bertemu Boby maka datang lah ke kantor 'good food' besok pagi jam sepuluh."
Klik.
Setelah mengatakan itu panggilan pun di putus secara sepihak oleh pria dingin yang terlihat gugup.
Sementara Zaifa, wanita muda yang masih setia duduk di depan cermin hias itu hanya mematung. Tak di pedulikan sambungan telepon yang memang sudah di putus beberapa saat yang lalu. Namun mendengar suara yang mirip dengan suara yang sudah lama sekali tak di dengarnya. Hatinya berdebar tak karuan.
"mas Rai ..." gumam Zaifa.
Zaifa pun mengambil laptop dan mulai membuat surat-surat yang akan di gunakan besok. Tentu saja sesuai arahan Boby tadi pagi.
***
Sementara di atas gedung paling tinggi di perusahaan yang berlabel good food. Seorang pria tengah memegang kening nya. melihat ke arah luar dimana kota Jakarta sangat menakjubkan saat malam hari. Banyak nya lampu kelap kelip, lampu sorot dari kendaraan yang terjebak macet dan juga gelap nya beberapa gedung yang sudah di tinggal kan pekerja nya sejak sore tadi.
Seharusnya memang ia pun pulang karena jam kerja sudah habis kurang lebih empat jam yang lalu. Namun, perasaan enggan pulang ke rumah yang sepi dan hanya akan mengingat dirinya kepada seseorang yang sudah memiliki orang lain. entah mengapa rasanya cukup menyesakkan dada. Maka ia pun lebih memilih disini. Berdiam diri di ruang kerja, ruangan yang berada di lantai paling atas gedung itu.
menatap ke arah jendela, melihat apa saja yang tampak dari jendela kaca tebal itu. Menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran nya kemudian menghela nafas. Sedikit lagi pekerjaan nya hampir usai namun terhenti karena sering telpon yang membuat nya teringat dengan sosok cantik manis dan sejak dulu hingga saat ini menempati hati nya.
Bahkan Ulfa, perempuan yang setahun terakhir ini terang-terangan menyatakan cinta dan selalu mengejar nya tak di hirau kan. lagi pula beberapa hari yang lalu ia mendengar kabar bahagia yang tiba-tiba membuat bibir nya menyunggingkan senyuman. Bergegas dirinya menatap layar laptop kembali dan menyelesaikan segala tugas.
Tak sabar rasanya menunggu hari esok.
***
Pagi menjelang, Zaifa sudah rapi dengan pakaian kerja nyam celana panjang dan kemeja putih lengan panjang tak lupa high heels setinggi lima senti menambah kesan anggun pada dirinya.
Zaifa sudah memutuskan untuk menerima tawaran Boby, menjadi seorang sales yang akan terjun langsung ke masyarakat untuk menawarkan produk yang hendak launching dua bulan mendatang.
Banyak yang sudah Zaifa persiapkan. Mulai dari berkas lamaran pekerjaan dan juga cara-cara yang akan di gunakan nya untuk menggaet calon pembeli.
Zaifa cukup berjalan kaki untuk menuju perusahaan yang tak jauh dari hotel tempat nya menginap. Sekitar lima belas menit dirinya sudah sampai di depan perusahaan bertingkat lima belas itu. Perusahaan yang lumayan besar, dan kabar yang ia dapat adalah perusahaan ini adalah perusahaan pribadi. Dimana seorang pria muda berbakat membangun perusahaan ini dengan modal dari dirinya sendiri.
Zaifa penasaran dengan sesosok yang di ceritakan oleh Boby kemarin dan menurut yang ia tahu setelah mencari tahu di Mbah google. pria muda itu masih lajang, Zaifa jadi berfikir betapa beruntung wanita yang kelak menjadi istri nya.
Zaifa berjalan mendekat ke arah security yang sudah berdiri dengan gagah nya di pintu masuk kantor. Ternyata sudah ada Boby juga di sana. Dengan senyum lembut Zaifa menatap Boby dan juga satpam yang mengangguk sopan pada Zaifa.
"kau sudah sampai?" tanya Boby.
Zaifa mengangguk kan kepala nya sembari tersenyum. rupanya Boby tengah menunggu nya.
Boby menelisik penampilan Zaifa, celana hitam panjang di padukan kemeja putih panjang dan tak lupa high heels hitam serta tas selempang yang muat untuk beberapa dokumen tersampir di pundak Zaifa.
"perfect" ucap Boby antusias.
"mari Zai, ku antar kau menemui bos"
Mendengar kata bos, Zaifa menyipitkan matanya ke arah Boby. Ia teringat ingin menanyakan perihal nomor siapa yang sudah Boby berikan padanya.
"kenapa memandang ku begitu?" tanya Boby dengan ekspresi yang di buat ngeri.
Zaifa menghela napas nya kemudian menggeleng lemah. Zaifa berdiri mungkin nanti saja setelah bertemu dengan bos nya Zaifa akan menanyakan hal itu.
Mereka berdua lalu berjalan menuju lift. Boby memencet tombol yang akan membawa mereka ke lantai lima belas. Tak berapa lama mereka pun santai. Menurut penjelasan Boby lantai lima belas khusus untuk asisten ceo dan ruangan ceo sendiri. Zaifa menatap kagum ke arah ruangan itu. Kemudian langkah Zaifa terhenti ketika ia melihat sesuatu...,
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....