Karena penghianatan sang ibu di masa lalunya, membuat seorang Zayyan Erik Mahesa (30) menutup dirinya pada semua wanita dan menjadikannya pria dingin dan anti wanita.
Namun ia terpaksa menikah dengan Mia Azzura (26) demi memenuhi permintaan terakhir sang ayah.
Mia tak keberatan dengan hal itu karena sudah lama sekali Mia menaruh hatinya pada Erik, namun mampukah Mia meluluhkan hati dan mendapatkan cinta Erik? bagaimana kisah mereka berlanjut?
"Aku tidak pernah percaya pada cinta dan wanita." Erik.
"Menaklukan hatinya adalah sebuah tantangan bagiku!'' Mia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Jangan pernah mengatakan akhir karna aku sama sekali belum memulainya. Bukan ini yang ku harapkan dalam sebuah pernikahan yang kita jalani bahkan raga ini seperti tak bernyawa saat melihat dirimu lemah tak berdaya seperti ini, bahkan aku juga harus merelakan dia yang belum mengerti tentang apa artinya kehidupan, maaf. Maafkan aku yang tak bisa mempertahankan calon bayi kita.'' Isak Erik, yang kini menggenggam erat tangan sang istri yang masih memejamkan matanya.
"Bangunlah dan sadarlah kau sudah terlalu lama tertidur, marahi aku pukul aku, hukum aku. Jangan terus diam membuatku merasa semakin takut.'' Sambung Erik sambil menggenggam tangan istrinya dan menempelkannya di pipi.
Setelah mengatakan hal itu, kini Erik merasakan pergerakan tangan istrinya yang mulai merespon ucapannya. Perlahan mata Mia pun mulai terbuka lebar, membuat Erik semakin mengeratkan genggaman tangannya dan mengecup tangan lemah itu penuh rasa syukur.
"Erik," desis Mia.
"Aku disini bersama denganmu, apakah kau membutuhkan sesuatu? tunggu aku panggilkan dokter terlebih dahulu untuk memeriksa kondisi mu saat ini.'' Ujar Erik yang langsung memencet tombol darurat berkali-kali agar dokter segera datang untuk memeriksa keadaan istrinya.
Namun tanpa Erik sadari bahwa sejak tadi dua dokter sudah berada di sana memperhatikan mereka. Dokter Grace merasa sangat terharu melihat begitu besarnya cinta seorang suami pada istrinya tapi tidak dengan Adreas yang begitu cemburu dan sakit hati melihat Erik mulai mengeratkan tali pernikahan mereka.
"Tuan Erik adalah tipe laki-laki cuek tapi perhatian, aku suka dengan karakternya.'' Gumam dokter Grace yang kini mulai berjalan menghampiri pasangan suami istri di hadapannya.
Dokter Grace memeriksa keadaan Mia dengan sangat teliti dan tersenyum setelah memastikan bahwa Mia sudah dalam keadaan baik-baik saja. Kini ia pun pergi setelah mengatakan beberapa saran untuk pasiennya.
''Terima kasih dokter.'' Sahut Mia lirih. Kini Mia terkejut saat merasakan tubuh lemahnya di peluk dengan sangat erat oleh suami dinginnya.
''Terima kasih kau sudah membuka matamu untukku!'' seru Erik dengan suara tercekat.
"Kenapa kau tidak mengatakan semua ini padaku? apa kau pikir kau hebat! bisa melakukan apapun sesuka hatimu, bahkan kau tak memikirkan bagaimana takutnya aku saat melihat kau tertidur selama lima belas hari disini.'' Ucap Erik dengan sedikit menekan kata-kata nya.
"Maaf,'' jawab Mia lirih dan membalas pelukan suaminya.
''Tidak. Kau tidak salah, aku yang salah karena tak bisa menjaga kalian dengan baik."
''Kalian?'' Mia melepaskan pelukannya dan sedikit mengerutkan keningnya menatap wajah tampan suaminya yang terlihat lusuh.
"Maaf aku tidak bisa mempertahankan calon bayi kita.''
Deghh..
Mia merasa lemas seperti agar-agar saat mendengar penuturan suaminya saat ini. Air matanya pun mulai menetes membasahi pipinya.
"Erik kau bercanda?'' Mia mulai terisak saat Erik meraih tubuhnya dan mendekapnya dengan sangat erat.
"Erik katakan sesuatu, jangan membuatku bingung! Erik aku bahkan tidak tahu jika aku sedang mengandung apa maksudmu dengan bayi?" tanya Mia semakin histeris dan terus memukuki dada bidang suaminya.
"Maaf,''
Mia merasa sangat sedih dan bersalah dalam hal ini. Hatinya merasa sangat hancur berkeping-keping bahkan ia tak tahu dirinya tengah mengandung anak yang begitu ia inginkan dari siami yang begitu ia cintai.
"Kau tidak salah Erik aku yang salah. Aku terlalu bodoh dan naif.'' Sesal Mia yang menyalahkan dirinya sendiri.
Mia mengusap perut datarnya perlahan dengan isak tangis yang semakin menjadi. ''Mungkin aku adalah ibu terbodoh di dunia karna tak bisa menyelamatkan calon anaknya sendiri.''
Erik merasa sangat bersalah melihat keadaan istrinya yang begitu terpukul dengan kejadian yang baru saja mereka alami. Bahkan kini ingatannya kembali saat melihat istrinya kejang-kejang lalu setelah itu dokter Grace mengatakan Mia harus menjalani operasi kecil untuk membersihkan rahimnya karna dia di nyatakan keguguran.
''Jangan seperti ini, jangan! anggap saja dia bukan rezeky kita. Mia mari kita mulai hidup kita yang baru dan berjanjilah jangan pernah menyembunyikan apapun dariku." Pinta Erik dengan nada lembut nya.
"Erik, apakah kau mulai mencintai aku?'' tanya Mia penuh harap dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak mengerti apa itu cinta, karena aku hidup dan di besar kan oleh keadaan bukan oleh cinta. Tapi aku akan berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu dan aku berharal kau tidak akan pernah mengecewakan ku.''
"Aku tidak akan pernah mengecewakan mu.'' Bisik Mia berjanji pada suaminya.
Di luar ruangan. Adreas mendengar percakapan di antara Mia dan Erik. Ia sangat kesak dan cemburu saat mendengarnya Adreas sangat sesak dan tak terima dengan penuturan Erik pada wanita yang di sukainya.
Adreas berjalan meninggalkan tempat itu dan masuk ke dalam ruangan pribadinya untuk melampiaskan segela kekesalan dan kemarahan yang ada di dalam hatinya.
Brak...
Adreas membanting semua yang ada di hadapannya. "Tidak boleh, Mia harus menjadi milikku. Aku tidak pernah rela siapapun memilikinya bahkan Erik sekali pun!" Adreas memukul meja kerjanya dengan kilatan api kecemburuan yang membara. Bahkan Adreas terlihat seperti seorang psicopath yang sedang kerasukan iblis.
"Aku sudah berusaha melupakan mu Mia, tapi aku tidak bisa. Maaf kau harus menjadi milikku walau bagai mana pun caranya.'' Adreas tersenyum smirk.
*
*
Beberapa hari berlalu dengan cepat. Mia pun menjalani pemulihan yang begitu singkat hatinya selalu merasa damai karna Erik terus berada di sampingnya dan menjaganya dengan baik.
Kini Mia sudah kembali ke rumah di dampingi suaminya yang selalu siap siaga menjaganya dua puluh empat jam.
"Terima kasih, maaf aku sangat merepotkan mu.'' ucap Mia tulus dari dalam hatinya.
Erik hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala istrinya dengan lembut. ''Beristrahatlah.''
Mia mengecup bibir Erik dan bersiap untuk melakukan perintah suaminya. "Aku mencintaimu Erik.'' Ucap Mia yang kini mulai memejamkan matanya dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.
Sedangkan Erik diam mematung di tempatnya. "Aku akan berusaha membalas cintamu Mia." Desis Erik yang kini menatap ke arah istrinya yang sudah tertidur pulas dengan cepat karna efek obat yang ia minum sebelumnya.
Erik berjalan ke arah balkon dan melihat suasana malam hari yang terlihat terang karna sinar rembulan. ''Bulan itu sama sepertimu dalam hidupku Mia, maafkan aku yang baru menyadari hal ini.'' Erik menyalakan korek api dan mulai mengisap rokok yang berada di tangannya.
Setelah ia merasa puas kini ia pun kembali kekamarnya dan bersiap untuk tidur di samping istrinya, namun dering ponsel mengurungkan niatnya. Erik menerima panggilan itu dengan kening mengerut.
"Aku akan datang sekarang juga!'' Erik berjalan keluar dari kamarnya untuk menemui seseorang yang sudah menelponnya dengan langkah cepat.
Bersambung...