NovelToon NovelToon
Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Konflik etika / Romansa / Penyesalan Suami / Slice of Life
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.

Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.

Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀

💠Follow fb-ig @pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

•Hati Liam Yang Patah•

Setelah melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan guci besar, Liam kembali duduk di sofa dengan gerakan lunglai, napasnya masih memburu, namun ia mencoba menenangkan pikirannya.

Tetapi hal itu justru menenggelamkannya pada Bayangan masa lalu yang muncul, seperti rangkaian gambar yang menghantamnya dengan emosi yang mengoyak. Luka-luka lama yang ia pikir sudah sembuh tiba-tiba berdarah lagi, membuat hatinya perih.

Liam pernah mencintai seorang wanita dengan tulus, seseorang yang benar-benar ia percaya, seorang gadis berhijab yang memiliki senyum lembut dan selalu membawa ketenangan dalam hidupnya.

Dia pikir, mungkin inilah akhir dari pencariannya, seseorang yang akan mendampinginya tanpa pamrih. Liam sangat menjaga batasan batasan yang ada dalam agama, tidak menyentuh gadis itu karena sangat menghormati hijab yang dikenakannya, apalagi sampai berhubungan badan.

Namun kenyataannya jauh dari harapan. Suatu hari, ia memergoki gadis itu bersama pria lain, ia lalu mendesaknya untuk menjelaskan pria itu, dan tak diduga gadis itu mengaku bahwa ia tengah hamil, oleh mantan kekasihnya. Pengakuan itu menghancurkannya seketika, membuatnya merasa seperti bagian dari dirinya telah patah selamanya.

Hal itu jugalah yang akhirnya membuat Liam tak begitu percaya pada norma-norma agama hanya karena seseorang yang dia kira baik dan sholeha tapi nyatanya menyimpan kebusukan di balik hijabnya.

Tak berhenti di situ, Liam berkali-kali mencoba membuka hati untuk orang lain, berharap ada satu dari mereka yang benar-benar tulus. Namun setiap kali ia memberi cintanya, setiap kali ia berusaha tulus, hasilnya selalu sama. Wanita-wanita itu datang dan pergi, tak satu pun yang benar-benar mencintainya apa adanya. Mereka hanya ingin memanfaatkan pengaruh dan kekayaannya, mempermainkan perasaannya dan meninggalkannya tanpa perasaan bersalah.

Saat itu, Liam hampir tak tahan dengan hidupnya. Pernah suatu malam ia berdiri di tepi balkon kamarnya, memikirkan untuk mengakhiri semuanya. Namun, entah bagaimana ia bertahan, ia memutuskan untuk melawan rasa sakit itu dengan menguburnya dalam-dalam. Sejak saat itu, hatinya mengeras, dan ia bersumpah tak akan pernah membiarkan dirinya disakiti lagi.

Sekarang, dengan Alina di sisinya, semua luka itu terasa terbuka kembali. Meski hatinya merasakan ada yang berbeda dengan Alina, rasa takutnya jauh lebih besar. Ketakutan bahwa ia akan dikhianati lagi, dimanfaatkan, atau dibiarkan terluka.

Dalam diam, Liam mengeraskan rahangnya, menekan perasaan yang bercampur aduk dalam hatinya. Ia sadar, dirinya telah berubah menjadi pria yang dingin dan sulit dipercaya, tapi ia merasa itu adalah satu-satunya cara untuk bertahan. Menahan rasa sayangnya, menutup hatinya rapat-rapat.

“Tidak, aku tidak akan jatuh cinta lagi…” gumamnya pada dirinya sendiri, suaranya penuh tekad meski hatinya terasa getir.

 “Aku tak akan biarkan siapa pun menghancurkanku lagi.”

...~~~~...

...Siang Pukul 13:40...

Beberapa jam setelah pertengkaran Alina duduk di sofa ruang utama, mencoba menenggelamkan pikirannya dalam lembaran buku di tangannya. Sesekali, ia menghela napas panjang, mengusap lembut ujung halaman yang membuatnya dalam ketenangan.

Liam turun dari tangga dengan penampilan kasual dengan kaos polos dsn jaket sederhana. Langkah terdengar tegas dan berat, Alina mengangkat kepalanya tatkala Liam semakin dekat dan ia melintas dari sampingnya berjalan ke arah pintu keluar dengan ekspresi datar.

"Kau mau kemana?" tanya Alina pelan.

"Keluar," jawab Liam singkat, tanpa sedikit pun memandangnya.

Alina mendengus, tahu Liam tengah berusaha menenangkan diri karena emosinya.

"Tolong belikan bunga Lili jika kau pulang, nanti... Kau harus mengganti vas bungaku dan gucci besar yang kau hancurkan."

Langkah Liam terhenti seketika. Ia berbalik perlahan, menatap Alina dengan sorot mata tajam dan penuh tantangan. Ada kepedihan tersembunyi di balik kemarahannya, namun ia enggan menunjukkan kelembutan.

"Kenapa harus ku ganti? semua itu milikku, dan kau tidak berhak mengaturku!"

Alina menutup bukunya, bangkit perlahan dan mendekat ke arah suaminya.

"Apapun milik suami itu milik istrinya juga, Liam. Dan bertanggung jawablah... pada dirimu sendiri, pada apa yang kau hancurkan," ucapnya tegas, meski suaranya bergetar sedikit.

"Kau benar-benar selalu tahu bagaimana menyulut emosiku, Alina," ucapnya pelan, bibirnya terkatup rapat setelahnya.

Alina hanya mengangkat bahu, di balik cadarnya ia tersenyum kecil, menikmati peran ini dengan baik.

"Aku hanya mencoba mengingatkanmu bahwa kita masih hidup bersama, Liam. Itu artinya kita berbagi, baik suka maupun tanggung jawab."

Liam tertawa kecil, tetapi tak ada kehangatan di balik tawa itu. Ia melangkah lebih dekat hingga jarak tubuh mereka hanya sejengkal.

"Berbagi tanggung jawab?" ulangnya dengan nada mengejek.

 "Kau pikir semuanya semudah itu, ya?"

Alina mengangguk menatapnya tenang, matanya berbinar memancarkan keteguhan.

"Aku pikir kau cukup dewasa untuk memahami konsepnya. Tapi kalau itu terlalu sulit, mungkin kau hanya perlu waktu untuk memikirkannya lagi."

Liam mengerutkan dahi, merasa tertantang oleh ketenangan Alina yang tidak berubah meski setelah pertengkaran. Ia tahu Alina tidak mudah goyah, dan entah bagaimana hal itu membuatnya merasa semakin frustrasi.

Meski ada dorongan untuk terus melontarkan kata-kata tajam, ia menahan diri. Bagian dari dirinya merasa lelah, sementara bagian lain bergulat dengan perasaan bersalah yang perlahan muncul.

"Bunga Lili, huh?" gumamnya pelan, tatapannya melembut sejenak tanpa sadar.

"Ya, bunga Lili. Vas bungaku pecah karena kemarahanmu, jadi aku pikir, bunga itu layak menjadi penggantinya," ujar Alina, tersenyum tipis.

Liam menghela napas panjang, tatapannya kembali mengeras untuk menyembunyikan sisi dirinya yang mulai goyah. Ia kemudian berbalik, melangkah ke pintu tanpa berkata lagi, meninggalkan Alina yang masih memandangnya dari belakang.

Alina lalu menutup lembut pintu, setelahnya ia menghela napas lega, merasa puas, Liam perlahan lahan masuk ke dalam sandiwaranya.

...~~~...

Liam melangkah ke mobilnya dengan pikiran yang dipenuhi berbagai emosi yang sulit ia kendalikan. Setelah duduk di balik kemudi, ia menyalakan mesin dan langsung menginjak pedal gas, melaju dengan kecepatan tinggi tanpa peduli dengan keselamatannya. Jalan tol yang sepi seakan memanggilnya, membiarkan ia melampiaskan amarah dan kekesalan yang memuncak.

Suara deru mesin bergemuruh, menyatu dengan denyut nadi yang berdebar cepat dalam dirinya. Matanya menatap lurus ke depan, namun pikirannya melayang jauh ke masa lalu, kenangan yang datang seperti kilatan petir.

Wajah-wajah wanita yang pernah ia cintai, pengkhianatan yang meremukkan hatinya, setiap kata manis yang ternyata dusta, semua itu membuat dadanya sesak.

Sesaat ia tak menyadari mobilnya mulai melambung ke sisi jalan. Hanya ketika bunyi klakson keras dari arah yang berlawanan terdengar, barulah Liam tersadar.

Dalam detik yang menegangkan, ia reflek menarik kemudi, memutar tajam hingga roda berdecit menggesek aspal, nyaris kehilangan kendali. Mobilnya berputar beberapa kali, hampir menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya berhenti mendadak di pinggir jalan.

Liam duduk terdiam, napasnya terengah-engah, jantungnya berdetak liar. Sekujur tubuhnya terasa kaku, jemarinya masih mencengkeram erat kemudi seakan takut melepaskan.

Beberapa detik berlalu yang sunyi, hanya suara napasnya yang terdengar, dan kesadaran mulai merasukinya, menyadarkan bahwa nyaris saja ia kehilangan segalanya… hanya karena amarah yang tak tersalurkan.

Liam meremas wajahnya, berusaha mengendalikan diri. Ingatannya berputar kembali pada Alina, pada sorot matanya yang tetap lembut meski Liam berulang kali mengkasarinya dengan kata mata tajam.

Suara Alina terngiang di telinganya, menyelinap ke relung hati yang selama ini ia coba keras untuk menjaganya dengan kebekuan.

Dia merasa bersalah, benar-benar bersalah. Mungkin Alina benar, mungkin, selama ini dia hanya berusaha melindungi dirinya sendiri dengan dinding yang tinggi. Dengan mengambil napas panjang, ia menunduk, menyadari betapa dalamnya luka yang ia simpan. Tanpa sadar, ia menggumamkan satu kata kecil, seakan berbicara kepada dirinya sendiri dalam keheningan malam yang melingkupinya.

"Maafkan aku, Alina." lirihnya, suaranya bergetar dalam ketidakberdayaan perasaanya.

...[••••]...

...Bersambung.......

Assalamualaikum... Guys, terus dukung karya @Pearlysea dengan like dan vote ya...Agar bisa memberikan karya karya yang menghibur dan menambah wawasan pembaca.

Matur suwun...🙏🙏🙏

1
Joko Medan
brati hukumn liam lbih mengerikn klw gitu🤣🤣

ud la ngalh salh satu ungkapin prasaan. tpi jangn alina y, liam az yg ungkapi lbih dulu dn bobok ny jang pisah kamar. eh, tpi jangn dulu nti khilaf. blum nikh ulang soal ny😅.
🌷💚SITI.R💚🌷
msh aja saling tertutup blm membùka klu saling mencintai..
🌷💚SITI.R💚🌷
jd gregetan sm alina yg bikin liam tumbang..alina alina sekarang kamu tertawa di atas pr deritasn liam siap² nanti kamu yg nangis liam yg ketawa😁
Joko Medan
klw mau ksih hadiah atw vote ap hrus nonton iklan dulu y kk
Pearlysea🌻: Vote boleh nonton iklan juga boleh, apalagi dua duanya... love love❤❤❤
total 1 replies
Joko Medan
hahahaha, liam2. tringat kawn ku, ku ajk naik kyk gini. abis kq aku dimaki2 ny🤣🤣

ayo hukumn ap dri liam. kn jdi mikir yg gk2😂. ap gk sebaik ny pernikhn mreka ni diperjels y. krna dri awal banyk x perjnjian2 dibuat liam.
Pearlysea🌻: Sabar ya kak lagi proses pdkt dulu🥰
total 1 replies
Sunaryati
Lanjuut, memang begitu Liam agar hidupmu tak monoton, hatimu beku dan pikiranmu kamu, bener kan Alina
Sunaryati
Semoga semakin membaik hubungan mereka,normal layaknya suami istri. Perjanjian kontrak dihapus. Perubahan positif Liam meningkat, serta otw bahagia
Joko Medan
mrtua alina benar2 mmperlakukn alina dgn baik.

sbelum ny liam mmbuat kontrk utk prnikhan mreka. dn skarang liam sprtiny ingin mlanjut kn prnikah sesungguhny. klw bgitu liam dn alina hrus ijab kabul ulang. krna disaat liam mmbuat perjanjian2 itu, ud trmsuk talak. nmany talak mudhaf. talk yg ud ditentukn.
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
🌷💚SITI.R💚🌷
smg alina bisa membuka hatiy buat suamiy dan tdk keras kepala lg kan liam sekarang sdh menyadari kesalahany..smg ke depan lbh baik lg menjadi kel yg samawa tdk ada lg surat perjanjian..dan mereka jd suami istri yg sesungguhnya.. lanjuut
Sunaryati
Nah kan hati telah membeku karena trauma cinta masa perlahan cair karena kamu, Alina. Mungkin Liam memang jodohmu
Joko Medan
ciiieeee,, babang liam mulai membuka hati🥰😂.

ayo alina, bukn kh itu yg kau harapkn. saling mmbuka hati.
🌷💚SITI.R💚🌷
smg rumah tangga mereka ters lbh baik lg dan alina biasa menerima luam dengan sepenuh hati dan menjadikan liasam suami yg sesungguhnya buat alina
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar liam kamu hrs bisa mengambil hati istri kamu, jangan main kasar nanti sakit hati dan ga mau dengan kamu lg...lanjuut
Pearlysea🌻
MasyaAllah💕 terimakasih supportnya kak🙏
Joko Medan
gk sabar nunggui keuwuan mreka. slalu like n komen dong kk. klw poin cukup psti ksih hadiah☺️

sehat2 jga buat author ny. biar bsa doble up😁✌️
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kehangatan dan perubahan liam sm alina trs bahagia dan alina jg bisa menerima perubahan liam,setelah alina bagus sia bisa menerima liam sepenuh hati jg,tdk ada lagi perdebatan diantara mereka..lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kamu bisaaa me jadi penerangan buat liam ya alina..krn sia mshenutuo diriy dr lenenaran
Sunaryati
Semoga benar hatimu telah terkat dengan kuat, jangan goyah jika mantanmu yang sepupuan dengan Alina merayumu. Kau sudah janji pada dirimu sendiri akan melindungi, mencintai, dan tidak akan melukai hatinya
Ku tunggu buktinya Liam.
Joko Medan
uluh uluh liam, bsa sakit jga ternyata 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!