Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Nuansa Korea selatan sangat terasa, Arthur seolah mengatur hotel tersebut hanya untuk Alana saja. Alana cukup terkesima melihat nuansa hotel yang layaknya seperti drama Korea. Mereka berdua lalu duduk di salah meja yang memang di persiapkan khusus hanya untuk mereka berdua saja.
" Ayo di makan." ucap Arthur, sebab di meja mereka berdua sudah ada banyak makanan Korea yang tersedia.
" Aku ikut dengan mu untuk membicarakan ini. Kenapa sih kamu selalu saja mengganggu, sudah aku bilang hubungan kita itu hanya satu malam saja. Tidak lebih!" tukas Alana.
Arthur memandangi Alana sambil tersenyum, dia tahu Alana yang kembali mempertanyakan. Meski bagi Alana hubungan mereka hanya satu malam saja. Akan tetapi satu malam bagi Arthur sangat berarti, sebab karena satu malam itu, membuatnya tertarik dengan Alana.
" Bukankah sudah aku bilang kalau aku ingin lebih dari hanya sekedar hubungan satu malam." ucap Arthur.
" Tapi kenapa? Asal kamu tahu aku tidak mau berkenalan dengan orang seperti mu."
" Kenapa? Apa yang salah dengan ku?"
Alana menghela nafasnya, dia merasa kesal dengan pertanyaan itu. Menurutnya itu adalah pertanyaan yang bodoh. Jelas-jelas Arthur selama ini sudah mengganggu dirinya. masih salah tidak merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan.
" Lihat saja sekarang kamu memaksa mu untuk makan siang bersama mu. Bukan hanya itu setiap kamu pergi kamu selalu saja di ikuti oleh mereka yang memanggil kami bos." ucap Alana menatap ketiga orang yang tengah berdiri disamping mereka.
" Oh, jadi kamu penasaran dengan pekerjaan ku?"
" Aku tidak penasaran. Lebih tepatnya aku tidak mau berhubungan dengan orang yang seperti anda!" tukas Alana.
" Aku ini seorang pebisnis, udah itu saja."
Alana tidak percaya dengan ucapan dari Arthur, pebisnis tapi terlihat seperti mafia, begitu pemikiran Alana.
" Kamu enggak terlihat seperti pebisnis, tapi terlihat layak mafia. kemana-mana harus ada anak buah." celetuk Alana.
" Alana. Kalau kamu melihat ku sebagai pebisnis, maka aku memang seorang pebisnis. Tapi kalau kamu melihat sebagai seorang mafia. Aku akan seperti mafia. Alana, aku akan melakukan apa yang kamu inginkan."
" Kenapa mesti aku? Kenapa kamu mau aku harus tinggal dengan mu? Sudah aku bilang jika hubungan kita cukup satu malam saja."
" Itu karena aku tertarik denganmu."
" Tapi, aku tidak!" tukas Alana lalu beranjak.
Namun Arthur langsung menarik tangan Alana. Menahan Alana untuk pergi. " Alana, berikan aku waktu untuk menjelaskan, kenapa aku sangat menginginkan mu."
" Aku tidak mau mendengarnya." tukas Alana.
" Tapi, bisakah kita untuk saling mengenal. Biar kamu tahu bagaimana aku, sebelum kamu memutuskannya." pinta Arthur.
Alana terdiam, sebenarnya dia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan pria dihadapannya ini. Namun, meski Alana menolak dengan tegas, pria ini akan tetapi terus mengejar Alana. Untuk ini hanya pasrah, dia mengangguk untuk mengikuti apa yang diinginkan pria itu.
Arthur mengajak Alana menuju kamar, dimana kamar tersebut merupakan kamar pertama saat mereka bertemu pertama kali. Alana memasuki kamar tersebut, dia tersenyum mengingat kejadian malam itu. Akan tetapi ada penyesalan karena malam itu, sudah membuatnya terlibat dengan seorang mafia seperti Arthur.
Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Alana terkejut, hingga dia mendengar sebuah bisikan.
" Aku ingin mengenalmu lebih dekat, Alana. Bisakah kita saling mengenal lebih dekat satu sama lain. Atau lebih mudahnya, mendingan kita pacaran saja. Malam ini, bisakah kmu tinggal disini bersama?"
Alana langsung berbalik, melepaskan tangan yang melingkarinya pinggangnya. " Tidak, aku ingin pulang ke rumah."
" Kalau begitu, aku yang akan mengantar mu pulang."
" Tidak usah, aku bisa sendiri kok."
Suara ketukan pintu terdengar, Kevin tiba-tiba masuk. " Maaf mengganggu, tapi bos, ada telepon penting investor Korea."
" Tunggu aku disini. Jangan coba untuk melarikan diri." ucap Arthur kepada Alana.
" Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan, toh kalaupun aku kabur. Palingan kamu juga bisa menemukan ku dengan mudah." ucap Alana.