NovelToon NovelToon
Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:394
Nilai: 5
Nama Author: Reito(HxA)

Setelah mati secara tiba-tiba, Kazuma Hiroshi, seorang programmer jenius, terlahir kembali di dunia lain sebagai seorang World Breaker, kelas terkuat dengan kekuatan yang tak terbatas. Dilengkapi dengan kemampuan manipulasi mana dan sistem yang bisa ia kendalikan layaknya sebuah game, Kazuma segera menyadari bahwa kekuatannya tidak hanya luar biasa, tetapi juga berbahaya. Dalam dunia penuh monster, sihir, dan ancaman dari Reincarnator lain, Kazuma harus belajar memanfaatkan kekuatannya dengan bijak dan menghadapi musuh yang mengincar kehancuran dunia barunya. Petualangan epik ini menguji batas kekuatan, strategi, dan kemanusiaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Ujian Penjaga Kuil

Kazuma memegang erat Kitab Reinkarnasi, tubuhnya tegang saat patung penjaga kuil yang terbangun mulai bergerak semakin dekat. Setiap langkah patung itu mengguncang lantai, membuat ruangan besar di kuil bergema oleh suara dentuman berat. Tangan batu raksasa yang memegang kapak terangkat, siap menyerang mereka kapan saja.

Sylvia, yang berdiri di samping Kazuma, segera menarik pedangnya. “Penjaga ini tidak akan mudah dikalahkan. Kekuatan mereka berasal dari sihir kuno yang melindungi tempat ini.”

Kazuma menatap Kitab Reinkarnasi di tangannya, mencoba merencanakan langkah berikutnya. Dia tahu bahwa kekuatannya belum sepenuhnya terkontrol, tetapi dia juga paham bahwa ini adalah ujian yang harus dia lewati jika ingin melanjutkan perjalanannya.

“Bagaimana cara kita mengalahkannya?” tanya Kazuma dengan suara terengah.

“Bukan soal mengalahkan,” jawab Sylvia, matanya tetap fokus pada patung-patung yang mulai bergerak di sekeliling mereka. “Penjaga kuil ini bukan musuh biasa. Mereka hanya akan berhenti jika kita mampu membuktikan bahwa kita layak memasuki kuil ini. Ini adalah ujian, bukan pertempuran.”

Kazuma menggertakkan giginya. “Ujian? Lalu bagaimana caranya?”

“Ujian ini menguji keberanian dan kemurnian niat kita. Kita harus menghadapi mereka tanpa rasa takut, tanpa keinginan untuk menghancurkan. Jika kita menunjukkan ketenangan dan tekad yang benar, mereka akan berhenti.”

Namun, sebelum Kazuma sempat meresapi sepenuhnya kata-kata Sylvia, patung pertama telah mengayunkan kapaknya ke arah mereka. Dengan gerakan cepat, Sylvia melompat ke samping, menghindari serangan tersebut. Kazuma, yang lebih lambat bereaksi, hampir terjebak di bawah kapak raksasa itu, tetapi untungnya dia berhasil melompat mundur tepat waktu.

“Kau harus lebih cepat!” seru Sylvia. “Kita tidak bisa hanya menghindar selamanya!”

Kazuma menarik napas dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Jika ini adalah ujian untuk menguji keberanian dan ketenangan, dia tahu bahwa hanya dengan bertarung secara membabi buta tidak akan menyelesaikan apa pun. Dia harus berpikir jernih.

“Kitab Reinkarnasi,” gumam Kazuma, membuka halaman kitab itu. “Apa yang bisa kau tunjukkan padaku?”

Ketika dia mulai merapal mantra dari halaman yang terbuka, cahaya lembut memancar dari Kitab Reinkarnasi, menyelimuti Kazuma dalam aura pelindung. Patung-patung penjaga yang semakin mendekat tampak terhenti sejenak, seolah-olah mereka bisa merasakan kekuatan sihir yang sedang Kazuma gunakan.

“Jangan serang mereka,” perintah Sylvia. “Buktikan bahwa kita di sini bukan untuk menghancurkan atau merusak.”

Kazuma mengangguk. Dia mengubah mantranya, menciptakan penghalang defensif di sekitar mereka berdua. Cahaya dari Kitab Reinkarnasi semakin terang, membentuk semacam perisai yang melindungi mereka dari serangan berikutnya. Patung-patung itu kembali menyerang, tetapi setiap serangan mereka terhenti saat bertabrakan dengan perisai yang diciptakan Kazuma.

“Aku mengerti sekarang,” kata Kazuma. “Mereka menguji kemampuan kita untuk bertahan, bukan menyerang.”

Sylvia tersenyum kecil, meskipun dia masih waspada. “Tepat. Pertahankan fokusmu. Semakin lama kita bisa bertahan, semakin besar kemungkinan mereka akan mengakui kita.”

Pertarungan terus berlanjut, tetapi setiap serangan dari patung-patung raksasa itu semakin melemah. Kazuma tetap fokus pada perisai yang dia buat, meskipun energi sihirnya perlahan mulai terkuras. Dia bisa merasakan kelelahan merayap, tetapi dia tahu dia tidak boleh menyerah. Ini bukan hanya tentang bertahan hidup; ini tentang membuktikan bahwa dia layak mendapatkan kekuatan yang lebih besar.

Tiba-tiba, satu patung yang paling besar, yang berada di pusat ruangan, menghentikan gerakannya. Matanya yang menyala biru berubah menjadi hijau lembut, dan kapak di tangannya diturunkan. Patung-patung lainnya mengikuti, berhenti bergerak dan kembali ke posisi semula.

“Kita berhasil,” kata Sylvia dengan nada lega. “Mereka mengakui kita.”

Kazuma menghela napas panjang, tubuhnya terasa lelah namun lega. Cahaya dari Kitab Reinkarnasi perlahan memudar, tetapi Kazuma tahu bahwa kekuatan di dalamnya masih ada. Dia telah lulus ujian pertama.

“Ini baru permulaan, Kazuma,” kata Sylvia, berjalan mendekat dan menepuk bahunya. “Kuil ini masih menyimpan banyak rahasia, dan kita baru saja memecahkan satu lapisan perlindungannya.”

Kazuma mengangguk, meskipun dia tahu bahwa ujian yang lebih berat mungkin masih menanti di depan. Dengan langkah hati-hati, mereka melanjutkan perjalanan memasuki bagian dalam kuil. Mereka melewati patung-patung penjaga yang kini tak lagi bergerak, menuju sebuah pintu besar di ujung ruangan.

Pintu itu terbuat dari batu tebal dengan ukiran rumit di permukaannya. Kazuma bisa merasakan energi sihir yang kuat memancar dari baliknya, seolah-olah sesuatu yang sangat berharga tersembunyi di dalam.

“Di balik pintu ini, kita akan menemukan rahasia besar yang mungkin bisa membantumu menguasai Kitab Reinkarnasi sepenuhnya,” kata Sylvia. “Tapi hati-hati, semakin dalam kita masuk, semakin berbahaya tempat ini.”

Kazuma mengangguk. “Aku siap.”

Dengan hati-hati, mereka mendorong pintu batu itu terbuka. Di dalamnya, sebuah ruangan besar terbentang dengan lantai yang terbuat dari batu hitam halus. Di tengah ruangan, sebuah altar berdiri, dan di atasnya terletak sebuah kristal besar yang memancarkan cahaya biru lembut. Cahaya itu berdenyut seperti napas hidup, seolah-olah ada kekuatan yang sangat besar terkandung di dalamnya.

“Kau merasakannya?” tanya Sylvia, matanya terpaku pada kristal itu. “Itu adalah Inti Kekuatan dari kuil ini. Jika kau bisa menyentuhnya dan menyelaraskan dirimu dengannya, kau mungkin bisa mengakses lebih banyak kekuatan dari Kitab Reinkarnasi.”

Kazuma perlahan mendekati altar, merasakan gelombang energi yang semakin kuat setiap langkahnya. Hawa dingin menyelimuti tubuhnya, tetapi dia tidak merasa takut. Dia tahu bahwa ini adalah ujian terakhir di dalam kuil ini—ujian untuk melihat apakah dia benar-benar layak.

Ketika Kazuma akhirnya berdiri di depan altar, dia mengulurkan tangannya, bersiap menyentuh kristal itu. Namun, sebelum jari-jarinya menyentuh permukaannya, sebuah suara menggema di dalam ruangan. Suara itu terdengar berat dan penuh dengan kewibawaan.

“Siapa yang berani menyentuh Inti Kekuatan ini?” suara itu bertanya, menggema di seluruh ruangan.

Kazuma dan Sylvia segera menoleh, mencari sumber suara tersebut. Di ujung ruangan, di balik bayangan yang gelap, muncul sosok besar dengan aura mengintimidasi. Sosok itu mengenakan jubah panjang dan membawa tongkat yang memancarkan cahaya merah menyala.

“Aku adalah Penjaga Kebenaran,” kata sosok itu. “Jika kau ingin menyentuh Inti Kekuatan ini, kau harus melewati ujian terakhirku.”

Kazuma menarik napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa ini akan menjadi pertarungan yang paling sulit sejauh ini. Dengan Kitab Reinkarnasi di tangannya, dia siap menghadapi apa pun yang akan datang.

“Baik,” jawab Kazuma dengan tegas. “Aku siap.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!