Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yuda Edan
"Pedang naga bumi kembalilah!"ucap Yuda dan tiba-tiba pedang yang sedang digenggamnya itu raib dari tangannya.
"Yuda Laksana mulai hari ini kau kuburlah nama yang diberikan orang tuamu dan kenalkan dirimu sebagai Yuda Edan kepada setiap lawan yang menanyakan namamu dan kenakanlah pakaian ini untuk selalu mengingatkan dirimu untuk selalu berjalan dalam golongan putih dan menolong setiap orang yang membutuhkan pertolonganmu dimanapun dirimu berada. Apakah engkau sudah mengerti edan?"tanya eyang braja.
"mengerti eyang, Yuda akan selalu ingat dengan semua pesan yang eyang sampaikan kepada Yuda dan percayalah Yuda tidak akan pernah mempermalukan nama eyang"ucap Yuda.
"bagus Yuda eyang percaya kepadamu, sekarang kau boleh turun dari gunung Bromo ini mengikuti takdir langkahmu sebagai seorang pendekar hanya saran eyang lebih baik kau sambangi lebih dahulu makam kedua orang tuamu di pekuburan desa Mulya Rimbun lalu setelah itu kau tumpaslah para gerombolan karang lintang itu yang semakin hari semakin meresahkan bagi dunia persilatan dan simpanlah sebagian uang ini untuk bekalmu dijalan!"ucap sang eyang.
"terima kasih eyang ijinkan Yuda memeluk guru sebelum Yuda turun dari gunung ini!"ucap Yuda dan eyang braja mengangguk memperbolehkan Yuda untuk memeluknya.
Yuda tidak kuasa membendung air mata yang tumpah lalu memeluk orang tua itu yang bagi Yuda bukan hanya sebagai guru tapi sudah merupakan pengganti kedua orang tuanya karena eyang brajalah yang sudah merawatnya sejak dari bayi.
Eyang braja pun tidak kuasa menahan air matanya lalu memeluk tubuh Yuda dengan erat yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri itu.
"eyang jaga diri eyang baik-baik, Yuda pergi...terima kasih buat semua yang eyang berikan kepada Yuda"ucapnya lalu melepaskan pelukannya.
Setelah memberikan penghormatan, Yuda melesat pergi dengan membawa pakaian yang diberikan oleh gurunya itu.
***
Seorang pemuda berpakaian putih-putih berwajah tampan berambut gondrong melangkah seenaknya ditengah matahari yang sedang bersinar terik itu sambil bersiul-siul.
Pemuda tampan itu memasuki sebuah gapura desa yang bertuliskan desa Mulya Rimbun.
Dia melangkahkan kakinya memasuki desa tersebut lalu berkata,"kenapa desa ini begitu sunyi kenapa tidak ada seorangpun yang bisa aku tanyakan dimana letak pekuburan desa"ucapnya.
Tidak lama kemudian dia melihat seorang tua dengan memanggul sebuah cangkul dibahunya melangkah menuju ke arahnya.
"sampurasun Ki"ucap Yuda.
"Rampes apa yang bisa aki bantu nak?"ucap kakek tersebut.
"maafkan aku kek yang sudah mengganggumu, aku hanya ingin bertanya dimana letak pekuburan didesa ini?"tanya Yuda.
Orang tua itu memandang Surya dari kaki sampai kepala lalu berkata,"aki lihat kisanak bukan orang sini buat apa kisanak menanyakan letak pekuburan desa ini?dan makam siapa yang kau cari?"tanyanya.
"makam orang tua saya Ki yang sudah puluhan tahun dimakamkan Gatot laksana dan Sekar"ucap Yuda.
"Gatot laksana?bukankah dia adalah kepala desa yang menjadi korban keganasan gerombolan karang lintang?"tanya orang tua itu.
"iya Ki dia adalah orang tua saya dan saya ingin menyambangi makam mereka!"ucap Yuda.
"apakah kamu Yuda?"tanya orang tua itu.
"benar kek..."ucap Yuda.
"mari aki antarkan kisanak ke makam kedua orang tuamu!"ucapnya.
Yuda dan orang tua itu mulai memasuki makam desa yang bisa dibilang tidak terurus itu dan orang tua itu mengantarkan Yuda ke makam yang berdampingan tapi nisannya sudah lapuk dimakan jaman dan dipenuhi oleh rerumputan yang sudah meninggi.
"nak Yuda tunggu disini biar aki rapikan malam ini!"ucapnya lalu dengan cekatan dia mencabuti rumput-rumput tersebut dan dalam waktu singkat kuburan itu sudah rapi kembali.
Yuda memberikan dua keping uang emas kepada orang tua itu dengan pesan agar dia bisa mengurus makam kedua orang tuanya dengan baik saat dia tidak berada disini dan kelak akan kembali untuk memberikan kembali uang jasa pekerjaan orang tua itu.
"aki namanya siapa?"tanya Yuda.
"kisanak bisa memanggilku Ki Cepot karena memang aku yang bertugas untuk mengurus makam-makam yang ada disini!"ucap Ki Cepot.
"oh iya Ki dimana aku bisa mendapatkan kembang untuk saya taburkan dimalam ini?"tanya Yuda.
"nak Yuda tenang saja nanti aki yang akan Carikan untukmu!"ucap Ki Cepot.
"terima kasih Ki saya sangat menghargai usaha Ki Cepot dan saya ingin disini dulu untuk menemani kedua orang tua saya"ucapnya.
"baiklah nak aki akan segera kembali untuk membawakan kembang tabur untuk makam ini!"ucapnya lalu berlalu dari tempat itu.
Yuda bersimpuh dimakam kedua orang tuanya lalu berkata,"ayah...ibu...ini Yuda datang menyambangi kalian...maafkan Yuda yang baru kali ini bisa datang mengunjungi kalian"ucap Yuda yang tanpa terasa air mata sudah menggenangi pipinya itu.
"Yuda berjanji akan membalaskan segala sakit hati kalian kepada orang-orang jahat itu agar ayah dan ibu bisa beristirahat dengan tenang"ucap Yuda lalu Yuda hening memanjatkan doa untuk kedua orang tuanya itu.
Tiba-tiba dia mendengar suara terisak dari sebelah kanannya dan dia melihat seorang wanita berkulit putih, berparas cantik dan menyandang pedang sedang menangis terisak disebuah makam yang masih baru.
Yuda berdiri dan menghampiri perempuan yang sedang menangis itu lalu berkata,"maafkan aku mengganggumu nona bolehkah aku tahu kuburan siapa yang sedang kau tangisi ini?"tanya Yuda.
Perempuan cantik itu menatap Yuda dari ujung kaki sampai kepala dan ada getaran dihatinya melihat ketampanan pemuda dihadapannya itu lalu berkata,"siapa kamu?dan kenapa mencampuri urusanku?"ucapnya ketus.
"namaku Yuda nona dan aku tidak bermaksud untuk mencampuri urusanmu karena aku hanya berpikir mungkin ada yang bisa aku bantu untuk meredakan kepedihanmu"ucap Yuda.
"tidak usah aku tidak mau dikasihani oleh siapapun juga termasuk dirimu!"ucap perempuan itu.
"baiklah maafkan aku..."ucap Yuda lalu membalikkan badannya dan hendak pergi dari tempat itu.
baru dua langkah dia berjalan perempuan itu berseru,"ini makam ibuku...!"ucapnya singkat dan membuat Yuda berbalik menoleh kepada perempuan itu.
"siapa namamu nona?"yang Yuda.
"namaku mawar..."ucapnya singkat.
"aku lihat kuburan ini sudah sangat lama mawar. Ada apa dengan ibumu?"tanya Yuda.
"aku bertemu ibu terakhir kali saat tiga tahun lalu saat aku pergi ke gunung sumbing untuk berguru dengan resi Sukma jagat dan ibu tidak apa-apa saat aku pergi waktu itu lalu setelah aku kembali rumah yang pernah aku tempati sudah kosong dan tidak berpenghuni sejak lama. Aku coba menghampiri tetangga disebelah rumahku itu.
Dari keterangan para penduduk menyampaikan bahwa setelah kepergian ku dua bulan ibu yang sedang demam terjatuh dari tempat tidur dan langsung tidak bernyawa lagi.
Bersambung...