Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.
Tama yang kini telah duduk disamping Sarah dengan heboh kembali menceritakan kegiatannya di sekolah. Tama juga menceritakan bagaimana teman-temannya yang dahulu membullynya dan menghinanya kini mereka mendadak mendekati dan mengajaknya berteman bahkan murid perempuan yang tak kenal dengan Tama pun mendadak menjadi SKSD.
Bahkan para guru pun kini mulai ramah kepadanya, biasanya para guru hanya tersenyum dan ramah kepada Tama jika mereka memerlukan bantuan Tama, sekarang para guru pun tanpa ada alasan kuat mendadak menjadi ramah dan baik pada Tama.
"Kak, sekarang aku merasa bagaikan artis dadakan, kemana-mana pasti ada saja yang menyapa dan mengajak mengobrol. Tapi aku tidak menanggapi mereka. Masih teringat olehku ketika kita masih kekurangan uang dan tidak seperti sekarang, mereka menghina dan membully ku. Sekarang setelah kita cukup uang, mereka bagai lintah. Menempel padaku dan berusaha menjilat bahkan berani sekali mereka mendekatiku dan meminta dibelikan makanan di kantin," cerita Tama.
"Tapi Kak, jangan kira aku akan seperti dulu yang minder dan takut pada mereka karena mereka anak-anak orang kaya. Dahulu sebenarnya aku tak takut pada mereka, hanya saja aku lebih suka menghindari masalah." sambungnya.
"Dek, sekarang bisa dikatakan jika kita secara finansial berada jauuuuuuuuhh diatas mereka, tetapi kakak minta jangan kamu pamer kekayaan yang kita miliki. Jangan menunjukkan jika kita memiliki kekayaan yang jauh lebih banyak dari mereka. Ingat ini dek, semua kekayaan yang kita miliki bukanlah sepenuhnya milik kita. Ada beberapa orang yang juga berhak atas kekayaan kita, seperti fakir miskin, anak yatim juga janda tua yang tidak mampu. Ingat dek kekayaan yang kita miliki itu hanya titipan dari Tuhan. Kapanpun Tuhan inginkan, Tuhan akan mengambilnya. Jadi selagi Tuhan memberi kesempatan pada kita untuk menikmati titipanNya, gunakan kesempatan itu dengan baik." nasihat Sarah panjang lebar pada Tama yang mengangguk mengerti.
Mobil yang ditumpangi Sarah pun telah sampai di mol tujuan Sarah. Keluar dengan santai, Sarah dan Tama yang dikelilingi oleh para pengawal mereka, masuk ke mol itu dan segera menuju ke gerai providers dan meminta mereka untuk segera menyiapkan handphone baru lengkap nomernya. Setelah selesai melakukan registrasi dan membayar semua biaya, Sarah dan Tama menuju tempat makan yang Tama inginkan.
Mereka memasuki salah satu restoran yang khusus menjual berbagai macam olahan daging. Tama amat senang bisa makan di restoran itu. Sudah sejak lama dia ingin masuk dan mencoba makanan di restoran yang terkenal dengan kelezatan olahan dagingnya. Sebelum memasuki restoran ini, Nova telah memesan tempat terlebih dahulu, jadi mereka tidak perlu repot-repot mencari tempat duduk. Nova sengaja memesan ruang VIP karena dia tidak ingin kejadian seperti tadi terulang, dia tidak ingin jika momongannya terganggu ketika sedang menikmati hidangan yang dipesannya.
Baru saja mereka memasuki restoran itu ketika pelayan yang menyambut mereka dengan ramah dan segera mengantar mereka ke ruangan yang telah dipesan Nova. Ketika mereka melewati salah satu meja yang di duduki oleh beberapa anak muda dan mereka beberapa langkah menuju ke ruangan mereka, terdengar sapaan seorang perempuan yang ditujukan pada Tama.
" Wah ada orang kaya baru nih, lihatlah temen-temen.. Ada orang kaya baru yang ingin mencicipi makanan mewah dan mahal di restoran ini.. Hahahahaha.. rupanya dia ingin diakui oleh kita-kita dan sepertinya ingin menjadi anggota kelompok kita. Cih.. baru terbeli sepatu dan tas mahal seperti itu saja sudah belagu. Sekarang berlagak menjadi orang yang berduit banyak, mencoba masuk ke restoran mewah ini."ucapnya sambil memandang penuh hina kearah Tama.
"Hahahahaha.... uang jajan pas-pasan nekad ingin makan di restoran mewah ini, palingan yang di pesannya hanya menu termurah dan sebotol air mineral saja. Itu pun sudah menghabiskan seluruh uang jalannya selama sebulan." sambungnya.
Tama hanya memandang dingin kearah mereka tanpa mau membalas semua omongan dan hinaan mereka. Mereka terus melanjutkan langkah nya dan memasuki ruang VIP pesanan mereka. Perempuan yang tadi melontarkan ucapan tak mengenakkan itu dibuat melongo ketika melihat Tama memasuki ruangan VIP dan diperlakukan dengan penuh hormat oleh beberapa orang lelaki yang mengikutinya.
Mereka semua bertambah kaget dan dibuat melongo ketika melihat para pelayan sibuk bolak balik keluar masuk ruangan yang dimasuki oleh Tama tadi. Bahkan manajer restoran itu sampai ikut masuk tergesa-gesa ke dalam ruangan itu dan keluar dengan wajah yang terlihat senang dicampur terkejut.
Demi memuaskan rasa penasarannya, perempuan muda itu memberanikan diri mencegat dan menanyakan mengapa pelayan mereka bolak balik keluar masuk ruangan itu. Dan jawaban dari manajer itu membuatnya hampir pingsan.
"Ruangan itu sengaja kami persiapkan hanya untuk keluarga dari pemilik restoran ini. Dan kebetulan hari ini mereka datang berkunjung."ucap manajer restoran itu.
"Apakah ada pertanyaan lain ? Jika tidak ada saya mohon diri. Selamat menikma hidangannya," lanjutnya sambil menangkupkan kedua telapak tangannya, setelah menunggu beberapa saat dan yakin jika tak ada lagi yang ingin ditanyakan oleh perempuan muda itu, manajer restoran itu segera undur diri.
"Waduh, si Tama ternyata keluarga pemilik restoran ini ! Kayanya itu bohong deh, karena setahu aku, pemilik restoran ini seorang lelaki tampan sepantaran dengan om ku dan om ku itu kenal baik dengan yang punya restoran ini." kata teman perempuan muda itu yang tersenyum sinis mendengar perkataan manajer restoran.
" Iya, engga mungkin lah cowok miskin seperti Tama yang sehari-hari berpenampilan kucel dan jelek bisa-bisanya dia menjadi keluarga dari pemilik restoran ini. Halu banget deh !" sambungnya.
Mereka terus saja membicarakan tentang Tama, sementara yang menjadi pembicaraan sedang asik menikmati hidangan yang dipesan atas rekomendasi manajer restoran yang secara khusus menyambut kedatangan mereka, setelah di telpon oleh Nova yang memberitahu jika pemilik restoran akan datang bersama adiknya untuk menikmati makan siang di tempat itu.
Sementara Dias yang gagal menemui Sarah, melampiaskan kekesalannya dengan melemparkan barang-barang dan membuat berantakan seluruh ruangan kerja di kantornya. "Aarrrggghh sialaaaaaannn... Siapa orang-orang itu, berani sekali mereka menghalangiku untuk mendekati Sarah. Susah payah aku mencari kabar tentang dia, sudah membeli bunga mahal hanya menjadi sampah. Dasar orang-orang kurang ajaaaarrrrrr.. Aarrrggghh "
Dias menyapukan tangannya di atas meja, hingga membuat keras-keras laporan yang susah payah di buat oleh bawahannya beterbangan kesegala tempat.
"Dasarrrrr kaaaammmpreeeeet.. Setaaaaaaann... Kenapa pula Sarah tidak menengok kearahku, padahal dia tau dan mendengar panggilanku. Sombong sekali dia, awas saja kamu Sarah, akan kubuat kamu menyesal pergi dari sisiku. Akan kupaksa kamu kembali ke sisiku lagi."
Tok.. tok.. tok
Dias yang sedang kalap dan emosi dengan kasar membuka pintu ruangannya. Tampak olehnya Tias, keponakannya perempuannya yang satu sekolah dengan Tama, ditemani oleh ibunya yang menatap heran melihat keadaan Dias yang pakaiannya kusut juga raut wajahnya yang memancarkan emosi.
"Kakak, mau apa kesini ? Kamu juga Tias, mau apa kamu kesini hah ?" ucap Dias ketus menyapa kakak perempuannya dan keponakannya.
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!