Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
Alina pun berjalan menyusuri setiap ruangan menuju pantry sambil tersenyum.
"Kalian pada mau kemana? Tanya Alina begitu melihat Retno bersama teman-teman nya.
"Kita mau ke kantin bu" jawab Retno.
"Tumben kalian semua makan di kantin" ucap Alina sambil menatap heran kepada mereka semua.
"Biasa bu, pak Glen yang traktir" jawab Irman.
"Kita kan kalau gratisan pasti cepat secepat pesawat bu, wuss" jawab Suci.
"Terus Gilang ngga ikut? Kok saya ngga lihat Gilang? Tanya Alina sambil melihat ke arah mereka.
"Wah ibu kok Gilang yang di cari, sekali-kali aku lah bu" ucap Irman.
"Huh, mau nya elu itu mah" jawab Suci.
"Kan saya juga suka nyari kamu kalau mau nyuruh" jawab Alina sambil tersenyum.
"Ya biarin lah, mungkin bu Alina ada keperluan sama Gilang" ucap Retno.
"Sudah, sudah, berisik kalian, tadi pak Gilang di suruh dulu sama pak Glen, mungkin masih di pantry bu, coba ibu cari aja ke pantry." jawab Hendra.
"Oh, oke, makasih ya? ucap Alina.
"Sama-sama bu, eh bu dengar-dengar ada pak Surya ya ke kantor? Tanya Irman.
"Kata siapa? Saya belum tahu soal pak Surya datang ke sini" jawab Alina.
"Tadi saya waktu membersih kan ruangan pak Glen mendengar sekilas kalau pak Surya mau datang ke kantor." jawab Irman.
"Biasa nya pak Surya kalau datang ke kantor, kalau lagi ada masalah, Apa memang lagi ada masalah ya? Ucap Retno.
"Tapi sejauh ini perusahaan baik-baik saja, ngga ada masalah apa pun, apa saya yang ketinggalan berita ya? Gumam Alina yang masih sempat mereka dengar.
"Coba ibu tanyakan sama bu Dhea, mungkin bu Dhea tahu." ucap Suci.
"Ya sudah nanti saya tanyakan saja sama bu Dhea, saya ke pantry dulu ya" ucap Alina.
"Iya bu, kita juga mau ke kantin" ucap Retno.
Alina pun pergi ke pantry dengan langkah pasti sambil menenteng tupper ware di tangan nya.
"Sebenar nya antara bu Alina dan Gilang ada apa sih? Tanya Suci.
"Entah lah aku juga ngga tahu" jawab Retno sambil menatap punggung Alina yang mulai menghilang dari pandangan mereka.
"Sudah lah, mau ada hubungan apa diantara mereka itu hak mereka, jadi kita mending langsung ke kantin saja, kita eksekusi makanan gratis" ucap Irman.
"Iya lah ayo."jawab Suci sambil membalikan tubuh nya.
Mereka pun berjalan beriringan menuju kantin perusahaan.
*
*
Alina pun sampai di depan pintu pantry, ketika Alina mau membuka pintu, Alina mendengar suara yang ia kenal.
"Pak Surya? Sedang apa pak Surya di pantry? Tumben amat." gumam bathin Alina.
Alina pun mengurungkan niat nya untuk membuka pintu setelah mendengar suara dari pak Surya.
"Katakan apa yang akan kamu katakan sama papah sehingga papah di suruh kesini hari ini juga" ucap Pak Surya sambil duduk.
"Papah? Maksud nya? Gumam bathin Alina kaget mendengar kata papah.
"Sebelum nya Gilang minta maaf pah, telah menyuruh papah datang kesini hari ini, bukan maksud Gilang tidak tau sopan santun, bukan maksud Gilang tidak tahu etika, tapi ini benar-benar penting bagi Gilang pah" ucap Gilang.
"Tidak, ini tidak mungkin, aku jangan langsung percaya, aku harus mendengarkan pembicaraan mereka sampai selesai" gumam bathin Alina sambil menutup mulut dengan sebelah tangan nya.
"Penting? Memang nya ada masalah apa dengan perusahaan? Tanya pak Surya.
"Bukan masalah perusahaan pah, tapi masalah Gilang sendiri" ucap Gilang.
"Memang nya kamu punya masalah apa? Hingga papah harus datang menemui kamu di sini dan menyelesaikan masalah kamu? Kembali pak Surya bertanya.
"Gilang ingin melamar Alina pah." ucap Gilang dengan suara yang benar-benar jelas di telinga Alina.
"Jadi mas Gilang" gumam bathin Alina dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Alina masih bertahan berdiri di depan pintu, untuk mendengar kan semua pembicaraan pak Surya dan Gilang.
"Jadi papah di suruh datang ke pantry hanya untuk membicarakan masalah lamaran, apa kamu sudah lupa jalan pulang" ucap pak Surya sedikit menaikan suara nya.
"Bukan begitu pah, Gilang kan belum membuka jati diri Gilang kepada Alina dan keluarga nya, jadi Gilang ingin papah melamar Alina untuk Gilang, dan sekaligus mengatakan pada keluarga Alina, khusus nya Alina kalau Gilang adalah anak papah dan juga CEO perusahaan ini bukan OB yang selama ini Alina lihat" jawab Gilang.
Sungguh ini adalah kabar yang membuat Alina shock dan tidak percaya.
Alina kecewa, Alina merasa telah di bohongi oleh Gilang.
Mungkin sebagian wanita lain nya akan merasa bahagia dan bangga bisa menjadi seorang istri CEO yang kaya raya, tapi tidak bagi Alina.
Alina merasa Gilang telah membohongi nya, dan Alina tidak menyukai kebohongan dengan alasan apa pun.
"Kamu sudah membohongi aku mas, aku tidak akan memaafkan kamu sampai kapan pun, aku kecewa sama kamu mas" gumam bathin Alina, lalu pergi dan meninggalkan tupper ware nya di bawah pintu pantry.
Alina pun berlari menuju ruangan nya kembali dengan air mata yang sudah menetes.
"Kenapa harus papah yang bilang semua itu kepada keluarga Alina? Kenapa bukan kamu saja" ucap pak Surya dengan tatapan tajam nya.
"Gilang bingung pah harus ngomong dari mana, sedang kan Alina sendiri benci dengan kebohongan, sementara selama ini Gilang telah membohongi nya" jawab Gilang sambil menunduk.
"Tapi kan kamu bisa menjelaskan nya pelan-pelan Gilang" ucap Pak Surya dengan sedikit kesal.
"Gilang juga ingin menjelaskan nya pah, tapi Gilang harus melamar Alina secepat nya, karena," Gilang pun menggantung kalimat nya.
"Karena apa" ucap pak Surya.
"Karena, karena Gilang sudah tidur bareng dengan nya" Gilang pun memberanikan diri untuk bicara terus terang kepada pak Surya.
"Apa! Kenapa kamu rusak masa depan anak orang Gilang, kenapa? Apa papah pernah mengajar kan kamu untuk merusak masa depan wanita? Apa pernah hah" teriak pak Surya menggema.
Pak Surya pun berdiri, dia ingin sekali menghajar Gilang sampai anak nya itu babak belur, tapi pak Surya masih sadar kalau dia lagi berada di kantor.
"Maaf kan Gilang pah, Gilang khilaf" ucap Gilang sambil menunduk kan kepala nya.
"Maaf! memang nya semua akan selesai dengan hanya bilang maaf" teriak pak Surya.
Gilang pun hanya diam dan menunduk tak bisa bicara apa-apa.
"Kamu berpikir ngga, kalau misalkan dia hamil? Mau di taro dimana muka papah dan mamah mu" teriak pak Surya.
"Makanya Gilang meminta papah untuk melamar nya, Gilang akan bertanggung jawab pah" ucap Gilang.