Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Agen wanita
*****
Beberapa hari kemudian, Dewa yang penat dengan berbagai aktivitas selama ini berencana untuk mengujungi salah satu kabinnya lagi.
Dewa memang memiliki kebiasaan unik setelah menyelesaikan misi. Ia suka melakukan camping atau jalan-jalan ke tempat yang tenang dan damai, di mana ia bisa menikmati kesendiriannya dan melepaskan stres.
Di tempat-tempat seperti itu, Dewa bisa merenungkan tentang pengalaman dan perasaannya, serta mempersiapkan diri untuk misi berikutnya.
Dewa memiliki tiga kabin yang unik dan strategis! Masing-masing kabin memiliki lokasi yang berbeda dan menawarkan pengalaman yang berbeda pula.
Kabin pertama di pinggir hutan dekat pantai pasti memiliki pemandangan yang indah dan suasana yang tenang. Dewa bisa menikmati sunrise dan sunset di pantai, serta mendengarkan suara ombak yang menenangkan.
Kabin kedua di tengah hutan pasti memiliki suasana yang lebih liar dan alami. Dewa bisa menikmati keindahan alam hutan, mendengarkan suara burung dan hewan lainnya, serta merasakan kesendiriannya yang lebih dalam.
Kabin ketiga di danau ditengah hutan yang jarang sekali orang ketahui pasti memiliki suasana yang sangat tenang dan damai. Dewa bisa menikmati keindahan danau, mendengarkan suara air yang mengalir, serta merasakan kesendiriannya yang paling dalam.
Jadi, kabin-kabin itu tidak hanya sebagai tempat istirahat dan relaksasi bagi Dewa, tapi juga sebagai tempat untuk melakukan kegiatan terkait profesinya sebagai tentara bayaran.
Mungkin di kabin-kabin itu, Dewa bisa melakukan pelatihan fisik, memperbaiki peralatan, dan menganalisis strategi untuk misi berikutnya. Selain itu, kabin-kabin itu juga bisa menjadi tempat untuk menyimpan peralatan dan persediaan yang dibutuhkan untuk misi.
Dengan demikian, kabin-kabin itu menjadi bagian integral dari kehidupan Dewa sebagai tentara bayaran, dan membantu dia untuk tetap siap dan efektif dalam menjalankan misinya.
Pagi-pagi Dewa sudah menyiapakan peralatan dan bahan makanan untuk bekal selama ada dikabin yang berada didanau ditengah hutan.
Kali ini Dewa berangkat jam sembilan pagi, setelah semua perlengkapannya sudah di masukan dalam box yang menggantung disisi kiri dan kanan motornya. Rencananya Dewa akan menitip motornya disalah satu Kedai yang ada dipinggir jalan yang biasa menjadi tempat penitipan motor untuk para pendaki. Tapi untuk Dewa arah perjalanannya berbeda dengan para pendaki.
Setelah itu Dewa mulai berjalan menelusuri hutan melewati anak sungai yang airnya tidak terlalu deras.
Dewa berjalan kaki melewati hutan yang lebat, mengikuti jalur yang sudah ia kenal baik. Setelah beberapa jam berjalan, ia akhirnya tiba di dekat danau yang tenang dan damai. Kabinnya terletak di tepi danau, dengan pemandangan yang indah dan suasana yang sangat tenang.
Dewa membuka pintu kabin dan memasuki ruangan yang sederhana tapi nyaman. Ia meletakkan tasnya di sudut ruangan dan memandang sekeliling, merasakan ketenangan yang sangat damai.
Dewa memutuskan untuk melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan di kabin ini, seperti memancing dan bermeditasi. Ia mengambil kail pancing dan memulai memancing di danau yang tenang.
Sementara itu, Dewa juga merenungkan tentang misi terakhirnya dan apa yang telah terjadi. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia tidak bisa mengingat apa itu.
Dewa terus memancing dan bermeditasi, tapi ia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ia mulai memikirkan tentang misi terakhirnya dan apa yang telah terjadi. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan misi itu, tapi ia tidak bisa mengingat apa itu.
Tiba-tiba, "krek...krek" Dewa mendengar suara ranting yang patah di sekitar danau. Ia memandang sekeliling, tapi tidak melihat apa-apa. Dia berpikir mungkin itu bunyi ranting yang jatuh. Tapi tidak lama kemudian dia mendengar langkah kaki dari dalam semak dari arah belakangnya.
Dengan gerakan yang cepat Dewa segera berdiri lalu perlahan mendekati semak lalu dia bersembunyi disebuah pohon besar.
Setelah berapa menit kemudian Dewa melihat kedalam semak-semak itu, tapi tidak ada siapapun atau hewan yang muncul.
Lalu dengan sangat hati-hati Dewa keluar dari persembunyiannya Dia berjalan mengendap-ngendap masuk kedalam hutan. Dia memasang telinganya untuk menangkap suara apapun yang muncul. Semakin jauh Dewa masuk kedalam hutan dia tidak menemukan jejak apapun. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kabinnya.
"Mungkin perasaan saya saja" guman Dewa dalam hati.
Tidak lama Setelah Dewa berjalan untuk kembali kekabin Tiba-tiba, Dewa melihat sebuah bayangan di depannya. Bayangan itu bergerak cepat dan tidak bisa dilihat dengan jelas. Dewa mempersiapkan diri untuk menghadapi bayangan itu, tapi saat ia melihat lebih dekat, ia terkejut.
Bayangan itu bukanlah musuh, tapi seorang wanita yang terlihat lelah dan terluka. Wanita itu berjalan menuju Dewa dengan langkah yang tidak stabil, dan Dewa bisa melihat bahwa ia sedang mengalami kesulitan.
"Apa yang terjadi?" tanya Dewa, saat wanita itu mendekatinya.
Wanita itu tidak menjawab, tapi malah jatuh ke tanah. Dewa segera membantu wanita itu dan memeriksa luka-lukanya.
Saat Dewa memeriksa luka-luka wanita itu, ia menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut. Wanita itu memiliki luka yang tidak biasa, dan Dewa bisa melihat bahwa ia sedang dalam bahaya besar.
Dewa menemukan luka tembak dibagian perut wanita itu, tidak membuang waktu lagi Dewa menggendongnya lalu membawanya ke kabin. Di kabinnya Dewa mengobati luka wanita misterius itu.
Setelah mengobatinya Dewa keluar dari kabin, dia memetik sayuran yang ada disekitar kabin. Setelah itu dia memasak untuk makan siang.
Sambil menunggu wanita itu siuman Dewa melihat disaku celana wanita itu ada sebuah dompet. Dengan hati-hati Dewa mengambil dompet itu, setelah membuka dan melihat isi dompet tersebut, Dewa baru menyadari kalau wanita itu tergabung dalam organisasi teroris Hamara.
Entah apa yang telah membuat wanita itu terluka dan terdampar ditempat itu.
Mengetahui identitas Wanita misterius itu, Dewa mulai waspada terhadapnya.
Saat Dewa sedang memikirkan masalah tersebut, mata wanita yang dia selamatkan itu tiba-tiba terbuka.
"Kamu siapa?, dimana saya?" tanya wanita itu.
"Tenanglah untuk saat ini kamu aman" jawab Dewa. "Ini makanlah..." Dewa menyodorkan sup dimeja sebelah tempat tidur didalam kabin.
Wanita itu hanya melihat sekilas kearah sup yang dimasak Dewa. "Siapa Kamu?" tanya wanita itu.
"Saya Orang yang telah mengobati luka kamu, sekarang makanlah, setelah itu kamu bisa tinggalkan tempat ini" kata Dewa tenang.
"Terimakasih dan maaf telah merepotkan anda" kata wanita itu, sambil memakan sup yang telah Dewa siapkan.
Setelah makan Wanita itu, duduk di dipan yang ada dalam kabin tersebut. Sementara Dewa duduk disebuah kursi dekat pintu sambil merokok.
"Disampingmu ada obat, kamu bisa meminumnya, kapanpun kamu mau pergi silahkan, maaf saya tinggal dulu" kata Dewa sambil berlalu menuju danau.
Di danau Dewa memengang joran pancingnya sambil duduk ditemani kopi, sudah hampir sejam Dewa mancing dia sudah dapatkan lima ekor ikan Mujair yang besar.
Setelah dirasa puas Dewa kembali ke kabinnya. Dia masuk kedalam kabin, didalam sudah tidak ada orang lagi.
(BERSAMBUNG)