"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.
Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran
Lady Kaluna telah tiba di kediamannya dan langsung menemui Duke Arin dan Duchess Lirien. Dia terlihat khawatir dan penasaran tentang alasan di balik panggilan kembali yang tiba-tiba ini.
"Ayah, Ibu, apa yang telah terjadi?" tanya Lady Kaluna dengan khawatir. "Mengapa aku dipanggil kembali secepat ini? Apakah ada yang sakit atau terlibat masalah?"
Duke Arin dan Duchess Lirien saling memandang, kemudian Duke Arin berbicara. "Kaluna, anakku, kami memiliki kabar penting untukmu," kata Duke Arin. "Kabar yang akan membuatmu akan sangat terkejut."
Lady Kaluna terlihat semakin khawatir. "Apa itu, Ayah?" tanya dia. "Tolong, ceritakan padaku."
Duchess Lirien berbicara dengan lembut. "Putriku, anakku, kamu telah dipanggil kembali karena Raja memerlukan bantuanmu dalam sebuah masalah yang sangat penting," kata Duchess Lirien.
Lady Kaluna terlihat penasaran. "Apakah masalah itu, Ibu?" tanya Kaluna. "Tolong, ceritakan padaku."
Lady Kaluna membaca surat lamaran dari Grand Duke Muda Damian dengan mata yang terbuka lebar. Dia tidak percaya apa yang dia baca. Setahu dia, Damian telah bertunangan dengan Putri Helena.
"Ini pasti bohong atau palsukan!" teriak Lady Kaluna dengan tidak percaya. "Damian telah bertunangan dengan Putri Helena, bukan dengan aku!"
Duke Arin dan Duchess Lirien saling memandang, kemudian Duke Arin berbicara. "Kaluna, anakku, surat lamaran ini adalah asli," kata Duke Arin. "Raja telah menyetujui lamaran Grand Duke Muda Damian dan telah menandatangani surat ini."
Lady Kaluna terlihat semakin terkejut. "Tapi, apa yang terjadi dengan Putri Helena?" tanya dia. "Apakah dia tidak lagi bertunangan dengan Grand Duke Muda Damian?"
Duchess Lirien berbicara dengan lembut. "Anakku, Putri Helena sudah di tunangkan dengan Lord Arden mereka akan menikah lusa ini," kata Duchess Lirien. "Kamu dapat berita atau rumor tersebut dari mana."
Lady Kaluna terlihat sangat terkejut dan tidak percaya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dikatakan.
"Ayah bisakah aku berfikir terlebih dahulu tentang lamaran ini." ucap Kaluna
"Kita tidak bisa menolak lamaran ini anakku kamu tahu sendiri kan mereka siapa Grand Duke Muda Damian adalah keponakan dari yang mulia raja."
"Baiklah ayah aku menerima lamaran ini tetapi aku ingin bertemu dan berbicara terlebih dahulu sebelum acara lamaran atau pernikahan." ucap Kaluna penuh harap
"Baiklah akan ayah sampaikan pesan kamu sekarang kamu boleh kembali dan beristirahat kami tahu sudah sangat kelehan menempuh perjalanan tadi."
Kaluna mengganguk setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya dia langsung beranjak ke kamar pribadinya.
Lady Kaluna masuk ke kamar pribadinya dan langsung jatuh ke tempat tidur, merasa sangat lelah dan bingung. Dia tidak percaya apa yang terjadi, Grand Duke Muda Damian yang telah bertunangan dengan Putri Helena sekarang malah melamarinya.
Lady Kaluna memikirkan tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dia lakukan. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Putri Helena dan mengapa Grand Duke Muda Damian melamarnya.
Tiba-tiba, Lady Kaluna mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Dia bangun dan membuka pintu, ternyata itu adalah sahabatnya, Lady Elara.
"Lady Kaluna, apa yang terjadi?" tanya Lady Elara dengan khawatir. "Kamu terlihat sangat lelah dan bingung."
Lady Kaluna memandang Lady Elara dan berbicara dengan lembut. "Lady Elara, aku baru saja menerima lamaran dari Grand Duke Muda Damian," kata Lady Kaluna.
Lady Elara terlihat sangat terkejut. "Apa? Tapi, aku pikir dia telah bertunangan dengan Putri Helena," kata Lady Elara.
Lady Kaluna mengangguk. "Aku juga pikir begitu, tapi ternyata dia melamarku," kata Lady Kaluna.
Lady Elara memandang Lady Kaluna dengan khawatir. "Apa yang kamu akan lakukan, Lady Kaluna?" tanya Lady Elara.
Lady Kaluna memikirkan sejenak sebelum menjawab. "Aku tidak tahu, Lady Elara. Aku perlu waktu untuk memikirkan apa yang harus aku lakukan."
...****************...
Rumor tentang permintaan lamaran Grand Duke Muda Damian kepada Lady Kaluna tersebar seperti api di seluruh kerajaan. Banyak orang yang berbicara tentang hal ini, dan ada beberapa yang membuat spekulasi tentang alasan di balik permintaan lamaran tersebut.
"Didengar bahwa Lady Kaluna yang menggoda Grand Duke Muda Damian dan membuat dia meninggalkan Putri Helena," kata salah satu lady kepada temannya.
"Tidak, tidak, saya dengar bahwa ini adalah balas dendam dari Grand Duke Muda Damian karena adanya pernikahan Putra Mahkota Kael dengan Lady Victoria," kata temannya.
Rumor-rumor tersebut membuat banyak orang penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, tidak ada yang tahu pasti tentang alasan di balik permintaan lamaran Grand Duke Muda Damian kepada Lady Kaluna.
Sementara itu, Lady Kaluna sendiri masih terkejut dan bingung tentang permintaan lamaran tersebut. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan masih memikirkan tentang apa yang terjadi dengan Putri Helena dan Grand Duke Muda Damian.
Di lain tempat kediaman Winterbourne latihan para prajurit atau army yang sedang berlatih di sana Grand Duke Muda Damian yang sedang beritakan atau rumorkan tengah asik berduel pedang bersama tangan kanannya tanpa tahu ada banyak yang membicarakannya.
Grand Duke Muda Damian dan tangan kanannya, Lord Ryder, berduel pedang dengan intensitas yang tinggi. Mereka berdua terlihat sangat fokus dan tidak memperhatikan lingkungan sekitar mereka.
Sementara itu, para prajurit yang sedang berlatih di sekitar mereka tidak bisa tidak memperhatikan rumor yang sedang beredar tentang Grand Duke Muda Damian dan Lady Kaluna.
"Didengar bahwa Grand Duke Muda Damian akan menikah dengan Lady Kaluna," kata salah satu prajurit kepada temannya.
"Tidak, tidak, saya dengar bahwa itu hanya rumor belaka," jawab temannya.
Lord Ryder, yang sedang berduel pedang dengan Grand Duke Muda Damian, mendengar rumor tersebut dan tidak bisa tidak memperhatikannya. Dia terlihat sedikit terkejut, tapi tidak menghentikan latihannya.
Grand Duke Muda Damian, di sisi lain, tidak memperhatikan rumor tersebut sama sekali. Dia terlihat sangat fokus pada latihannya dan tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentangnya.
Setelah berduel pedang, Grand Duke Muda Damian dan Lord Ryder berjalan menuju ke dalam kediaman Winterbourne. Namun, sebelum mereka masuk, ada seorang utusan yang datang membawa surat dari keluarga Blackwood.
"Tuanku, ada surat dari keluarga Blackwood," kata utusan tersebut, menyerahkan surat kepada Grand Duke Muda Damian.
Grand Duke Muda Damian menerima surat tersebut dan membacanya. Ekspresinya berubah menjadi sedikit terkejut dan berpikir.
"Apa itu, Tuanku?" tanya Lord Ryder, melihat ekspresi Grand Duke Muda Damian.
"Surat ini dari Duke Arin, ayahanda Lady Kaluna," jawab Grand Duke Muda Damian. "Dia mengatakan bahwa Lady Kaluna sudah berada di kediamannya dan menunggu kedatangan saya."
Lord Ryder terlihat sedikit terkejut. "Jadi, Lady Kaluna sudah menerima lamaran Tuanku?" tanya dia.
Grand Duke Muda Damian mengangguk. "Ya, sepertinya dia sudah menerima lamaran saya," jawab dia.
Grand Duke Muda Damian terlihat berpikir sejenak, kemudian dia memutuskan untuk pergi ke kediaman Lady Kaluna sekarang juga.
"Lord Ryder, saya perlu pergi ke kediaman Lady Kaluna sekarang juga," kata Grand Duke Muda Damian. "Tolong, siapkan kuda saya."
Lord Ryder mengangguk dan segera mempersiapkan kuda Grand Duke Muda Damian.
...****************...
Lady Kaluna terbangun dari tidur siangnya karena suara ketukan pintu yang terdengar lembut namun jelas. Dia membuka mata dan melihat sekitar, mencoba mengingat di mana dia berada.
"Apa itu?" tanya Lady Kaluna, memanggil dayangnya yang sedang berjaga di luar pintu.
"Rina, Nyonya," jawab dayangnya. "Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda."
Lady Kaluna mengangguk dan mempersilakan dayangnya untuk membuka pintu. Saat pintu dibuka, Lady Kaluna melihat seorang pelayan yang membawa sebuah kartu pengantar.
"Siapa itu?" tanya Lady Kaluna, menerima kartu pengantar tersebut.
"Grand Duke Muda Damian, Nyonya," jawab pelayan tersebut. "Dia ingin bertemu dengan Anda sekarang juga."
Lady Kaluna terkejut dan tidak percaya. Dia tidak menyangka bahwa Grand Duke Muda Damian akan datang ke kediamannya begitu cepat.
"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Lady Kaluna, memandang dayangnya.
Dayangnya mengangguk. "Saya akan mempersiapkan Anda untuk bertemu dengan Grand Duke Muda Damian, Nyonya," jawabnya.
Setelah selesai bersiap Lady Kaluna segera bergegas menuju ruang tamu untuk bertemu dengan Grand Duke Muda Damian yang telah menunggunya.
Setelah mengkode pelayan untuk meninggalkan mereka berdua.
"Apakah ada sesuatu yang kamu inginkan?" tanya Damian to the point sembari memandang Kaluna terpesona.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut Kaluna menghela nafas.
"Saya tahu kalau pernikahan kita ini atas kehendak atau perintah dari yang mulia raja namun saya tahu pernikahan kita akan di dasari oleh apa seperti pernikahan bisnis yang berakhir sampai lima tahun atau bagaimana." ucap Kaluna membalas tatapan tajam atau intimidasi dari Damian.
Damian terdiam sebelum menjawab karena dia terkejut atas pertanyaan tersebut yang langsung di lontarkan oleh seorang Lady seperti Kaluna. Padahal dia yang meminta langsung pernikahan tersebut kenapa Kaluna berasumsi lain.
"Saya menikah bukan untuk bercerai tapi sampai maut memisahkan kita." ucap Damian dingin.
Lagi - lagi Kaluna merasa terintimidasi oleh tatapan dan jawaban yang di berikan oleh Damian.
Membuat Kaluna mengangguk mengerti "Kalau begitu yang mempunyai syarat pernikahan yaitu selama menikah anda tidak boleh dekat dengan wanita lain atau memiliki selir kalau saya mendapati itu saya akan langsung meminta perceraian karena saya ingin menjadi istri satu - satunya atau istri sah dan syarat kedua kalau selama menikah saya tidak bisa memberikan anda keturunan atau anak dan pihak lain menginginkan keturunan dari anda saya berhak meminta bercerai atau berpisah dan untuk syarat yang lain akan aku pikirkan nanti." ucap Kaluna tenang
Damian terkejut dengan persyaratan yang di ajukan oleh Kaluna.
"Kalau begitu saya juga menginginkan syarat darimu juga kamu harus melayaniku sebagaimana mestinya seorang istri melayani suami." ucap Damian dingin.
Damian terkejut dengan persyaratan yang diajukan oleh Kaluna. Dia tidak menyangka bahwa Kaluna akan memiliki syarat yang begitu ketat.
"Apa kamu serius dengan syarat-syarat tersebut?" tanya Damian, memandang Kaluna dengan tajam.
Kaluna mengangguk. "Ya, saya serius," jawabnya. "Saya ingin memastikan bahwa pernikahan kita akan berjalan dengan baik dan tidak ada masalah di kemudian hari."
Damian terdiam sejenak, memikirkan syarat-syarat yang diajukan oleh Kaluna. Dia tahu bahwa syarat-syarat tersebut tidaklah mudah, tapi dia juga tahu bahwa dia harus menerima syarat-syarat tersebut jika ingin menikah dengan Kaluna.
"Baiklah," kata Damian akhirnya. "Saya menerima syarat-syarat tersebut. Tapi, saya juga memiliki syarat yang harus kamu penuhi."
Kaluna memandang Damian dengan penasaran. "Apa syaratnya?" tanya dia.
Damian tersenyum. "Saya ingin kamu menjadi istri yang patuh dan setia," jawabnya. "Saya ingin kamu selalu mendengarkan saya dan melakukan apa yang saya inginkan."
Kaluna terkejut dengan syarat yang diajukan oleh Damian. Dia tidak menyangka bahwa Damian akan memiliki syarat yang begitu keras.
"Tapi, saya tidak ingin menjadi istri yang patuh dan setia saja," jawab Kaluna. "Saya ingin menjadi istri yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan suaminya."
Damian terdiam sejenak, memikirkan jawaban Kaluna. Dia tahu bahwa Kaluna memiliki pendirian yang kuat dan tidak akan mudah menyerah.
"Baiklah," kata Damian akhirnya. "Saya menerima syarat-syarat tersebut. Tapi, saya juga ingin kamu tahu bahwa saya tidak akan pernah menyerah pada kamu."
Kaluna tersenyum. "Saya juga tidak akan pernah menyerah pada kamu," jawabnya.
Damian dan Kaluna saling memandang, dengan ekspresi yang sama-sama keras dan tidak menyerah. Mereka berdua tahu bahwa pernikahan mereka akan menjadi pernikahan yang tidak biasa, tapi mereka juga tahu bahwa mereka berdua memiliki kekuatan untuk membuat pernikahan mereka berhasil.
"Baiklah kalau sudah dan hanya itu syarat yang kamu ajukan kepada saya akan kembali sekarang dan kamu harus bersiap menjadi istri saya dalam 2 minggu ini oh ya besok acara pernikahan Putri Helena dan Lord Arden aku mau berangkat bersama denganmu." ucap Damian tegas sebelum meninggalkan kediaman Blackwood.
...****************...
Kaluna terkejut dengan pernyataan Damian bahwa dia harus bersiap menjadi istrinya dalam 2 minggu. Dia tidak menyangka bahwa Damian akan meminta dia untuk menikah begitu cepat.
"Baiklah," jawab Kaluna, mencoba untuk tetap tenang. "Saya akan bersiap."
Damian mengangguk dan berpaling untuk meninggalkan kediaman Blackwood. Kaluna memandangnya pergi, merasa sedikit terkejut dan tidak percaya.
Besoknya, Kaluna dan Damian pergi ke acara pernikahan Putri Helena dan Lord Arden. Kaluna terlihat cantik dengan gaun merahnya, sementara Damian terlihat tampan dengan setelan hitamnya.
Mereka berdua duduk di meja utama, bersama dengan tamu-tamu lainnya. Kaluna terlihat sedikit tidak nyaman, karena dia tidak terbiasa dengan acara-acara seperti ini.
Damian memperhatikan Kaluna dan mencoba untuk membuatnya merasa lebih nyaman. Dia berbicara dengan Kaluna tentang berbagai hal, dari politik hingga musik.
Kaluna mulai merasa lebih nyaman, dan dia mulai menikmati acara pernikahan tersebut. Dia terlihat cantik dan bahagia, dan Damian tidak bisa tidak memperhatikan betapa cantiknya Kaluna.
Tiba-tiba, Damian mengambil tangan Kaluna dan memandangnya dengan tajam. "Saya tidak sabar untuk menikahi kamu," katanya, suaranya rendah dan penuh gairah.
Kaluna terkejut dengan pernyataan Damian, dan dia merasa sedikit tidak nyaman. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan, jadi dia hanya mengangguk dan memandang Damian dengan tajam.
"Saya mau ke toilet terlebih dahulu."ucap Kaluna.
"Apa perlu saya antar." ucap Damian yang bersiap untuk bangkit dari duduknya tetapi Kaluna menahannya dan mengeleng.
"Jangan lama - lama kalau kamu lama saya akan menyusulmu."
Kaluna berjalan menuju toilet, merasa sedikit lega setelah meninggalkan Damian. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan setelah pernyataan Damian yang begitu tegas dan penuh gairah.
Saat Kaluna sedang berada di toilet, dia mendengar suara bisikan di belakangnya. "Kaluna, kamu tidak bisa menikah dengan Damian," kata suara tersebut.
Kaluna terkejut dan berpaling untuk melihat siapa yang berbicara. Dia melihat seorang wanita yang tidak dikenalnya, dengan wajah yang serius dan khawatir.
"Siapa kamu?" tanya Kaluna, merasa sedikit takut.
"Aku adalah seseorang yang peduli dengan kamu," jawab wanita tersebut. "Aku tidak ingin kamu menikah dengan Damian karena dia tidak baik untuk kamu."
Kaluna merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia tidak tahu siapa wanita tersebut atau apa motifnya.
"Apa yang kamu maksud?" tanya Kaluna, mencoba untuk tetap tenang.
Wanita tersebut menghela nafas dan memandang Kaluna dengan serius. "Aku akan memberitahu kamu nanti," katanya. "Tapi untuk sekarang, aku hanya ingin kamu berhati-hati dengan Damian."
Kaluna mengangguk, merasa sedikit khawatir. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi dia tahu bahwa dia harus berhati-hati dengan Damian.
Kaluna duduk di taman istana, menikmati angin malam yang sejuk dan tenang. Dia tidak sadar bahwa dia telah berjalan ke arah taman istana setelah keluar dari toilet.
Tiba-tiba, Putra Mahkota Kael mendatanginya dan duduk di sebelahnya. "Kaluna, kamu sangat cantik malam ini," kata Kael, memandang Kaluna dengan mata yang berbinar.
Kaluna merasa tidak nyaman dengan kata-kata Kael. "Terima kasih, Putra Mahkota," jawabnya, mencoba untuk tetap sopan.
Kael tidak menyerah. "Kaluna, aku ingin kamu menjadi permaisuriku," katanya, memegang tangan Kaluna. "Aku akan membuat kamu menjadi istri sahku, dan kamu akan memiliki kekuasaan yang besar di istana."
Kaluna merasa terkejut dan marah. "Tidak, Putra Mahkota," jawabnya, melepaskan tangan Kael. "Aku tidak ingin menjadi permaisurimu, dan aku tidak ingin memiliki kekuasaan yang besar di istana."
Kael terlihat kecewa, tapi dia tidak menyerah. "Kaluna, kamu tidak tahu apa yang kamu tolak," katanya, memandang Kaluna dengan mata yang berbinar.
Tiba-tiba, Putri Mahkota Victoria memergoki mereka dan menjadi salah paham. "Kaluna, kamu mengoda suamiku!" teriaknya, memandang Kaluna dengan mata yang marah.
Kaluna merasa terkejut dan tidak percaya. "Tidak, Putri Mahkota," jawabnya, mencoba untuk menjelaskan. "Aku tidak mengoda Putra Mahkota, aku hanya..."
Tapi sebelum Kaluna bisa menjelaskan, Damian datang dan menyelamatkannya. "Victoria, kamu salah paham," katanya, memandang Victoria dengan mata yang tenang. "Kaluna tidak mengoda Kael, dia hanya..."
Damian memandang Kaluna dengan mata yang penuh kasih sayang. "Kaluna adalah tunanganku, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghina atau menyakitinya."
Victoria terlihat kecewa, tapi dia tidak bisa menyangkal kata-kata Damian. "Maaf, Kaluna," katanya, memandang Kaluna dengan mata yang sedih. "Aku tidak tahu bahwa kamu adalah tunangan Damian."
Kaluna merasa lega bahwa kejadian tersebut telah berakhir. "Tidak apa-apa, Putri Mahkota," jawabnya, memandang Victoria dengan mata yang sopan. "Aku mengerti bahwa kamu hanya ingin melindungi suamimu."
Damian membawa Kaluna pergi dari taman istana, meninggalkan Putra Mahkota Kael dan Putri Mahkota Victoria yang sedang bertengkar hebat.
"Apa yang terjadi tadi?" tanya Kaluna, memandang Damian dengan mata yang penasaran.
"Putra Mahkota Kael mencoba untuk memujimu, tapi kamu menolaknya," jawab Damian, memandang Kaluna dengan mata yang penuh kasih sayang. "Lalu, Putri Mahkota Victoria memergoki kalian berdua dan menjadi salah paham."
Kaluna mengangguk, memahami apa yang terjadi. "Terima kasih, Damian," katanya, memandang Damian dengan mata yang sopan. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang menyelamatkanku."
Damian tersenyum dan memeluk Kaluna. "Aku akan selalu menyelamatkanku, Kaluna," katanya, memandang Kaluna dengan mata yang penuh kasih sayang. "Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."
Sementara itu, Putra Mahkota Kael dan Putri Mahkota Victoria masih bertengkar hebat di taman istana. Mereka tidak tahu bahwa ada seseorang yang melihat mereka dari jauh.
"Kamu merusak rencanaku!" teriak Putra Mahkota Kael, memandang Putri Mahkota Victoria dengan mata yang marah.
"Aku tidak peduli!" teriak Putri Mahkota Victoria, memandang Putra Mahkota Kael dengan mata yang sedih. "Aku hanya ingin melindungi kamu dari Kaluna!"
Putra Mahkota Kael dan Putri Mahkota Victoria tidak tahu bahwa mereka sedang diawasi oleh seorang pelayan yang setia kepada Raja. Pelayan tersebut akan memberitahu Raja tentang pertengkaran antara Putra Mahkota Kael dan Putri Mahkota Victoria.
Besok, akan ada berita atau rumor terpanas tentang pertengkaran antara Putra Mahkota Kael dan Putri Mahkota Victoria. Semua orang akan berbicara tentang hal itu, dan Raja akan sangat marah ketika dia mendengar tentang hal itu.
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka cerita ini🥰🥰