Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Kamu kenapa,Dika?,kok gak kerja?"Tanya ibu Dika,menghampiri putranya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
Ia duduk disebelah Dika,dan memegang lembut sebelah pundak putranya tersebut.
"Cerita sama ibu,ada apa?,kalo kamu diam saja seperti ini,gimana caranya ibu bisa tau".
"Laura bu..."Jawab Dika dengan mimik wajah sendu nya.
"Laura?,ada apa sama Laura?".
"Laura membatalkan pernikahan kami bu."Balas Dika lagi.
"Dibatalkan?,kok bisa?,mungkin hanya ditunda lagi,Dik".
"Gak di tunda bu,tapi di batalkan,Laura gak mau menikah sama aku,dia memutuskan hubungan kami secara sepihak."Balas Dika lagi.
"Gak mungkin...Laura bukan wanita yang seperti itu,pasti ada sebabnya,apa kalian ada masalah?"Tanya ibu Dika.
"Laura tau dan melihat dengan mata kepalanya sendiri,aku selingkuh sama ibu tiri nya."Jawab Dika,lemah.
"Astagfirullah..."Ibu Dika menutup mulutnya,tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Laura melihat,aku dan ibu tirinya sedang diatas kasur."Ucap Dika lagi.
"Ya Allah,,,Dika...buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya."Jawab ibu Dika.
"Ibu gak nyangka kamu kembali mengulang kesalahan yang dilakukan ayah kamu dulu".
"Ibu kecewa sama kamu,Dika.Laura gadis yang baik,dia bisa menerima dengan tulus segala kekurangan kamu dan juga keluarga kita".
"Kenapa kamu gak mau bersabar sedikit lagi,setelah menikah dengan Laura,kamu bisa melakukan hal tersebut kapan saja,kalian sudah halal".
"Maafin aku bu,Dika menyesal bu,Dika khilaf."Balas Dika,sambil menggenggam kedua tangan ibu nya.
"Bukan minta maaf sama ibu,tapi sama Laura,Dika...".
"Aku udah coba menghubungi dia dari kemarin,tapi 1 pun panggilan dari aku,dia gak mau angkat bu,bahkan pesan pun gak ada yang dia balas".
"Aku harus gimana bu?,aku gak mau kehilangan Laura".
"Ibu gak tau Dika,ibu pernah ada di posisi seperti Laura dulu,saat ayah kamu juga berselingkuh".
"Ibu tau apa yang Laura rasakan saat ini,ibu paham dan mengerti,kamu bahkan lebih parah Dika,kamu selingkuh dengan ibu tiri Laura."Balas ibu Dika.
Setelah itu,ia berlalu pergi meninggalkan Dika begitu saja.
Dika termenung memikirkan hal apa yang harus ia lakukan,agar Laura mau memaafkannya dan sudi menerima dirinya kembali.
Lamunannya juga membawanya mengingat kembali,kali pertama berjumpa dengan Laura.
Tanpa sadar setetes butiran bening jatuh membasahi pipi Dika.
"Raa...aku memang gak tau diri,selama ini kamu sudah sangat baik dengan aku dan juga keluarga aku".
"Kamu bahkan membantu membiayai sekolah adik aku,tapi apa yang aku lakuin ke kamu,Raa".
"Kamu dimana Ra?,aku harap,kamu mau maafin aku,dan aku akan berjanji untuk setia sampai mati."Bathin Dika.
...****************...
"Lauraa...ibu kangen sama kamu,sekarang kamu dimana?".
"Mas...maafin aku,aku gak bisa menjaga Laura dengan baik,aku gagal menjalankan amanah kamu".
"Itu semua karena kesalahan aku mas,tolong maafin aku."Lirih ibu tiri Laura,memeluk bingkai foto mereka bertiga.
...****************...
Sore hari nya...
"Arya...Seharian ini,ibu kok gak liat bi Sarti.Kemana dia?".
"Aku minta bi Sarti untuk menemani seseorang di apartemen,bu."Jawab Arya.
Ia baru saja pulang dari kantor,hendak duduk di ruang keluarga,sambil berusaha melepaskan dasi di lehernya.
"Di apartemen?,apartemen kamu?".
"Iya,apartemen aku."Balas Arya.
"Siapa yang ada disana?,kamu jangan neko-neko ya Arya".
"Apa kamu menyembunyikan istri orang?".
"Astagfirullah bu,kenapa mikirnya sampe kesana sih,aku gak mungkin menyembunyikan istri orang bu".
"Aku masih waras,aku gak mungkin menyukai istri orang."Balas Arya.
"Ya terus siapa?,cerita dong sama ibu,jangan bikin ibu khawatir".
"Temen SMA aku dulu kok,aku cuma nolongin dia aja,karna dia baru saja mendapatkan musibah."Jawab Arya lagi.
"Laki-laki apa perempuan?".
"Perempuan ibu".
"Apa kamu punya masalalu yang spesial sama dia?,soalnya selama ini kamu anti banget yang namanya berurusan sama perempuan".
"Berkali-kali ibu minta untuk kamu kencan,tapi kamu gak pernah mau,alasan sibuk,dan lain-lain".
"Tapi sekarang,kamu justru terlibat dalam masalah teman kamu,perempuan lagi."Ibu Arya terus saja mengoceh.
"Ibu...darah tinggi ibu nanti kumat loh,gak perlu berlebihan merasa khawatir bu,aku gak akan berbuat yang aneh-aneh".
"Suatu saat nanti,aku pasti akan bawa calon istri aku kehadapan ibu."Ucap Arya,menenangkan sang ibu.
"Hmmm...bosen ibu dengernya".
"Senyum dong bu,ibu cantik kalo senyum."Arya merangkul sang ibu.
"Lepas...kamu bau,sana mandi dulu".
"Ahh gak kok,harum kaya gini,ibu bilang bau."Protes Arya,sambil mencium aroma tubuhnya sendiri.
Arya berdiri dan berjalan menuju kamarnya sendiri.
Ibu Arya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah putra satu-satunya tersebut.
"Aku harus cari tau,tentang teman wanita Arya itu."Bathin ibu Arya.
...****************...
"Bi...apa bibi akan tidur disini juga?"Tanya Laura.
"Kalo non Laura mau bibi tidur disini,bibi akan tidur disini,non."Jawab bibi.
"Apa Arya gak keberatan bi?"Tanya Laura lagi.
"Tidak non,den Arya bilang,bibi harus ikutin apa perintah dari non Laura".
"Bibi sini deh,duduk sama aku."Laura menepuk kursi makan yang ada di sebelahnya.
"Gak usah non,biar bibi berdiri aja."Jawab bi Sarti,merasa sungkan,jika harus duduk di sebelah Laura.
"Gak papa,sini duduk sama aku,ayo."Laura berdiri dan memaksa bi Sarti agar duduk bersama di sebelah kursinya.
Bi Sarti pun terpaksa menuruti perintah Laura.
"Jangan tegang gitu dong bi,santai aja,aku gak makan orang kok."Laura mencandai bi Sarti.
"Hehehe...iii-iiya non Laura".
"Kita makan sama-sama yaa bi,biar Laura ambilin,bibi gak perlu sungkan,dimata tuhan kita semua sama bi".
Laura berdiri dan hendak mengambilkan makanan untuk bi Sarti.
"Ehhh gak usah non,bibi bisa ambil sendiri,biar bibi ambil sendiri aja,non Laura duduk aja."Ucap bi Sarti menahan Laura.
Laura pun mengalah,ia tidak ingin membuat bi Sarti semakin merasa sungkan kepadanya.
Sejujurnya Laura merasa rindu dengan ibu tirinya,itu sebabnya Laura mengajak bibi untuk makan bersamanya.
Ia belum terbiasa makan sendiri,karena biasanya jika dirumah,ia selalu makan bersama dengan ibu tirinya.
"Ibu...aku rindu sama ibu,ibu lagi apa yaa sekarang?"Batin Laura.
"Non...kok malah ngelamun,gak baik melamun di depan makanan,non."Bi Sarti menyadarkan Laura dari lamunannya.
"Gak papa bi,aku cuma teringat sama seseorang aja."Jawab Laura,ia juga memberikan senyumannya untuk bi Sarti.
Keduanya pun makan bersama,bi Sarti bisa merasakan,Laura adalah gadis yang baik.
Buktinya Laura tidak segan-segan untuk makan dan juga duduk bersama dirinya yang hanya seorang asisten rumah tangga...
sip mak tiri nya laura,,,pkoknya jngan kasih ksmpatan buat laki" mokondo dika itu,,mending buang ke laut ajah buat nemenin ikan hiu berenang. ,
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura