NovelToon NovelToon
Genius Twins Boy

Genius Twins Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: emmarisma

"Apa kamu sudah menemukan informasi tentangnya, Jackson?"

"Sudah, Kak. Aku yakin dia adalah dady kita."

Dua bocah laki-laki berusia 7 tahun itu kini menatap ke arah layar komputer mereka bersama-sama. Mereka melihat foto seorang Pria dengan tatapan datar dan dingin. Namun, dia memiliki wajah yang sangat tampan rupawan.

"Jarret, Jackson apa yang kalian lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang membuat kedua bocah itu tersentak kaget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Memberitahu

Semalaman suntuk Ben berhasil memulihkan sistem di perusahaannya. Berkat anaknya tim IT harus bekerja lembur untuk memulihkan semua data yang berhasil diacak-acak oleh Ben. Bahkan Ben mendapat Email dari No name yang isinya.

Betapa menyedihkannya memiliki daddy pecundang seperti dirimu. Aku harap mommy ku akan bertemu dengan pria baik hati yang mau menerima mommy dan kami apa adanya.

Pesan singkat itu mampu membuat Ben yang semula gemas dengan tingkah putranya menjadi malah kebakaran jenggot sendiri. Apa maksudnya?

Dia sepertinya perlu mencari cara untuk segera mengungkapkan jati dirinya pada Giani dan kedua putranya.

Meski baru tidur selama 2 jam, kini Ben sudah kembali segar. Dia terpaksa mandi di kantor perusahaannya karena sebentar lagi dirinya akan berangkat ke SoS.

"Ramos, nanti sesampainya di sana, kamu panggilkan profesor Gilbert. Aku ingin berbicara dengannya."

"Baik, Tuan."

Mobil mewah yang dikemudikan Ramos pun akhirnya meninggalkan perusahaan milik Benjamin. Ramos merasa heran kenapa tuannya bisa bersikap sangat tenang meski kemarin dibuat kewalahan oleh tingkah anaknya yang di luar batas.

"Ramos, ternyata serum yang dulu ku buat sangat berhasil. Meski awalnya sempat menimbulkan kekacauan, tapi nyatanya kini kedua putraku tumbuh besar dengan sangat mengagumkan."

"Anda benar, Tuan. Mereka berdua mungkin kelak bisa mengungguli anda."

"Sekarang pun aku sudah kewalahan menghadapi salah satunya." Ben melempar tatapan matanya keluar jendela. Dia menghela napas panjang. Apa yang dia takutkan sekarang? bahkan mungkin dia bisa bekerja sama dengan putra putranya untuk menumpas musuh-musuhnya.

Setibanya di SoS, Ben turun dari mobil. Dia merapikan jas yang dia kenakan. Namun, tanpa Ben duga, Profesor Gilbert juga baru saja datang. Ben tampak sedikit terkejut saat dia melihat dua bocah yang wajahnya mirip dengan dirinya.

"Selamat pagi, Tuan. Maaf aku membawa cucu-cucuku. Mereka ingin melihat tempatku bekerja," kata Gilbert. Ben hanya membalas ucapan Gilbert dengan anggukan. Hal itu semakin membuat Gilbert merasa dugaannya benar. Apalagi jika mereka bertiga disandingkan wajahnya terlihat mirip sekali.

"Ayo kek, aku mau lihat ruangan kakek. Sebelum besok kita pulang ke Sidney."

"Oh, baiklah." Gilbert sesaat tersenyum tipis pada atasannya dan menggandeng tangan kedua cucunya. Mereka meninggalkan Ben yang masih terpaku menatap kepergian Gilbert dan kedua putranya.

"Tuan, mungkin ini saatnya anda jujur. Saya rasa hal ini sedikit bisa mengurangi kekecewaan mereka terhadap anda."

Ben mengangguk. Mungkin ini memang sudah saatnya dia jujur dan dia tidak akan sembunyi lagi. Jika perlu dia akan menikahi Giani, itu pun jika Giani tidak membencinya.

Ben menyusul Gilbert dan juga kedua putranya. Dia segera menuju ke ruangan Profesor Gilbert. Di sana rupanya Jarret dan jacksen sedang mengamati beberapa tabung yang ada di ruangan itu.

"Kalian menyukainya?"

"Tentu saja, Kek. Aku suka. Apapun yang pernah mommy kerjakan aku menyukainya," kata Jarret.

"Aku juga, Kek."

Ben mengetuk pintu ruangan Profesor Gilbert. Wajah menggemaskan Jarret dan juga Jackson seketika berubah datar. Mereka membuang muka saat Ben menatap wajah mereka.

"Bisa aku bicara denganmu."

"Tentu saja, Tuan. Aku juga ada yang ingin aku tanyakan pada anda."

"Kita ke ruanganku. Bawa juga cucumu."

Gilbert mengangguk, dia menoleh ke arah cucunya keduanya sama-sama memasang wajah datar dan tenang. Gilbert mengernyit heran, dia bukan pakar ekspresi, tapi melihat betapa tenang kedua cucunya, membuat Gilbert berpikir jika mereka tidak menyadari jika Ben adalah ayah mereka.

"Ayo, kita ikuti tuan Ben."

"Ya, Kek."

Mereka menurut saat keduanya di gandeng oleh Gilbert menuju ruangan di lantai teratas gedung itu.

Ramos menyambut kedatangan mereka dengan seulas senyum. Namun, tatapan mata Jarret mampu membuat senyum Ramos menghilang seketika. Ramos akui tatapan putra pertama atasannya itu memang sedikit lain, lebih tajam dan membekukan.

"Tuan Ben."

"Silahkan duduk, Prof."

"Terima kasih. Apa yang ingin anda bicarakan?"

Ben sesaat menatap kedua putranya, tatapannya tampak tulus. Namun, baik Jarret maupun Jackson terkesan tidak peduli.

"Aku ingin membicarakan mengenai mereka."

"Mereka? cucuku? apa anda mengenal mereka?" Gilbert menatap Ben tajam.

"Ya, aku ingin bicara mengenai mereka. Sebenarnya mereka adalah anak-anakku."

"Anda pasti bercanda. Mereka adalah cucuku, anak dari Giani," kata Gilbert, padahal tadinya dia ingin menanyakan perihal ini pada Ben, tapi beruntung Ben justru malah membuka diri untuk bercerita.

"Aku serius. Apa kau ingat serum yang dulu aku minta kau menelitinya. Serum itu yang membuatku tanpa sengaja menodai Giani dan membuat Giani hamil."

Mendengar penuturan Ben, Profesor Gilbert memejamkan matanya. Meski pengakuan ini yang ingin didengarnya, tapi setelah mendengarnya, hatinya terasa nyeri. Sebagai seorang ayah dia merasa sangat tidak berguna.

"Lalu kenapa anda tidak mendatangi putriku dan bertanggungjawab?"

"Kau pasti tahu apa alasannya."

"Tapi karena anda, Putriku harus membesarkan kedua cucuku sendirian."

"Kakek, aku mau pulang," kata Jackson.

Ben mendekati kedua putranya. "Jack, maafkan daddy. Beri daddy kesempatan untuk menjelaskan semuanya." Ben lalu menatap Jarret dan meminta hal yang sama pada bocah itu.

"Satu menit dan kami ingin mendengar alasan yang masuk akal. Siapapun yang menyakiti mommy akan berhadapan dengan kami," kata Jarret. Ben tersenyum. Satu menit kedepan adalah waktu yang paling berharga baginya.

"Baiklah, daddy melakukan itu semua demi melindungi mommy kalian dan juga kalian. Musuh daddy banyak. Daddy khawatir mereka akan menyakiti kalian.

Akan tetapi bukan berati daddy tidak pernah tahu tentang perkembangan kalian. Bahkan daddy yang bantu mommy kalian melahirkan kalian. Jika kalian tidak percaya kalian bisa tanya mommy kalian."

"Satu menit habis."

Jarret dan adiknya berdiri. "Kakek ayo kita pulang."

"Apa kalian tidak mau memaafkan daddy?" Ben terlihat kecewa dengan respon Si kembar.

"Kami akan terima daddy, kalau mommy mau memaafkan daddy."

Gilbert tak tahu lagi harus berkata apa? Apa yang Ben lakukan sudah benar, tapi membiarkan Giani sampai sekarang tak tahu siapa ayah biologis dari kedua anaknya, itu sungguh keterlaluan.

"Aku berjanji akan menemui Giani secepatnya dan menjelaskan semua ini, tapi perlu kalian ketahui, aku tidak lepas tangan begitu saja. Sampai sekarang Giani tinggal bersama kakek dan nenekku, Elena adalah orangku, begitu juga Albern. Aku juga tidak akan mungkin diam saja begitu tahu Giani melahirkan kedua putraku."

"Asal Daddy tahu, andai sejak awal daddy jujur mungkin kami tidak akan kecewa dan mencaritahu sendiri dan berulah seperti kemarin. Semoga mommy tidak akan memaafkan daddy," kata Jack. Jarret dan Jackson keluar dari ruangan Ben. Menyisakan Gilbert dan Ben.

"Kurasa apa yang mereka katakan ada benarnya, seandainya anda jujur sejak awal mungkin rasanya tidak akan se mengecewakan ini."

...****************...

1
Ryyan Arjuna
mantap bro
Glenn
Luar biasa
Nurul Qomariyah
ak suka thema dengan latar luar negeri tapi ya tentu sikonya jangan dirubah ...
Noni Diani
Luar biasa
Noni Diani
Lumayan
Arie
Luar biasa
Sur Yhanie
jadi ini cerita ortunya Celin dan si kembar
Elie Suryani II
Luar biasa
Wagiyem Ibune Wilda
ngeri
Wagiyem Ibune Wilda
baru hadir
Joel Natan Tarigan
diana cantik...jarett nti bucin
Joel Natan Tarigan
diana calon jarett
Latifah Herawati
Luar biasa
aphrodite
luar biasa Jared
aphrodite
kau terlalu overthinking..bersikaplah biasa tapi jangan terlalu berharap..bersikap drastis seperti ini malah mengecewakan..bersikap sebagai teman mungkin lebih baik daripada pelayan majikan
aphrodite
di awal sebelum Giani pergi kau sudah tau
aphrodite
atuh yg tegas sama pembunuh ayahmu..si buat gila saja kalo tidak mau membunuh
aphrodite
mafia ceroboh
aphrodite
jangan2 dia anak kandung ibu tirimu
aphrodite
cih alesan...pengecut mah pengecut bae..7th atuh nu eling..7th musuhnya masih sama anaknya Rodrigues..apalagi 2 uler masih hidup dg enak sampe sekarang..mafia apaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!