Risma begitu syok ketika mengetahui bahwa suaminya yang bernama Radit yang selama beberapa tahun tinggal terpisah darinya karena dia dipindah kerjakan di luar kota ternyata telah menikah lagi di belakangnya. Hati Risma pun bertambah hancur ketika mengetahui bahwa selama sebelas tahun menikah dengan Radit dan mempunyai dua orang anak ternyata Radit tidak pernah mencintainya. Radit tidak bahagia hidup dengannya dan memilih untuk menikahi mantan kekasihnya di masa lalu. Lalu apakah Risma akan sanggup menghadapi pengkhianantan sang suami , dan apakah Risma bisa bertahan hidup bersama Radit setelah diduakan dan dia sadar bahwa cintanya yang begitu besar hanya bertepuk sebelah tangan...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30.Cerita masa lalu
"Mas Taufik..."
Karena pikirannya sedang kalut, Risma sampai tidak menyadari kalau Taufik sedang ada di depan rumah mengawasi anak buahnya yang sedang menimbang padi hasil panen kali ini. Iya, sudah lima tahun ini semenjak bapaknya meninggal,Taufik yang tadinya merantau ke kota kembali ke kampung meneruskan usaha tani dan perkebunan karet milik kedua orang tuanya.
Taufik juga membuka usaha lain yaitu peternakan ayam kampung, ayam petelor, dan ayam potong. Ada juga peternakan ikan lele, ikan gurame , ikan Mas dan ikan nila. Semua hasil peternakan tersebut di kirim ke pasar tradisional dan beberapa supermarket di kota.
Pedang ayam keliling di kampung-kampung dan juga warga yang ingin mengadakan hajatan juga sudah biasa mengambil ayam potong dari peternakan Taufik. Bisa dibilang udah Taufik di kampung sedang maju dan sukses. Dia juga mempunyai cukup banyak karyawan yang terdiri dari para tetangga. Sehingga Taufik tinggal mengawasinya saja.
Taufik menghampiri Risma. Kebetulan rumah orang tua Risma dan rumah Taufik sebelahan.
"Risma, ehm...kamu sendirian aja...?" tanya Taufik entah mengapa dia merasa grogi.
"Iya mas..."
" Tumben Rafa sama Sabila nggak ikut. Biasanya kalau kamu pulang kampung mereka selalu ikut..?"
"Mereka sama ayahnya..."
"Oh... "
"Tante Risma..." terdengar suara anak kecil memanggil. Risma dan Taufik menoleh.
Ternyata Afika anak perempuan Taufik yang baru pulang sekolah.
"Hai Fika..." sapa Risma.
Afika salim pada sang ayah kemudian salim pada Risma.
"Kok sudah pulang sekolahnya...?" tanya Risma sambil mengusap kepala Afika yang berbalut hijab warna putih.
"Iya tante gurunya mau rapat jadi Fika pulang lebih awal..."
"Oh gitu..."
"Tante , mas Rafa sama Sabila mana...?"
"Mas Rafa sama Sabila nggak ikut sayang, kan mereka sekolah sama kayak Fika..."
"Yah kirain mereka ikut, padahal Fika kangen pengin main bareng kayak dulu..."
"Nanti kalau liburan , tante ajak mereka ke sini biar bisa main sama Fika..." Afika mengangguk.
"Fika, sana masuk ke rumah, ganti baju, cuci tangan ,cuci kaki abis itu makan..." ucap Taufik pada sang putri.
"Iya pa... Eyang ada di rumah pa...?" tanya Fika.
"Eyang lagi ke pengajian , sebentar lagi pulang kok..."
"Tante, Fika masuk ke rumah dulu ya..."
"Iya sayang..." jawab Risma sambil tersenyum pada Afika. Afika lalu masuk ke rumah.
"Mas..."
"Hem.."
"Fika makin besar makin cantik ya mas, wajahnya mirip dengan almarhum mbak Asih ..." ucap Risma.
"Iya Risma ,wajah Fika mirip sekali dengan Asih..." jawab Taufik.
"Risma..."
"Iya...."
"Kamu baik- baik aja kan ...?" Taufik menatap lekat wajah Risma. Taufik heran melihat mata Risma yang sembab.
" Ehm.. I..iya Aku baik- baik saja kok. Memangnya kenapa...?"
"Pipi kamu kenapa...? Kok merah...?" tanya Taufik.
Iya , bekas tamparan Radit tadi malam ternyata masih meninggalkan bekas merah di pipi Risma.
"Oh... I... Ini .. Nggak...nggak papa kok, i..ini cuma alergi aja..." jawab Risma tergagap.
"Mas , aku masuk ke rumah dulu ya mau istirahat..." ucap Risma langsung meninggalkan Taufik kemudian masuk ke rumahnya.
Taufik terus menatap Risma hingga dia tak terlihat lagi.
"Woy... Istri orang itu... Jangan dilihatin terus ah, nanti naksir ..." ucap Bagas salah satu karyawan Taufik di peternakan sekaligus teman sekolahnya dulu.
Taufik yang sedang melamun pun sampai terlonjak karena kaget ditepuk pundaknya oleh Bagas.
"Ah B*rengs*k kamu, ngagetin aja..." ucap Taufik.
Bagas pun tertawa.
"Lagian ngelihatin istri orang sampai nggak kedip gitu. Zina mata itu namanya..."
Taufik hanya mendengus kesal pada Bagas.
"Kok dia pulang sendirian...? Suami sama anaknya nggak ikut...?" tanya Bagas.
"Nggak kali..." jawab Taufik.
"Jangan- jangan mereka lagi ada masalah terus Risma kabur dari rumah..."
"Sok tahu kamu..." sahut Taufik.
"Lah kan kamu pernah cerita sama aku kalau Risma waktu di rumah sakit pernah mengigau dan bilang kalau suaminya selingkuh..."
Iya, Bagas selain sahabat dan karyawan di peternakan, dia juga teman curhat Taufik. Saat Taufik tak sengaja bertemu Risma di jalan menuju Vila, Taufik menceritakan semuanya pada Bagas. Bagas juga tahu kalau sebenarnya dulu waktu mereka masih sekolah Taufik mencintai Risma. Tapi saat itu Taufik belum berani mengatakannya pada Risma karena Taufik sedang fokus pada kuliahnya.
Dan saat itu Risma masih duduk di bangku SMA kelas satu. Sebenarnya Risma juga naksir Taufik. Dia sudah lama menunggu Taufik mengatakan cinta padanya, namun hingga Risma lulus SMA Taufik tak kunjung mengatakan cintanya. Taufik hanya memberikan perhatian kepada Risma seperti seorang kakak kepada adiknya.
Dan di sisi lain Taufik mempunyai teman kuliah yang bernama Asih yang sering berangkat dan pulang kuliah bersama dengannya. Karena Taufik dan Asih begitu akrab, Risma pun merasa cemburu dan beranggapan bahwa Taufik tidak pernah menyukainya tapi dia menyukai Asih. Risma pun sedih dan patah hati karena tiga tahun penantiannya terhadap Taufik tidak membuahkan hasil. Tapi Risma tidak bisa berbuat apa- apa, Risma hanya memendam perasaannya seorang diri.
Apa lagi setelah lulus kuliah Taufik langsung merantau ke kota bersama Asih. Hati Risma bertambah sedih. Taufik dan Asih berangkat ke kota bersama . Tapi mereka bekerja di perusahaan yang berbeda. Taufik dan Asih hanya berteman saja. Dan tujuan Taufik ke kota adalah untuk bekerja dan menjadi orang yang sukses. Dan setelah mendapat pekerjaan tetap dia berencana akan melamar Risma dan menikahinya.
Tapi setelah tiga tahun bekerja di kota dan pulang setahun dua kali saja, Taufik dikagetkan dengan kabar pernikahan Risma bersama Radit. Taufik pun patah hati dan menyesal kenapa dia tidak mengatakan cintanya dulu pada Risma. Harusnya sebelum dia berangkat ke kota dia mengatakan cinta pada Risma dan meminta Risma untuk menunggunya. Tapi mungkin mereka memang tidak berjodoh. Setelah satu tahun Risma menikah, Taufik dijodohkan dengan Asih oleh kedua orang tuanya.
Iya, orang tua Taufik khawatir melihat Taufik yang begitu terpukul atas kabar menikahnya Risma dengan Radit, karena Taufik begitu mencintai Risma. Akhirnya Taufik dan Asih menikah dan lahirlah Afika. Tapi jodoh Taufik dan Asih ternyata hanya sembilan tahun saja. Enam bulan yang lalu Asih meninggal akibat penyakit yang sudah lama dia derita. Dan kini Taufik masih betah hidup menduda.
...****************...
keesokan harinya Risma duduk di meja makan sarapan bubur ayam yang dia beli di tukang bubur keliling. Tak lama kemudian Ridwan adik Risma datang.
"Mbak, udah sarapan...?"tanya Ridwan masuk ke ruang makan.
"Iya, nih sarapan bubur.. "
"Nih aku bawain sarapan malah mbak udah sarapan..." Ridwan meletakkan kotak makanan.
"Bawa apa kamu,...?" tanya Risma
"Ini tadi Tia sebelum berangkat kerja masak , dia menyuruhku memberikannya pada mbak Risma buat sarapan..."
Tia adalah istri Ridwan, dia adalah seorang guru bahasa indonesia di SMP swasta. Sedangkan Ridwan adalah PNS yang di bekerja di kantor kecamatan.
Risma lalu membuka kotakan makanan yang dibawa oleh sang adik. Di dalam sana ada nasi, ayam goreng dan juga tumis kangkung.
"Sampaikan makasih buat Tia, nanti makanannya mbak makan pas makan siang aja..." Risma menutup kembali kotak mananan tersebut.
"Kamu kok belum berangkat kerja...?" tanya Risma.
"Nanti mbak aku berangkatnya jam sembilan..."
"Mbak, mbak Risma ada apa sih pulang ke sini kok tumben sendirian, nggak ngajak anak- anak dan mas Radit...? Mbak lagi ada masalah ya...? " tanya Ridwan.
"Nggak kok..." Risma menunduk.
"Jangan bohong mbak, aku tahu mbak sedang tidak baik- baik saja. Mbak Risma ini kan saudaraku satu- satunya. Kalau ada masalah apa- apa cerita sama aku dong mbak, jangan diam saja..."
Risma tiba- tiba tidak bisa membendung air matanya. Kemudian Risma menceritakan semua permasalahan rumah tangganya kepada Ridwan.
"Apa mbak...? Mas Radit selingkuh...?" Ridwan kaget.Risma mengangguk.
"Keterlaluan sekali dia mbak. Benar- benar jahat mas Radit itu. Bahkan semua keluarganya juga ikutan jahat..." Ridwan emosi tidak terima kakak perempuan satu- satunya disakiti.
"Lalu rencana mbak Risma apa sekarang...? Mbak mau bertahan dengan rumah tangga mbak yang sudah tidak sehat ini atau mbak mau pisah...?" tanya Ridwan.
"Mbak belum tahu Ridwan, sekarang ini mbak hanya ingin menenangkan diri dulu. Mbak terlalu capek menghadapi semua ini. Mbak butuh ketenangan..."
"Iya mbak, mbak di sini aja dulu. Tapi aku benar- benar nggak terima dengan kelakuan mas Radit terhadap mbak. Mas Radit tidak hanya menyakiti hati mbak Risma saja, tapi mas Radit juga sudah melakukan KDRT mbak. Mbak bisa saja melaporkan mas Radit ke polisi mbak..." ucap Ridwan penuh emosi.
"Dan yang bikin aku kesal lagi kok bisa dia bilang tidak mencintai mbak Risma setelah sepuluh tahun menikahi mbak, dan punya dua orang anak. Benar- benar gila dia itu mbak. Memangnya selama sepuluh tahun ini mbak dianggap apa sama dia....? Pembantu...? Apa baby sister...?" tanya Radit.
"Ya.. mungkin itu sudah jadi nasib mbak kali Ridwan. Dari dulu sebelum mbak nikah, mbak tidak pernah dicintai oleh laki- laki yang mbak cintai. Dari dulu percintaan mbak memang tidak seberuntung orang- orang di luar sana..." sahut Risma.
"Laki- laki yang mbak cintai tidak ada yang membalas cintanya mbak. Dari dulu mbak selalu bertepuk sebelah tangan. Bahkan hingga menikah dan punya dua anak, mbak sama sekali tidak diinginkan oleh suami mbak sendiri..." Risma mengusap air matanya.
"Yang sabar ya mbak, aku yakin suatu hari nanti mbak akan menemukan kebahagiaan kok. Mbak harus kuat ya menghadapai semua cobaan ini. Kalau ada apa- apa ngomong saja sama aku ya mbak..." Ucap Ridwan sambil menggenggam tangan sang kakak.
"Makasih ya Ridwan..."
"Iya mbak..."
"Mbak , aku pulang ya, mau berangkat kantor..." ucap Ridwan.
"Iya, hati- hati ya..."
****
Setelah Ridwan pulang,Risma lalu pergi jalan- jalan keliling kampung. Udara pagi masih begitu segar dan sejuk. Pepohonan di pinggir jalan masih cukup banyak menambah keasrian kampung halaman Risma. Sesekali Risma berpapasan dengan para tetangga yang akan berangkat ke sawah, ataupun ke pasar . Ada yang naik sepeda dan juga ada yang naik motor. Mereka pun dengan sopan menyapa Risma. Iya, warga kampung di sini memang terkenal sopan dan ramah.Risma selalu betah jika sedang pulang kampung seperti ini.
Risma menyusuri jalan kampung dengan perasaan yang tenang. Sejenak dia bisa melupakan kemelut rumah tangganya.
"Kamu mau ke mana...?" tiba- tiba suara laki- laki mengagetkan Risma.
Risma menoleh ke arah laki- laki tersebut.
"Ih mas Taufik.. Ngagetin aja deh..."
Taufik malah tertawa. Sedangkan Risma memanyunkan bibirnya.
"Masa kayak gitu aja kaget... Makanya jangan melamun kalau lagi jalan..." ucap Taufik.
"Siapa yang melamun, orang aku lagi fokus menikmati udara segar kok..."
"Oh... Lagi fokus toh, pantesan dari tadi aku jalan di belakang kamu nggak nyadar..."
"Hah.. Jadi dari tadi mas Taufik ngikutin aku...?"
"Eh, siapa yang ngikutin kamu... Kamu aja yang dari tadi jalan di depan aku terus..." sahut Taufik.
" ih..."
Lagi- lagi Taufik tertawa.
"Kamu mau ke mana...?" tanya Taufik.
"Ke mana aja, terserah kaki ini mau melangkah ke mana..." jawab Risma.
"Jangan pergi- pergi sendirian, nanti tersesat lho..."
"Yee memangnya aku anak kecil apa...?"
"Mending kamu ikut aku aja..." ucap Taufik
"Ikut ke mana...?" tanya Risma.
"Ke peternakan aku. Nggak jauh kok dari sini. Nanti kamu aku kasih anak ayam..." jawab Taufik. Risma menoleh ke arah Taufik.
"Inget nggak kamu dulu suka sekali memelihara anak ayam, suka banget pelihara anak ayam warna warni..."
"Iya... Tapi anak ayamnya selalu mati..." sahut Risma.
"Iya lah soalnya kan anak ayamnya takut sama kamu..." ucap Taufik.
"Takut apa,,, memangnya aku musang..." Risma memukul lengan Taufik.
"Hahhaaa...." Taufik tertawa.
Akhirnya Risma pergi ke peternakan milik Taufik. Di sana Risma dibawa ke kandang anak ayam yang masih kecil, lucu dan menggemaskan. Iya, Risma memang suka sekali dengan anak ayam. Setelah puas melihat dan memberi makan anak ayam, Taufik lalu mengajak Risma memancing ikan. Mereka lomba mancing berdua, siapa yang dapat ikan duluan , dia yang menang.
Taufik seolah- olah sedang mengajak Risma kembali ke masa lalu. Dulu waktu mereka masih kecil, mereka suka sekali memancing ikan di kolam milik bapanya Taufik. Risma juga sering pergi bersama Taufik ke sungai kecil di pinggir sawah mencari ikan kecil lalu dipelihara di aquarium.
"Yeee... aku dapat ikan..." Seru Risma senang kailnya disambar ikan nila berukuran sedang.
Taufik tersenyum melihat Risma terlihat senang sekali berhasil mendapatkan ikan dengan pancingnya.
"Mas lihat nih aku dapat ikan . Kamu udah dapat belum...?" tanya Risma menghampiri Taufik.
"Belum..."
"Ah payah kamu mas, dari dulu selalu saja kalah kalau lomba mancing sama aku..."
"Baru dapat satu ikan kecil saja sudah sombong..." sahut Taufik.
"Yee dari pada kamu belum dapat apa- apa..."
"lihat aja, nanti juga aku dapat ikan yang lebih besar dari yang kamu dapat tadi..."
"Coba aja kalau bisa..."
Taufik lalu melempar kailnya tapi hingga beberapa lama kailnya tidak disambar ikan.
"Mas,,," ucap Risma.
"Apa...?"
"Pasangin umpannya dong..."
"Pasang sendiri lah..."
"Nggak mau ah geli..." jawab Risma karena umpan mancingnya menggunakan cacing tanah.
""Kamu geli sama ini...?" tanya Taufik sambil mendekatkan seekor cacing di depan wajah Risma.
"Haaaaa..... ih mas Taufik kamu jail banget sih....!" Risma memukul- mukul lengan Taufik.
Sedangkan Taufik tertawa puas karena berhasil mengerjai Risma.
"Ih ketawa lagi...."
"Lagian sama cacing aja takut, cemen banget sih..."
"Bukannya takut, tapi geli, tahu nggak.."
"Geli itu kalau dikelitikin,, "
"Au ah..." sahut Risma. Taufik itu memang masih saja seperti dulu, suka sekali meledek dan mengerjai Risma.
"Hei bos, ada yang nyariin tuh..." ucap Bagas tiba- tiba menghampiri Taufik dan Risma.
"Siapa...?"
"Tuhhhh..." Bagas menunjuk seorang perempuan cantik berpakaian serba ketat.
Dia adalah Sekar, janda kembang yang sudah ditinggal mati oleh suaminya satu tahun lalu. Selama ini, dia begitu tertarik pada Taufik hingga dia sering datang ke peternakan milik Taufik sekedar untuk mengirim makan siang untuknya.
"Siapa dia mas...?" tanya Risma pada Taufik.
"Dia... "
"Janda kembang yang lagi naksir si bos, mbak..." sahut Bagas.
"Ngawur kamu...." ucap Taufik sambil memukul kepala Bagas. Bagas pun meringis.
"Ohhhh...." jawab Risma.
"Selamat siang mas Taufik..." ucap Sekar.
"Siang..."
"Ini mas, Sekar kebetulan tadi masak banyak, jadi Sekar bawain makan siang untuk mas Taufik. Mas Taufik pasti belum makan siang kan...?" ucap Sekar.
"Ngapain kamu pake repot- repot bawain makan siang segala sih..." sahut Taufik.
"Ah nggak repot kok mas. Sekar malah senang bisa masakin makan siang buat mas Taufik..." jawab Sekar.
"Ehm.. Mas, aku pulang dulu ya..." ucap Risma yang tidak ingin mengganggu obrolan Taufik bersama Sekar.
"Risma tunggu..."
"Mas Taufik, ini makan siangnya, ayo dong dimakan nanti keburu dingin jadi nggak enak lho..." ucap sekar sambil menarik tangan Taufik hingga Taufik mengurungkan diri mengejar Risma.
Taufik lalu melotot pada Bagas merasa kesal kenapa dia mempersilahkan Sekar datang ke peternakan miliknya.
Bersambung...
daripada mental anak terus terganggu dengan kondisi yg tdk baik untuk mereka.... !!!
dgn bgitu km trlena radit.... yg ujungnya bikin km bkalan nyesel seumur hidupmu.... dan pelan tpi pasti km akn khilangan risma selamanya...
jgn bilang km baru sadar.... saat risma sdh jdi milik org lain.... & istri muda yg km bela... puja... bnggakn... trnyata hadirnya tk mmpu mnggntikan risma yg slm jdi istrimu sdh km abaikan.... km zdolimi...
biar risma cerai dari radit
jadikan keluarga radit hancur dan menyesal
jadikan risma cantik ye thor
aku benci tengok lelaki yg selalu mengenang masa lalu
lelaki nie mesti kerana cinta masa lalu jadi bodoh
bukan belajar menerima isteri yg ade kat depan mata
tak cinta tapi ade 2 anak
kasian juga liat si Risma GK dicintai suaminya makanya di abaikan,GK di perhatiin,bahkan disuruh mengerjakan pekerjaan rumah sendiri,sedangkan si Radit sangkin cintanya Ama si Eva,sampai sampai si Radit sendiri yg mengerjakan,dilayani bak ratu,dari nama panggilan aja Uda sakit banget Thor,si Eva di panggil baby,sedangkan si Risma nama aja.kyk gini Thor harusnya balasan untuk si Radit Ama keluarganya harus berkali lipat ...GK bisa bayangin jadi si risma
kalau mau cerai harus segera.. dan pergi tinggalkan keluarga Toxic macam mereka 👍😡
biar si Eva yg lagi Hamil kena karma nya tuhhhh 😤