NovelToon NovelToon
Suamiku Tidak Mencintaiku

Suamiku Tidak Mencintaiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh
Popularitas:50.7k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Karisma Putri, perempuan berusia tiga puluh dua tahun harus menerima kenyataan pahit bahwa sang suami yang bernama Radit, laki- laki yang begitu dia cintai sepenuh hati telah menodai pernikahannya dengan cara berselingkuh dengan perempuan dari masa lalunya.

Tak hanya itu, ternyata selama sepuluh tahun pernikanannya bersama Radit, dan sudah dikaruniai dua orang anak,Risma baru mengetahuinya jika suaminya itu tidak pernah mencintainya dan tidak pernah bahagian hidup bersamanya.

Risma baru mengetahui jika cintanya selama ini kepada Radit hanya bertepuk sebelah tangan.

Lalu apakah Risma bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya di tengah kehancuran hatinya...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30.Cerita masa lalu

"Mas Taufik..."

Karena pikirannya sedang kalut, Risma sampai tidak menyadari kalau Taufik sedang ada di depan rumah mengawasi anak buahnya yang sedang menimbang padi hasil panen kali ini. Iya, sudah lima tahun ini semenjak bapaknya meninggal,Taufik yang tadinya merantau ke kota kembali ke kampung meneruskan usaha tani dan perkebunan karet milik kedua orang tuanya.

Taufik juga membuka usaha lain yaitu peternakan ayam kampung, ayam petelor, dan ayam potong. Ada juga peternakan ikan lele, ikan gurame , ikan Mas dan ikan nila. Semua hasil peternakan tersebut di kirim ke pasar tradisional dan beberapa supermarket di kota.

Pedang ayam keliling di kampung-kampung dan juga warga yang ingin mengadakan hajatan juga sudah biasa mengambil ayam potong dari peternakan Taufik. Bisa dibilang udah Taufik di kampung sedang maju dan sukses. Dia juga mempunyai cukup banyak karyawan yang terdiri dari para tetangga. Sehingga Taufik tinggal mengawasinya saja.

Taufik menghampiri Risma. Kebetulan rumah orang tua Risma dan rumah Taufik sebelahan.

"Risma, ehm...kamu sendirian aja...?" tanya Taufik entah mengapa dia merasa grogi.

"Iya mas..."

" Tumben Rafa sama Sabila nggak ikut. Biasanya kalau kamu pulang kampung mereka selalu ikut..?"

"Mereka sama ayahnya..."

"Oh... "

"Tante Risma..." terdengar suara anak kecil memanggil. Risma dan Taufik menoleh.

Ternyata Afika anak perempuan Taufik yang baru pulang sekolah.

"Hai Fika..." sapa Risma.

Afika salim pada sang ayah kemudian salim pada Risma.

"Kok sudah pulang sekolahnya...?" tanya Risma sambil mengusap kepala Afika yang berbalut hijab warna putih.

"Iya tante gurunya mau rapat jadi Fika pulang lebih awal..."

"Oh gitu..."

"Tante , mas Rafa sama Sabila mana...?"

"Mas Rafa sama Sabila nggak ikut sayang, kan mereka sekolah sama kayak Fika..."

"Yah kirain mereka ikut, padahal Fika kangen pengin main bareng kayak dulu..."

"Nanti kalau liburan , tante ajak mereka ke sini biar bisa main sama Fika..." Afika mengangguk.

"Fika, sana masuk ke rumah, ganti baju, cuci tangan ,cuci kaki abis itu makan..." ucap Taufik pada sang putri.

"Iya pa... Eyang ada di rumah pa...?" tanya Fika.

"Eyang lagi ke pengajian , sebentar lagi pulang kok..."

"Tante, Fika masuk ke rumah dulu ya..."

"Iya sayang..." jawab Risma sambil tersenyum pada Afika. Afika lalu masuk ke rumah.

"Mas..."

"Hem.."

"Fika makin besar makin cantik ya mas, wajahnya mirip dengan almarhum mbak Asih ..." ucap Risma.

"Iya Risma ,wajah Fika mirip sekali dengan Asih..." jawab Taufik.

"Risma..."

"Iya...."

"Kamu baik- baik aja kan ...?" Taufik menatap lekat wajah Risma. Taufik heran melihat mata Risma yang sembab.

" Ehm.. I..iya Aku baik- baik saja kok. Memangnya kenapa...?"

"Pipi kamu kenapa...? Kok merah...?" tanya Taufik.

Iya , bekas tamparan Radit tadi malam ternyata masih meninggalkan bekas merah di pipi Risma.

"Oh... I... Ini .. Nggak...nggak papa kok, i..ini cuma alergi aja..." jawab Risma tergagap.

"Mas , aku masuk ke rumah dulu ya mau istirahat..." ucap Risma langsung meninggalkan Taufik kemudian masuk ke rumahnya.

Taufik terus menatap Risma hingga dia tak terlihat lagi.

"Woy... Istri orang itu... Jangan dilihatin terus ah, nanti naksir ..." ucap Bagas salah satu karyawan Taufik di peternakan sekaligus teman sekolahnya dulu.

Taufik yang sedang melamun pun sampai terlonjak karena kaget ditepuk pundaknya oleh Bagas.

"Ah B*rengs*k kamu, ngagetin aja..." ucap Taufik.

Bagas pun tertawa.

"Lagian ngelihatin istri orang sampai nggak kedip gitu. Zina mata itu namanya..."

Taufik hanya mendengus kesal pada Bagas.

"Kok dia pulang sendirian...? Suami sama anaknya nggak ikut...?" tanya Bagas.

"Nggak kali..." jawab Taufik.

"Jangan- jangan mereka lagi ada masalah terus Risma kabur dari rumah..."

"Sok tahu kamu..." sahut Taufik.

"Lah kan kamu pernah cerita sama aku kalau Risma waktu di rumah sakit pernah mengigau dan bilang kalau suaminya selingkuh..."

Iya, Bagas selain sahabat dan karyawan di peternakan, dia juga teman curhat Taufik. Saat Taufik tak sengaja bertemu Risma di jalan menuju Vila, Taufik menceritakan semuanya pada Bagas. Bagas juga tahu kalau sebenarnya dulu waktu mereka masih sekolah Taufik mencintai Risma. Tapi saat itu Taufik belum berani mengatakannya pada Risma karena Taufik sedang fokus pada kuliahnya.

Dan saat itu Risma masih duduk di bangku SMA kelas satu. Sebenarnya Risma juga naksir Taufik. Dia sudah lama menunggu Taufik mengatakan cinta padanya, namun hingga Risma lulus SMA Taufik tak kunjung mengatakan cintanya. Taufik hanya memberikan perhatian kepada Risma seperti seorang kakak kepada adiknya.

Dan di sisi lain Taufik mempunyai teman kuliah yang bernama Asih yang sering berangkat dan pulang kuliah bersama dengannya. Karena Taufik dan Asih begitu akrab, Risma pun merasa cemburu dan beranggapan bahwa Taufik tidak pernah menyukainya tapi dia menyukai Asih. Risma pun sedih dan patah hati karena tiga tahun penantiannya terhadap Taufik tidak membuahkan hasil. Tapi Risma tidak bisa berbuat apa- apa, Risma hanya memendam perasaannya seorang diri.

Apa lagi setelah lulus kuliah Taufik langsung merantau ke kota bersama Asih. Hati Risma bertambah sedih. Taufik dan Asih berangkat ke kota bersama . Tapi mereka bekerja di perusahaan yang berbeda. Taufik dan Asih hanya berteman saja. Dan tujuan Taufik ke kota adalah untuk bekerja dan menjadi orang yang sukses. Dan setelah mendapat pekerjaan tetap dia berencana akan melamar Risma dan menikahinya.

Tapi setelah tiga tahun bekerja di kota dan pulang setahun dua kali saja, Taufik dikagetkan dengan kabar pernikahan Risma bersama Radit. Taufik pun patah hati dan menyesal kenapa dia tidak mengatakan cintanya dulu pada Risma. Harusnya sebelum dia berangkat ke kota dia mengatakan cinta pada Risma dan meminta Risma untuk menunggunya. Tapi mungkin mereka memang tidak berjodoh. Setelah satu tahun Risma menikah, Taufik dijodohkan dengan Asih oleh kedua orang tuanya.

Iya, orang tua Taufik khawatir melihat Taufik yang begitu terpukul atas kabar menikahnya Risma dengan Radit, karena Taufik begitu mencintai Risma. Akhirnya Taufik dan Asih menikah dan lahirlah Afika. Tapi jodoh Taufik dan Asih ternyata hanya sembilan tahun saja. Enam bulan yang lalu Asih meninggal akibat penyakit yang sudah lama dia derita. Dan kini Taufik masih betah hidup menduda.

...****************...

keesokan harinya Risma duduk di meja makan sarapan bubur ayam yang dia beli di tukang bubur keliling. Tak lama kemudian Ridwan adik Risma datang.

"Mbak, udah sarapan...?"tanya Ridwan masuk ke ruang makan.

"Iya, nih sarapan bubur.. "

"Nih aku bawain sarapan malah mbak udah sarapan..." Ridwan meletakkan kotak makanan.

"Bawa apa kamu,...?" tanya Risma

"Ini tadi Tia sebelum berangkat kerja masak , dia menyuruhku memberikannya pada mbak Risma buat sarapan..."

Tia adalah istri Ridwan, dia adalah seorang guru bahasa indonesia di SMP swasta. Sedangkan Ridwan adalah PNS yang di bekerja di kantor kecamatan.

Risma lalu membuka kotakan makanan yang dibawa oleh sang adik. Di dalam sana ada nasi, ayam goreng dan juga tumis kangkung.

"Sampaikan makasih buat Tia, nanti makanannya mbak makan pas makan siang aja..." Risma menutup kembali kotak mananan tersebut.

"Kamu kok belum berangkat kerja...?" tanya Risma.

"Nanti mbak aku berangkatnya jam sembilan..."

"Mbak, mbak Risma ada apa sih pulang ke sini kok tumben sendirian, nggak ngajak anak- anak dan mas Radit...? Mbak lagi ada masalah ya...? " tanya Ridwan.

"Nggak kok..." Risma menunduk.

"Jangan bohong mbak, aku tahu mbak sedang tidak baik- baik saja. Mbak Risma ini kan saudaraku satu- satunya. Kalau ada masalah apa- apa cerita sama aku dong mbak, jangan diam saja..."

Risma tiba- tiba tidak bisa membendung air matanya. Kemudian Risma menceritakan semua permasalahan rumah tangganya kepada Ridwan.

"Apa mbak...? Mas Radit selingkuh...?" Ridwan kaget.Risma mengangguk.

"Keterlaluan sekali dia mbak. Benar- benar jahat mas Radit itu. Bahkan semua keluarganya juga ikutan jahat..." Ridwan emosi tidak terima kakak perempuan satu- satunya disakiti.

"Lalu rencana mbak Risma apa sekarang...? Mbak mau bertahan dengan rumah tangga mbak yang sudah tidak sehat ini atau mbak mau pisah...?" tanya Ridwan.

"Mbak belum tahu Ridwan, sekarang ini mbak hanya ingin menenangkan diri dulu. Mbak terlalu capek menghadapi semua ini. Mbak butuh ketenangan..."

"Iya mbak, mbak di sini aja dulu. Tapi aku benar- benar nggak terima dengan kelakuan mas Radit terhadap mbak. Mas Radit tidak hanya menyakiti hati mbak Risma saja, tapi mas Radit juga sudah melakukan KDRT mbak. Mbak bisa saja melaporkan mas Radit ke polisi mbak..." ucap Ridwan penuh emosi.

"Dan yang bikin aku kesal lagi kok bisa dia bilang tidak mencintai mbak Risma setelah sepuluh tahun menikahi mbak, dan punya dua orang anak. Benar- benar gila dia itu mbak. Memangnya selama sepuluh tahun ini mbak dianggap apa sama dia....? Pembantu...? Apa baby sister...?" tanya Radit.

"Ya.. mungkin itu sudah jadi nasib mbak kali Ridwan. Dari dulu sebelum mbak nikah, mbak tidak pernah dicintai oleh laki- laki yang mbak cintai. Dari dulu percintaan mbak memang tidak seberuntung orang- orang di luar sana..." sahut Risma.

"Laki- laki yang mbak cintai tidak ada yang membalas cintanya mbak. Dari dulu mbak selalu bertepuk sebelah tangan. Bahkan hingga menikah dan punya dua anak, mbak sama sekali tidak diinginkan oleh suami mbak sendiri..." Risma mengusap air matanya.

"Yang sabar ya mbak, aku yakin suatu hari nanti mbak akan menemukan kebahagiaan kok. Mbak harus kuat ya menghadapai semua cobaan ini. Kalau ada apa- apa ngomong saja sama aku ya mbak..." Ucap Ridwan sambil menggenggam tangan sang kakak.

"Makasih ya Ridwan..."

"Iya mbak..."

"Mbak , aku pulang ya, mau berangkat kantor..." ucap Ridwan.

"Iya, hati- hati ya..."

****

Setelah Ridwan pulang,Risma lalu pergi jalan- jalan keliling kampung. Udara pagi masih begitu segar dan sejuk. Pepohonan di pinggir jalan masih cukup banyak menambah keasrian kampung halaman Risma. Sesekali Risma berpapasan dengan para tetangga yang akan berangkat ke sawah, ataupun ke pasar . Ada yang naik sepeda dan juga ada yang naik motor. Mereka pun dengan sopan menyapa Risma. Iya, warga kampung di sini memang terkenal sopan dan ramah.Risma selalu betah jika sedang pulang kampung seperti ini.

Risma menyusuri jalan kampung dengan perasaan yang tenang. Sejenak dia bisa melupakan kemelut rumah tangganya.

"Kamu mau ke mana...?" tiba- tiba suara laki- laki mengagetkan Risma.

Risma menoleh ke arah laki- laki tersebut.

"Ih mas Taufik.. Ngagetin aja deh..."

Taufik malah tertawa. Sedangkan Risma memanyunkan bibirnya.

"Masa kayak gitu aja kaget... Makanya jangan melamun kalau lagi jalan..." ucap Taufik.

"Siapa yang melamun, orang aku lagi fokus menikmati udara segar kok..."

"Oh... Lagi fokus toh, pantesan dari tadi aku jalan di belakang kamu nggak nyadar..."

"Hah.. Jadi dari tadi mas Taufik ngikutin aku...?"

"Eh, siapa yang ngikutin kamu... Kamu aja yang dari tadi jalan di depan aku terus..." sahut Taufik.

" ih..."

Lagi- lagi Taufik tertawa.

"Kamu mau ke mana...?" tanya Taufik.

"Ke mana aja, terserah kaki ini mau melangkah ke mana..." jawab Risma.

"Jangan pergi- pergi sendirian, nanti tersesat lho..."

"Yee memangnya aku anak kecil apa...?"

"Mending kamu ikut aku aja..." ucap Taufik

"Ikut ke mana...?" tanya Risma.

"Ke peternakan aku. Nggak jauh kok dari sini. Nanti kamu aku kasih anak ayam..." jawab Taufik. Risma menoleh ke arah Taufik.

"Inget nggak kamu dulu suka sekali memelihara anak ayam, suka banget pelihara anak ayam warna warni..."

"Iya... Tapi anak ayamnya selalu mati..." sahut Risma.

"Iya lah soalnya kan anak ayamnya takut sama kamu..." ucap Taufik.

"Takut apa,,, memangnya aku musang..." Risma memukul lengan Taufik.

"Hahhaaa...." Taufik tertawa.

Akhirnya Risma pergi ke peternakan milik Taufik. Di sana Risma dibawa ke kandang anak ayam yang masih kecil, lucu dan menggemaskan. Iya, Risma memang suka sekali dengan anak ayam. Setelah puas melihat dan memberi makan anak ayam, Taufik lalu mengajak Risma memancing ikan. Mereka lomba mancing berdua, siapa yang dapat ikan duluan , dia yang menang.

Taufik seolah- olah sedang mengajak Risma kembali ke masa lalu. Dulu waktu mereka masih kecil, mereka suka sekali memancing ikan di kolam milik bapanya Taufik. Risma juga sering pergi bersama Taufik ke sungai kecil di pinggir sawah mencari ikan kecil lalu dipelihara di aquarium.

"Yeee... aku dapat ikan..." Seru Risma senang kailnya disambar ikan nila berukuran sedang.

Taufik tersenyum melihat Risma terlihat senang sekali berhasil mendapatkan ikan dengan pancingnya.

"Mas lihat nih aku dapat ikan . Kamu udah dapat belum...?" tanya Risma menghampiri Taufik.

"Belum..."

"Ah payah kamu mas, dari dulu selalu saja kalah kalau lomba mancing sama aku..."

"Baru dapat satu ikan kecil saja sudah sombong..." sahut Taufik.

"Yee dari pada kamu belum dapat apa- apa..."

"lihat aja, nanti juga aku dapat ikan yang lebih besar dari yang kamu dapat tadi..."

"Coba aja kalau bisa..."

Taufik lalu melempar kailnya tapi hingga beberapa lama kailnya tidak disambar ikan.

"Mas,,," ucap Risma.

"Apa...?"

"Pasangin umpannya dong..."

"Pasang sendiri lah..."

"Nggak mau ah geli..." jawab Risma karena umpan mancingnya menggunakan cacing tanah.

""Kamu geli sama ini...?" tanya Taufik sambil mendekatkan seekor cacing di depan wajah Risma.

"Haaaaa..... ih mas Taufik kamu jail banget sih....!" Risma memukul- mukul lengan Taufik.

Sedangkan Taufik tertawa puas karena berhasil mengerjai Risma.

"Ih ketawa lagi...."

"Lagian sama cacing aja takut, cemen banget sih..."

"Bukannya takut, tapi geli, tahu nggak.."

"Geli itu kalau dikelitikin,, "

"Au ah..." sahut Risma. Taufik itu memang masih saja seperti dulu, suka sekali meledek dan mengerjai Risma.

"Hei bos, ada yang nyariin tuh..." ucap Bagas tiba- tiba menghampiri Taufik dan Risma.

"Siapa...?"

"Tuhhhh..." Bagas menunjuk seorang perempuan cantik berpakaian serba ketat.

Dia adalah Sekar, janda kembang yang sudah ditinggal mati oleh suaminya satu tahun lalu. Selama ini, dia begitu tertarik pada Taufik hingga dia sering datang ke peternakan milik Taufik sekedar untuk mengirim makan siang untuknya.

"Siapa dia mas...?" tanya Risma pada Taufik.

"Dia... "

"Janda kembang yang lagi naksir si bos, mbak..." sahut Bagas.

"Ngawur kamu...." ucap Taufik sambil memukul kepala Bagas. Bagas pun meringis.

"Ohhhh...." jawab Risma.

"Selamat siang mas Taufik..." ucap Sekar.

"Siang..."

"Ini mas, Sekar kebetulan tadi masak banyak, jadi Sekar bawain makan siang untuk mas Taufik. Mas Taufik pasti belum makan siang kan...?" ucap Sekar.

"Ngapain kamu pake repot- repot bawain makan siang segala sih..." sahut Taufik.

"Ah nggak repot kok mas. Sekar malah senang bisa masakin makan siang buat mas Taufik..." jawab Sekar.

"Ehm.. Mas, aku pulang dulu ya..." ucap Risma yang tidak ingin mengganggu obrolan Taufik bersama Sekar.

"Risma tunggu..."

"Mas Taufik, ini makan siangnya, ayo dong dimakan nanti keburu dingin jadi nggak enak lho..." ucap sekar sambil menarik tangan Taufik hingga Taufik mengurungkan diri mengejar Risma.

Taufik lalu melotot pada Bagas merasa kesal kenapa dia mempersilahkan Sekar datang ke peternakan miliknya.

Bersambung...

1
Daulat Pasaribu
yap betul kata bude yati
Ma Em
Sudahlah Risma kamu tdk usah pikirkan Radit lagi biarkan Radit bersama selingkuhannya yg penting sekarang Risma harus bahagia bersama Rafa kalau sdh masa idahnya berakhir langsung saja OTW menuju halal dgn Taufik semoga Risma dan Taufik selalu bahagia
Hera
lanjuttt yaa
Daulat Pasaribu
mampos kau Radit,baru segini aja Uda nangis.gimana sama perasaan si Risma,dari awal nikah sampai punya anak dua yg Uda mulai besar,tetap kamu abaikan bahkan GK perduli.klo bisa lebih dari ini kamu dapatkan.aku GK rela kau mati cepat Radit,klo bisa kau lihat dulu kebahagiaan mantan istrimu si Risma di perlakukan bak ratu sama suami barunya,aku sih berharap nya risma Ama taufik
Uthie
rasain 😝😏😏😏
Haerul Anwar
mampus Lo anjing Radit
Haerul Anwar
p
Haerul Anwar
mampus Lo anjing
sutiasih kasih
wkwkwkkkm gmn radit.... turun jabatan... turun jga hrga dirimu di mata wanita yg km bela mati2an...
g turun jabatan aj km sll di kendalikn eva.... ap lgi skrg... jdi keset kmunya😅😅
Salsabiela
Kamu bisa mewek juga Radit...? Dulu aja kamu gagah bgt tiap hari nidurin Eva smpai berkali" , sampi Risma kamu anggurin. sekarang aja pas udah penyakitan baru ingat sama Risma
Salsabiela
nggak yakin Eva bakalan masih setia sama Radit sih kl keadaanya ky gitu
Salsabiela
udah mulai licik tuh si pelakor 😡😡
Yati Syahira
rasain nikmati wanita oujaanmu dan ibumu ,sana risma tdk di anggap ada tdk usah lebay nangis
Asmara
mewek kan kamu Radit /Facepalm//Facepalm/
Hera
nikmatin tuh Radit semuakan pilihanmu
Ma Em
Jangan nangis kamu Radit makan tuh cinta sekarang bagaimana rasanya punya istri tercinta tapi tdk mai ngurus suami skrg kamu baru ingat Risma setelah hidupmu susah makanya kalau sdh hdp enak mapan jgn belagu kalau si Eva mah kalau hdp kamu senang baru Eva mau ngurus kamu kalau hdp mu susah mana mau Eva ngurus kamu namanya pelakor mah mau enaknya doang setelah Radit susah pasti ditendang sama si Eva itulah balasan untukmu Radit punya istri solehah kamu sia sia
Nur Adam
lnjut
Hera
mulai deh Radit ngerasain tuh gimana dikecewakan bentar lagi mungkin ditinggalkan sama si Eva
Daulat Pasaribu
jgn dibuat si Radit cepat mati Thor enak aja langsung mati GK ada hukuman untuk dia Ama keluarganya,apalagi si pelakor
sutiasih kasih
mana mau eva brtahan dgnmu radittt.... lha gajimu cm seuprit....
inget y radit.... beda istri beda rizkinya...
km mnikah dgn risma.... jabatanmu di kantor makin moncer.... krna risma mngabdi dan mndoakan suaminya setulus hati....
tpi justru doa yg tak hnti risma langitkn siang malam.... km balas dgn pnghianatan dan ktidak adilan...
istri sah km beri nafkah seadanya... sdangkn selingkuhanmu km beri berlipat2 ganda untuk ber senang2...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!