Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal Lagi
"Apa yang dia cari," gumam Ryan.
"Apa mungkin ada sesuatu yang kita lewatkan Tuan," ucap Jack.
"Tidak, sepertinya Tidak ada yang kita lewatkan, kita tetap awasi saja. Kau urus yang lain saja dan masalah ini aku yang akan urus," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," ucap Jack.
Ryan pun memutuskan untuk pergi ke penjara yang ada di ruang bawah tanah tersebut lalu menghampiri seorang pria yang sudah tidak terlihat baik-baik saja.
"Apa kabar? bagaimana kabarmu?" tanya Ryan pada pria tersebut.
"Ah, aku lupa kau tidak bisa bicara ya," lanjut Ryan.
"Tuan," panggil Jack.
"Bagaimana? apa dia sudah membuka suaranya dan mengatakan siapa yang menyuruh melakukannya?" tanya Ryan.
"Belum, Tuan. Dia belum mengatakan apapun," ucap Jack.
"Apa kau ingin melindungi orang yang menyuruhmu? aku kagum dengan kesetiaanmu pada majikanmu itu. Baik, kalau begitu aku akan menunggu sampai kau mengatakannya dan sebelum kau mengatakannya aku akan tetap membuatmu hidup," ucap Ryan lalu pergi meninggalkan pria tersebut.
Disisi lain, Disha yang merasa bosan pun memainkan ponselnya hingga tiba-tiba ia teringat ruang kerja Ryan, "Dia lagi pergi kan, aku harus bisa masuk ke ruang kerjanya. Kemarin gue lihat Ryan masukin kuncinya di saku jaketnya," gumam Disha dan mulai mencari kunci tersebut.
Namun, sayang. Disha tidak mendapatkan apa yang dia dapat karena kunci tersebut sudah tidak ada di dalam jaket tersebut. "Kemarin kayalnya Ryan taruh disini deh, kok gak ada. Ish harusnya gue ambil kemarin," gumam Disha.
Disha pun mencari cara agar ia bisa membuka ruang kerja Ryan, ia mencari cara di ponselnya dan mulai mengeksekusikannya.
"Susah banget sih ini," ucap Disha.
"Apanya yang susah?" tanya Ryan yang baru saja datang.
"Ah, ini susah banget mau duduk," ucap Disha dan mencoba untuk duduk.
"Kenapa duduk dilantai? kan ada sofa?" tanya Ryan.
"Pengen aja duduk di lantai, aku biasanya duduk di lantai soalnya gak terbiasa duduk di sofa," ucap Disha dan diangguki Ryan lalu menghampiri Disha dan menarik sang istri untuk duduk di pinggir ranjang.
"Masih sakit?" tanya Ryan yang membuat pipi Disha merah merona.
"Gak kok," ucap Disha.
"Tapi, kemarin aku agak kasar. Maaf ya aku gak akan kayak gitu lagi. lain kali aku akan lembut," ucap Ryan.
"Iya, gapapa kok. Mas," jawab Disha dan Ryan pun memeluk Disha.
"Kamu istirahat aja," ucap Ryan.
"Capek aku istirahat terus, oh iya kamu kok cepet banget pulangnya katanya keluar?" tanya Disha.
"Iya, kan aku bilang cuma sebentar," ucap Ryan.
"Ya, tapi ini sebentar banget. Kayaknya gak sampai 30 menit deh," ucap Disha.
"Tempatnya emang deket dari mansion kok," ucap Ryan.
"Aku kira ke kantor," ucap Disha.
"Gak, hari ini aku gak ke kantor," ucap Ryan.
"Tapi, tunggu. Kenapa kamu kemarin ke kantorku? Kein grup beneran mau kerjasama sama perusahaanku?" tanya Disha.
"Bukan kerja sama sih, hanya berkunjung saja," ucap Ryan dan Disha menatap lekat sang suami.
"Kamu mau mengakuisisi perusahaan?" tanya Disha.
"Ketahuan ya?" tanya Ryan.
"Kenapa?' tanya Disha.
"Kamu gak suka Kein grup mengakuisisi perusahaanmu?" tanya Ryan.
"Bu-bukan gitu, maksudnya kaan Kein grup salah satu perusahaan besar dan kayaknya gak mungkinlah sampai mau mengakuisisi perusahaan kelas bawah kayak perusahaan tempatku kerja," ucap Disha.
"Kata siapa? justru perusahaan swasta kayak perushaanmu yang paling membuat Kein grup untung besar," ucap Ryan dan masuk ke dalam ruang kerjanya.
Baru saja Disha akan mengikuti Ryan, ternyata Ryan sudah mengunci ruang kerjanya. "Gagal lagi," gumam Disha.
Ryan yang ada di ruang kerjanya pun melihat ke arah pintu dan melihat sebuah jepit rambut, "Apa yang sebenarnya dia cari, kenapa dia ingin sekali masuk ke sini," gumam Ryan dan mengambil jepit rambut yang digunakan Disha untuk membuka pintu tersebut.
Ya, Ryan tadi melihat jika Disha di depan pintu ruang kerjanya dan berusaha untuk membuka pintu tersebut, Ryan kembali teringat tentang cctv yang di tunjukkan Jack padanya.
Ryan pun membuka laptop dan melihat cctv yang saat ini merekam Disha di luar, terlihat jelas jika Disha mencoba menguping di depan pintu ruang kerjanya dan tak lama Disha mondar mandir di kamar lalu mencari sesuatu di saku jaket Ryan.
"Apa yang dia cari?" tanya Ryan lalu ia menutup laptopnya dan keluar drai ruang kerjanya.
Ryan memergoki Disha yang tengah merogoh saku jaketnya, "Apa yang kamu cari?" tanya Ryan.
"Ah, kaget aku, oh i-itu aku gak cari apa-apa kok, aku mau cuci jaket ini, tapi aku takut ada sesuatu di dalamnya makanya aku cari soalnya mau aku keluarin. Ternyata gak ada, jadi yaudah aku bawa turun dulu ya buat di cuci," ucap Disha.
Disha pun keluar dari kamar, Disha memegang dadanya, Disha benar-benar takut dan gugup disaat yang bersamaan. "Gue gak ketahuan kan, semoga aja gak. Gawat kalau gue sampai ketahuan," gumam Disha dan turun ke tempat cuci baju yang ada di mansion.
"Biar saya saja Nyonya," ucap Citra.
"Makasih ya," ucap Disha.
"Iya, Nyonya," jawab Citra.
"Aku kayaknya belum pernah keliling mansion deh, kamu mau nemenin aku gak?" tanya Disha pada Citra.
"Tentu saja Nyonya, mari saya temani untuk berkeliling mansion," ucap Citra.
Disha dan Citra pun berkeliling mansion, tentunya Citra hanya mengajak Disha ke tempat yang boleh di kunjungi di mansion. "Itu rumah apa?" tanya Disha yang melihat rumah di kejauhan.
"Itu rumah pelanyan, Nyonya. Tapi, dulu karena terjadi kebakaran sekarang rumah itu sudah tidak di tempati," ucap Citra dan diangguki Disha.
"Kenapa gak sekalian di robohkan saja, disana bagus kayaknya kalau di tanam bunga-bunga?" tanya Disha.
"Di dalamnya masih ada barang-barang penting Nyonya, jadi masih belum di bereskan," ucap Citra.
"Oh gitu," jawab Disha.
'Aku hampir keceplosan disana ada persenjataan milik Tuan. Lagian aku lupa untuk menutup pagarnya, jadinya rumah itu kelihatan,' ucap Citra dalam hati.
Ya, rumah tersebut sebenarnya rumah untuk tempat persenjataan milik Ryan, rumah tersebut terkesan tidak terawat karena Ryan memang menatanya seperti itu padahal rumah tersebut sudah dilapisi dengan teknologi untuk mengamankan isi di dalamnya, dengan kata lain rumah tersebut adalah jantung dari mansion mewah milik Ryan.
Disha dan Citra pun kembali melanjutkan perjalanan mereka keliling mansion, hingga akhirnya mereka sampai di taman belakang mansion.
"Bagus banget bunganya warna kuning gitu," ucap Disha.
"Tapi, Nyonya jangan pegang bunga itu," ucap Citra saat Disha akan memgang bunga itu.
"Kenapa? bunganya cantik kok," tanya Disha.
.
.
.
Tbc...
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.