Ayumi adalah gadis yatim piatu blasteran Jepang-Indonesia. Ayumi memiliki dua kakak laki-laki yang tidak beruntung dalam membangun mahligai rumah tangga. Kakaknya yang pertama bernama Tommy harus menjadi duda keren kehilangan istrinya yang seorang pramugari bernama Dena karena kecelakaan pesawat. Dari pernikahan mereka berdua, dikarunai anak perempuan bernama Hana. Sedangkan kakaknya yang nomor dua bernama Kenzi bercerai dengan istrinya karena kepergok selingkuh dengan rekan kerjanya.
Ayumi yang sejak usia 15 tahun tinggal bersama kedua kakaknya setelah orang tuanya meninggal karena covid berusaha mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya. Agar dirinya bisa hidup bebas tanpa harus mengurus rumah tangga dan keponakannya yang masih berumur 4 tahun.
Disini lah cerita dimulai. Suka duka Ayumi mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya mengalami banyak sekali rintangan. Bagaimana kisahnya yuk silahkan diikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewica Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Kenzi Mengajak Rania Kencan
"Serius kamu Nia? " tanya Andien dari balik ponselnya.
"Iya kita ketemu lagi ndien. Cowok yang bantuin aku pas ban motorku bocor." jawab Rania dengan mode bahagia.
"Trus...trus...dia ajak kamu ketemuan lagi ? " tanya Andien sambil tangan kanannya sibuk goreng tempe untuk makan malam.
"Iya, katanya nanti hubungi aku kalo mau ketemu." jawab Rania.
"Wah selamat ya Nia, ini suatu kemajuan, acara perjodohan gagal, si pujaan hati datang dalam kehidupanmu. Kok bisa pas gitu ya...ah namanya kehidupan, gak ada suatu yang kebetulan." tukas Andien sambil duduk di meja makan.
Dia yang bertanya dan dia juga yang menjawab pertanyaannya sendiri.
"Do'akan ndien, dia jodohku." sahut Rania dari balik telpon.
"Iya aku do'ain. Aku gak jadi ngenalin bosku kalo gitu, kan kamu udah ketemu si Arjuna hehe..." tukas Andien terkekeh.
"Iya maaf ya, kasihan juga tuh adiknya carikan calon istri buat kakaknya, tapi gimana, aku udah ketemu tambatan hati..."
Eee...
"Ah gampang, nanti juga bakal ketemu jodohnya sendiri si bos. Dia itu sepertinya masih ogah-ogahan menikah lagi Nia, aku masih ingat dia ngamuk di ruangannya setelah tahu istrinya selingkuh, mana ninu ninu dirumahnya, diatas ranjang mereka berdua pula.
Trus besoknya, si bos gak masuk karena dijebloskan sama istri pria idaman lain istrinya dengan tuduhan penganiayaan. Suaminya ngarang cerita katanya bos aku saingan bisnis dia dan gak terima kalah tender. " cerita Andien.
"Trus...? " Rania jadi kepo dengerin kisah kelam rumah tangga bosnya Andien.
"Bosku akhirnya bisa bebas Nia, dibantu sama pengacara sahabat almarhum papanya. Bosku dan sodaranya kan udah dianggap anak sama sahabat almarhum papanya." jawab Andien.
"Kasihan ya, pasti hatinya terluka banget." tukas Rania prihatin.
"Iya lah Nia, dia itu sayang banget loh sama istrinya, minta apa aja dituruti, pingin kasih surprise istrinya,malah dia yang dikasih surprise. Tapi bosku itu hebat, dia bisa menyembunyikan rasa sakit hatinya loh Nia. Setelah cerai resmi sama istrinya, dia biasa aja, dikantor ya gak ada perubahan sama sifatnya, tapi gak tau juga kan isi hatinya..." cerita Andien.
"Iya juga..." jawab Rania.
"Astagfirullah...aduh keasyikan ngobrol tempe ku gosong." seru Andien dari balik telpon.
"Hahahaha..." Nia tertawa ngakak.
"Dah dulu Nia bye..." Andien langsung menutup sambungan telponnya.
"Asem...lupa kalo goreng tempe..." Andien ngedumel aja sambil mengangkat tempenya yang gosong dan membuangnya ditempat sampah.
Rania masih tertawa sambil melihat sebuah pesan singkat masuk di ponselnya. Ternyata Kenzi memberi kabar bahwa dia sudah sampai rumahnya dengan mengirim foto depan teras rumahnya. Dan terlihat satu lagi mobil terparkir dicarport.
"Seperti tahu mobil itu. " gumam Rania, tapi dia mengabaikan, Rania membereskan barangnya hendak pulang kerumah, karena akan masuk magrib.
Sementara itu Kenzi yang sudah tiba dirumahnya masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"Hei bang, gimana acara jalan-jalannya? " tanya Kenzi basa basi sambil duduk disofa single dan mengambil segelas es teh milik Ayumi yang dia minum.
"Eh main nyosor aja, itu punyaku. " protes Ayumi sambil memanyunkan bibirnya.
"Haus." jawab Kenzi santai padahal dia bawa satu cup gelas white coffee.
"Haus itu bawa kopi emang gak bisa ngilangin haus? " sahut Ayumi kesal.
"Masih panas. " jawabnya santai padahal udah hangat dan sudah diminum separuh oleh Kenzi.
Ayumi hanya mendengus kesal, dia udah hapal dengan abangnya yang satu ini suka iseng makan atau minum miliknya.
"Minggu depan kalo gak ada acara kita diundang makan malam sama om Burhan. Dan sekaligus aku mau kenalin kamu ke Rania." tukas Tommy.
"Rania keponakannya om Burhan, bukannya sudah sama abang? " tanya Kenzi agak bingung.
"Kita gak bisa melanjutkan hubungan ini Kenzi. Kami berdua sepakat menjalin hubungan pertemanan aja. Baik aku dan Rania sama-sama tidak merasakan getaran cinta diantara kita berdua." jawab Tommy.
"Serius?! Orang secakep bang Tommy tidak membuat dia jatuh hati. Agak aneh perempuan ini? " tukas Kenzi terkekeh.
"Cakep kalo gak masuk kriteria juga gak bakal bisa jatuh cinta bang. Emang orang menikah makan gantengnya aja. Kalo gak ada duit mau makan apa? Makan ganteng? " sahut Ayumi.
"Iya bener juga kamu, tumben cerdas." sarkas Kenzi ketawa.
"Duh punya abang gini-gini amat." cibir Ayumi kesal.
Tommy hanya geleng-geleng kepalanya saja, Kenzi emang suka iseng ngejailin Ayumi.
"Jadi kamu bisa minggu depan kerumah om Burhan? " tanya Tommy lagi.
"Belum bisa jawab bang, nanti aku tanya Andien ada jadwal meeting gak? " tukas Kenzi.
"Ya elah, ini makan malamnya waktu weekend bang. Sok sibuk, gak mau dikenalin dia bang sama kak Rania." sahut Ayumi.
"Bukan gak mau, gak enak aja, kan awalnya dijodohin sama bang Tommy, kenapa sekarang berubah jadi aku." elak Kenzi yang memang ogah-ogahan dijodohin.
"Dicoba aja dulu Ken, kamu juga udah kelamaan menduda, siapa tahu jodoh kamu. " tukas Tommy pada adiknya.
"Ya udah terserah abang lah. Aku mau mandi gerah." jawab Kenzi sambil beranjak dari sofanya dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Kenzi menutup pintu kamarnya dan duduk di tepi tempat tidurnya. Bertemu dengan Vina membuat hatinya bergejolak. Dia selama ini menyimpan rasa sakit yang luar biasa. Kenzi mengusap wajahnya dengan kasar. Sialnya dipikirannya masih terbayang tubuh istrinya yang tanpa busana bergulat dengan pria idaman lain, diatas kasurnya.
Setelah bercerai rumah dan seisinya dia berikan kepada Vina, Kenzi memilih keluar dengan hanya membawa pakaian dan dokumennya saja. Dia enggan menempati rumah itu merasa membawa sial dalam kehidupannya.
Dia kubur semua kenangan bersama Vina. Wanita yang membuatnya bucin hingga tidak sadar bahwa Vina mengkhianatinya.
"Rania..." tukas Kenzi melihat pesan balasan yang masuk ke aplikasi whatshapnya.
"Saya juga udah dirumah. "
Rania mengirim foto bahwa dirinya juga sudah berada dikamarnya tapi dia mengambil foto tablet diatas meja rias Rania.
Kenzi tersenyum melihat foto Rania, entah kenapa ada dorongan dalam dirinya ingin mengajak perempuan itu berkenalan. Padahal selama ini Kenzi acuh tak acuh dengan makhluk yang namanya perempuan. Karena sebagian besar yang mendekatinya hanya mengincar popularitas dan uang Kenzi.
Pekerjaan Vina yang sebagai model papan atas sekaligus influencer membuat Kenzi ikut terkenal. Apalagi Kenzi juga tampan dan memiliki postur tubuh tinggi dan perut sixpack. Sukses mendapat julukan pasangan serasi, tampan dan cantik. Kenzi sama dengan Tommy abangnya, menjadi duren idola sejuta wanita. Entah itu dikantor di medsos bahkan tetangga mereka terutama kaum ibu-ibu yang biasanya tiap pagi joging basa basi busuk menyapa mereka berdua jika Tommy dan Kenzi sedang berada diluar.
"Nia, kamu besok ngajar sampai jam berapa ? "
Kenzi mengirim sebuah pesan singkat kepada Rania. Sambil menunggu jawaban Rania, Kenzi bergegas mandi dulu.
Rania berguling dan dalam posisi tengkurap ketika membalas pesan Kenzi.
"Jam 3 mas, tapi pulangnya jam 4 sore. "
Rania lalu mengirim balasan pesan kepada Kenzi.
Lama sekali Kenzi menjawab dan akhirnya Rania memutuskan segera sholat magrib karena adzan magrib sudah berkumandang.
Tak ada jawaban lagi dari Kenzi, membuat Rania penasaran. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk menunggu jawaban dari Kenzi.
"Nia, ayo makan malam." tukas bu Vika dari arah dapur.
"Iya bun." jawab Rania lalu beranjak dari kamarnya dan dia membiarkan ponselnya diatas kasur.
"Om Burhan sama tante Risa ada kondangan malam ini. Mama memilih masak sendiri. Sudah lama gak pernah masak sendiri." tukas bu Vika.
"Gak ada makanan dirumah utama? " tanya Rania.
"Ada, ya sama seperti biasanya, om Burhan kan lebih suka masakan rumah daripada makan diluar, cuman mama pingin aja masak sekali-kali." jawab bu Vika.
Bu Vika masak cumi saos padang, cah kangkung dan ditambah goreng krupuk udang. Mantap betul makan malam mereka berdua.
"Nia, kamu gak lanjut sama Tommy? " tanya bu Vika memulai pembicaraan.
Nia menggelengkan kepalanya. "Gak bun, kita berdua beda misi dan visi." jawab Rania asal.
"Bunda udah menduganya, Tommy belum bisa melupakan almarhum istrinya? " tanya bu Vika.
"Rania juga gak merasa klik aja sama mas Tommy bun. Ya memang dia juga masih kejebak dimasa lalu. Tapi ada seorang wanita yang menyukai dirinya. Dan mas Tommy pun juga belum bisa membuka hati sama wanita itu." jawab Rania.
Bu Vika terkejut dengan cerita Rania. "Jadi status hubunganmu sama Tommy hanya teman biasa sekarang? " tanya bu Vika.
"Iya, lebih baik berteman saja bun, kalo kita paksakan hasilnya justru menyakiti kita berdua." jawab Rania.
Tak berapa lama, ponsel Rania berdering. Rania langsung berlari menuju kamarnya untuk mengecek siapa yang menelponnya.
Mas Kenzi.
"Halo assalamu'alaikum. "
"Wa'alaikumsalam."
"Ganggu ya Nia? "
"Enggak mas, ada apa? "
"Saya mau ajak kamu besok ke cafe yang kemarin mau gak? "
"Boleh."
"Jam 4 sore kamu pulang kan? "
"Iya mas."
"Ketemuan disana ya? "
"Siap."
"Oke sampai besok Nia."
"Sampai besok mas."
"Nia...! "
"Iya mas? "
"Selamat makan malam. "
"Terima kasih. Selamat makan malam juga buat mas Kenzi. "
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Sambungan telpon pun berakhir. Nia langsung melemparkan tubuhnya diatas kasur.
"Seperti mimpi diajak kencan cowok cakep."
Hati Rania begitu bahagia, diusia dia yang ke 38 tahun masih ada laki-laki yang mau mengajaknya kencan. Suatu permulaan baru dalam kehidupannya setelah hampir 3 tahun tidak berhubungan dengan cowok karena masih trauma dengan kegagalannya menikah dengan mantan tunangannya.
"Nia...! makan malamnya dihabiskan dulu." seru bu Vika dari ruang makan.
"Ya Allah sampai lupa kalo lagi makan malam. " tukas Rania langsung terbangun dari rebahannya dan keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
"Gimana sih kamu, makan belum selesai main tinggal ngobrol. " omel bu Vika.
"Maaf bun, ada wali murid telpon nanyain tugas besok." pungkas Rania yang tidak mau berterus terang bahwa dirinya besok ada janji bertemu dengan Kenzi.
Belum waktunya bunda tahu.