Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Pengakuan
Untungnya, meskipun Alicia selalu dibuat spot jantung dengan kelakuan Bhaskara hari ini, ia tetap bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. Pertemuan dengan perwakilan Admaja Corporation pun berjalan lancar.
"Setelah ini kamu mau kemana?" tanya Bhaskara pada Alicia saat mereka berjalan keluar restoran.
"Eng, sepertinya saya langsung kembali ke kantor Pak,"
"Oh," Bhaskara mengangguk, lalu perhatiannya teralihkan pada ponselnya yang berdering.
"Halo, Rendy?"
Mata Alicia langsung memicing. Mas Rendy? Ngapain dia nelpon Pak Bhaskara? Jangan-jangan..
"Jadi, gimana perkembangannya? Kamu sudah menemukan sesuatu?" Bhaskara melirik ke arah Alicia yang tampak penasaran. "Oh? Ada petunjuk?"
Duh, Mas Rendy ngomong apa sih! Nggak kedengeran! Alicia susah payah berjinjit di belakang Bhaskara, mencoba mencuri dengar.
"Jadi begitu..." Bhaskara terus berjalan sambil berbicara di telepon. Alicia, yang makin penasaran, mencoba mendekatkan diri. Saking penasarannya, dia sampai menempel seperti bayangan di belakang Bhaskara, bahkan hampir menyenggol punggungnya.
"Hmm... oke, saya segera ke sana," kata Bhaskara sambil berhenti tiba-tiba.
Alicia, yang terlalu sibuk memasang telinga, tidak siap dengan perhentian mendadak itu. Bruk! Kepalanya menabrak bahu Bhaskara.
"Ow!" Alicia memegangi dahinya. "Eh, maaf, Pak!"
Bhaskara menoleh. "Alicia, kamu ngapain? Kenapa nempel-nempel saya?"
"Eh, saya cuma..." Otak Alicia mengarang alasan cepat. "Sepatunya licin, Pak. Jadi saya kepleset,"
"Oh, kepleset ya? Saya kira kamu mau nguping pembicaraan saya tadi," Ujar Bhaskara sambil mengulum senyum.
"Hahaha, mana mungkin sih saya berani nguping pembicaraan bapak," Alicia tertawa karir.
"Makanya, jalan itu pake mata, Alicia," kata Bhaskara yang membuat Alicia langsung terdiam. Duh, mulut cabenya itu benar-benar!
"Kamu mau ke kantor apa ikut saya?" tanya Bhaskara sambil membuka pintu mobilnya.
"Eh? Memangnya Bapak mau kemana?"
"Ke hotel. Rendy bilang dia menemukan petunjuk soal wanita itu," jawab Bhaskara sambil menelengkan kepala.
Alicia terbelalak. Astaga, apa Gue bakal ketauan secepat ini?
"Alicia?" Panggil Bhaskara dengan nada tak sabar. "Kamu ikut atau tidak?"
"Ikut Pak," jawab Alicia cepat. Lalu ia segera masuk ke dalam mobil mengikuti Bhaskara.
Sepanjang perjalanan menuju hotel, Alicia duduk tegang di samping Bhaskara. Berulang kali ia mengecek grup sekretaris, tapi tak ada satupun pesan dari Rendy maupun Niko.
Haish, Mas Rendy gimana sih? Katanya mau kasih update-an di grup sekretaris? Kenapa nggak ada satupun? Aaaa, Gimana ini? Gimana kalau sampai gue ketauan Pak Bhaskara? Gue nggak mau dipecat dulu Ya Tuhan. Cicilan hape belum lunas..
"Kamu kenapa diam saja?" tanya Bhaskara tiba-tiba, memecah keheningan. Alicia sontak terperanjat.
"Eh, tidak apa-apa, Pak," jawab Alicia gugup. "Hanya sedang... memikirkan pekerjaan."
"Kamu benar-benar profesional sekali ya," ujar Bhaskara sambil melirik sekilas, nada suaranya terdengar setengah menggoda. "Nggak sia-sia kamu saya jadiin sekretaris,"
Alicia tersenyum kecut. Masalahnya, semalam saya udah tidur sama Bapak loh. Apa iya masih bisa disebut profesional?
Mobil pun berhenti di depan sebuah hotel mewah. Sebelum turun, Alicia menoleh lebih dulu ke arah bangunan hotel yang sangat ia kenali. Itu adalah hotel tempat dirinya dan Bhaskara semalam beradu ranjang. Alicia tak menyangka akan kembali ke sini lagi bersama orang yang sama.
"Alicia? Kamu nggak turun?" Tau-tau, pintu di sampingnya sudah dibuka oleh Bhaskara. Saat ini pria itu sudah berdiri di depannya sambil menatap heran.
"Eh, iya Pak. Saya turun," Alicia berkata gagap. Jangan gugup Alicia. Jangan sampai dia curiga sama Lo.
Bhaskara dan Alicia pun berjalan masuk ke gedung hotel. Alicia merasakan dejavu saat melihat punggung Bhaskara. Ia ingat semalam pria itu menggenggam tangannya masuk ke sini.
Apa yang Lo pikirkan, Alicia? Batin Bhaskara sembari melirik Alicia yang berjalan di belakangnya. Apa Lo mengingat malam panas kita semalam?
"Pak!" Niko dan Rendy menyambut mereka di loby hotel. "Kami sudah menemukan CCTV yang menangkap gambar wanita itu Pak,"
Alicia berkeringat dingin. Astaga, gimana gue bisa lupa kalau hotel semewah ini pasti ada CCTV-nya?
"Tapi, ada satu masalah Pak," Rendy berkata dengan ragu. "Wajah wanita itu tidak bisa dikenali, karena tertutup oleh topeng,"
Fyuh...Alicia sontak menghela napas lega.
"Wanita ini benar-benar sudah menipu saya," Kata Bhaskara kemudian, nadanya terdengar kesal. "Dia yang bikin perjanjian untuk nggak membuka topeng, tapi dia sendiri malah membuka topeng saya. Awas saja kalau sampai tertangkap,"
Glek! Alicia menelan ludah.
"Tapi Bapak tenang saja," ujar Niko. "Kami sudah menghubungi analis forensik digital yang ahli dalam menganalisis video. Kalau perlu, saya juga akan menghubungi tim investigasi kepolisian untuk mengidentifikasi siapa sebenarnya wanita ini,"
Apa?! Alicia langsung berkeringat dingin. Emangnya harus selebay itu sampai pake polisi segala?
"Oke, kerja bagus," Bhaskara tersenyum puas. "Kalian memang sekretaris yang bisa diandalkan."
Oh My God, Alicia mulai merasa dunianya berputar. Untuk pertama kalinya, dia merasa menyesal memiliki rekan kerja sekompeten Rendy dan Niko. Sementara itu, Rendy yang melihatnya malah tersenyum dan mengacungkan jempol.
Haish!
...----------------...
Saat sampai kontrakan, Alicia merasa jiwanya sudah melayang separuh.
"Apa gue resign aja ya?" gumamnya lemas. "Argh! Nggak mungkin! Cuma di sana gue bisa dapat gaji dua digit!"
Alicia lalu menjatuhkan diri dengan lesu ke sofa, tubuhnya tengkurap, seolah ingin tenggelam dan menghilang di sana. "Apa Gue pindah ke luar negeri aja, ya?"
"Bestie!!!" Pintu kontrakan tiba-tiba terbuka, dan seperti biasa, Karin datang dengan semua kehebohannya.
"Ya ampun! Kenapa sih pulang-pulang langsung lemes gitu?!" ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Yang semangat dikit dong,"
"Rin," Panggil Alicia dengan suara lemas. "Kalau Gue jadi pengangguran, Lo mau nampung gue nggak?"
"Apaan sih, Lo!" Karin tertawa sambil melemparkan tasnya ke sembarang arah. "Lo habis diapain sama Pak Bhaskara sampe putus asa begini?"
Alicia menatap Karin dalam diam. Hal itu jelas membuat Karin menjadi heran. "Kenapa sih? Jangan nakut-nakutin gue dong,"
Alicia menghela napas panjang, lalu ia bangkit dari posisinya dan duduk menghadap Karin. "Rin, gue harus jujur ke Lo. Tapi Gue minta dengan sangat supaya Lo nggak ngomong ke siapa-siapa. Ini menyangkut masalah hidup dan mati,"
Kening Karin makin mengerut mendengar nada bicara sahabatnya yang tampak serius. "Kenapa? Ada apa?"
"Lo janji dulu, jangan bilang siapa-siapa,"
"Ya elah, Al! Kita itu udah sahabatan berapa taon! Emangnya ada rahasia Lo yang pernah gue sebarin? Kalaupun ada, Lo kan tinggal gantian nyebarin rahasia-rahasia Gue! Gitu aja kok repot!"
"Masalahnya, ini pentiiiiing banget. Jauh lebih penting dari rahasia-rahasia gue yang lain,"
"Ya udah, apa?" Karin mulai tak sabar. "Jangan bikin gue penasaran ah,"
Alicia menggigit bibir, merasa ragu-ragu untuk menjawab. Ia menghela napas panjang dulu sebelum membuka mulut. "Sebenarnya, semalem, orang yang tidur sama Gue itu..." Alicia melirik Karin yang sudah menatapnya dengan penasaran. "...Pak Bhaskara,"
Hening sejenak. Sesaat, Karin hanya terdiam, seolah otaknya masih mencerna ucapan Alicia. Sampai beberapa saat kemudian, ia baru tersadar dan matanya terbelalak shock.
"WHAT?!"
kebelet baget pengen jadi bapak. kalau tau Alice gk hamil gymana reaksinya bhas ya/Facepalm//Facepalm/.
ini nih malu bertanya salah paham jadinya/Grin/