Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Devan
"Kau sudah berani melawanku hah?" teriak Albert dengan tatapan elangnya.
"Kalau iya, memangnya kenapa?" jawab Delisa yang tak kalah kerasnya dari Albert.
"Shit!" umpat Albert sembari mengangkat tangannya yang ingin menampar Delisa. Akan tetapi tangan besarnya tiba-tiba menggantung di udara.
Delisa sudah memejamkan kedua matanya tapi dia tidak merasakan tamparan seperti sebelumnya, lalu Delisa membuka matanya.
"Kenapa diam? Ayo tampar aku jika itu bisa membuat kau puas," tantang Delisa sembari mendekatkan pipinya pada Albert.
Byuuurrrhhh ...
Tubuh Delisa terhempas di dalam kolam renang kala Albert mendorongnya sangat kuat.
"Tolong ...."
"Tolong ...."
🌷🌷🌷
"Albert ...!" teriak seseorang di luar gerbang.
Tampak sosok pria yang tengah bertengkar dahsyat dengan para pengawal yang menjaga ketat pintu gerbang mansion Albert. Pria itu tak lain adalah Devan kakak Delisa, yang ingin mencoba masuk melewati pintu gerbang tersebut yang menjulang tinggi.
"Cepat katakan pada si Albert jika aku sedang mencarinya," ucap Devan pada salah satu pengawal Albert.
"Maaf Tuan, tapi Tuan Albert sedang sibuk. Dia tidak ingin di ganggu," balas pengawal menatap datar ke arah Devan.
"Aku tidak mau tau, katakan padanya kalau aku datang kesini untuk mencari adikku!" geram Devan yang tetap kekeh dengan keinginannya untuk bertemu Albert.
🌷🌷🌷
"Tolong ...."
"Tolong ...."
Wanita itu terus berteriak meminta tolong sebelum semuanya terlambat karena pasalnya Delisa sama sekali tidak bisa berenang.
"Kumohon, siapapun disana tolong aku," ucap Delisa yang masih berada di dalam kolam dengan suara yang mulai melemah.
"Tuan Muda ...!" panggil Toni salah satu pengawal Albert.
"Ada apa?" tanya Albert dengan suara beratnya.
Albert masih berdiri di tempatnya menatap lurus ke depan, tatapannya tertuju pada kolam di hadapannya. Albert merasa puas telah menyiksa Delisa bahkan melempar wanita itu masuk ke dalam kolam renang yang berada di mansion nya.
"Di luar ada seorang pria yang sedang mencari anda Tuan," ucap Toni menunduk menatap lekat lantai.
"Siapa?" tanya Albert.
"Maaf, saya tidak tahu Tuan. Dia hanya bilang ingin mencari adiknya," balas Toni yang masih menundukkan kepalanya.
Senyum mengembang terlihat jelas di wajah Albert. Dia tahu siapa yang di maksud oleh Toni saat ini, siapa lagi kalau bukan Devan yang tengah mencari adik tercintanya. Dengan langkah lebar Albert berjalan keluar menuju gerbang pintu mansion.
Namun, sebelum pergi Albert memperingati semua orang yang berada di area kolam tersebut, dimana Albert yang melempar tubuh Delisa ke dalam kolam.
"Ingat baik-baik ucapanku ini, jangan sampai ada satu orang pun yang menolongnya. Jika kalian melanggarnya ... siap-siap kalian akan ku lenyapkan!" tegas Albert menyorot tajam pada semua pelayan dan pengawal lainnya yang berada di area tersebut.
Semua orang menunduk ketakutan mendengar suara petir Albert yang sangat menggelegar, siapapun yang mendengarnya pasti akan jantungan.
"Siap Tuan," ucap mereka secara kompak.
Bi Mimi merasa iba melihat Delisa yang masih berada di dalam kolam, dia hanya bisa berdoa bahwa ada seorang malaikat yang datang menolong Delisa. Namun, hal itu sangatlah tidak mungkin mengingat Albert sudah memberikan warning pada semua orang yang ada disana. Terlebih Albert tidak pernah main-main dengan ucapannya, dia akan memberi pelajaran pada orang yang telah berani melawannya.
🌷🌷🌷
"Albert, kembalikan adikku?" teriak Devan dengan mata menyala menatap Albert.
"Hahahaha ... adik? Oh, ternyata perempuan yang telah menjadi istriku itu adikmu?" ucap Albert menyeringai tajam.
"Diam kau! Kembalikan dia padaku atau aku akan melaporkanmu ke polisi karena telah menculik adikku," kecam Devan, terlihat jelas raut wajah Devan semakin meradang.
"Hahahaha ... terserah kau, laporkan saja ke polisi. Aku tidak takut! Dia sekarang adalah istriku jadi terserah aku menyembunyikan nya dimana pun. Dasar bedebah, enyahlah dari hadapanku! Atau kau ingin aku menghukum adikmu?" bentak Albert dengan mata yang memerah menyiratkan sebuah amarah di dalam sana.
"Dasar pria brengsek! Jangan sentuh adikku!" teriak Devan, kedua tangan nya mengepal kuat ingin sekali Devan melayangkan bogeman mentah tepat di wajah Albert. Namun, lagi-lagi Devan tak bisa melakukan itu karena saat ini tubuhnya tengah di halangi oleh pengawal Albert.
"Hahahaha ...."
"Heh' ingat Devan, kedua orang tuamu telah membunuh kedua orang tuaku. NYAWA HARUS DIBAYAR DENGAN NYAWA!"
"Asal kau tahu Albert, kedua orang tuaku tidak ada sangkut pautnya dengan kematian orang tuamu. Kau salah paham!" teriak Devan kembali, ingin sekali dia memotong lidah pria iblis itu yang seenak jidat mengklaim kedua orang tuanya sebagai pembunuh.
Albert berlalu begitu saja tanpa mengindahkan sedikit ucapan Devan. Kemudian Toni menyeret Devan keluar dari pintu gerbang mansion.
🌷🌷🌷
"Shit!" umpat Albert. "Siapa yang berani menolong wanita bodoh itu?" tanya Albert kepada para pelayan yang berada di dekat area kolam.
Albert yang melihat para pelayan hanya bergeming tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir mereka membuat Albert meradang.
"JAWAB! SIAPA YANG MENOLONG WANITA ITU?" bentak Albert, kedua netranya memerah, rahangnya mengeras, dan kedua tangan mengepal.
"Aku yang menolongnya," jawab seorang pria yang baru saja tiba di area kolam.
"Kau?" Albert mengerutkan keningnya.
Albert terkejut ketika mendapati sosok pria yang telah berdiri di hadapannya, terlebih pria itu yang mengaku telah menolong Delisa. Ya, dia adalah Ferdi sepupu Albert.
"Kenapa kau menolongnya hah?"
"Dia hampir saja mati jika aku tidak menolongnya, kau sungguh kejam kak!"
BUGH!
Sebuah bogeman mentah melayang di wajah Ferdi. "Beraninya kau melawanku? Apa kau lupa jika orang tuanya yang menyebabkan ku menjadi yatim piatu," ucap Albert menarik kerah baju Ferdi.
"Apa kak Albert tidak berpikir, jika wanita itu mati sekarang. Itu artinya kakak tidak bisa menyiksanya lagi, dan kakak tidak akan pernah bisa membalaskan dendam kakak kepadanya," terang Ferdi pada Albert.
"Ya, kau benar! Kali ini aku mengampuni mu," kata Albert sambil melepas cengkeraman nya di kerah baju Ferdi.
"Tapi ingat, lain kali kau jangan menolongnya, camkan itu!" tegas Albert memperingati Ferdi.
"Hem." Ferdi berdehem lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya di lantai atas, meninggalkan Albert yang masih bergeming di tempatnya.
FLASHBACK ON
Seorang wanita yang terus berteriak dari arah kolam sontak membuat sosok pria menghentikan langkahnya. Ferdi berjalan ke asal bunyi yang dia dengar, hingga akhirnya dia berhenti tepat di area kolam.
Kedua bola mata Ferdi terbelalak sempurna melihat seorang wanita yang berada di dalam kolam. Ferdi merasa iba, terlebih lagi mendengar suara nya yang sudah melemah, dan tak ada satu pun orang yang menolong Delisa. Dengan tekad yang penuh Ferdi memutuskan untuk menolongnya, lalu Ferdi menyebur ke kolam dan membawa Delisa ke tepi.
Setelah itu Ferdi menggendong tubuh Delisa, berjalan masuk ke dalam kamar Delisa, dan merebahkan tubuh Delisa di atas ranjang.
"Bi Mimi, tolong ganti baju wanita ini!" titah Ferdi pada Bi Mimi.
"Baik Tuan," ucap Bi Mimi mengangguk.
Saat Ferdi beranjak dan ingin melangkahkan kakinya, tiba-tiba jemari tangan Delisa menggenggam tangan kekar Ferdi.
"Tunggu!" panggil Delisa.
Ferdi menoleh melihat tangannya di genggam oleh Delisa, lalu menatap wajah Delisa yang sedang tersenyum padanya.
"Ada apa?" tanya Ferdi singkat.
"Terimakasih Tuan," lirih Delisa sambil tersenyum.
Sementara Ferdi hanya menatap Delisa datar, akan tetapi Ferdi merasa ada gelenyar aneh yang dia rasakan saat Delisa menyentuh tangan nya dan menatap wajahnya.
FLASHBACK OFF
Di dalam kamar tampak Bi Mimi yang baru saja selesai membantu Delisa mengganti pakaian wanita itu. Kini wanita itu tengah duduk di atas ranjang bersandar di kepala ranjang.
"Makasih Bi, sudah mau membantuku untuk mengganti pakaian," ucap Delisa tersenyum.
"Sama-sama,Non."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂