Agnia, 24 tahun terjebak cinta satu malam dengan Richard Pratama akibat sakit hati kekasihnya Vino malah menikah dengan adik sepupunya.
Melampiaskan kemarahannya, karena keluarganya juga mendukung pernikahan itu karena sepupu Nia, Audrey telah hamil. Nia pergi ke sebuah klub malam, di sana dia bertemu dengan seseorang yang ternyata telah mengenalnya dan mengaguminya sejak mereka SMA dulu.
Memanfaatkan ingatan Nia yang samar, kejadian malam itu. Richard minta Nia menikahinya, dan menafkahinya.
Tanpa Nia sadari, sebenarnya sang suami adalah bos baru di tempatnya bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Terbongkar, Siapa Menjiplak Siapa
"Ada yang harus aku lakukan Bu!"
Richard sedang bersama dengan ibunya dan seorang wanita yang seusia dengannya di sebuah rumah yang begitu mewah.
Hari ini, ibu Richard minta putranya itu datang dan sarapan bersamanya. Karena ada seseorang yang memasak khusus untuk Richard.
"Habiskan dulu makanan mu. Ini bahkan tidak bisa di sebut sarapan, ibu dan Sofia sudah menunggu kamu dua jam. Sofia sudah bangun jam 5 pagi untuk membuat semua ini, padahal semalam dia baru sampai di sini..."
"Bu, aku kan sudah bilang. Aku sangat sibuk hari ini. Pemilihan pemenang proposal untuk proyek Bighasa juga hari ini. Aku sudah katakan itu pada ibu kan dari beberapa hari yang lalu. Jadi, maafkan aku. Bukan aku tidak menghargai Sofia, waktunya dan usahanya. Aku memang sangat sibuk, Bu!"
"Tapi, Richard..."
"Bibi Olive, tidak apa-apa" wanita yang bernama Sofia itu segara meraih lengan Olive, ibunya Richard dan terlihat menenangkan ibunya Richard yang masih berusahalah menghentikan Richard untuk pergi.
"Tapi Sofia..."
"Richard sedang sibuk, dia selalu mengutamakan masalah pekerjaan. Itu artinya dia sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya. Ada ribuan bahkan lebih karyawan yang menggantungkan hidup mereka dari perusahaan Richard. Tanggung jawab nya sangat besar. Lagipula, aku masih akan di sini untuk waktu yang lama bibi. Masih banyak waktu untuk kami bisa sarapan bersama, makan siang bersama dan makan malam bersama seperti dulu, saat di kota Tara.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Sofia. Olive yang tadinya kesal dan bersikeras pada Richard, akhirnya luluh juga pada ucapan Sofia.
"Kamu memang sangat pengertian sekali, Richard! lihat bagaimana Sofia..."
"Sekarang aku sudah boleh pergi kan? aku pergi dulu ya Bu. Jaga diri ibu, kalau butuh apapun katakan saja pada paman Rudi atau bibi Hani" ujarnya lalu pergi.
Olive kembali terlihat tidak senang.
"Lihat itu kelakuannya, padahal sejak beberapa hari yang lalu aku sudah katakan kamu akan datang. Tapi masih saja buat proyek ini, proyek itu" omel Olive.
Sofia tersenyum dan menepuk punggung tangan Olive dengan perlahan.
"Bibi, tidak apa-apa. Richard kan sibuk karena pekerjaan bukan hal lain. Sekarang perusahaan Richard yang paling berkembang, dia pasti ingin menggunakan kemampuannya dengan maksimal. Kan hasilnya nanti untuk bibi juga" kata Sofia berusaha menjelaskan pada Olive.
"Hais Sofia, kamu memang paling pengertian. Sudah baik, cantik, perhatian. Kamu yang mengurus bibi saat Richard sedang berjuang dari nol. Pokoknya bibi akan pastikan kamu jadi menantu bibi ya!"
Sofia tersipu. Wanita itu mengangguk dengan perlahan. Tentu saja dia setuju, karena memang sejak dulu dia sangat menyukai Richard. Makanya dia mau merawat dan menjaga ibunya Richard, saat Richard sedang berjuang untuk sukses.
**
Sementara itu di tempat lain, di perusahaan Marshal. Semua orang yang hadir di ruangan meeting yang sangat besar dan mewah itu tampak tertegun dan kebingungan.
Apalagi Candra, wajah pria paruh baya itu bahkan terlihat merah padam. Menunjukkan dia sangat emosi, karena ternyata proposal yang di bawa oleh Agnia, di terima oleh Richard di wakili oleh Felix, karena Richard masih di perjalanan.
"Bagaimana bisa? proposal itu hasil jiplakan!" protes Candra.
Tentu saja dia tidak terima. Satu langkah lagi dia akan menang tender dan setelah itu, perusahaannya sudah pasti menjadi salah satu perusahaan yang sangat di perhitungkan. Karena berhasil melakukan kerja sama dengan perusahaan Marshal. Yang saat ini merajai bisnis kota ini.
Felix hanya menatap datar pada Candra.
"Judulnya sama, sub judulnya sama, tapi isi dua proposal itu sangat jauh berbeda!"
Candra sontak langsung mengernyitkan keningnya.
'Apa katanya? bagaimana bisa berbeda? bukankah Vino bilang, dia menjiplak semuanya sama persis. Laporan itu bahkan di salin oleh Vino sendiri. Bagaimana bisa berbeda?' Candra terus bertanya-tanya di dalam hatinya.
"Tapi tetap saja judulnya sama..."
"Jika tuan Candra tidak setuju dengan keputusan tuan Richard. Maka saya pun tidak memaksa untuk tuan Candra masih berada di tempat ini saat ini!"
Mendengar ucapan Felix, yang di katakan dengan nada sangat datar dan dingin. Candra langsung bungkam. Bahkan beberapa pengusaha yang tadinya ingin membantu Candra, ingin protes juga, karena mereka juga tidak mau tambah banyak pesaing lagi, langsung diam juga seperti Candra.
Mereka juga pasti khawatir, kalau sampai di usir juga secara halus. Di suruh pergi oleh Felix yang merupakan tangan kanan Richard, Presdir perusahaan Marshal ini.
"Baiklah, kita akan sama-sama mendengarkan dan melihat presentasi dari Wiranata company oleh nyonya... maksud ku oleh nona Agnia Indraprastiawan"
Itu adalah proposal ayahnya, dia dan Vino hyga tahu bagaimana isi proposal itu. Ayahnya sudah tiga bulan membahasnya dengan Nia. Sedikit banyak, Nia juga paham.
Brakk
"Itu jelas-jelas isi proposal ku, dia menjiplak!"
Candra yang mendengarkan presentasi Nia persis miliknya lantas kesal.
"Tuan Candra, jika anda tidak bisa diam. Silahkan keluar. Saya sendiri sudah periksalah isi proposalnya, bahkan lebih detail milik tuan Indra. Sekarang saya tanya, di halaman 13, vendor yang tuan Candra pakai berasal dari kota mana rencananya?" tanya Felix.
Candra langsung panik. Dia hanya menjelaskan poin-poin penting saat presentasi. Karena satu orang hanya punya setengah jam untuk menjelaskan proposal mereka. Mana dia ingat, di halaman 13 itu dia kerja sama dengan vendor mana.
"Aku lupa, aku akan lihat..."
"Itu proposal anda kan? bagaimana anda bisa lupa proposal yang anda buat?" tanya Felix menyela.
"Tuan Felix, aku kan sudah jelaskan. Itu proposal di buat oleh ku dan anakku, dan tentang vendornya, anakku yang mengurus semuanya itu. Dia masih di Maldives saat ini..."
"Proposal tuan Indra juga tuan Indra yang buat bersama nona Agnia, tapi aku yakin nona Agnia pasti tahu, vendornya dari kota mana. Karena itu juga termasuk salah satu poin penting!"
Candra terlihat kesal.
"Aku tidak yakin, wanita itu dan ayahnya bekerja di perusahaan berbeda..."
"Aku tahu, Vendornya dari kita Nuin. Bahkan tiga bulan yang lalu, ayahku sudah ke pabrik itu dan membicarakan harga bahan baku. Tiga bulan yang lalu, 2 hari setelah ayah mendengar perusahaan Marshal membuka pendaftaran untuk kerja sama. Sekarang seharusnya semua sudah tahu kan? siapa yang menjiplak proposal siapa?" tanya Nia dengan berani.
Candra langsung terlihat marah.
"Omong kosong..."
"Kalau begitu, apa tuan Candra bisa jelaskan? proposal tuan Candra di buat dua bulan yang lalu, kami sudah menghubungi pabrik di kota Nuin. Dan ternyata tuan Indraprastiawan memang sudah datang kesana tiga bulan yang lalu. Artinya, yang menjiplak proposal ini bukan tuan Indra, tapi tuan Candra. Aku benar kan?" tanya Felix yang langsung membuat Candra begitu gugup dan pucat wajahnya.
***
Bersambung...
Naaaa...looo Nia bakal takbisa berjalan ntar dihukum suamimu.
ada sedikit typo othor...
Author ada typo beberapa...