Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial
Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.
Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.
Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??
Ataukah Gilang akan mundur??
Inilah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi
Gilang berusaha meyakinkan Alisa, benar bahwa diri adalah pemuda yang ditemui nya didalam mimpi. Sedangkan Alisa masih kekeh tidak mempercayai nya.
Begitu juga dengan Ira Ia masih memikirkan apakah benar jika pemuda yang dipanggil adiknya didalam mimpi adalah Gilang?? Apakah itu benar? Hingga Ia tersentak mendengar suara yang begitu familiar ditelinga nya.
''Apakah kamu masih belum percaya padaku Mbak??''
''Apakah kamu masih belum mengenali diriku Alisa Febriyanti??'' suara bass yang begitu lembut mengalun ditelinga mereka sama seperti suara yang ada didalam mimpi mereka.
Deg!
Deg!
Deg!
Suara itu...
Seperti suara... Alisa terkejut dan menutup mulutnya Ia masih belum percaya jika pemuda itu memang benar dirinya.
Sedangkan Ira bergumam dan masih bisa didengar oleh Gilang.
''Pa..Pi...'' ucapnya
Gilang menoleh dan tersenyum.
''Iya kakak yang cantik, ini Papi sayang... Apakah kakak masih meragukan Papi??'' tanyanya
Ira yang mendengar nya ingin menangis matanya berkaca-kaca, Ia berlari dan menubruk Gilang dari samping. Ia menangis.. Gilang pun ikut menangis.
''Kenapa kakak nggak percaya jika ini adalah Papi?? Apakah ada sesuatu yang mengganjal dihati kakak, hingga kakak ragu pada Papi...'' ucapnya membuat Ira semakin mengeratkan pelukannya.
''Pa..Pi.. bu-bukan ka-kak nggak percaya .. ha-hanya sajaaaa ka-kakak belum yakin ji-jika i-itu adalah pa-papi.. huhuhu...'' Ia menangis tersedu.
Gilang melihat Alisa sesegukan dilantai Ia mendatangi nya dan duduk bersimpuh berhadapan dengan Alisa. sedangkan Ira dan Lana tetap memeluknya sambil menangis.
''Apakah kamu masih meragukan ku.. cintaku.. ??'' ucapnya
Alisa mendongak menatap Gilang yang juga menatapnya dengan tersenyum lembut.
Alisa menggeleng, hatinya begitu tak karuan ingin berkata iya tapi bibirnya kelu, ingin menolak tapi tak bisa karena Kenyataannya benar jika Gilang adalah pemuda yang dulu pernah ditemui nya didalam mimpi.
🌸🌸🌸🌸
Alisa yang tersadar jika dirinya sedang berada dipadang rumput yang luas merasa heran. Ia merasa aneh dengan tempat itu.
Kakinya melangkah kesana kemari tanpa tujuan hingga diujung Padang rumput Ia melihat Lana, Ira, serta Annisa sedang bermain dengan seorang pria. Ia mendekati nya dan berdiri mematung saat mendengar celotehan Lana.
''Papi kemana aja.. kok baru sekarang datang?? padahal kan Abang udah lama nungguin Papi??'' ucapnya cemberut dengan bibir mengerucut.
Pria itu tersenyum.
''Bukan Papi nggak datang sayang.. hanya saja waktunya belum tepat. Untuk saat ini biarlah seperti ini...''
''Memangnya kenapa sih Pi?? Apakah karena Mak Abang ??''
''Bisa iya bisa tidak..'' sahutnya sengaja untuk menggoda Lana.
''Ih Papiiiii.... masa gitu sih sama Abang?? Jujur aja Napa ?? Benarkan gara gara Mak Abang ??''
Pria itu memandang lurus kedepan '' Ya.. semua ini karena Mak kalian yang nggak mau membuka hatinya untuk Papi.'' Pria itu membuang nafasnya ''haahhh.. sangat sulit untuk menaklukkan hatinya, Papi sudah berusaha sekuat mungkin untuk bisa menghilangkan rasa sakit yang ada dihatinya tetapi tetap saja nggak bisa.'' ucapnya dengan wajah sendu.
Ia melanjutkan lagi, '' Bagaimana Papi bisa masuk jika kehadiran Papi saja tidak diinginkan olehnya?? biarlah seperti ini saja. kapanpun dan dimana pun jika kalian merindukan papi datanglah kesini! karena papi menunggu kalian disini hingga waktunya tiba.'' ucapnya seraya tersenyum lembut.
Lana pun membalas senyuman nya, ''baiklah jika itu yang menjadi keinginan Papi, Abang tetap akan menunggu kedatangan Papi untuk menjemput kami kita akan bersama sama mencari jalan keluar dari Padang luas ini.'' ucapnya dengan penuh semangat.
''Tapi jika Mak selamanya tidak menginginkan papi gimana??'' celetuk Ira
Pria itu terdiam dan menerawang jauh di ujung Padang luas matanya berkaca-kaca '' kita akan selamanya disini.. tanpa arah dan tujuan kita selamanya akan tersesat didunia mimpi ini..''
''Tapi mimpi ini terasa nyata Pi.. Abang nggak mau keluar dari sini jika bukan Papi yang membawa kami keluar dari sini..''
''Kami semua membutuhkan Papi.. jangan pergi Pi.. kakak sayang Papi.. jangan tinggalkan kami disini..'' Ira mengungkapkan isi hatinya yang selama ini tidak pernah ia katakan termasuk Alisa ibundanya.
Pria itu terdiam Ia masih saja melamun sampai dimana Ia mendengar suara seseorang dari belakang.
''Kita akan keluar dari sini bersama sama.. kita akan mencari jalan keluarnya jangan takut anak anak, Mak dan papi yang akan membawa kalian keluar dari Padang luas ini..'' ucapnya seraya melangkah menuju dimana pria itu berdiri.
''Kapan Lis..?? apakah waktu tenggang yang ku berikan selama ini belum cukup untukmu?? apakah aku tidak bisa menjadi obat untuk luka di hatimu ?? Jika kamu sendiri belum yakin, maka jangan mengatakan sesuatu yang nantinya tidak bisa kamu penuhi! aku selalu menunggu mu disini.. Alisa Febriyanti! Apakah kamu masih belum juga mempercayai diriku??''
ucapnya dengan berbalik arah melihat Alisa yang berdiri mematung memandangi dirinya.
Deg!
Mata Alisa berkaca kaca Ia memandangi pria yang sedang tersenyum padanya.
''Bukannya aku menolak, hanya saja aku masih takut akan kehadiran seorang laki laki di dalam hidupku.. kamu Taukan selama ini seperti apa kehidupan ku ?? Bahkan kamulah yang memberikan jalan untuk kami ber empat bisa berada disini aku sudah berusaha tapi tetap tak bisa... maafkan aku..'' ucapnya dengan derai air mata.
''Tidak, jika kamu sendiri yang tidak menginginkannya dan ya...'' pria itu menarik nafasnya ''haahhh selagi kamu masih terpaku dimasa lalu maka selamanya kamu tidak akan pernah bisa maju kemasa depan. Lihatlah sekelilingmu Lis! bukankah ini Padang rumput luas?? Sama seperti dirimu yang selalu berlapang dada pada setiap cobaan, tapi sayang kamu bahkan tidak bisa keluar dari sini dengan membawa serta anakmu.. mereka tetap disini menungguku..! Apakah kamu yakin sudah keluar dari Padang luas ini Lis?? Kalau memang kamu sudah keluar kenapa kamu kembali lagi??''
Alisa terdiam, Ia menatap nanar pada anak anaknya. Benar kata pria itu, dia bisa keluar tapi tidak dengan anaknya. Mereka akan terus berada disana sampai dimana Ia sendiri yang membawanya keluar.
Kemudian Ia tersenyum, '' baiklah jika itu keinginanmu aku akan mengijinkan mu masuk kedalam hidupku tapi...??''
''Tapi apa??''
''Kamu harus bisa membuktikan terlebih dahulu jika kamu mampu menjadi seorang imam serta seorang ayah yang taat pada agama, kamu yang akan membawa kami ke surga Nya, tidak hanya didunia tapi juga diakhirat apakah kamu mampu??''
''Insyaallah.. aku bersedia menjadi pembimbing kalian.. semoga nantinya kita akan berkumpul di jannah Nya Aamiiinnn..''
''Aamiiinn..'' mereka bersama mengaminkannya.
''Baiklah ayo kita keluar dari sini perjalanan ini sangat panjang untuk kita lalui semoga kita selalu bersama dan tak terpisahkan.''
Setelah mengucapkan hal itu mereka berjalan kearah dimana cahaya terang seperti lampu mereka masuk kedalamnya dan tiba tiba saja Alisa terbangun dari mimpinya.
Ia menyeka buliran keringat dikening nya. Alisa masih menstabilkan degub jantungnya yang tiba tiba saja bergemuruh hebat.
Ia tersadar saat suara azan berkumandang. Alisa masih saja memikirkan mimpi itu, mimpi yang terasa begitu nyata hingga Ia sulit untuk melupakannya.
Kenapa kamu hadir didalam hidupku setelah aku mengunci rapat hatiku.. Aku takut semua ini akan terulang lagi.. aku tak ingin menyakiti mu.. maafkan aku..
Ia berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat, Ia berharap setelah menghadap sang Khaliq ia mendapat petunjuk apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Ia pasrah jika ini memang goresan takdir untuknya maka Ia akan berlapang dada menerimanya.
Aku pasrah ya Robb....
💕
Emang harus ikhlas dan pasrah Mak! pada goresan takdir!
TBC