Sinopsis :
Mozea Cantika alias Zea, si hijaber sekolah yang galak dan tidak suka pelajaran matematika. Alzio Ray alias Zio, si kapten basket ganteng dengan tubuh jangkung, hidupnya sempurna nyaris tidak ada celah. Apa jadinya jika dua orang ini dipaksa menikah karena perjodohan orangtua mereka?.
Di sekolah mereka saling membenci, bahkan saling panggil dengan nama ledekan yaitu si keong dan si kodok. Di rumah mereka harus berakting menjadi pasangan suami istri muda yang romantis untuk menyenangkan hati orangtua mereka. Meski demikian Zea dan Zio sepakat merahasiakan pernikahan mereka dari teman-teman di sekolah.
Kata orang benci dan cinta adalah rasa yang sangat tipis perbedaannya. Mungkin karena terbiasa bertengkar dan bersama, tumbuhlah rasa cemburu dihati mereka, sebuah rasa tidak suka jika milik diri di ambil orang lain. Akankah Zea dan Zio menyadari rasa cinta mereka masing-masing? Dan memberikan cucu seperti yang diharapkan kedua orangtua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 : Kerja di Malam Hari
Zea duduk diatas ranjang sambil melihat dengan serius apa yang dilakukan Zio. Zea melihat jam dinding, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Zio masih berkutat dengan laptopnya diatas sofa.
"Gue gak bisa tidur kalau lampu masih hidup," kata Zea.
"Bentar, kerjaan gue belum selesai," jawab Zio.
"Gue gak nyangka Lo sampai bawa laptop kemari. Lo mau nginap berapa malam sih di sini?" kata Zea.
"Selama kita jadi suami istri," jawab Zio, santai sambil fokus ke pekerjaannya.
Zea mendengus tidak suka mendengar jawaban Zio. Bisa-bisanya mulai malam ini sampai entah kapan dia dan Zio harus sekamar. "Gue gak nyaman ada Lo di sini. Biasanya jam segini gue udah tidur. Tapi gue gak bisa tidur kalau Lo tiap malam begini."
"Ya udah, bilang sama nyokap Lo suruh siapin kamar lain buat gue. Gue malam hari bisa kerja sampai jam sepuluh malam."
"Mana mau nyokap gue kasih Lo kamar lain. Aneh Lo."
"Ya udah, kalau begitu mulai sekarang biasakan tidur dengan lampu masih terang. Karena lampu bakal gue matiin setelah semua pekerjaan gue selesai."
"Lo kan masih SMA, kerja apa sih?"
"Lo lupa gue pewaris Ray Group? Sejak kelas 1 SMA gue udah bantuin kakek dan bokap gue kerja. Lo pikir ngelola perusahaan gampang? Setelah lulus kuliah gue bakal dikasih jabatan CEO, jadi mulai sekarang gue udah mempersiapkan diri."
"Repot amat jadi pewaris. Bukannya pewaris tinggal nikmatin hasilnya doang?"
"Kehidupan nyata gak seperti dunia drama, ngerti?"
"Kalau Lo sibuk, kok Lo masih sempat main band, main basket dan ikut kegiatan di sekolah?"
"Pagi sampai sore gue anak SMA. Malam hari gue pewaris Ray Group. Itu keseimbangan yang gue ciptakan biar hidup gue berkualitas," jawab Zio. "Lagian, kalau gue gak kerja, dan perusahaan bokap gue bermasalah, Lo juga yang repot, karena gue gak bisa nafkahin Lo," sambung Zio.
"Gue masih bisa minta sama Papa dan Mama uang jajan gue."
"Kata kakek, gue yang harus nafkahin Lo mulai sekarang. Jadi jangan minta lagi ke Papa dan Mama Lo. Tahun depan kita harus mulai hidup mandiri di rumah sendiri, setelah kita menikah secara hukum," jawab Zio lagi. Perkataan Zio membuat Zea terdiam. Betapa dewasanya pemikiran Zio, padahal dia hanya remaja 18 tahun. Apa mungkin karena ini efek kecerdasan otak Zio.
"Sebentar!" Zio mengalihkan perhatiannya sebentar dari laptop, dia mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya. "Ini ambil buat Lo. Gue punya dua kartu, kartu ini buat Lo. Isi dalam kartu ini 1 Milyar, ini bukan uang bulanan, tapi Lo gunakan aja seperlunya. Saat isinya habis, nanti gue isi lagi." Zio meletakan kartu itu diatas meja, meminta Zea datang mengambilnya.
Zea bangkit dari posisi duduknya. Dia berjalan mengambil kartu yang Zio letakan diatas meja. "Kalau urusan duit gue gak pernah nolak," kata Zea tersenyum senang.
"Tapi ini gak gratis, ada timbal baliknya," ucap Zio.
"Ada timbal baliknya?"
"Di rumah, gue punya banyak pembantu, di sini gak ada pembantu. Jadi Lo yang harus nyuci baju gue, menyediakan makanan buat gue, lipat baju gue, setrika dan buatin gue minuman juga cemilan waktu gue kerja, oke? Anggaplah Lo gue gajih," jelas Zio.
"Oke, gak papa lah jadi babu Lo, yang penting duit lancar," jawab Zea. "Yee ... dapat 1 Milyar, gue bisa belanja sepuasnya," lanjut Zea lagi dengan senang. "Ya udah, Lo lanjut aja kerja, gue nonton aja sambil nunggu Lo. Besok aja gue siapin minuman dan cemilan buat Lo kerja, malem ini gue males."
Zea duduk di sebelah Zio. Dia tidak mengganggu Zio bekerja. Dia menggunakan handset untuk mendengarkan suara drama korea yang dia tonton. Hanyut dalam alur cerita, kadang ekspresi wajah Zea sedih, tertawa sendiri dan tersenyum seperti orang gila. Zio tidak terlalu memperhatikan Zea karena jika dirinya bekerja tidak ada yang bisa mengalihkan fokusnya.
Dua jam telah berlalu, pekerjaan Zio baru selesai. Zio mematikan laptopnya. Zio baru sadar kalau Zea tertidur pulas disampingnya dengan posisi duduk. Ponsel Zea masih hidup dan kartu yang di berikan Zio masih ada ditangan Zea.
"Katanya gak bisa tidur kalau lampu belum mati? Ini malah ngorok." Zio geleng-geleng kepala melihat kelakuan Zea.
Zio mengambil kartu yang dipegang Zea dan menaruhnya diatas meja. Handset Zea dia lepas. Saat ingin mematikan ponsel Zea, Zio tidak sengaja melihat pesan WA masuk. Zio yang memiliki rasa penasaran tinggi, akhirnya mengintip WhatsApp Zea. Kebetulan sekali WhatsApp Zea tidak memakai kata sandi maupun pola.
Ekspresi wajah Zio berubah kesal setelah melihat banyak sekali pesan masuk dari Robbi. Terlebih nama Robbi diponsel Zea belum Zea ubah. Nama Robbi diponsel Zea adalah "My BF❤️" Entah Zea masih punya perasaan pada Robbi, atau memang Zea jarang buka WhatsApp. Yang jelas melihat nama Robbi diponsel Zea sukses membuat Zio cemburu.
"Ngapain sih nih orang masih ngirim wa segala, udah putus juga."
Zio membaca semua pesan Robbi yang belum terbaca oleh Zea. Rupanya sejak seminggu yang lalu Zea tidak tertarik membaca pesan Robbi. Ratusan pesan yang Robbi kirim hampir setiap hari tidak direspon Zea. Bahkan Robbi sudah memohon dengan sopan.
Lo itu udah kalaaaaaah jauuuh banget dari Zea...
udah la move on,kek gak laku aja jadi perawan...
putus satu ya cari lagi...
plong kan rasanya....