NovelToon NovelToon
Bukan Istri Yang Sempurna

Bukan Istri Yang Sempurna

Status: tamat
Genre:Poligami
Popularitas:5.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: husna_az

Sebagai seorang wanita yang sudah kehilangan rahimnya, dia tetap tegar menjalani hidup walau terkadang hinaan menerpanya.

Diam-diam suaminya menikah lagi karena menginginkan seorang anak, membuat ia meminta cerai karena sudah merasa dikhianati bagaimanapun dia seorang wanjta yang tidak ingin berbagi cinta dan suami.

Pertemuannya dengan seorang anak kecil membuat harinya dipenuhi senyuman, tapi ia juga dilema karena anak itu meminta ia menjadi ibunya itu berarti dia harus menikah dengan Papa dari anak itu.

Akankah Yasna menerima permintaan anak kecil itu atau kembali kepada mantan suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Menjenguk Yasna

"Ran, kata Afrin Yasna sakit. Sakit apa?" tanya Karina saat mereka makan malam.

"Ada yang berniat mencelakainya, Ma. siapa pelaku itu, Emran tidak tahu. Sampai sekarang preman-preman itu tidak mau mengaku," jawab Emran.

"Orang sebaik Yasna, ada juga yang berniat jahat" ujar Karina.

"Buat mereka, asal ada uang! Apapun pasti dilakukan," sela Emran.

"Besok antar Mama ke rumah sakit ya! Mama mau jenguk calon menantu," ujar Karina.

"Mama apaan sih, kami tidak memiliki hubungan yang seperti itu," sahut Emran.

"Bukan tidak, tapi belum," sahut Karina.

"Terserah Mama saja. besok aku ada meeting pagi, nggak bisa antar Mama." Emran meninggalkan Karina di meja makan sendirian, lebih baik ia tidur dari pada mendengar ucapan Mamanya yang mengada-ada.

'Mama akan memastikan, hanya Yasna yang akan menjadi menantu Mama,' batin Yasna.

Seperti halnya Afrin, Karina sudah jatuh hati pada Yasna, saat pertemuan mereka pertama kali. Sejak itu, ia berjanji akan mengabulkan keinginan Afrin, Yasna orang baik pasti bisa menjaga anak dan cucunya kelak, jika ia sudah tidak ada.

*****

"Na, sejak kapan kamu punya hubungan dengan pria kemarin?" tanya Alina.

"Pria kemarin? Siapa?" tanya Yasna balik.

"Itu, yang kemarin. Ibu lupa siapa ya namanya ...

"Emran," sahut Hilman.

"Iya, Emran!" seru Alina.

"Aku sama Mas Emran nggak ada hubungan apapun Bu! Ibu jangan berpikir yang tidak-tidak," kilah Yasna.

"Bagaimana Ibu tidak berpikir yang tidak-tidak? Kalau anaknya saja berbicara seperti itu, tapi Ibu setuju kalau kamu sama dia," ujar Alina.

"Ibu ...

"Apa? Jangan pikir Ibu tidak tahu, sejak dia datang kamu lirik-lirikan sama dia," sela Alina.

"Enggak, siapa yang lirik-lirikan," kilah Yasna.

Yasna merasa malu, ternyata Ibunya ini selalu memperhatikannya. Memang saat Emran disini kemarin, sesekali Yasna meliriknya. Ingat ya! Sesekali bukan lirik-lirikan seperti yang Ibunya katakan.

"Ngeles," cibir Alina.

Siang hari Karina datang bersama Afrin menjenguk Yasna.

Tok tok tok

"Bunda," teriak Afrin begitu Karina membuka pintu.

"Assalamualaikum," ucap Karina.

"Waalaikumsalam."

"Afrin, Bu Karina!" seru Yasna.

"Ibu dengar dari Emran, kamu masuk rumah sakit. Makanya Ibu kesini setelah menjemput Afrin tadi," ujar Karina.

"Saya tidak apa-apa kok Bu," sahut Yasna dengan duduk bersandar.

"Tidak apa-apa bagaimana? Sampai babak balur gitu," sahut Alina. "Oh ya, Bu, perkenalkan nama Saya Alina, Ibunya Yasna dan ini suami saya namanya Hilman.

"Saya Karina, Ibunya Emran." Karina berkata sambil menjabat tangan Alina dan Hilman.

"Calon besan!" celetuk Alina membuat Karina terkekeh.

"Bu!" seru Yasna.

"Mudah-mudahan ya Bu, saya juga mengharapkannya," sahut Karina.

"Calon becan, itu apa Oma?" tanya Afrin.

"Emm ... tadi Afrin katanya bawa sesuatu buat Bunda, Mana?" tanya Karina mengalihkan perhatian. Karina lupa jika ada Afrin di sana. Afrin memang selalu ingin tahu, apa saja yang orang dewasa katakan.

"Bental." Afrin membuka tasnya dan memberikan sebuah kertas pada Yasna, "Ini, buat Bunda."

"Wah, bagus sekali lukisannya! Afrin melukis sendiri?" tanya Yasna yang diangguki Afrin dengan tersenyum.

"Semalam dia tidak tidur karena ingin menyelesaikan lukisan itu," terang Karina.

"Kenapa nggak tidur? Pasti tadi di kelas ngantuk karena kurang tidur?" tanya Yasna.

"endak, Alin ndak tidul," jawab Afrin.

"Mari silahkan duduk, sampai lupa saya," ujar Alina.

"Iya, Bu," sahut Karina.

Karina mengikuti Alina duduk di sofa, sementara Afrin duduk di ranjang disamping Yasna. Afrin bercerita tentang kejadian di sekolahnya hari ini. Begitupun dengan Karina dan Alina, mereka berdua berbincang hal yang menarik menurut mereka.

Tok tok tok

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, masuk Fa," kata Yasna.

"Lo nggak kasih tahu gue, kalau lo masuk Rumah sakit?" tanya Fazilah setelah didekat Yasna.

"Aku nggak papa kok," jawab Yasna.

Fazilah beralih menatap seorang anak kecil yang duduk disamping Yasna.

"Hai, siapa namanya? Kamu muridnya Bunda Yasna ya?" tanya Fazilah yang diangguki Afrin.

"Sekaligus calon anak," celetuk Alina.

"Hah, serius?!" tanya Fazilah terkejut.

"Ibu ... kamu bawa apa Fa?" tanya Yasna mengalihkan pembicaraan.

"Lo nggak usah mengalihkan pembicaraan," ucap Fazilah. "Lo nggak pernah cerita sama gue?"

"Apa yang harus diceritakan? Nggak ada apa-apa," jawab Yasna.

"Kalau nggak ada apa-apa nggak mungkin Ibu bicara seperti itu," dengus Fazilah.

Tok tok tok

Seseorang memasuki ruang rawat Yasna membuat Alina tidak suka, siapa lagi kalau bukan Zahran.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Alina sinis.

"Saya ingin menjenguk Yasna, Bu," jawab Zahran.

"Dari mana kamu tahu Yasna ada disini? Saya tidak mengatakan pada siapapun?" tanya Alina.

"Tadi saya ke rumah Ibu dan melihat Fazilah disana, jadi saya mengikutinya," jawab Zahran.

"Lo ngikutin gue?" tanya Fazilah kesal.

Karina yang merasa situasi sedang tidak baik, meminta izin untuk pamit. Ia yakin pasti pria itu adalah masa lalu Yasna, entah mantan suami atau mantan pacar. Dari yang Karina lihat, pria itu sepertinya masih mencintai Yasna. Apakah Yasna juga masih mencintai pria itu? Jika iya, Afrin akan kehilangan calon Ibunya dan Karina tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanya nanti.

"Maaf, Mbak. Saya dan Afrin pamit dulu, kami juga harus jemput Aydin," ucap Karina.

"Iya, hati-hati Mbak," sahut Alina.

Karina dan Afrin meninggalkan ruangan Yasna. Suasana kamar terasa hening, tak ada yang bersuara sama sekali.

"Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan, lebih baik kamu pulang," ucap Alina.

Alina tahu maksud Zahran yang ingin berbicara berdua dengan Yasna. Ia memang sengaja tidak meninggalkan ruangan, agar Zahran tidak bisa berbicara macam-macam.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Zahran.

"Sudah lebih baik," jawab Yasna.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa seperti ini?" tanya Zahran.

"Ada yang tidak suka denganku. Aku tidak tahu siapa mereka? Mereka hanya orang-orang suruhan, sekarang polisi sedang menanganinya," jawab Yasna.

"Kenapa kamu tidak menghubungiku? Aku bisa datang," ujar Zahran.

Zahran berharap Yasna bergantung padanya. Jika Yasna masih menjadi istrinya pasti Yasna akan menghubunginya dan meminta bantuannya. Tidak seperti sekarang, ia sama sekali tidak tahu apa-apa, jika tidak mengikuti Fazilah.

"Buat apa?" gumam Alina pelan. Namun, masih terdengar.

Zahran berbicara banyak hal dengan Yasna, sesekali Mendapat celetukan dari Alina. Namun, Zahran sama sekali tidak peduli. Ia hanya ingin berbincang dengan Yasna.

"Aku pamit ya! Besok aku kesini lagi," ucap Zahran.

"Tidak perlu," tolak Alina dan Fazilah bersamaan.

"Maaf, Zahran. Kamu sudah tidak memiliki hak maupun kewajiban lagi terhadap Yasna. Jadi saya mohon jangan bebani Yasna dengan kedatanganmu. Kamu tahukan bagaimana sifat Ibumu? Dia pasti akan menyalahkan Yasna, saya tidak mau itu terjadi. Jadi jangan pernah datang lagi, jika kamu ingin datang menjenguk Yasna? Datanglah bersama istrimu, agar tidak menimbulkan fitnah," tutur Hilman.

.

.

.

.

1
Happy Kids
ga sadarr kl ada kemungkinan cowo nikah sama yusna. duda yg punya anak kan ga masalah wkwkwk
Happy Kids
terlalu pede.. jika ditengah tengah ditikung org yaaa ga masalah
Diana Silaen
rasain lu aydin
Diana Silaen
dasar aydin goblok udah tau pelacur masih di dengerin
Aco Acosetya
ko tanyak gua tanyak dia lah
Erina Situmeang
jangan pernah berjanji kalau tidak bisa menepati nya
Erina Situmeang
semoga bertemu zahran
Erina Situmeang
amin
Diana Silaen
ibu Nayla yg donorin
Diana Silaen
kasian yasna
Diana Silaen
tante Yasna baik
Diana Silaen
😭😭😭
Risna Wati
Kecewa
Risna Wati
Buruk
v_cupid
👍
v_cupid
gak tau malu banget celina ini
v_cupid
motivasi
v_cupid
❤️
v_cupid
👍 tegas
v_cupid
aneh celina ini.. setelah sekian tahun baru ribut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!