NovelToon NovelToon
Suamiku Guru Galak

Suamiku Guru Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:30.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

"Karena kamu yang menggagalkan acara pernikahan ini, maka kamu harus bertanggung jawab!" ucap pria sepuh didepannya.
"Bertanggung jawab!"
"Kamu harus menggantikan mempelai wanitanya!"
"APA?"

****
Bagaimana jadinya kalau seorang siswi yang terkenal akan kenalan dan kebar-barannya menjadi istri seorang guru agama di sekolah?!?

Yah dia adalah Liora Putri Mega. Siswi SMA Taruna Bangsa, yang terkenal dengan sikap bar-barnya, dan suka tawuran. Anaknya sih cantik & manis, sayangnya karena selalu dimanja dan disayang-sayang kedua orang tuanya, membuat Liora menjadi gadis yang super aktif. Bahkan kegiatan membolos pun sangatlah aktif.

Kalau ditanya alasan kenapa dia sering bolos. Jawabnya cuma satu. Dia bolos karena kesetiakawanannya pada teman-teman yang juga pada bolos. Guru BK pusing. Orang tua juga ikut pusing.

Ditambah sikapnya yang seenak jidatnya, menggagalkan pernikahan orang lain. Membuat dia harus bertanggung jawab menggantikan posisi mempelai wanita.

Gimana ceritanya?!!?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Itu Namanya Jatuh Cinta, Dodol?

"Itu namanya jatuh cinta, Dodol!"

"Itu namanya jatuh cinta, Dodol!"

"Itu namanya jatuh cinta, Dodol!"

Liora berdiri di depan cermin kamar mandi, berkaca memandangi dirinya sendiri. Kata-kata Tito terus saja terngiang-ngiang di telinga. Aneh rasanya, baru kali ini suara Tito masih terdengar jelas. Bahkan sudah beberapa kali Liora menutup telinga, tetap saja suara khas Tito terngiang-ngiang.

Hampir satu jam lebih Liora menghabiskan waktu di kamar mandi hanya untuk bercermin, mencuci muka, lalu bercermin lagi. Agam yang kebetulan sudah pulang tanpa Liora tahu, dia menunggu di depan kamar mandi hampir setengah jam lamanya.

Pria itu pun berinisiatif mengetuk pintu kamar mandi. Takutnya Liora pingsan atau tertidur pulas di kamar mandi.

Suara ketukan pintu yang terlalu kuat, membuat Liora mau tak mau membukanya. Betapa terkejutnya ia melihat sang suami berdiri di depan pintu kamar mandi menatapnya tajam. Gadis itu pun meringis lalu buru-buru keluar.

Namun siapa sangka, melihat pergerakan aneh istrinya, justru Agam gatal ingin bertanya.

"Lagi ngapain sih kok lama banget?" tanyanya pada Liora.

"Cuci muka, Aa!" jawab Liora meringis.

"Setengah jam loh Aa nungguin di depan pintu!"

"Eh, maaf nggak tau kalau Aa dah pulang." Liora melengos, sengaja menghindari tatapan Agam.

"Sudah sholat ashar?"

"Sudah!" jawab Liora cepat-cepat keluar kamar mandi, menghindari tatapan suaminya yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Mau kemana?" tanya Agam melihat Liora hendak keluar kamar.

"Mau bantu-bantu bunda di dapur!" jawab gadis itu, masih saja tidak mau menatap Agam.

"Eh, tunggu. Tolong siapkan baju koko Aa. Aa mau mandi terus sholat ashar!"

"Iya." Jawab Liora singkat. Tentu saja Agam merasa ada hal aneh yang terjadi pada istrinya itu.

"Kenapa lagi dia....? Nggak biasanya dia bersikap seperti itu!" gumam Agam dalam hati.

Setelah menyiapkan baju koko dan sarung untuk sang suami, Liora memilih turun ke lantai satu, menyibukkan diri agar tidak terjebak dalam situasi yang rumit bersama Agam.

Dengan langkah cepat, Liora menuju ke dapur, tempat bunda Nurma sibuk menyiapkan makan malam. Aroma masakan yang menggugah selera memenuhi udara, membantu mengalihkan perhatiannya dari kecanggungan yang baru saja dialaminya.

"Bunda, apa yang bisa Liora bantu?" tanya Liora, berusaha menyembunyikan perasaannya yang tercampur aduk.

Bunda menatapnya dengan senyum hangat, "Liora, kamu bisa membantu bunda memotong sayuran ini."

Liora mengangguk dan mulai bekerja, berusaha menghilangkan pikiran tentang Agam. Namun, bayangan wajah suaminya terus menghantui pikirannya, membuatnya merasa terjebak dalam labirin emosi yang rumit.

Agam muncul di pintu dapur dengan senyum lebar, menyapa bundanya dengan hangat. Namun, apa yang tidak terduga adalah ketika matanya bertemu dengan Liora, dia mengedipkan satu matanya dengan genit, membuat Liora terkejut dan malu-malu. Wajahnya memerah, dan dia cepat menunduk, berusaha menyembunyikan reaksinya.

Bunda Nurma, yang sibuk dengan masakannya, tidak menyadari aksi putranya. Namun, Liora merasa seperti terkena sambaran petir. Dia berusaha mengendalikan emosi, tetapi tidak bisa menyangkal bahwa ada sesuatu yang masih terasa antara mereka.

Liora berusaha fokus pada pekerjaannya, memotong sayuran dengan cepat dan tepat. Namun, dia tidak bisa menghindari perasaan bahwa Agam masih memperhatikannya, bahkan setelah apa yang terjadi. l

Liora merasa terjebak dalam permainan emosi yang kompleks serta suasana yang canggung, tidak tahu bagaimana menghadapi perasaannya sendiri. Gadis itu pun pura-pura mengacuhkan keberadaan sang suami.

"Gam, besok ayah dan bunda mau ke Cirebon disuruh kakek dan Nini ke sana!" ucap bunda tangannya sibuk mengolah daging yang sedang direndang. Makanan kesukaan Agam dan ayah mertua.

"Emang dipondok ada acara apa, Bun?" tanya Agam sambil menyomot bakwan jagung, matanya bersinar.

"Nggak ada acara apa-apa. Cuman kakek nyuruh ayah ke sana saja. Otomatis bunda juga harus ikut. Kamu kan tau, ayah nggak bisa jauh dari bunda!" jelas Bunda sambil tersenyum.

"Oh, oke. Nggak apa-apa, Bun! Bunda dan ayah pergi saja. Biar aku dan Liora di rumah!"

"Emmmm, kalau saja aku ada cuti, mungkin aku dan Liora ikut ke pondok!" lanjut Agam.

Bunda menatapnya dengan hangat. "Mungkin lain kali kalian ikut. Liora belum pernah ke Cirebon, kan?"

Liora menggeleng cepat sambil tersenyum tipis.

Sejak menjadi menantu di keluarga suaminya, Liora selalu penasaran dengan pondok pesantren milik Mbah Yai, kakek Agam, yang terletak di Cirebon. Cerita-cerita mengenai kehidupan di pondok pesantren tersebut selalu membuatnya ingin tahu lebih banyak.

Liora sering mendengar dari teman-temannya tentang kehidupan di pondok yang penuh disiplin dan ketenangan. Dia bayangkan suasana yang tenang, dengan santri-santri yang sibuk belajar dan beribadah. Namun, dia juga mendengar tentang sisi menyenangkan kehidupan di pondok, seperti persahabatan erat antara santri dan kegiatan ekstrakurikuler yang menarik.

Rasa penasaran Liora semakin besar ketika Agam, dan kedua mertuanya berbicara tentang rencana perjalanan mereka ke pondok pesantren. Dia berharap suatu hari nanti bisa mengunjungi tempat tersebut, merasakan langsung kehidupan di pondok pesantren, dan memahami lebih dalam tentang tradisi dan budaya yang terdapat di sana.

"Yah belum lah, Bun. Sejak menikah, kami kan nggak kemana-mana!" jawab Agam sambil menatap Liora yang sibuk memotong sayuran, senyumnya mengisyaratkan bahwa suatu saat dia juga ingin mengajak Liora ke Cirebon, pondok pesantren milik Mbah Yai.

"Emmm, kamu mau kan Li ke Cirebon?" tanya bunda Nurma beralih menatap menantunya.

"Nunggu liburan semester, Bun. Bulan depan sudah tes semester!" jawab Liora, tangannya masih asik memotong wortel. Kata bunda sih mau buat cap cay.

"Ah, betul itu, Gam. Nunggu liburan semester saja. Waktunya lebih panjang. Nanti kita sama-sama ke sana? Ajak Raisa juga, libur semester dia kan pasti dirumah!"

"Iya, itu ide bagus, Bun!"

Setelah selesai makan malam, Liora langsung membantu Bunda Nurma mencuci piring di dapur. Meskipun mencuci piring bukanlah kegiatan favoritnya, Liora ingin menunjukkan dirinya sebagai menantu yang baik dan bertanggung jawab di depan kedua mertuanya.

Dengan sabun dan air hangat, Liora membersihkan setiap piring dengan teliti, memastikan tidak ada sisa makanan yang tertinggal. Bunda Nurma mengamati dengan senyum, merasa bangga dengan menantunya yang rajin dan mau membantu.

Liora berusaha menunjukkan kesungguhan dan kemampuannya dalam melakukan tugas sebagai istri, sekaligus berharap dapat memperoleh pengakuan dan kepercayaan dari mertuanya. Dalam diam, dia berharap kegiatan ini dapat mempererat hubungannya dengan kedua mertuanya.

Saat mencuci piring, Liora sering melirik ke arah Agam dan ayah mertuanya yang terlibat dalam percakapan serius. Rasa kepo gadis itu memuncak, membuatnya tak sabar ingin tahu apa yang mereka bahas. Dengan hati-hati, Liora memasang kupingnya untuk mencuri dengar percakapan mereka.

Dia berusaha tidak terlalu mencolok, takut ketahuan oleh mereka. Namun, rasa ingin tahunya tak tertahan.

Dengan mata yang terus memantau gerakan sang suami dan ayah mertua, Liora mencoba memahami isi percakapan.

"Jadi Nai bekerja di tempat kamu bekerja, Gam?"

"Iya, Yah!" jawab Agam jujur.

"Batasi interaksi kamu dengan wanita itu, Gam! Ingat kamu sudah menikah!" tutur Hidayat memperingati putranya dengan tegas.

"Iyalah, Yah. Aku tau kok. Ayah tenang saja. Lagipula aku sudah nggak ada apa-apa dengannya!"

"Memang seharusnya begitu. Jangan pernah memberi celah ataupun kesempatan! Ingat itu, Gam!"

"Ayah seperti tidak tahu aku saja."

"Bukannya begitu, Gam! Ayah hanya khawatir kamu tergoda....!"

"Tergoda dengan perempuan matre?" pekik Agam, "Ya nggak mungkin lah, Yah!"

"Ayah percaya sama kamu!" sahut Hidayat menepuk pundak putranya.

******

Benar saja keesokan harinya bunda Nurma dan ayah Hidayat sudah berangkat ke Cirebon. Sepulang dari sekolah rumah nampak sepi tidak terdengar suara bunda dan ayah mertuanya.

Liora duduk di tepi tempat tidur sambil memeriksa ponselnya tanpa mengganti seragamnya. Agam yang melihat itu langsung menegur istrinya yang masih santai saja bermain ponsel tanpa mengganti seragam dan melepaskan sepatu sekolah.

"Kamu nggak ganti baju?" tanya Agam dengan lembut.

"Hem, sebentar lagi Aa....!"

"Sudah sholat dhuhur?" tanya Agam seraya melepaskan kancing seragam batiknya.

"Sudah tadi di mushola sekolah!"

Sejak Agam intensif membahas agama, Liora, anak gadis Mirna Wati, berubah secara signifikan. Dia kini lebih taat dan disiplin dalam menjalankan ibadah. Sholat lima waktu tidak pernah terlewatkan, meskipun Liora hanya membaca surat-surat pendek.

Agam terus memotivasi dan mendukung istrinya, terutama setelah sholat Maghrib. Dia selalu meminta Liora untuk mengaji dan menghafal surat-surat pendek. Meskipun kadang-kadang Liora merasa enggan, Agam tahu cara membuat istrinya patuh.

Dengan kesabaran tinggi disertai sedikit ancaman, Agam membantu Liora memperdalam pengetahuan agamanya. Perubahan ini membawa perubahan besar dalam diri istrinya.

Liora, gadis yang dulu dikenal sebagai pecinta tawuran, kini telah berubah secara drastis. Tidak lagi terlihat dia berpartisipasi dalam aksi tawuran yang selalu memicu adrenalin. Perubahan ini merupakan hasil dari pengaruh positif Agam, suaminya.

Selain perubahan sikap, penampilan Liora juga mengalami transformasi. Dia yang dulu lebih suka mengenakan celana kulot atau jeans, kini berubah menjadi lebih feminim. Gaya berpakaian yang feminim tapi masih sopan membuatnya terlihat lebih dewasa dan elegan.

Meskipun masih terdapat sedikit sisa-sisa kebiasaan lama, Agam sangat puas dengan perubahan yang telah terjadi. Dia melihat Liora berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih taat beragama. Perubahan ini membawa kebahagiaan dan kepuasan sendiri bagi pria tampan itu.

Bersambung....

Komennya mana????

1
Nur Adam
lnjut
Aditya HP/bunda lia
Aamiin 🤲 ... dan semoga othor juga sehat selalu
☠☀💦Adnda🌽💫
semoga musibahnya cepet teratasi y othor doa terbaik ttp semangat Thor 💪💪💪
Sugiharti Rusli
semoga Allah jaga dan mudahkan yah tempat othor bermukim, soalnya cuaca sekarang benar" ga bisa ketebak, bisa sangat panas banget tapi tetiba hujan😔
Rini
guru stress
☠☀💦Adnda🌽💫
syukur Naila dulu kamu ulyg ninggalin sekarang berharap agam mau BLK sama kamu ,anda waras buguru .....🤭🤪
Nur Adam
lnjut
Sugiharti Rusli
sok kepedeean sih kamu Nai disukai segitunya sama si Agam😅😅😅
Rini
wo stress
نور✨
PD amat bu
نور✨
Alhamdulillah 🤩
نور✨
melar😭
Aditya HP/bunda lia
pak Agam lehernya kena cubit tuan crab 🤭
☠☀💦Adnda🌽💫
pake pengaman nggak tuh ...kan lion masih sklh klo Hamidun gimana ,emang see ada suami tpi kan ribet lah 🤭🤔
Nur Adam
lnju
Aditya HP/bunda lia
gol gol goooool ... akhirnya pak guru jebol gawang .... 😂
Sugiharti Rusli
si Liora sekolahnya dah mau lulus belum tuh, tar kelupaan dah keburu hamil lagi dia😁😁😁
☠☀💦Adnda🌽💫
itu hasil karya pak guru agamanya Liora .....🤭🤪
نور✨
semua jadi panik
نور✨
panik panik🤣... Liora panik sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!