Bukan Istri Yang Sempurna

Bukan Istri Yang Sempurna

1. Ingatkan janji

"Selamat pagi, Sayang," sapa Zahran.

"Pagi juga," jawab Yasna tersenyum.

Yasna Ulfairah Ghaffar, dua puluh tujuh tahun, ia sudah menikah dengan Zahran Altair tujuh tahun yang lalu, tapi mereka belum dikaruniai seorang anak, lebih tepatnya tidak bisa memiliki anak.

"Cantik banget sih Istriku ini, wangi lagi," goda Zahran dengan memeluk Yasna dari belakang. “Kenapa melamun?”

Sebelumnya, Zahran melihat Yasna melamun, hingga tidak menyadari kedatangannya. Namun, saat ditanya Yasna berkilah.

"Nggak papa, ayo, sarapan dulu!”

“Ada apa sih, Sayang? Jangan bohong sama aku.”

“Emm ... Bang, rumah ini terasa sepi, ya? Bagaimana kalau kita mengadopsi anak?”

“Kamu kenapa selalu bahas hal ini lagi?”

“Aku merasa rumah ini terlalu sepi, Abang sudah janji dulu mau adopsi anak.”

“Itu dulu, sekarang tidak!”

“Kenapa?”

“Karena mereka bukan anakku, aku ingin anak kandung, bukan anak angkat!”

Keheningan tiba-tiba terjadi, Zahran salah tingkah karena menyadari ia telah salah berucap. Yasna menatap Zahran tidak percaya, apa maksud dari ucapan suaminya? Bukankah sudah jelas ia tidak bisa memberinya anak, atau ... pikiran buruk tiba-tiba terlintas di pikiran Yasna.

“Apa maksud ucapan Abang?”

“Tidak ada, sebaiknya kita segera makan, sudah semakin siang juga, nanti aku terlambat.”

Zahran berusaha mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin menyakiti hati Yasna, ia sangat mencintai istrinya itu dan tidak ingin kehilangannya.

“Kamu masak sendiri lagi?” tanya Zahran.

“Iya,” jawab Yasna dengan enggan.

Yasna masih kepikiran ucapan Zahran tadi, tentang keinginannya untuk memiliki anak kandung, sedangkan Yasna sudah pasti tidak bisa memberikannya.

"Abang berangkat dulu, ya?" ucap Zahran setelah menghabiskan makanannya.

Zahran mencium kening Yasna. Memang sudah menjadi kebiasaannya sebelum pergi. Yasna juga mencium punggung tangan suaminya.

“Bang ... Abang masih ingat ‘kan, janji yang Abang ucapkan padaku?” Yasna menahan Zahran sebentar.

Yasna ingin mengingatkan janji suaminya, sebelum semuanya terlambat.

“Janji apa? Memang kamu mau dibeli in sesuatu?”

“Di hari pertama kita menikah, Abang berjanji tidak akan mengkhianati atau menduakanku, Abang ingat, kan?”

“I-iya, aku ingat kok.”

“Syukurlah kalau Abang masih ingat, aku hanya takut kalau Abang lupa.”

"Aku berangkat, di rumah saja jangan ke mana-mana, jika ingin keluar hubungi Abang dulu, biar nanti sopir kantor yang mengantar kamu.”

"Iya, Bang.”

"Assalamualaikum.”

"Waalaikumsalam.”

Mobil yang dikendarai Zahran meninggalkan halaman rumah mereka, rumah yang cukup besar untuk ditempati empat orang, mereka berdua, satu ART dan satu satpam.

Tidak berapa lama setelah kepergian Zahran, bel rumah berbunyi berulang kali membuat Yasna kesal.

“Siapa sih? Nggak sabaran banget!”

“Siapa lagi kalau bukan Nenek sihir,” celetuk Bik Rahmi.

“Nenek sihir?” ulang Yasna sambil berpikir, ia pun tahu siapa yang dimaksud Bik Rahmi.

Yasna keluar untuk membukakan pintu, ternyata memang sang mertua yang datang, tepat seperti yang diperkirakan Bik Rahmi.

“Kamu ke mana saja? Buka pintu saja lama sekali, di rumah juga nggak ngapa-ngapain! Tidak punya anak juga, sok sibuk!" ucap mertua Yasna yang bernama Faida dengan nada ketus, ia berjalan ke arah sofa dan duduk di sana.

Faida selalu datang di saat Zahran sudah berangkat kerja dan kedatangannya selalu membuat Yasna sakit hati, Yasna tak pernah sekalipun mengatakan pada suaminya itu, bahkan ia juga melarang Bik Rahmi bicara pada Zahran.

“Tadi di belakang, Ma.”

“Di belakang ngapain? Lebih baik kamu itu mengerjakan pekerjaan rumah, nggak usah pakai pembantu. Rumah juga nggak terlalu besar, sebagai istri harusnya kamu tahu diri, jangan hidup cuma buat nyusahin suami saja.”

Yasna merasakan sesak di dadanya, ia sakit hati, bagaimanapun dia juga punya perasaan, mertuanya itu selalu memiliki seribu cara untuk menyakiti Yasna.

“Silakan, Nyonya.” Bik Rahmi menyuguhkan minuman untuk Faida.

“Lihatlah, bahkan untuk segelas minuman saja, Rahmi yang membuatnya, kamu itu benar-benar menantu tidak berguna. Sudah tidak bisa memberi anak, melakukan pekerjaan rumah pun tidak becus.”

Ingin sekali Yasna menyangkal kata-kata mertuanya, tapi ia tahu semua pasti percuma, mertuanya itu tidak akan mau mendengarnya, apapun yang dilakukan dan dikatakan Yasna selalu salah di mata Faida.

“Minggir.” Faida mendorong Yasna agar memberinya jalan, Yasna yang tidak siap hampir saja terjatuh, untung saja ada Bik Rahmi di belakangnya.

Yasna tersenyum pada Bik Rahmi, asistennya itu tahu bagaimana sikap mertua dari majikannya itu, ia juga tahu kalau Yasna sering menangis di kamar setelah kedatangan Faida, ingin sekali ia bicara pada Zahran, tentang apa saja yang sudah terjadi setelah ia pergi bekerja, tapi Yasna selalu melarang dengan berbagai alasan.

“Makanan apa ini? Anak saya memberimu uang yang begitu banyak dan kamu hanya memasak nasi goreng untuknya! Kamu kemanakan uang anak saya? Kamu buat foya-foya! Atau bersenang-senang dengan selingkuhan kamu?”

“Apa maksud ucapan Mama? Aku tidak punya selingkuhan!” Yasna sedikit meninggikan suaranya.

“Tidak usah teriak, saya masih bisa mendengarnya!”

Ingin sekali Yasna marah, bagaimana bisa mertuanya itu punya pikiran seperti itu? Jangankan punya selingkuhan untuk keluar rumah saja, ia harus pergi dengan putranya dan berbagai peraturan yang dibuat suaminya.

“Lalu kamu kemanakan uang anakku?”

“Neng Yasna tidak setiap hari masak nasi goreng, kok, Nyonya.” Bik Rahmi mencoba membela majikannya.

“Kamu tidak usah membelanya, dia itu sudah salah.”

“Saya hanya bicara apa adanya, Nyonya.”

“Kamu dibayar berapa sama dia? Dia itu nggak bisa apa-apa, yang gaji kamu itu anak saya. Sekarang kamu masak buat saya ... saya lapar.” Faida menunjuk Yasna agar menantunya itu yang memasak.

“Maaf, Ma. Tidak ada apapun di kulkas, kami baru saja ingin pergi belanja.”

“Kamu benar-benar tidak berguna, Zahran sangat salah memilih istri, tidak punya anak, ya jangan jadi pemalas.”

Yasna mengepalkan kedua tangan yang ada di sisi tubuhnya, menahan segala emosi yang ada di dada. Ia selalu ingat nasehat ayahnya agar selalu menghormati mertua, layaknya orang tua sendiri, karena itu selama ini ia menahan segala hinaan yang datang padanya.

“ya sudah, terpaksa saya makan ini, mudah-mudahan tidak ada racunnya.”

Faida menyendokkan nasi goreng ke dalam piringnya, Yasna ingin membantu, tapi segera di tolak oleh Faida.

“Biar saya yang ambilkan, Ma.”

“Tidak perlu, nanti selera makan saya jadi hilang.”

Yasna menghela nafas panjang, mencoba membesarkan hati, ia meyakinkan diri jika apa yang terjadi padanya adalah untuk melatih kesabaran yang ia miliki. Padahal dulu, mertuanya sangat menyayanginya, tapi sejak kecelakaan itu, mertuanya jadi berubah sangat keji, padahal karena dialah rahim Yasna harus diangkat.

‘Enak juga masakan Yasna,’ batin Faida.

Faida menghabiskan satu piring nasi goreng, setelah itu ia pamit pulang, sudah cukup hari ini ia membuat masalah.

"Saya pulang, dan kalian segera ‘lah pergi belanja, jangan beri anakku makanan tidak sehat ini!" Faida pergi meninggalkan kedua orang itu.

"Iya, Ma.”

"Iya, Nyonya," jawab Bik Rahmi.

"Ayo, Bik!  Kita belanja!" ajak Yasna.

"Biar Bibi saja Neng, nanti Tuan Zahran marah kalau tahu Neng Yasna keluar rumah. Apalagi sampai repot-repot belanja.”

"Nggak Papa, Bik. Lagian Abang ada di kantor nggak mungkin tahu juga, jika Bibi nggak bilang.”

"Bibi nggak berani, Neng.”

"Ayolah, Bik! Aku bosan di rumah terus," rengek Yasna.

"Haahh, baiklah.”

Mereka bersiap untuk pergi, Yasna senang akhirnya ia bisa pergi belanja, ia juga ingin membeli baju, sudah lama ia tidak membelinya.

“Bik, ayo!”

“Iya, Neng.”

 

.

 

 

 

.

 

 

 

 

 

.

 

.

Terpopuler

Comments

¢ᖱ'D⃤🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐ᴙ𝔞shqι⒋ⷨ͢⚤🐬

¢ᖱ'D⃤🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ ̐ᴙ𝔞shqι⒋ⷨ͢⚤🐬

Kenapa ya, Giliran Perempuan yang punya Kekurangan selalu di Tindas, sementara kalau Laki2 yang punya Kekurangan, selalu bersikap seolah2 dia yang tersakiti😔

2024-09-10

1

teti kurniawati

teti kurniawati

saya mampir, mampir juga yuk di karya aku
Perjodohan Arini

2024-09-10

0

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

janji selalu d ingkari....

2023-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ingatkan janji
2 2. Mencari calon istri
3 3. Toko kue Ibu
4 4. Parfum wanita
5 5. Ternyata bukan
6 6. Liburan
7 7. Sangat sakit
8 8. Harus kuat
9 9. Hanya aku
10 10. Tidak rela
11 11. Nyonya baru
12 12. Pulang ke rumah Ibu
13 13. Di danau
14 14. Ingin bercerai
15 15. Semoga kau bahagia
16 16. Hari pertama
17 17. Kedekatan
18 18. Tujuan yang berbeda
19 19. Mama
20 20. Ingin bertemu
21 21. Membuka hati
22 22. Penjebakan
23 23. Di Rumah sakit
24 24. Menjenguk Yasna
25 25. Mencabut tuntutan
26 26. Sarapan di rumah Emran
27 27. Libuaran di pantai
28 28. Terkilir
29 29. Nasi goreng lagi
30 30. Rasa
31 31. Di kunci
32 32. Kapan menikah
33 33. Alerginya kambuh
34 34. Kamu juga seorang ibu
35 35. Maaf
36 36. Memilih Yasna
37 37. Jalan-jalan
38 38. Di taman
39 39. Pura-pura matre
40 40. Setuju
41 41. Lamaran
42 42. Aku akan menikah
43 43. Dia akan menikah
44 44. Sah
45 45. Hari pertama
46 46. Pergi ke pantai
47 47. Di rumah Ibu
48 48. Berkelahi
49 49. Makan malam
50 50. Semakin dekat
51 51. Bertemu kembali
52 52. Ragu lagi
53 53. Kecelakaan
54 54. Tidak apa-apa
55 55. Hafidz
56 56. Bunda
57 57. Celina
58 58. Pelaku yang sebenarnya
59 59. Bukit
60 60. Terungkap
61 61. Dijodohkan
62 62. Selamat ulang tahun
63 63. Bingung
64 64. Pertemuan keluarga
65 65. Aku iri
66 66. Merasa tercubit
67 67. Akting
68 68. Tersisih
69 69. Aku tidak bisa
70 70. Bertemu saingan
71 71. Membandingkan
72 72. Tolong lepaskan dia
73 73. Pergi dengan sahabat
74 74. Terakhir
75 75. Menyusul
76 76. Bu Yasna
77 77. Mengenai Celina
78 78. Menitipkan anak
79 79. Menitipkan anak 2
80 80. Perhatian yang terbagi
81 81. Memberi pengertian
82 82. Kenapa datang?
83 83. Jangan meminta maaf
84 84. Sekolah di luar kota
85 85. Pikirkan baik-baik
86 86. Bersama hanya berdua
87 87. S2 - Happy Anniversary
88 88. S2 - Kakak kelas
89 89. S2 - Airin
90 90. S2 - Mogok
91 91. S2 - Tidak mau
92 92. S2 - Baby sugar
93 93. S2 - Afrin bersedih
94 94. S2 - Ingin dia jadi istri
95 95. S2 - Nayla
96 96. Makan malam
97 97. S2 - Saling mencibir
98 98. S2 - Kemarahan Emran.
99 99. S2 - Katakan pada Bunda
100 100. S2 - Kedatangan Nayla
101 101. S2 - Kedatangan Vania
102 102. S2 - Ke rumah Kakek
103 103. S2 - Ayah sakit apa?
104 104. S2 - Bagaimana jika ...
105 105. S2 - Ibunya Nayla
106 106. S2 - Mengantar Nayla
107 107. S2 - Bukan ibu kandung
108 108. S2 - Bunda terlihat aneh
109 109. Bunda mendengar
110 110. S2 - Maaf, Bunda
111 111. S2 - Pergi ke mall
112 112. S2 - Ke butik Nayla
113 113. S2 - Ternyata
114 114. S2 - Ditikung
115 115. S2 - Keributan
116 116. S2 - Dipecat
117 117. S2 - membantu
118 118. S2 - Putri Zahran
119 119. S2 - Bercerita
120 120. S2 - Bertemu mantan
121 121. S2 - Berbincang sebentar
122 122. S2 - Semakin kagum
123 123. S2 - Bertemu di restoran
124 124. Doa bersama
125 125. S2 - Kamu cantik
126 126. S2 - Nuri
127 127. S2 - Memilih
128 128. S2 - Kamu berbohong?
129 129. S2 - Minta maaf
130 130. S2 - Ada yang hilang
131 131. S2 - Menantu saya
132 132. S2 - Keinginannya sendiri
133 133. S2 - Kekasih Rizki
134 134. S2 - Pembatalan pertunangan
135 135. S2 - Teman Afrin
136 136. S2 - Salah pukul
137 137. S2 - Ingin melamar
138 138. S2 - Mohon bantuannya
139 139. S2 - Niat melamar
140 140. S2 - Menolak lamaran
141 141. S2 - Berjuang meminta restu
142 142. S2 - Bertemu ayah Nayla
143 143. S2 - Meminta restu
144 144. S2 - Mendapat restu
145 145. S2 - Persiapan
146 146. S2 - Aku ingin jujur
147 147. S2 - Acara berjalan lancar
148 148. S2 - Ingin menjatuhkan
149 149. S2 - Restoran romantis
150 150. S2 - Menggoda
151 151. S2 - Keperluan pernikahan
152 152. S2 - Rencana pernikahan
153 153. S2 - Berbicara dengan Airin
154 154. S2 - Pengganggu
155 155. S2 - Perpisahan dengan Vania
156 156. S2 - Hari bahagia
157 157. S2 - Sah
158 158. S2 - Panggilan Sayang
159 159. S2 - Bingung mau apa
160 160. S2 - Nayla menangis
161 161. S2 - Sudah sembuh
162 162. S2 - Pindah
163 163. S2 - Sensitif
164 164. S2 - Modd yang cepat berubah
165 165. S2 - Harus sabar
166 166. S2 - Dia menyukai suamiku
167 167. S2 - Mual
168 168. S2 - Nayla pingsan
169 169. S2 - Hamil
170 170. S2 - Berita bahagia
171 171. S2 - Suamiku setia
172 172. S2 - Perasaan takut
173 173. S2 - Harus dites dulu
174 174. S2 - Apa sakit?
175 175. S2 - Kanker
176 176. S2 - Terasa sakit
177 177. S2 - Dunianya hancur
178 178. S2 - Bunda belum tahu
179 179. S2 - Menyembunyikan sesuatu
180 180. S2 - Kebersamaan yang sederhana
181 181. S2 - Menyiapkan mental
182 182. S2 - Emran kecewa
183 183. S2 - Ada Kak Nayla
184 184. S2 - Istri Aydin.
185 185. S2 - Maafkan Kak Aydin
186 186. S2 - Amanah Nayla
187 187. S2 - menjemput
188 188. S2 - Kecelakaan
189 S2 - Bunda ikut
190 190. S2 - Bisa melihat
191 191. S2 - Sebuah surat
192 192. S2 - Nuri kecil
193 193. S2 - Jaga pandangan Anda
194 194. S2 - Nuri tidak mau
195 195. S2 - Merayu Nuri
196 196. S2 - Ingin membawa Nuri
197 197. S2 - Bertemu lagi
198 198. S2 - Pergi ke mana
199 199. S2 - Mimpi buruk
200 200. S2 - Alhamdulillah, baik
201 201. S2 - Anggap saja khilaf
202 202. S2 - Saling meminta maaf
203 203. S2 - Aku antar
204 204. S2 - Melamar
205 205. S2 - Benar dilamar?
206 206. S2 - Merasa tidak pantas
207 207. S2 - Pergi ke luar kota
208 208. S2 - Afrin Hilang
209 209. S2 - Menyelamatkan Afrin
210 210. S2 - Tidak sia-sia
211 211. S2 - Bukan kekasih
212 212. S2 - Kakak ipar
213 213. S2- tinggal di apartement Ivan
214 214. S2 - Menjenguk
215 215. S2 - Lamaran yang kedua
216 216. S2 - Ivan
217 217. S2 - Dijodohkan dengan Vira
218 218. S2 - Ke rumah Khairi
219 219. S2 - Calon mertua
220 220. S2 - Bertunangan!
221 221. S2 - Ingin membatalkan pertunangan
222 222. S2 - Tetap kekeh
223 223. S2 - Bertemu Vira
224 224. S2 - Siapkan acara pernikahan!
225 225. S2 - Tamu bawa Hantaran
226 226. S2 - Hormati tamu
227 227. S2 - Vira bersama dengan pria
228 228. S2 - Terlambat
229 229. S2 - Berjanjilah.
230 230. S2 - Selamat
231 231. S2 - Hari pertama
232 232. S2 - Tentu aku mencintainya
233 233. S2 - Dia istriku
234 234. S2 - Menginap di rumah mertua
235 235. S2 - Ivan menyukai Rani?
236 236. S2 - Wajah yang sebenarnya
237 237. S2 - Mau menikahinya
238 238. S2 - Ke rumah mertua
239 239. S2 - Mulai belajar
240 240. S2 - Nomor ponsel
241 241. S2 - Pindah ke apartemen
242 242. S2 - Mantan
243 243. S2 - Izin pergi
244 244. S2 - Bekerja sama dengan mertua
245 245. S2 - Menjadi Imam
246 246. S2 - Di kampung Rani
247 247. S2.- Sebuah video
248 248. S2 - Video Vira
249 249. S2 - Bukan ibu kandung
250 250. S2 - Bukan ibu kandung 2
251 251. S2 - Wanita seksi
252 252. S2 - Berpikir positif
253 253. S2 - Pelajaran untuk Ivan
254 254. S2 - Pembatalan pernikahan
255 255. S2 - Kagum pada mertua
256 256. S2 - Kedatangan Luna
257 257. S2 - Kedatangan Luna 2
258 258. S2 - Diganggu calon pengantin
259 259. S2 - Membeli perhiasan
260 260. S2 - Vira baik-baik saja
261 261. S2 - Di rumah Rani
262 262. S2 - Di rumah Rani 2
263 263. S2 - Menuju Halal (Ivan)
264 264. S2 - Iri melihat Rani
265 PENGUMUMAN
266 265. S2 - Vila
267 266. S2 - Pengantin baru
268 267. S2 - Nasehat / sindiran
269 268. S2 - Bingung ingin memulai
270 269. S2 - Saling menasehati
271 270. S2 - Terkesima
272 271. S2 - Berhenti kerja
273 272. S2 - Papa Hamdan sakit
274 273. S2 - Tinggal di rumah mertua
275 274. S2 - Calon ART
276 275. S2 - Pindah
277 276. S2 - Papa kambuh
278 277. S2 - Ingin yang terbaik
279 278. S2 - Menjenguk besan
280 279. S2 - Memulai pencarian
281 280. S2 - Kotak masa lalu
282 281. S2 - Ibu kandung Khairi
283 282. S2 - Apa terjadi sesuatu?
284 283. S2 - Menyewa detektif
285 284. S2 - Rahasia yang terbuka
286 285. S2 - Ingin bicara
287 286. S2 - Nur Hamil?
288 287. S2 - Apa akan kembali?
289 288. S2 - Belum ada petunjuk
290 289. S2 - Titik terang
291 290. S2 - Ke luar kota
292 291. S2 - Ke luar kota 2
293 292. S2 - Di rumah Wulan
294 293. S2 - Surgaku
295 294. S2 - Pergi bersama
296 295. S2 - Berkenalan dengan besan
297 296. S2 - Mengajak ke kota
298 297. S2 - Melihat pemandangan
299 298. S2 - Mau ikut ke kota
300 299. S2 - Laily mulai luluh
301 300. S2 - Tidak punya Papa
302 301. S2 - Butuh waktu
303 302. S2 - Apa perlu puluhan tahun?
304 303. S2 - Belajar memakai ponsel
305 304. S2 - Apa bisa?
306 305. S2 - Afrin kesal
307 306. S2 - Tidak sengaja
308 307. S2 - Papa tidak sadar
309 308. S2 - Papa Hamdan tutup usia
310 309. S2 - Berusaha baik-baik saja
311 310. S2 - Akan bicara
312 311. S2 - Pikirkanlah
313 312. S2 - Pamit pergi
314 313. S2 - Aku pergi sementara
315 314. S2 - Sepucuk surat
316 315. S2 - Menyusahkan
317 316. S2 - Bahagia
318 317. S2 - Tamu siapa?
319 318. S2 - Penjelasan
320 319. S2 - Rencana pesta
321 320. S2 - Tidak boleh malas
322 321. S2 - Periksa
323 322. S2 - Membantu
324 323. S2 - Janji dengan Ayah
325 324. S2 - Ke pasar
326 325. S2 - Menjemput Ibu dan Laily
327 326. S2 - Akhir yang bahagia
328 Pengumuman
Episodes

Updated 328 Episodes

1
1. Ingatkan janji
2
2. Mencari calon istri
3
3. Toko kue Ibu
4
4. Parfum wanita
5
5. Ternyata bukan
6
6. Liburan
7
7. Sangat sakit
8
8. Harus kuat
9
9. Hanya aku
10
10. Tidak rela
11
11. Nyonya baru
12
12. Pulang ke rumah Ibu
13
13. Di danau
14
14. Ingin bercerai
15
15. Semoga kau bahagia
16
16. Hari pertama
17
17. Kedekatan
18
18. Tujuan yang berbeda
19
19. Mama
20
20. Ingin bertemu
21
21. Membuka hati
22
22. Penjebakan
23
23. Di Rumah sakit
24
24. Menjenguk Yasna
25
25. Mencabut tuntutan
26
26. Sarapan di rumah Emran
27
27. Libuaran di pantai
28
28. Terkilir
29
29. Nasi goreng lagi
30
30. Rasa
31
31. Di kunci
32
32. Kapan menikah
33
33. Alerginya kambuh
34
34. Kamu juga seorang ibu
35
35. Maaf
36
36. Memilih Yasna
37
37. Jalan-jalan
38
38. Di taman
39
39. Pura-pura matre
40
40. Setuju
41
41. Lamaran
42
42. Aku akan menikah
43
43. Dia akan menikah
44
44. Sah
45
45. Hari pertama
46
46. Pergi ke pantai
47
47. Di rumah Ibu
48
48. Berkelahi
49
49. Makan malam
50
50. Semakin dekat
51
51. Bertemu kembali
52
52. Ragu lagi
53
53. Kecelakaan
54
54. Tidak apa-apa
55
55. Hafidz
56
56. Bunda
57
57. Celina
58
58. Pelaku yang sebenarnya
59
59. Bukit
60
60. Terungkap
61
61. Dijodohkan
62
62. Selamat ulang tahun
63
63. Bingung
64
64. Pertemuan keluarga
65
65. Aku iri
66
66. Merasa tercubit
67
67. Akting
68
68. Tersisih
69
69. Aku tidak bisa
70
70. Bertemu saingan
71
71. Membandingkan
72
72. Tolong lepaskan dia
73
73. Pergi dengan sahabat
74
74. Terakhir
75
75. Menyusul
76
76. Bu Yasna
77
77. Mengenai Celina
78
78. Menitipkan anak
79
79. Menitipkan anak 2
80
80. Perhatian yang terbagi
81
81. Memberi pengertian
82
82. Kenapa datang?
83
83. Jangan meminta maaf
84
84. Sekolah di luar kota
85
85. Pikirkan baik-baik
86
86. Bersama hanya berdua
87
87. S2 - Happy Anniversary
88
88. S2 - Kakak kelas
89
89. S2 - Airin
90
90. S2 - Mogok
91
91. S2 - Tidak mau
92
92. S2 - Baby sugar
93
93. S2 - Afrin bersedih
94
94. S2 - Ingin dia jadi istri
95
95. S2 - Nayla
96
96. Makan malam
97
97. S2 - Saling mencibir
98
98. S2 - Kemarahan Emran.
99
99. S2 - Katakan pada Bunda
100
100. S2 - Kedatangan Nayla
101
101. S2 - Kedatangan Vania
102
102. S2 - Ke rumah Kakek
103
103. S2 - Ayah sakit apa?
104
104. S2 - Bagaimana jika ...
105
105. S2 - Ibunya Nayla
106
106. S2 - Mengantar Nayla
107
107. S2 - Bukan ibu kandung
108
108. S2 - Bunda terlihat aneh
109
109. Bunda mendengar
110
110. S2 - Maaf, Bunda
111
111. S2 - Pergi ke mall
112
112. S2 - Ke butik Nayla
113
113. S2 - Ternyata
114
114. S2 - Ditikung
115
115. S2 - Keributan
116
116. S2 - Dipecat
117
117. S2 - membantu
118
118. S2 - Putri Zahran
119
119. S2 - Bercerita
120
120. S2 - Bertemu mantan
121
121. S2 - Berbincang sebentar
122
122. S2 - Semakin kagum
123
123. S2 - Bertemu di restoran
124
124. Doa bersama
125
125. S2 - Kamu cantik
126
126. S2 - Nuri
127
127. S2 - Memilih
128
128. S2 - Kamu berbohong?
129
129. S2 - Minta maaf
130
130. S2 - Ada yang hilang
131
131. S2 - Menantu saya
132
132. S2 - Keinginannya sendiri
133
133. S2 - Kekasih Rizki
134
134. S2 - Pembatalan pertunangan
135
135. S2 - Teman Afrin
136
136. S2 - Salah pukul
137
137. S2 - Ingin melamar
138
138. S2 - Mohon bantuannya
139
139. S2 - Niat melamar
140
140. S2 - Menolak lamaran
141
141. S2 - Berjuang meminta restu
142
142. S2 - Bertemu ayah Nayla
143
143. S2 - Meminta restu
144
144. S2 - Mendapat restu
145
145. S2 - Persiapan
146
146. S2 - Aku ingin jujur
147
147. S2 - Acara berjalan lancar
148
148. S2 - Ingin menjatuhkan
149
149. S2 - Restoran romantis
150
150. S2 - Menggoda
151
151. S2 - Keperluan pernikahan
152
152. S2 - Rencana pernikahan
153
153. S2 - Berbicara dengan Airin
154
154. S2 - Pengganggu
155
155. S2 - Perpisahan dengan Vania
156
156. S2 - Hari bahagia
157
157. S2 - Sah
158
158. S2 - Panggilan Sayang
159
159. S2 - Bingung mau apa
160
160. S2 - Nayla menangis
161
161. S2 - Sudah sembuh
162
162. S2 - Pindah
163
163. S2 - Sensitif
164
164. S2 - Modd yang cepat berubah
165
165. S2 - Harus sabar
166
166. S2 - Dia menyukai suamiku
167
167. S2 - Mual
168
168. S2 - Nayla pingsan
169
169. S2 - Hamil
170
170. S2 - Berita bahagia
171
171. S2 - Suamiku setia
172
172. S2 - Perasaan takut
173
173. S2 - Harus dites dulu
174
174. S2 - Apa sakit?
175
175. S2 - Kanker
176
176. S2 - Terasa sakit
177
177. S2 - Dunianya hancur
178
178. S2 - Bunda belum tahu
179
179. S2 - Menyembunyikan sesuatu
180
180. S2 - Kebersamaan yang sederhana
181
181. S2 - Menyiapkan mental
182
182. S2 - Emran kecewa
183
183. S2 - Ada Kak Nayla
184
184. S2 - Istri Aydin.
185
185. S2 - Maafkan Kak Aydin
186
186. S2 - Amanah Nayla
187
187. S2 - menjemput
188
188. S2 - Kecelakaan
189
S2 - Bunda ikut
190
190. S2 - Bisa melihat
191
191. S2 - Sebuah surat
192
192. S2 - Nuri kecil
193
193. S2 - Jaga pandangan Anda
194
194. S2 - Nuri tidak mau
195
195. S2 - Merayu Nuri
196
196. S2 - Ingin membawa Nuri
197
197. S2 - Bertemu lagi
198
198. S2 - Pergi ke mana
199
199. S2 - Mimpi buruk
200
200. S2 - Alhamdulillah, baik
201
201. S2 - Anggap saja khilaf
202
202. S2 - Saling meminta maaf
203
203. S2 - Aku antar
204
204. S2 - Melamar
205
205. S2 - Benar dilamar?
206
206. S2 - Merasa tidak pantas
207
207. S2 - Pergi ke luar kota
208
208. S2 - Afrin Hilang
209
209. S2 - Menyelamatkan Afrin
210
210. S2 - Tidak sia-sia
211
211. S2 - Bukan kekasih
212
212. S2 - Kakak ipar
213
213. S2- tinggal di apartement Ivan
214
214. S2 - Menjenguk
215
215. S2 - Lamaran yang kedua
216
216. S2 - Ivan
217
217. S2 - Dijodohkan dengan Vira
218
218. S2 - Ke rumah Khairi
219
219. S2 - Calon mertua
220
220. S2 - Bertunangan!
221
221. S2 - Ingin membatalkan pertunangan
222
222. S2 - Tetap kekeh
223
223. S2 - Bertemu Vira
224
224. S2 - Siapkan acara pernikahan!
225
225. S2 - Tamu bawa Hantaran
226
226. S2 - Hormati tamu
227
227. S2 - Vira bersama dengan pria
228
228. S2 - Terlambat
229
229. S2 - Berjanjilah.
230
230. S2 - Selamat
231
231. S2 - Hari pertama
232
232. S2 - Tentu aku mencintainya
233
233. S2 - Dia istriku
234
234. S2 - Menginap di rumah mertua
235
235. S2 - Ivan menyukai Rani?
236
236. S2 - Wajah yang sebenarnya
237
237. S2 - Mau menikahinya
238
238. S2 - Ke rumah mertua
239
239. S2 - Mulai belajar
240
240. S2 - Nomor ponsel
241
241. S2 - Pindah ke apartemen
242
242. S2 - Mantan
243
243. S2 - Izin pergi
244
244. S2 - Bekerja sama dengan mertua
245
245. S2 - Menjadi Imam
246
246. S2 - Di kampung Rani
247
247. S2.- Sebuah video
248
248. S2 - Video Vira
249
249. S2 - Bukan ibu kandung
250
250. S2 - Bukan ibu kandung 2
251
251. S2 - Wanita seksi
252
252. S2 - Berpikir positif
253
253. S2 - Pelajaran untuk Ivan
254
254. S2 - Pembatalan pernikahan
255
255. S2 - Kagum pada mertua
256
256. S2 - Kedatangan Luna
257
257. S2 - Kedatangan Luna 2
258
258. S2 - Diganggu calon pengantin
259
259. S2 - Membeli perhiasan
260
260. S2 - Vira baik-baik saja
261
261. S2 - Di rumah Rani
262
262. S2 - Di rumah Rani 2
263
263. S2 - Menuju Halal (Ivan)
264
264. S2 - Iri melihat Rani
265
PENGUMUMAN
266
265. S2 - Vila
267
266. S2 - Pengantin baru
268
267. S2 - Nasehat / sindiran
269
268. S2 - Bingung ingin memulai
270
269. S2 - Saling menasehati
271
270. S2 - Terkesima
272
271. S2 - Berhenti kerja
273
272. S2 - Papa Hamdan sakit
274
273. S2 - Tinggal di rumah mertua
275
274. S2 - Calon ART
276
275. S2 - Pindah
277
276. S2 - Papa kambuh
278
277. S2 - Ingin yang terbaik
279
278. S2 - Menjenguk besan
280
279. S2 - Memulai pencarian
281
280. S2 - Kotak masa lalu
282
281. S2 - Ibu kandung Khairi
283
282. S2 - Apa terjadi sesuatu?
284
283. S2 - Menyewa detektif
285
284. S2 - Rahasia yang terbuka
286
285. S2 - Ingin bicara
287
286. S2 - Nur Hamil?
288
287. S2 - Apa akan kembali?
289
288. S2 - Belum ada petunjuk
290
289. S2 - Titik terang
291
290. S2 - Ke luar kota
292
291. S2 - Ke luar kota 2
293
292. S2 - Di rumah Wulan
294
293. S2 - Surgaku
295
294. S2 - Pergi bersama
296
295. S2 - Berkenalan dengan besan
297
296. S2 - Mengajak ke kota
298
297. S2 - Melihat pemandangan
299
298. S2 - Mau ikut ke kota
300
299. S2 - Laily mulai luluh
301
300. S2 - Tidak punya Papa
302
301. S2 - Butuh waktu
303
302. S2 - Apa perlu puluhan tahun?
304
303. S2 - Belajar memakai ponsel
305
304. S2 - Apa bisa?
306
305. S2 - Afrin kesal
307
306. S2 - Tidak sengaja
308
307. S2 - Papa tidak sadar
309
308. S2 - Papa Hamdan tutup usia
310
309. S2 - Berusaha baik-baik saja
311
310. S2 - Akan bicara
312
311. S2 - Pikirkanlah
313
312. S2 - Pamit pergi
314
313. S2 - Aku pergi sementara
315
314. S2 - Sepucuk surat
316
315. S2 - Menyusahkan
317
316. S2 - Bahagia
318
317. S2 - Tamu siapa?
319
318. S2 - Penjelasan
320
319. S2 - Rencana pesta
321
320. S2 - Tidak boleh malas
322
321. S2 - Periksa
323
322. S2 - Membantu
324
323. S2 - Janji dengan Ayah
325
324. S2 - Ke pasar
326
325. S2 - Menjemput Ibu dan Laily
327
326. S2 - Akhir yang bahagia
328
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!