HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU

"Rum, aku ga tau mesti ngomong apa sama kamu, rasanya dadaku sesak banget," ucap Mita sambil memutar mobilnya agar bisa masuk kehalaman rumah Arumi.

Arumi hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya, "Cintamu sungguh nyata pada suamimu Rum, aku kok malah jadi penasaran sama kang mas mu yang super tega itu," tambah Mita, Mita sangat pandai rupanya menggunakan bahasa. Buktinya Arumi tersenyum mendengar ini.

"Boleh aku nangis disini Mit?" tanya Arumi, tanpa mendapatkan persetujuan terlulis Arumi langsung menangis menjadi jadi.

"Keluarkan apa yang ingin kamu keluarkan Rum, meskipun aku ga bisa membantu apapun paling tidak kamu merasa legaan setelah ini," ucap Mita sambil memberikan sebotol air putih yang disimpan dimobilnya.

Arumi mengambil air yang diberikan sahabatnya dan menenguknya dengan tenang.

"Rasanya sakit banget Mit, cinta ama orang yang ga pernah menganggap kita ada!" ucap Arumi keadaanya sangat memprihatinkan saat ini. Mita tau luka sahabatnya ini tak berdarah, tak terlihat ke permukaan tapi rasanya melebihi luka yang terlihat nyata.

"Sabar ya Rum!"

"Aku ga tau aku ini sabar apa bodoh, yang jelas aku sendiri bingung apa yang hatiku mau. Diam diam hati ini selalu bertanya keadaanya, bagaimana kabarnya sekarang apakah dia baik baik saja, apa dia makan dengan baik, apa istrinya sayang padanya, apa dia bahagia. Ingin rasaya saat ini aku berlari dan melihat langsung keadaanya Mit. Mengkonfirmsi apa yang hatiku ingin tau, tapi aku takut cinta butaku ini akan membuatku lupa diri dan egois Mit." ucap Arumi sungguh lega rasanya bisa mengeluarkan separo uneg unegnya.

"Apa maksudmu egois Rum, bukankah suamimu juga masih hakmu?" tanya Mita masih belum paham apa yang sahabatnya pikirkan rupanya.

"Mungkin aku bisa merebut raganya Mit, tapi tidak dengan hatinya karena tak ada aku disina," jawab Arumi dengan tatapan kosongnya.

Sekarang Mita paham apa maksud Arumi, dia hanya ingin mengatakan bahwa dia tak ingin memaksakan keinginan hatinya. Agar seseorang yang dia cintai ini bisa bahagia tanpa halangan darinya. Cinta tak harus memiliki bukan.

"Tenangkan pikiramu Rum, doakan saja semoga dia baik baik saja," jawab Mita.

Arumi pun mengangguk dan mengajak Mita masuk kedalam rumahnya.

Rumah itu tak besar tapi lumayan lah, tertata rapi meski Arumi memiliki anak yang masih kecil kecil.

"Kamu tinggal disini Rum!" ucap Mita basa basi.

"He em, tunggu ya mau minum apa?"

"Apa aja yang penting panas hehehe!"

"Loh, biasanya tamu ma mintanya yang dingin buk lah ini malah mau yang panas hehehe!"

"Ga papa, aku mau beda dengan yang lain gengs, oia anakmu mana?" tanya Mita.

"Ada bentar aku panggil," jawab Arumi.

Arumi pun masuk kedalam kamar nya, betapa bahagianya Arumi melihat pemandangan indah didepanya.

Ditya sedang bermain dengan Mawar diatas ranjang, sedang kan asistenya sedang merapikan baju baju anak anak nya.

"Assalamu'alaikum," sapa Arumi.

"Waalaikum salam," jawab semua, Mawar yang melihat kedatangan bundanya langsung tersenyum semringah, Ditya pun sama.

Arumi pun mengajak buah hatinya mememui Mita diruang tamu.

"Rum, ini anakmu?" tanya Mita.

"Iya Mit, kenali ini Ditya yang cewek Mawar tante," ucap Arumi memperkenalkan anak anaknya pada Mita.

"Rum anakmu ganteng lo Rum, yang cewek juga cute, sayang nya ga ada yang mirip kamu. Cuma yang cowok ni bibirnya ngambil kamu kalau yang cewek ini eeemmmmm ga ada kamu disitu Rum hahahahah" ucap Mita Arumi hanya tertawa mendengar pendapat sahabatnya.

"Kamu bisa aja Mit, diminum Mit panas bener lo tapi, sesuai reques," ucap Arumi.

Banyak perbincangan yang mereka bahas, tapi sekarang Arumi merasa tak sendiri, ada Mita yang siap menerima setiap curhatanya.

.....

Samarinda...

Seperti Arumi, Yudha pun sama setiap saat setiap detik bahkan saat mau makan pun dia memikirkan anak dan istrinya.

Malam itu Yudha sedang menghadiri pesta ulang tahun kawan lamanya. Sebuah reoni kecil kecilan yang diadakan para Alumni SMA teman seangkatanya dulu di sebuah hotel ternama dikota itu.

Tak sengaja dia melihat Desi mengandeng mesra seseorang. Yudha pun cepat cepat meminta ijin pada sahabat sahabatnya untuk pergi.

Tanpa sepengetahuan teman temanya Yudha pun mengikuti kemana istri mudanya itu pergi. Yudha mendapati istrinya masuk kedalam sebuah club bersama beberapa teman prianya.

"Dasar wanita ga bermoral," ucap Yudha.

Dia pun ikut masuk kedalam club itu untuk mengetahui apa yang sebenernya istri mudanya itu lakukan.

Sayangnya Yudha tak menemukan keberadaan Desi, dia pun lelah dan menghentikan pencarianya.

Yudha duduk disalah satu sudut ruangan itu, menikmati alunan musik dan minuman yang ada disana. Tak lupa matanya waspada siapa tau wanita yang tak bisa dipercaya itu bisa dilihatnya.

Bersambung...