SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. KOK KAYAKNYA AKU TAU
Kupikir memang harus dilanjutkan sampai selesai. Karena semakin lama aku dan Celenk tak melakukan apapun maka semakin lama kita akan merasa diambang kengerian.
Percuma juga kita melawan mbah Wito, karena bisa saja dia melakukan apa saja dengan kami, untuk saat ini saja aku terbingung-bingung, karena tiba-tiba ada di makam, kemudian harus gali makam atas suruhan mbah Wito juga.
“Ayo lanjut Lenk, lakukan dengan hati gembira, kalok bisa kita sambil nyanyi aja Lenk”
“Ndasmu Ji!”
“Pelan-pelan nak, jangan sampai wajahnya rusak” tegur mbah Wito
Aku mulai membersihkan lehernya dari tanah-tanah kuburan yang basah, kulit mayat ini agak keras, tapi mblenyek… eh apa ya bahasa indonesianya mblenyek. Pokoknya mblenyek atau lembek lah, jadi kalau nggak hati-hati bisa terkelupas.
Kalau tadi dari kaki ke bawah leher kan ada baju yang melindungi badannya jadi aku nggak seberapa merinding, lha ini leher ke atas kan aku langsung kena kulit dan tubuhnya.
Leher mayat ini dingin, sedingin tanah yang ada di sekitarnya. Perlahan-lahan bagian jakun sudah terlihat, jakun mayat ini besar dan menonjol, kayak sakit gondong gitu seh menurutku.
Perlahan daerah leher hingga jakunnya bersih dari tanah, aku dan celenk berhenti membersihkan. Kulihat mbah Wito yang sedang berdiri di sebelahku.
“Lanjutkan, jangan berhenti nak, ayo lanjutkan sampai wajahnya bersih dari tanah, nanti baru kita bawa ke rumah”
Aku bingung dengan kemauan mbah Wito untuk membawa pulang mayat ini, gimana caranya bisa sampai ke rumahnya, wong kulit dan daging mayat ini sudah mudah lepas dan terkelupas, kok malah mau dibawa pulang.
Ada satu hal yang aneh, bagian leher dan lainya ini kan sudah terkubur dan terkena tanah dan mestinya pasti juga banyak hewan tanah yang menikmati tubuh mayat ini, tapi kok mayat ini kelihatan masih utuh, nggak ada rusaknya sama sekali.
Nggak ada itu yang namanya belatung, bahkan dari jarak ini nggak ada bau bangkai lagi, yang ada cuma bau wangi yang aneh, wangi yang aku pernah cium bau ini entah dimana gitu, aku lupa.
Dan satu lagi mayat ini tidak membengkak, jadi bentuk lehernya masih normal, tidak membengkak atau rusak seperti mayat pada umumnya.
“Ayo Lenk lanjot, biyar cepet seleseh”
Daerah dagu kubersihkan bersama celenk, setelah dagu benar-benar bersih, naik lagi ke bagian mulotnya…. Ketika baru mau bersihkan ke bagian mulut dan bibir…. Aku stop!.
Aku langsung berdiri, dan mundur beberapa langkah dari depan mayat, begitu juga Celenk, dia juga tampaknya ketakutan.
Aku kaget dengan yang ada disana, sesuatu yang ada di mulut mayat itu.
“M…mbah, i…itu apa yang ada di mulotnya”
Mulut mayat itu terbuka, dan ada sesuatu yang masuk ke mulutnya, sesuatu yang aku belum jelas apa itu, karena aku baru bersihkan separuh dari mulut yang terbuka.
Sesuatu itu seperti benda kayak ular gitu yang ada di mulutnya yang terbuka, tapi nggak tau juga itu apa, cuma terus terang aku takut dengan apa yang aku lihat itu.
“Nggak papa Nak, teruskan aja dibersihkan, dia tidak akan bisa menyakiti kalian nak, dan ingat bersihkan dengan hati-hati, karena yang di depan kalian ini bukan mayat, itu masih hidup nak!”
“Lho yang bener aja mbah, kalau itu bukan mayat atau bukan orang matik, lalu kenapa dikubor mbah?” tanya Celenk yang mulai emosi
“Ssssttt sudah-sudah Lenk, ayo kita bersihkan saja itu, ikuti saja apa yang dikatakan mbah Wito”
Aku tau sifat Celenk kalau dia emosi,
Aku harus meredam Celenk, karena yang kita hadapi ini bukan manusia normal. Akhirnya Celenk terdiam….
“Saya minta maaf mbah, tadi kelepasan emosi saya mbah” kata Celenk
“Hohohoh tidak papa nak Celenk, ayo lanjutkan nak, nanti keburu pagi, pokoknya sebelum pagi, kita harus bawa dia ke rumah mbah”
“Jangan pedulikan apa yang kalian lihat nak, nanti kalian akan paham apa itu yang ada di mulutnya…. Ayo bersihkan wajahnya nak”
Aku dan Celenk melanjutkan lagi apa yang disuruh oleh mbah Wito. Sekarang jelas sudah apa yang ada di mulutnya, seperti seekor ular atau belut yang masuk ke mulutnya.
Mulut mayat itu terbuka lebar, dan ada ular atau belut yang masuk ke dalamnya.
Wuiih kok bisa ya ada binatang melata yang masuk ke mulutnya. Apakah dia mati karena ada ular yang masuk ke mulutnya itu ya?
Ular atau belut itu juga dalam keadaan mati juga, apakah mereka berdua terlibat peperangan hingga mengakibatkan kematian.
“Ayo lanjutkan nak, jangan ragu-ragu”
“Injih mbah Wito”
Percuma juga nolak, jadi ya tetap aku lanjutkan meskipun aku sangat ketakutan.
Bagian mulut mulai aku bersihkan perlahan, dan ular atau belut itu ternyata dari arah belakang tubuhnya. Eh tapi itu kayaknya itu bukan binatang melata deh.
Iya itu bukan binatang melata, karena ada urat urat yang menonjol di benda yang masuk ke dalam mulutnya.
Yancok…. Kalok liat bentuk urat-urat kayak gini kok aku inget sama kuntila yang lagi ngatjenk..
Bagian mulutnya sudah mulai bersih, dan kami mulai membersihkan bagian hidung. Ketika hidung mulai kami bersihkan….
“Lenk, kamu lihat mayat ini, kamu pernah tau nggak bentuk mulut dan hidung ini?” bisikku
“YA NDAK TAU KOK TANYA SAYA” jawab Celenk sekenaknya
“Hihihih bener jawabanmu Lenk, koyok bekas pleciden yang dulu”
“Hush ngawor ente Ji, ayo lanjut Ji, tapi kayaknya aku pernah tau bentuk hidung dan mulut ini Ji”
Celenk cuma menatapku, tetapi kemudian dia perlahan mengangguk tanda paham dengan apa yang aku omongkan.
“Ayo bersihkan terus Ji, aku merasa pernah mengenal bentuk mulut dan hidung seperti ini”
“Iyo Lenk, rasane aku pernah tau mulai dari hem merah muda, mulot , hidung, aku kok nderedeg gini ya Lenk?”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣