Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
"Percayalah, aku akan selalu ada untuk nya dan juga untuk mu" tegas Arsen sambil mengusap air mata Alisya. Alisya menggelengkan kepalanya. Dia merasa dirinya tak pantas.
"Kenapa? Aku sudah tau semua tentangmu termasuk masalah Reva" ucap Arsen semakin membuat tangis Alisya pecah, dia mengingat perjuangan dirinya melahirkan Reva seorang diri.
Arsen menarik tangan Alisya lalu membawanya ke dalam dekapan nya. Dia mengelus rambut panjang Alisya. Dia membiarkan Alisya nangis menumpahkan seluruh rasa sesak yang ada di dada nya.
Arsen mengepalkan tangan nya mendengar suara tangis pilu Alisya yang terdengar menyayat hati.
"Aku tak akan melepaskan pria badjingan itu, kau dengan tenang menikmati hidupmu tanpa memperdulikan perasaan seorang wanita yang tengah kau rusak dengan begitu keji" sumpah serapah Arsen dan juga dengan segala makian nya.
"Jangan menangis, kamu harus bisa membuktikan kepada mereka yang sudah menyakitimu, buktikan pada dunia bahwa kamu mampu berdiri di kedua kakimu sendiri, sehingga orang tak lagi bisa menghina serta meremehkan mu" ucap Arsen menyemangati Alisya.
Selama ini Alisya butuh bahu untuk bersandar dan juga butuh teman untuk berbagi cerita. Hanya Dewi lah yang bisa menerima keadaan Alisya dulu, Tapi Alisya tidak pernah cerita tentang kepahitan hidupnya. Dia cerita kepada Dewi namun tidak semua ia ceritakan. Selama ini Alisya memendam nya seorang diri.
Bukan tidak tahu, Alisya tahu selama ini terkadang putrinya selalu di cemoh dan di hina oleh orang lain, bahkan dirinya tak terlepas dari hinaan dan cacian itu. Alisya pernah melihat putrinya menangis diam-diam di kamar nya karena kangen dengan ayah nya.
"Aku tidak tahu kenapa semua orang dulu memperlakukan ku bak sampah, hanya karna aku miskin hiks...Hingga putriku tak luput dari hinaan itu, hatiku sakit ketika melihat putriku di katai anak haram, padahal dia hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa, dia bayi suci yang aku lahirkan dengan penuh perjuangan, kenapa hiks? Kenapa putriku juga harus menangung semua ini" raung Alisya menumpahkan semua uneg uneg di hati nya selama ini, sambil memukul mukul punggung Arsen,Arsen membiarkan Alisya melakukan itu untuk melampiaskan kesedihan nya.
Dada Arsen bergemuruh , marah, sedih jadi satu setelah mendengar curhatan isi hati Alisya, Arsen mengeratkan pelukanya ke tubuh mungil Alisya yang tingginya hanya sebatas dagu Arsen, Arsen mencium pucuk kepala Alisya. Arsen memejamkan matanya tanpa terasa bulir bening keluar dari sudut matanya.
"Jika tuan ingin pergi maka pergilah dari sekarang,saya tak mau tuan hanya akan memberikan harapan kosong kepada putriku, sudah cukup putriku menderita selama ini, saya tak mau dia kecewa dan akan menyalahkan dirinya sendiri nantinya" lanjut Alisya. Melerai pelukannya dan menatap dalam mata Arsen. Begitu juga Arsen menatap mata Alisya.
Alisya tak mau nantinya Reva akan menyalahkan diri nya sendiri, dia akan merasa kalau dirinya anak nakal makanya semua orang pergi menjauhinya.
"Pertama, jangan pernah memanggilku tuan karena aku bukan tuanmu. Kedua, aku tak akan pergi kemana pun, jangan pernah kamu meragukan janjiku kepada kalian. Janji yang sudah aku ucapkan pantang bagiku untuk mengingkarinya." tegas Arsen sambil memegang kedua bahu Alisya.
"Jangan bersedih, hatiku sakit melihatnya" cicit Arsen menghapus jejak air mata di pipi Alisya dan sedikit merapihkan rambut Alisya yang menutupi dahinya.
"Sudah malam, aku pulang dulu besok aku akan kesini lagi" pamit Arsen pada Alisya, Alisya hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Alisya masih bingung dengan ucapan Arsen yang terdengar ambigu di telinganya.
Alisya mengantar Arsen ke depan sampai Arsen memasuki mobilnya, hingga mobil itu hilang dari pandangan nya baru Alisya masuk ke rumah nya.
Mobil Arsen pergi meninggalkan rumah Alisya. Arsen mengemudi dengan kecepatan tinggi, dia melampiaskan amarah nya yang sudah memuncak di ubun ubun kepalanya.
"Aaaaaaa..... Bre*gsek" triak Arsen memukul setir mobil nya. Arsen menepikan mobil nya di bahu jalan. Dia mengambil ponsel nya untuk menghubungi seseorang.
"Buat perusahaan Dinata sedikit guncangan" perintah Arsen pada seseorang di sebrang sana.
"......"
"Lakukan dengan rapih, aku tak mau ada kesalahan satu pun" titah Arsen langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu balasan dari orang itu.
"Akan aku tunjukan seperti apa orang kaya dan berkuasa itu sebenarnya, seperti yang sudah kau lakukan pada Alisyaku" gumam Arsen dengan nada dingin, dan wajah bengis menatap ke depan.
*
*
*
Malam sudah semakin larut, Erik masih duduk sambil minum di sebuah klub malam bersama kedua teman nya yaitu Irfan dan Andra.
"Sudah Rik, kau sudah terlalu banyak minum" cegah Andra ketika Erik akan mengambil gelas minum lagi.
"Kau jangan melarangku Ndra, aku muak dengan segala aturan yang ada di keluargaku, terutama pada tua bangka itu yang sudah menjodohkan ku dengan wanita jal*ng itu" racau Erik dengan sedikit berteriak karena suara dentuman musik yang begitu keras.
Padahal Viona tidak pernah menjual dirinya pada lelaki lain, dia hanya setia menjadi partner ranjang Erik.
Bahkan pertama kali yang mengambil mahkota berharga Viona ya Erik, bukan Orang lain, tapi dengan seenak nya Erik mengatai Viona seorang jal*ng, hanya karena Viona terobsesi pada dirinya sehingga mau melakukan apa saja untuk mendapatkan Erik.
"Terus apa masalah nya, sudah benar Opamu menyuruhmu menikahi Viona, daripada kalian terus menerus melakukan dosa, lebih baik kalian menikah, jangan sampai ada Alisya kedua Rik" sinis Irfan yang sudah muak dengan tingkah seenak nya teman nya itu.
"Jangan pernah kalian sebut nama itu, karna dia lah opaku memajukan acara pertunanganku dengan Viona, dan membuat Rani keluar dari rumah" sahut Erik menyalahkan Alisya. Membuat Irfan dan Andra mengeryit dengan ucapan Erik.
"Kenapa kamu menyalahkan Alisya ha? bahkan keberadaan Alisya saja kau tidak mengetahuinya" kesal Andra.
"Keluargaku melihat anak kecil yang wajahnya begitu mirip dengan wajahku, aku hanya menghamili satu wanita saja, sudah pasti itu anak Alisya" ucap Erik ngelantur. Membuat Irfan dan Andra tercengang, apa benar Alisya yang dulu telah kembali ke kota ini, pikir mereka berdua.
"Apa kamu yakin kalau anak kecil itu anak Alisya" cecar Irfan menatap tajam Erik yang sudah meracau karena efek minuman yang dia minum.
"Aku tidak tahu, orang suruhan Daddy belum bisa mengambil sample rambut anak kecil itu untuk melakukan tes DNA" sahut Erik dengan nada bicara seperti orang mabuk, sambil mukanya ia telungkupkan di meja.
"Buat apa keluargamu melakukan test DNA" tanya Andra yang juga penasaran.
"Untuk memastikan anak itu anak ku atau bukan, karena keluargaku tidak mau mengakui anak itu," jawab Erik lirih.
"Terus buat apa keluargamu melakukan tes DNA kalau ujung nya tidak mau mengakuinya, dasar bodoh !" umpat Andra karena kesal dengan keluarga teman nya itu.
**Bersambung
Happy reading guys🙏
Bom like dan koment yok, biar othor semangat up nya🙏**
kyk si budiman , paman alisya jadi bondan
ratmi , tantenya alisya jadi hera
koq nama karakternya sering gak konsisten thor ?
coba buat di kertas kosong , biar inget nama2nya jadi yg baca gak pusing 🙄
gak selalu dia di atas , roda itu berputar
bukannya mengarahkan adiknya malah makin nguras uang papanya
ingat!! reva biar bagaimanapun cuma anak tiri , harusnya bersyukur sam arsen yg akuin dia daripada si erik , bukan malah habisin uang papa tirinya
makin besar cara berpikirnya bukan makin dewasa malah mirip "siska" , nenek kandungnya
kalau bangkrut gmn ? mau jadi gila puluhan tahun spt siska ??
bukannya tau diri mlh semakin merugikan arsen
masa dia gak ingat pernah susah hidup ber 2 sama mamanya wkt kecil?
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana