Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
**Cinta Aisyah**
Aisyah, dalam setiap detik berharga,
Kau adalah impian yang ku kejar,
Sebuah cerita indah yang terukir,
Dalam relung hati yang mendalam.
***
Jam setengah tiga pagi, Aisyah terbangun mengerjapkan matanya perlahan sambil melenguh merenggangkan ototnya. Setelah membuka matanya Aisyah kaget melihat sosok pria tampan yang duduk menyandarkan kepalanya disofa sambil memejamkan matanya.
"Astaghfirullah.. Jam berapa ini ? Kenapa mas Abi tidur disini ?" lirih Aisyah agar tak mengganggu Abi yang sudah tidur pulas sambil bersedekap dada.
Aisyah pun beranjak pergi ke dapur untuk mengambil minuman di lemari pendingin karena merasa sangat haus sekali. Setelah selesai minum ia ingin segera masuk ke kamar nya namun melihat Abi yang seperti kedinginan, hatinya merasa tak tega.
Aisyah melihat ada satu selimut di ujung sofa. Pelan-pelan ia mengambilnya dan menyelimuti sang suami. Setelah selesai Aisyah masuk ke dalam kamar dengan cepat, karena takut Abi akan bangun.
***
Hari sudah menjelang subuh, Abi terbangun karena Alarm di ponselnya berbunyi. Dengan mengerjapkan matanya perlahan Abi bangun dari tidurnya dan merasa heran kenapa sudah ada selimut di atas tubuhnya.
"Siapa yang memakaikan aku selimut ?" Abi terheran dan melepaskan selimutnya.
Saat tersadar Abi langsung bangkit dan masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap sholat subuh.
Setelah selesai sholat Abi memilih untuk olah raga sebentar lari keliling komplek apartemen nya. Hari ini masih hari libur, selesai olahraga Abi menuju kamarnya dan membersihkan tubuhnya karena sudah dibasahi keringat. Tak butuh waktu lama Abi membersihkan tubuhnya lalu dia mengetuk pintu kamar Aisyah.
Tok..Tok..
Dengan cepat Aisyah membukannya dan menunduk tanpa berani menatap Abi.
"Aku mau pergi, aku mau membeli beberapa kebutuhan rumah, apa kamu bisa ikut aku ?" tanya Abimana.
Aisyah pun mengangguk pelan, lalu dirinya kembali masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya. Setelah selesai keduanya turun kebawah menuju basement dan masuk ke dalam mobil.
***
Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang besar dan megah. Abi masuk ke dalam sambil membawa troli belanja, sementara Aisyah hanya diam mengikuti kemana langkah sang suami dari belakang.
"Pilihlah apa yang kamu butuhkan." Kata Abi mempersilahkan Aisyah.
Namun Aisyah diam saja karena masih canggung dengan Abimana.
"Kenapa ?" tanya Abi bingung dengan sikap Aisyah.
"Tidak." sahut Aisyah.
"Ambillah yang menurutmu bisa untuk makan dirumah, dan belilah beberapa bahan makanan yang bisa di olah." kata Aran yang pergi menuju kebagian bahan dapur.
Abi memilih beberapa bahan makanan yang menurutnya bisa dimakan oleh Aisyah. Karena Abi sudah lelah bertanya, sebab Aisyah lagi-lagi hanya menjawabnya dengan singkat.
Setelah dirasa semua sudah dibeli, Abi langsung menuju kasir untuk membayar belanjaan nya. Stelah sampai di kasir belanjaan nya mulai di scan satu persatu.
"Berapa mbak ?" tanya Abi pada petugas kasir.
"Semuanya jadi lima juta pak." jawab kasir itu.
Aisyah yang mendengarnya langsung kaget dengan jumlahnya, sebab selama di pesantren Aisyah tidak pernah belanja sampai menghabiskan uang sebanyak itu. Setelah selesai mereka berdua pun pulang.
Sesampainya di apartemen, Abi mulai menaruh semua belanjaan nya di atas meja dapur dibantu oleh Aisyah. Saat mereka berdua sedang sibuk tiba-tiba bel apartement berbunyi. Abi yang mendengarnya langsung membukakan pintunya.
"Heey broo.. hari minggu nih, jalan yuk ?" ternyata Ricko dan Pras datang tanpa mengabari Abi lebih dulu.
Abi yang sudah tahu kelakuan mereka berdua menatap nya tajam. Sedangkan Ricko dan Pras yang langsung duduk di sofa terkejut setelah melihat sosok seorang wanita di dapur memakai cadarnya.
"Bi, itu istri lo ?" tanya Ricko.
"Iya.." jawab Abi singkat.
Sedangkan Pras masih sibuk memainkan ponselnya tanpa memikirkan kelakuan antara asisten dan bosnya. Pras memang kategori yang cuek tak mau ambil pusing dengan orang yang berada disekitarnya. Pras juga sahabat sekaligus kaki tangan Abimana yang selalu ditugaskan keluar kota jika ada meeting yang diharuskan kesana.
"Dirumah masih saja menutupi wajahnya ? Apa tidak panas memakai baju seperti itu dirumah ?" tambah lagi Ricko dan langsung di tonyor kepalanya oleh Abi.
"Jangan sembarangan bicara. Ada apa kalian datang kemari ?" kata Abi mengalihkan pembicaraan.
"Kita jalan yuk ? Gabut niiih.." ajak Ricko lagi.
"Aku tidak bisa. Ada acara keluarga." sahut Abi dengan wajah dingin nya.
"Ah lu mah gak asik banget sekarang Bi. Biasanya juga kalo kita ajak langsung mau." kesal Ricko.
"Sekarang beda cerita Ric. Gue kan udah bilang dari tadi, Abi udah punya istri, dia pasti bakal menghabiskan waktu libur terakhir hari ini dengan istrinya. Lu nya ajah yang masih maksa kesini." timpal Pras disamping Ricko. "Ya udah deh kita balik yuk. Kita nonton aja dirumah gue." Pras kemudian menarik tangan Ricko untuk bangkit dan segera pergi. "Kita berdua balik Bi, sory udah ganggu waktu lo." tambah Pras lagi.
"Beneran nih Bi, lu gak mau gabung kita ?" Ricko masih saja memaksa Abi untuk ikut bersenang-senang seperti dulu, namun Abi masih bungkam tak menjawab ucapan Ricko.
"Udaah.. Abi gak bakalan mau. Ayoo..!" Pras menarik tangan Ricko untuk segera pergi.
Namun Abi masih saja duduk dengan wajah datar melihat tingkah mereka berdua jika sudah bertemu seperti anak TK.
"Ya udah gue ama Pras pergi yaa ? Bay.." Ricko sedikit berteriak karena sudah berlari kecil tangan nya ditarik oleh Pras.
Sedangkan Aisyah yang masih di dapur hanya geleng-geleng melihat teman suaminya itu. Abi yang sudah melihat kedua sahabatnya pergi hanya menghembuskan nafasnya kasar, lalu memijat bagian tengkuk hidungnya karena merasa pusing melihat kelakuan mereka berdua.
Aisyah yang sudah selesai membereskan semuanya langsung melangkah menuju kamarnya. Saat melewati Abi, Aisyah menghentikan langkahnya.
"Mau kemana ?" tanya Abi tanpa melihat ke arah Aisyah.
"A-Aku mau ke kamar." sahut Aisyah dengan suara sedikit gemetar.
"Bersiaplah, mama menyuruh kita pulang untuk makan malam. Jangan lupa bawa pakaianmu beberapa, karena kita akan menginap satu malam disana." kata Abi yang kemudian beranjak menuju kamarnya meninggalkan Aisyah yang masih berdiri seperti patung.
...----------------...
Bersambung...
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma