Alya Monica seorang korban broken home yang sedang kabur dari pengawasan Mami Papi nya.
Terjebak skandal ranjang panas dengan duda tampan yang sedang menginap di hotel yang sama dengan nya.
"Om, aku hamil" Alya.
"Aku hanya satu kali, tidak mungkin kau hamil" Luke.
"Tapi satu kali juga nusuk Om, berasa banget sakit nya" Alya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih di abaikan.
Malam nya Alya yang merasa kesepian memilih untuk pergi ke club', saat ini dia sudah memakai pakaian seksi nya.
Alya tak perduli dengan pandangan orang-orang padanya, dia hanya ingin melampiaskan rasa kesepian nya dengan bersenang-senang.
"Halo Almon, aku di luar" ucap seorang wanita di sebrang telepon.
Almon adalah panggilan Alya yang lain, singkatan dari nama nya yaitu Alya Monica.
"Tunggu sebentar, aku sedang memakai lipstik" balas Alya yang memakai lipstik nya.
Dan saat melihat bibir merah cabai nya Alya hanya tersenyum, dia merasa menjadi gadis nakal yang sesungguhnya apalagi dengan pakaian nya yang minim seperti ini.
"Masa bodoh dengan mereka, aku akan selalu membuat masalah untuk Mami dan Papi" gumam Alya sambil tersenyum kecut.
Toh Mami Papi nya tak akan pernah perduli dengan nya jadi Alya akan melakukan apapun sesuka nya.
Dia bahkan tak mau kuliah, Alya lebih suka traveling ke beberapa tempat dengan menggunakan uang nya.
Tak ada rumah yang nyaman untuk menjadi tempat pulang untuk Alya, jadi Alya rasa semua tempat sama saja tidak ada yang spesialis.
"Astaga apa kau benar-benar akan menjadi sugar Daddy Almon" Melina menatap temuannya dengan wajah tak percaya nya.
"Jangan banyak omong, ayo nyalakan ini sudah jam 8 malam" kata Alya dingin.
"CK, baiklah nona supir akan mengantar anda" Melina memutar bola matanya malas lalu mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan biasa.
Tak lama kemudian mereka sampai di club' malam biasa, Alya dan Melina turun dengan stelan berbeda.
Melina lebih suka memakai kaos kebesaran nya yang di padukan di jeans sepaha nya yang membuat penampilan nya lebih terlihat seperti akan main.
Sedangkan Alya dia memakai dress yang cukup rendah, bahkan sangat seksi apalagi di belakang nya ada bolong yang membuat punggung putihnya sedikit terekspos.
"Sial" umpat Alya kesal.
"Kenapa?" tanya Melina melirik teman nya.
Dan Alya tak menjawab, dia malah menunjuk ke arah sebrang nya dimana ada geng Adel yang juga akan masuk ke club'.
Melina melihat itu dan dia hanya diam tak berkomentar, paham betul akan permasalahan antara Alya dan geng Adel yang menyebalkan.
Dan bisa di bilang Melina adalah saksi dari kisah permusuhan mereka sejak di bangku SMA dulu.
"Dimana-mana ada mereka aku rasa mereka memang tidak bisa musnah" gerutu Alya.
"Tentu saja mereka tidak akan musnah, mereka manusia Al, bukan abu" balas Melina.
Keduanya akhirnya masuk dan sesampainya di dalam Melina dan Alya di datangi dua pemuda.
"Hi" sapa salah pemuda itu pada Alya.
Alya tak menanggapi mereka dia memilih acuh dan minum, Melina yang melihat itu langsung mencubit pinggang Alya.
"Jangan terlalu mabuk" kata Melina di telinga Alya.
Hah?
"Aku tidak dengar" sahut Alya yang bodo amat.
Alya acuh pada kedua pria itu membuat kedua pria itu akhirnya pergi, dan setelah itu Alya yang sudah mabuk itu mengajak Melina ke tengah-tengah.
Mereka berdua berjoget sesuai dengan musik di yang membuat mereka tak mau berhenti bergoyang.
"Del bukan nya itu Alya" ucap Hilda menunjuk ke arah Alya dan Melina.
"Ya, itu mereka" Adel tersenyum setan melihat Alya musuh nya.
Hidungnya masih terasa sakit yang membuat dia tidak ikut bergoyang di sana.
"Guys kalian tau kan apa yang harus kalian lakukan?" tanya Adel.
"Tentu" balas Vera dan Hilda bersamaan.
"Bagus, aku tunggu di toilet" kata Adel langsung berjalan ke arah toilet.
Sedangkan Alya yang sedang mabuk dia nampak asyik berjoget hingga tiba-tiba tangan nya di tarik oleh dua orang.
"Lepaskan" kata Alya yang sudah mabuk.
"Tidak akan" balas Hilda.
Keduanya membawa Alya ke toilet, dan sesampainya di toilet wanita Adel tersenyum melihat Alya yang mabuk.
Plakkk !
Satu tamparan keras mendarat di pipi Alya.
Alya meringis dan dia mencoba untuk sadar hingga matanya melihat sosok Adel.
"Ahk kau lagi, apa tinjuan tadi belum cukup?" Alya berkata dengan sedikit memegang kepala nya yang terasa pening.
"Tidak, maksud ku kini giliran aku yang akan menghajar mu Sialan!" teriak Adel berniat meninju wajah Alya.
Tapi Alya menahan tangan Adel, dan mendorong Adel hingga membuat Adel terdorong dan jatuh membentur pinggiran wastafel.
Darah sekali lagi keluar dari kepala Adel, Adel panik tapi dia masih tidak akan membiarkan Alya kabur.
"Kau berdarah, haha. aku memang lagi" Alya tersenyum.
Adel yang kepalanya berdarah tak tinggal diam, dia mengambil botol yang sudah dia sediakan sejak tadi dan basa-basi memukul kepala Alya dengan menggunakan botol.
Ahk !
Alya meringis kesakitan dan seketika darah keluar dari kepalanya yang membuat Adel tertawa.
"Rasakan itu sialan, kali ini siapa yang menang" gumam Adel yang senang saat melihat Alya terjatuh.
Melihat Alya yang jatuh Adel pun buru-buru keluar dari toilet.
"Bagaimana?" tanya Hilda.
"Aman, dia akan mati" balas Adel santai.
"Kepala mu berdarah" kata Vera melihat kepala Adel berdarah.
"Ini hanya luka ringan, dia lebih parah dan aku yakin dia akan mati jika tidak tertolong" jelas Adel yang sudah mengunci Alya di toilet yang ada bacaan rusak nya.
Ketiganya langsung kembali ke tempat nya, dan tanpa ketiga nya sadari Melina melihat mereka yang baru keluar dari arah toilet.
Tadi Melina yang sedang asyik berjoget baru menyadari Alya tidak ada, dia langsung mencari hingga pada akhirnya dia melihat geng Adel yang tertawa setan seperti itu.
"Almon, pasti dia di jahati mereka lagi" gumam Melina yang langsung mencari keberadaan Alya.
Melina yang sampai di toilet melihat ada pecahan botol dan darah, dia langsung membuka satu persatu toilet nya hingga dia melihat toilet yang bacaan nya rusak.
Brakk !
Melina menendang pintu nya dan alangkah terkejutnya dia melihat Alya yang wajahnya penuh dengan darah dari kepalanya nampak terduduk di atas kloset duduk.
"Mereka benar-benar kurang ajar!" geram Melina tidak terima teman nya di perlakukan seperti itu.
Melina meminta bantuan kepada security untuk membawa ayah ke mobilnya, dan setelah itu dia langsung bergegas membawa Alya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Melina langsung menelepon mami dan papi Alya, tapi tidak ada jawaban dari mereka yang membuat dia mengirimkan pesan kepada keduanya jika Alya sedang berada di rumah sakit.
Dan senang beberapa menit ada satu pesan yang membalas yaitu dari papi Alya.
"Papi sudah menyuruh Paman Sam untuk membayar semua administrasi di rumah sakit"
Melina melongo membaca balasan dari Papi Alya, sekarang dia tahu kenapa Aulia menjadi sangat tidak terkendali karena mami dan papinya hanya mengurusi keuangannya saja tapi mereka tidak pernah peduli akan apapun yang menimpa Alya.
"Orang tua macam apa mereka, anak masuk rumah sakit mengirimkan pengacara, yang benar saja" gumam Melina sangat gemas dengan sikap orang tua Alya yang terkesan terlalu acuh pada anak kandungnya sendiri.
🌹
Jangan lupa like coment and vote ya ♥️🤗🙏
guut al..
ini baru permulaan
sekalian cuci otak nya mike..
biar ga jahat kaya clara
saya suka ko ka..