"Penting kah pak?" Tanya Hana dengan suara yang datar, berusaha biasa saja.
Pak Arman menganggukkan kepala.
"Sebentar saja, saya mohon" lirihnya.
Hana yang tanpa respon dianggap Arman menyetujui permohonan nya.
Arman dengan sigap menunjuk sebuah meja panjang yang terletak persis di samping pintu keluar kafe.
"Disini ya..." Ucap nya.
Hana mengangguk dan kembali duduk meletakkan tas ranselnya.
Sebelum duduk, Pak Arman terlihat seperti memberi kode kepada pelayan di dalam, seperti nya sedang memesan sesuatu.
Mereka duduk berdampingan menghadap jendela.
"Jadi gini Hana.. saya ingin kamu menjadi istri saya.." ucap pak Arman tanpa basa-basi sedikit pun.
"Apa! Istri?" Dengan suara yang agak keras melengking, Hana di buatnya kaget bukan kepalang.
Suaranya membuat orang - orang di sekelilingnya menoleh ke arah mereka.
"Iyaa istri" kata Arman kembali mengulang kata istri dengan lembut sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani_AZM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Gita Mencoba Menghibur
Adzan subuh pun berkumandang, Hana yang sudah berdiri di dapur sejak sejam yang lalu sedang sibuk memasak.
Seperti hal nya yang ibu lakukan.
Hana mempersiapkan segala nya, untuk bapak dan untuk dirinya sendiri.
Setelah selesai memasak sarapan, Hana melanjutkan sholat subuh dan bergegas untuk berangkat kesekolah.
Bapak yang juga baru keluar dari kamar terkejut.
"Loh dek.. ini udah beres semua?" Tanya bapak keheranan melihat makanan yang sudah tersaji dan rumah yang sudah rapi.
"Iya pak, aku bangun sebelum adzan"
"Dek, kalo sekali - kali begini ngga apa ya.. tapi kalau setiap hari jangan! bapak takut kamu sakit kecapean"
Raut wajah bapak terlihat begitu serius.
"Hana, ngga apa kok pak.. semua kan memang harus kita lalui, Karna ibu udah ngga ada, aku gamau nyusahin bapak"
Bapak menghampiri Hana dan memeluk nya.
"Ingat ya nak, jaga kesehatan, bapak gamau kehilangan orang yang bapak sayang lagi, kalau cuma untuk bekal kita bisa beli di luar.."
"Iya pak.." sahut Hana
....
Sudah hampir 40 hari kepergian ibu, Hana masih terlihat selalu murung di kelas.
"Hana, nanti ke mall yuk.. aku ajak nonton.. ada film baru loh" ajak Gita.
Hana hanya melihat Gita dengan tatapan yang tidak bergairah.
"Plis Hana... Biar kamu ngga bete" Gita menempelkan kedua tangannya memohon kepada Hana.
Bibir nya manyun, di bola matanya terlihat penuh harapan agar Hana mau di ajak nonton.
"Plis mau yaaa..."
Hana yang tidak tega akhirnya pun mengangguk setuju.
Mereka pergi ke sebuah mall yang tak jauh dari rumahnya. Mereka menonton setelah pulang sekolah, tanpa harus pulang dulu.
Gita sudah meminta izin pada mamanya, begitu pula dengan Hana. Kebetulan bapak juga akan lembur dan pulang agak malam.
Sampainya di mall Dewa Jakarta, Hana terlihat memainkan ponselnya, seperti membalas pesan seseorang.
"Siapa sih han?" Tanya Gita.
"Ini bapak lembur git, pulang agak malam jadi aku disuruh beli makan sendiri untuk makan malam nanti"
"Oh, aku boleh ngga nginep dirumah kamu lagi?" Tanya Gita.
"Ah, kamu ngerepotin aja git" ujar Hana spontan
"Ih dasar kamu nih, aku kan mau temenin kamu biar kamu ngga bete" jawab Gita dengan manja.
"Hehehehe bercanda kok, boleh lah.." jawab Hana dengan senyum nya yang manis.
"Yeeeee Hana senyum, manis banget senyumannya" gita terlihat lebih senang melihat sahabatnya itu kembali tersenyum walaupun agak sedikit terpaksa.
Pukul menunjukkan jam 5 sore. Mereka pun sudah selesai menonton film komedi di bioskop.
"Hahahaha lucu banget ya git, sampai sakit perutku tertawa geli di dalam tadi" seru Hana.
"Iya lucu banget, apalagi aku sampe mau pipis saking lucunya hihihi"
Mereka berdua bercerita dengan seru dan berlalu.
"Oh Han, kita makan di sini aja yuk.." gita menunjuk sebuah restoran yang berada tepat di samping bioskop.
"Mahal ah Han, aku mau ngirit" kata Hana.
"Tenang, aku sudah di transfer sama bapak ku." sahut Gita.
"Aduh ngga git, terimakasih banyak. Kamu kan sudah traktir nonton. Kalau kamu mau makan ini biar aku yang traktir" jawab Hana.
"Katanya ngirit....." Gita meledek Hana.
"Yaudah kalau ngga mau aku bayarin" jawab Hana dengan serius.
"Eh iya dong mau, masa ngga mau hahahah" Gita tertawa terpingkal-pingkal.
Mereka pun masuk ke dalam restauran dan memesan makanan.