HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU
Tak terasa usia pernikahan Arumi dan Yudha sudah memasuki tahun ke tujuh. Wanita cantik ini masih ingat betul bagaimana pertemuan pertamanya dengan sang suami yang sangat dicintainya itu, dan sekarang ia telah mengandung buah hati mereka yang kedua. Beruntung, kehamilanya tak pernah rewel, Arumi sangat enjoy dengan kehamilan keduanya ini.
Yudha, pria tampan yang menikahinya ini sangat baik padanya. Bahkan, pria tersebut juga membiayai kuliah setelah Arumi menjadi istrinya. Setahun menikah mereka dikarunia seorang pangeran kecil bernama Raditya Sarjono yang mengambil nama belakang bapaknya.
Selama ini semua berjalan baik-baik saja. Berjalan seperti rumah tangga pada umumnya. Yudha sangat mencintai keluarga kecilnya. Jika dilihat dari cover luarnya! Dia sangat bertanggung jawab untuk Arumi dan Ditya.
Disamping itu, perekonomian rumah tangga mereka juga bisa dikatakan sangat maju. Yudha telah berhasil membuka restorannya sendiri. Restoran milik Deka, sang kakak ipar, yang ada di kota di mana ia tinggal, juga berhasil ia beli. Tak sampai di situ, berkat dukungan dan doa dari sang istri, Yudha juga mempunyai toko bangunan yang menyediakan beberapa bahan-bahan bangunan. Ekonomi keluarga kecil Yudha bisa dikatakan berkembang dengan sangat baik. Begitulah cerita singkat tentang keluarga kecil Yudha dan Arumi.
Hari ini seperti biasa Arumi sedang sibuk di dapur, sebab rencananya, kakak ipar dan juga ibu mertuanya akan datang berkunjung. Maklum, mumpung Raka libur. Raka adalah putra Arti dan Deka yang tak lain adalah kakak kandung dan ipar Yudha.
***
“Mommy ayolah!” ajak Raka sudah tak sabar. Merajuk dan berkali-kali mengetuk pintu kamar mommy-nya. Deka juga membunyikan klaksonnya pertanda mengajak mereka segera berangkat.
Raka terlihat kesal. Sebab sangat ibu tak kunjung keluar. Dengan muka cemberut dia pun membuka pintu mobil itu.
“Mana mommy, Sayang?” tanya Deka.
"Nggak tahu, Pap. Mommy lama sekali,” jawab Raka masih dengan muka cemberut. Terlihat menggemaskan jika begitu. Deka melirik geli ke arah buah hatinya.
“Emang mommy jawab apa tadi?" pancing Deka lagi.
“Cuma bilang wait,” jawabnya sedikit ketus. Deka tahu anaknya ini mewarisi sifat sang istri yang sedikit tak sabar.
Tak lama Arti pun datang, “Sorry-sorry mommy mules,” ucap Arti sambil memakai seatbelt nya. Arti juga melirik sang putra yang terlihat cemberut
“Loh jagoan Mommy kenapa itu Pap?” tanya Arti.
“Mommy lama katanya, dia udah ditelponin sama adeknya dari tadi,” jawab Deka dengan senyum khasnya.
“Ya ampun sayang maafin Mommy ya. Sepertinya Mommy kebanyakam maem sambel deh jadi repot gini, ah. Maaf ya *H*oney maafin Mommy, ayo Pap kita jalan kasihan sekali jagoan Mommy,” ucap Arti sedikit meledek buah hatinya.
Deka pun mulai menjalankan kendaraanya, “Lewat mana kita Mom?” tanya Deka.
“Serah Papi aja, oia ibu udah dijemput Yudha katanya, kita langsung cus ke rumah mereka aja,” jawab Arti.
“Oke."
Suasana hening sebentar.
"Oia Mom, Ditya kelas berapa sekarang?” tanya Deka.
“Kelas B Pap. Abang kan mau kelas 1 ya 'kan Bang?" Arti berusaha mendapatkan lagi hati Raka dengan mengajak berbicara.
“Hemm,” jawab Raka sok cool.
“Astaga ... Papi sekali dia kalau marah,” ledek Arti. Deka melongokkan kepalanya ke belakang dan tersenyum melirik sang putra kebanggaan.
“Hidungnya lihat Pap kalau marah, persis kamu,” tambah Arti, terkekeh.
Deka juga ikutan tertawa, ternyata anaknya sangat menggemaskan meskipun sudah besar.
"Nggak sabarannya Mommy banget ya," tambah Deka.
Arti dan Deka terlihat bahagia, tapi tidak dengan Raka dia malah makin kesal dan kesal.
Kedatangan Deka dan Arti disambut hangat oleh Arumi. Mereka pun berpelukan. Sedangkan Raka, karena tak sabar ia pun langsung berlari mencari adeknya setelah selesai menyapa tantenya.
“Astaga anak itu, nggak sabaran banget,” gerutu Arti.
“Maklumlah Mbak, kan udah hampir enam bulan nggak ketemu,” jawab Arumi.
"Iya kamu bener, habis uncle-nya nggak mau jemput pas liburan semesteran kemarin," ucap Arti sambil mengelus perut buncit Arumi.
“Dia udah ribut minta adek, tahu Ditya mau punya adek ... huff,” tambah Arti.
“Ayo Pi tancap gas,” goda Arumi memberi kode pada Deka.
“Udah Rum, tanya aja ampek lemes mbakmu kalau Papi ngegas,” balas Deka sembari terkekeh.
“Papi, apaan sih,” balas Arti malu sambil memukul pelan lengan suaminya.
"Ayo Pi, Mbak masuk ibu udah nungguin," ajak Arumi. Mereka berdua pun mengiyakan dan mengikuti langkah Arumi.
"Pesawatnya sampai jam berapa Mbak? Mas Yudha bilang delay ya?" tanya Arumi.
"Jam sepuluh malem rasanya, udah gitu Raka ribut minta langsung ke sini. Dibilangin adeknya pasti udah tidur dianya malah ngeyel," gerutu Arti, menceritakan keinginan anaknya.
Arumi hanya tersenyum.
"Duduk Pi!" pinta Arumi. Mereka pun duduk di ruang tamu sang empunya rumah.
"Ibu mana, Rum?" tanya Deka.
"Pasti main sama Raka ama Dityalah, Pi. Kita ni apalah sekarang," jawab Arumi sambil tertawa. Arti pun demikian. Sedangkan Deka hanya tersenyum.
Arti kembali mengelus perut Arumi. "Udah berapa bulan sih, Rum?" tanya Arti
"Ini udah waktunya Mbak, kalau nggak meleset semingguan lagilah," jawab Arumi.
"Wah, cewek apa cowok kata dokter?" tanya Arti.
"Kalau USGnya cewek Mbak!"
"Alhamdulilah, apa ajalah Rum yang penting sehat selamet ibu dan anaknya," jawab Arti.
"Aamiin Mbak," jawab Arumi singkat.
"Yudha ke toko Rum, apa ke restoran?" tanya Deka.
"Ini sabtu Pi. Biasanya pagi ke toko nanti agak sorean ke restoran. Katanya kemarin ada yang mau pakek buat lamaran," ucap Arumi.
"Duh *s*o sweetnya jadi ingat waktu itu," ucap Arti mesam-mesem sambil mengelus pipi suaminya.
Deka hanya tersenyum malu menghadapi kemanjaan sang istri.
"Mbak lamaranya di restauran itu juga?" tanya Arumi Kepo.
"He em, dia romantis banget waktu itu Rum, dia kasih aku kejutan di sana," jawab Arti kembali mengingat masa masa itu. Arti terlihat antusias menceritakan masa-masa indah yang pernah ia lewati bersama suaminya.
"Eemmm kalian sweet sekali," ucap Arumi ikut merasakan kebahagiaan yang Arti dan Deka rasakan kala itu.
"Sampek sekarang Papi masih sweet kan, Mbak?" Arumi kembali kepo.
"Masih lah, dia emang dasarnya begitu," jawab Arti tanpa malu.
"Kalian nggak usah ghibahin aku terus," ucap Deka sambil memainkan ponselnya.
"Mbak, aku mau cerita. Dulu kan waktu saya masih di panti. Waktu masih kuliah, yang naksir papi banyak banget Mbak. Kalau Rum pulang kuliah ni, ada yang nitip kue, ada yang makanan ada pula yang nitip salam, ah macem macemlah pokoknya. Papi banyak kali fans, nggak tahunya Papi duda," ucap Arumi bercerita.
"Dasar tukang tebar pesona," gerutu Arti.
"Udah Rum jangan diterusin nanti datang pula perkara," jawab Deka. Arti melirik kesal pada sang suami.
Suasana hangat terjalin di sini, begitulah mereka selalu saling menyayangi satu sama lain. Mau dulu ataupun sekarang.
Bersambung...
CA:" Hay gengs ... Emak dateng lagi nih, dengan karya Emak yang mengharu biru. Siapkan tissu ya. Mohon dukunganya like n komenya ya. Koreksi kalian selalu Emak tunggu. Yang mau tahu kisah awal terciptanya coretan Emak ini, bisa baca IMPIAN DEKA yang mengisahkan kisah Arti dan Deka. Happy reading😍😍😍."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
usah baca tip agak lupa ceritanya.
2024-01-12
0
Mia
selesai baca "impian deka" lgsg gass pollll baca inii... seru nehh.... gimana kelanjutan Yudha dan Arumi.
2023-08-21
0
Khanza Safira
oh iya aku mau tanya judul novel nya apa ya yang peran utamanya Karina sama seno
2023-03-09
0