Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setelah Delard pergi, Daniel pun muncul.
"Grace, aku dengar kau habis di tegur Guru BP gara-gara ketahuan nonton film dewasa, saat pelajaran berlangsung."
"Faktanya tidak seperti itu, bukan aku yang menonton tapi Laura yang menunjukannya padaku," jelas Grace.
"Bukankah itu sama saja?!" Daniel mengangkat kedua alisnya keatas.
"Kenapa kau belum pulang?" tanya Grace kemudian.
"Aku sengaja menunggumu," jawabnya "kau sendiri mengapa tidak ikut pulang dengan Kakak mu yang sangat menyebalkan itu?"
"Aku harus memberikan ponsel ini terlebih dahulu kepada Laura," jawab Grace menunjukkan ponsel milik Laura kepada Daniel.
"Coba ku lihat, " Daniel merebut secara halus, "banyak juga koleksinya Laura." Daniel pun menatap Grace lalu mengajaknya untuk menonton film itu bersama.
"Tidak bisa. Aku harus segera mengembalikan ponsel itu kepada Laura," tolaknya.
"Sebentar saja," bujuk Daniel seraya menarik tangan Grace agar masuk kedalam mobilnya, sehingga mau tidak mau terpaksa Grace menurutinya.
Saat menonton film adegan panas itu Grace malah terbayangkan akan sosok Delard. "Sial! Mengapa aku malah terbayang sosok laki-laki biadab itu lagi? Seandainya dia itu bukan anak kandung Daddy, aku pasti sudah melaporkan perbuatan kotornya ke kantor polisi," batinnya.
Ketika Daniel ingin mencium Grace, secara blak-blakan Grace menolak dengan alasan jika mereka berada dilingkungan sekolah, berbahaya jika sampai ada yang melihat ciuman keduanya, lantas Daniel pun mengajak Grace ke apartemennya.
Di apartemen, Daniel mencoba untuk mencium Grace lagi, tapi lagi-lagi Grace menolak dengan alasan Daniel bau keringat, Daniel dibuat geram olehnya. Dengan raut wajah yang tampak kesal Daniel masuk bathroom untuk membersihkan tubuh.
Grace duduk di sofa seraya mengamati seluruh isi ruangan. Pandangannya terkunci kepada salah satu kamar yang ada disebelah kanan, lantas Grace pun mendekatinya.
"Ruangan apa ini?" batinnya pun bertanya.
"Grace sedang apa kau disitu?" suara Daniel mengejutkannya.
"Da-Daniel, kau membuatku terkejut," ucap Grace sedikit gelagapan.
Daniel mendekatinya.
"Ini tempat apa?" tanya Grace kemudian.
"Bukan apa-apa," jawabnya. "Duduklah dulu, akan ku buatkan minuman dingin untukmu," titah Daniel.
"Tunggu!" pinta Grace ketika Daniel hendak pergi ke dapur. "Aku penasaran dengan ruangan ini, apa kau bisa menunjukkan ruangan ini padaku?" pintanya.
"Tidak bisa, sebaiknya kau kembali ketempat duduk mu," titah Daniel tegas.
"Ku mohon, sekali saja. Aku penasaran sekali dengan ruangan ini," rengek Grace sedikit memaksa.
"Sudah ku katakan tidak bisa!" tolak Daniel membentaknya sehingga membuat Grace sangat terkejut, karena ini pertama kalinya seorang Daniel membentaknya.
"Kenapa Daniel membentakku? apa sebegitu tidak inginnya aku melihat isi dari ruangan pribadinya," batin Grace yang kecewa.
Melihat ekspresi Grace yang berubah, Daniel pun segera meminta maaf. "Kau boleh meminta apapun, tapi jangan memintaku untuk menunjukkan ruangan itu."
"Tapi kenapa?" Grace semakin penasaran.
"Karena diruangan itu tersimpan banyak kenangan silam antara aku dan orangtua ku, semasa mereka masih hidup," ujarnya dengan suara yang sangat rendah.
"Aku minta maaf, karena aku tidak bermaksud untuk mengingatkan mu kepada orangtua mu," ucap Grace merasa bersalah. "Walaupun begitu, kau masih beruntung karena mempunyai beberapa kenangan yang kau simpan bersama orangtua mu. Sementara aku?" lanjut Grace dalam hati.
Daniel mengajaknya untuk menonton televisi diruang tengah. Daniel mulai menjalankan misinya untuk menguasai tubuh Grace, dengan cara men-cekoki nya minuman sehingga membuatnya mabuk.
Dia pun menaruh handycam secara diam-diam tanpa sepengetahuan Grace.
"Tamatlah kau Grace! setelah ini kau tidak akan sok jual mahal lagi terhadapku, karena malam ini kau akan menjadi milikku," batin Daniel seraya menyunggingkan senyuman.
"Kepala ku teramat pusing, apa kau bisa mengantarkan aku pulang?" pinta Grace seraya memegangi kepalanya.
"Aku pasti akan mengantarkan mu pulang, tapi nanti," Daniel menatap tubuh Grace penuh has*rat.
"Aku benar-benar sudah tidak kuat, tolong antarkan aku pulang sekarang juga," tiba-tiba Grace tak sadarkan diri dan jatuh di pelukan Daniel.
Daniel tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia langsung menyambar ranum bibir Grace dan menghisapnya.
Tiba-tiba bel apartemennya ditekan seseorang.
"Sial! Siapa yang berani mengganggu kesenangan ku?!" umpatnya. Diapun berjalan untuk membuka pintu.
Bug.
Delard langsung menghantam wajah Daniel ketika dia membuka pintunya. Tak tinggal diam Daniel pun balik membalas serangannya sehingga keduanya kini tampak beradu jotos.
Delard yang sudah jauh lebih dewasa dari Daniel tentunya tenaganya akan lebih kuat, sehingga Daniel kini terkapar di lantai memegangi perutnya yang sakit akibat terkena pukulan Delard berkali-kali.
"Grace!" teriak Adelardo seraya mencari keberadaannya. Dia terkejut saat mendapati Grace yang terbaring ditempat tidur dalam keadaan tak sadarkan diri. Saat Delard ingin memangku Grace, tiba-tiba pandangannya terkunci kearah handycam yang diletakkan Daniel tadi untuk merekam aksi bejadnya.
"Brengsek!" umpat Adelardo saat melihat rekaman yang memperlihatkan jika Daniel sudah sempat mencium Grace, dia pun menghampiri Daniel dan kembali memukulnya hingga babak belur.
"Keparat! Berani sekali kau melecehkan adikku!" Delard membabi buta memukuli wajah Daniel dan perutnya hingga kini tak berdaya.
Mendengar suara keributan, perlahan Grace membuka mata lalu mengecek apa yang sebenarnya terjadi, dan betapa terkejutnya dia.
"Kak Delard!" Grace langsung menarik bahunya agar berhenti memukuli pacarnya. "Stop! Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin membunuhnya?!" cerca Grace dengan raut wajah yang begitu marah.
"Grace tolong aku. Uhuk-uhuk!" Daniel sampai terbatuk-batuk akibat pukulan keras yang diberikan Delard.
"Sudah ku katakan jika laki-laki keparat ini bukan laki-laki yang baik untukmu!" bentak Delard dengan amarah yang meluap-luap ketika melihat wajah Daniel. "Kau lihat rekaman ini!" Delard menunjuk handycam itu agar Grace melihatnya. "Laki-laki brengsek ini ingin berbuat kurang ajar padamu! Bahkan dia juga merekamnya," lanjut Adelardo.
Grace menatap wajah Daniel dengan bola mata yang berkaca-kaca.
"Grace, apa yang dikatakan kakak mu itu semua tidak benar! Sama sekali aku tidak berniat untuk kurang ajar padamu, aku hanya__"
"Aku kecewa, kenapa kau tega melakukan ini padaku!" Grace mendahului ucapannya.
"Grace, ku mohon! Tolong percayalah padaku, aku tidak bermaksud untuk melecehkan mu! Aku__" Daniel menggantung ucapannya di kerongkongan karena lagi-lagi Grace menyela nya.
"Kepalaku pusing!" pekiknya seraya memegangi kepala. "Kak Delard, tolong bawa aku pulang," pinta Grace kepada kakaknya.
Sebelum keluar dari apartemen, Delard membanting dan menginjak handycam milik Daniel dan merusaknya.
Di dalam mobil menuju perjalanan pulang.
"Apa sekarang kau percaya jika Daniel itu bukan laki-laki yang baik?" tanya Adelardo memecah keheningan di dalam mobil.
"Jangan merasa jadi laki-laki yang paling baik, karena bagiku kau dan Daniel sama saja!" desis Grace.
Adelardo terdiam mendengar ucapan tajam yang keluar dari mulut manis adiknya.
Setelah sampai mansion lagi-lagi Delard harus berbohong kepada kedua orangtuanya untuk melindungi Grace agar tidak terkena hukuman dari mereka.
Chan Ryder dan Azura di buat heran melihat bahasa tubuh keduanya yang akhir-akhir ini tak seperti biasanya.